Anda di halaman 1dari 26

JAMBAN KELUARGA DI PERKOTAAN

DAN DESA
DEFENISI
• Jamban adalah pengumpulan kotoran
manusia di suatu tempat sehingga tidak
menyebabkan bibit penyakit yang ada pada
kotoran manusia dan mengganggu estetika.
(Josep Soemardi, 1999).
• Jamban keluarga adalah suatu bangunan yg
digunakan utk membuang kotoran sehingga
kotoran tsb tersimpan dlm suatu tempat ttt yg
tdk menjadi penyebab suatu penyakit serta
tdk mengotori permukaan (kusnoputranto,
1997)
• Jamban adalah suatu ruangan yg mempunyai
fasilitas pembuangan kotoran manusia yg
terdiri atas tempat jongkok atau tempat
duduk dengan leher angsa atau tanpa leher
angsa (cemplunng ) yg dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
Syarat jamban sehat
• Bagian-bagian dari sanitasi pembuangan tinja
adalah:
1. Rumah kakus
Rumah kakus mempunyai fungsi untuk tempat
berlindung pemakaianya dr pengaruh
sekitarnya, baik dr segi kenyamanan maupun
estetika.
2. Lantai kakus
berfungsi sbg penahan atau tempat pemakai
yg sifatnya hrs baik, kuat dan mudah
dibersihkan serta tidak menyerap air.
3. Tempat duduk kakus
merup tempat penampungan tinja yg kuat dan
mudah dibersihkan jg bisa mengisolir rumah
kakus jadi tempat pembuangan tinja, serta
berbentuk leher angsa atau memakai tutup yang
mudah diangkat (Simanjuntak P, 1999)
4. Kecukupan Air Bersih
Jamban hendaknya disiram 4-5 gayung sampai
kotoran tidak mengapung di lubang jamban.
5. Tersedia Alat pembersih
Alat pembersih adalah bahan yang ada di rumah
kakus di dekat jamban. Seperti sikat, brush, sapu,
tissu dll.
6. Tempat penampunga tinja
Rangkaian dari sarana pembuangan tinja yang
fungsinya sebagaitempat mengumpulkan
kotoran/tinja.
7. Saluran peresapan
Adalah sarana terakhir dari suatu sistem
pembuangan tinja yang lengkap untuk
mengalirkan dan meresapkan cairan yg
bercampur kotoran.
Syarat pembuangan kotoran yg memenuhi
aturan kesehatan:
Tidak boleh mengotori tanah permukaan
Tidak boleh mengotori air permukaan
Tidak boleh mengotori air dlm tanah
Kotoran tdk bolh terbuka shgg dpt dipakai
tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan
vektor lainnya
Kakus hrs terlindung dr penglihatan org lain
Pembuatannya mudah dan murah
• Bangunan kakus (latrine water closet)
1. Rumah kakus ; agar pemakai terlingdung
2. Lantai kakus ; sebaiknya ditembok agar
mudah dibersihkan
3. Slab (tempat kaki memijak wkt si pemakai
jongkok)
4. Pit (sumur penampungan faeces)
5. Bidang resapan
Macam-macam kakus
1. Pit-privy (cubluk)
- membuat lubang ke dlm tanah dgn diameter
80 -120 cm ke dlm 2,5 s.d 8 m
- Dinding diperkuat dgn batu/bata, dpt
ditembok/ataupun tdk, agar tdk mudah ambruk.
- lama pemakaian antara 5-15 thn
- Jika permukaan excreta sudah mencapai ± 50
cm dr permukaa tanah, dianggap cubluk sdh
penuh
2. Aquq-privy (cubluk berair)
- terdiri atas bak yg kedap air, diisi air di dlm tanah sbg
tempat pembuangan excreta.
- proses pembusukannya sama seperti pembusukan
faeces dlm air kali
- Utk berfungsi dgn baik, perlu pemasukan air setiap
hari
- macam kakus ini hanya baik dibuat di tempat yg
banyak air
- Bila airnya penuh, kelebihannya dpt dialirkan ke
sistem lain misalnya sistem riool, seepage pit (sumur
resapan) atau cesspool.
3. Watersealed latrine (angsa-trine)
- closetnya berbentuk leher angsa shg akan
selalu terisi air. Fungsi air sbg sumbat shg bau
busuk dr cubluk tdk tercium di ruangan rumah
kakus.
- Bila dipakai, faecesnya tertampung sebentar
dan bila disiram air, baru masuk ke bagian yg
menurun untuk msuk ke tempat
penampungannya (pit).
4. Bored hole latrine
sama dengan cubluk hanya ukurannya yg lebih
kecil karena utk pemakaian yg tdk lama,
misnya utk perkampungan sementara.
kerugiannya, bila air permukaan banyak
mudah terjadi pengotoran tanah permukaan
(meluap)
5. Bucket latrine (Pail closet)
Faeces ditampung dlm ember atau bejana lain
dan kemudian dibuang di tempat lain, mislnya
utk penderita yg tak dpt meninggalkan tempat
tidur.
6. Trenc latrine
dibuat lubang dlm tanah sedalam 30-40 cm
utk tempat defaecatie. Tanah galiannya dipaki
utk menimbuninya.
7. Overhung atrine
semacam rumah-rumahan dibuat di atas
kolam, selokan, kali, rawa dsb.
kerugiannya: faeces mengotori air permukaan
shg bibit penyakit yg tdp di dlmnya dpt
tersebar kemana-mana dgn air yg dpt
menimbulkan wabah.
8. Chemical toilet (chemical toilet)
faeces ditampung dlm suatu bejana yg berisi
caustic soda shg dihancurkan skalian
didesinfeksi. Biasanya digunakan dlm
kenderaan umum spt pesawat uadara atau
kereta api.
• Septic tank berbahan beton
Septic tank jenis ini terbuat dari beton yang
juga terdiri 3 bagian. Pada septic tank jenis ini,
limbah yang masuk di bagian pertama akan
disaring untuk memisahkan kotoran dengan
tissue. Limbah dari bagian pertama lalu
dialirkan ke bagian ke dua untuk diproses oleh
mikroorganisme yang memakan limbah
tersebut dan mengolahnya menjadi cairan.
Limbah yang sudah berubah menjadi cairan di
bagian ke dua akan dialirkan ke bagian ke tiga
untuk diendapkan kemudian diresapkan ke
dalam tanah dan dialirkan ke sistem drainase
Septic tank
• Septic tank konvensional
• Septic tank model ini menampung dan
mengendapkan limbah dan membiarkannya
terurai oleh bakteri, cairan hasil akhir dari
tanki ini akan diendapkan ke tanah melalui
resapan khusus. Secara berkala septic tank ini
akan penuh dan harus disedot.
• JENIS KLOSET

Cemplung

Leher angsa

Plengsengan
• TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR TINJA

Lubang tanah

Parit Kolam
Kriteria jamban sehat (Kemenkes):
1. Tidak mencemari air
– Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, agar
dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air
tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan
dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah
liat atau diplester.
– Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya
10 meter
– Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak
sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak
merembes dan mencemari sumur.
– Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke
2. Tidak mencemari tanah permukaan
– Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti
kebun, pekarangan, dekat sungai, dekat mata air,
atau pinggir jalan.
– Jamban yang sudah penuh agar segera disedot
untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian
kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
– Jika menggunakan bak air atau penampungan air,
sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting
untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam
berdarah
– Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan
yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk.
– Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat
celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa atau
serangga lainnya
– Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
– Lubang jamban, khususnya jamban cemplung,
harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
– Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban
harus ditutup setiap selesai digunakan
– Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan
leher angsa harus tertutup rapat oleh air
– Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan
pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang
kotoran
– Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl
licin. Pembersihan harus dilakukan secara periodic
5. Aman digunakan oleh pemakainya
– Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat
pada dinding lubang kotoran dengan pasangan batau
atau selongsong anyaman bambu atau bahan
penguat lai yang terdapat di daerah setempat

6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan


bagi pemakainya
– Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang
kotoran
– Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau
benda lain ke saluran kotoran karena dapat
menyumbat saluran
– Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang
kotoran karena jamban akan cepat penuh
• Hindarkan cara penyambungan aliran dengan
sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4
inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal
2:100

7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang


sopan
– Jamban harus berdinding dan berpintu
– Dianjurkan agar bangunan jamban beratap
sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan
dan kepanasan.

Anda mungkin juga menyukai