Jumlah Penduduk
Jumlah
Jumlah Rumah
Jiwa/Rumah
Kepadatan
Rata-Rata
Tangga
Tangga
Kelurahan
Kelurahan
Desa+
No Kecamatan
Desa
1 Jengkol 3.57 1 0 1 6,107 1,587 3.85 1,710.64
2 Kemuning 4.47 1 0 1 9,903 2,468 4.01 2,215.44
3 Koper 2.60 1 0 1 4,398 1,489 2.95 1,691.54
4 Kresek 3.81 1 0 1 9,079 2,279 3.98 2,382.94
5 Pasirampo 2.45 1 0 1 6,032 1,627 3.71 2,462.04
6 Patrasana 2.34 1 0 1 7,592 2,209 3.44 3,244.44
7 Rancailat 3.09 1 0 1 7,032 1,867 3.77 2,275.73
8 Renged 3.18 1 0 1 7,575 2,225 3.40 2,382.08
9 Talok 2.48 1 0 1 6,435 1,612 3.99 2,594.76
Jumlah Kab/Kota 27.99 9 0 9 64,153 17,363 3.69 2,292.00
- Jumlah PHBS Rumah Tangga yang dipantau
1.890 rumah, dan jumlah rumah tangga
tersebut yang yang mempunyai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat hanya 1.188 rumah tangga RUMAH TANGGA
SEHAT
(62.9%) menunjukan bahwa persentase rumah
tangga sehat di Kecamatan Kresek masih
kurang jika dibandingkan dengan standar
pelayanan minimal (65%).
Laporan Cakupan Rumah Sehat
Puskesmas Kresek Tahun 2017
Rumah
% %
No Desa Jumlah Seluruhnya Jumlah Diperiksa Jumlah Sehat
Diperiksa Sehat
Grafik 1.1 Jumlah Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kresek Tahun 2017.
(Profil Puskesmas Kresek, 2017)
Sepuluh besar penyakit di Puskesmas
Kresek
Grafik 1.2 Jumlah Diare yang Ditangani Per Desa di Wilayah Puskesmas Kresek Tahun 2017
(Profil Puskesmas Kresek, 2017)
Keluarga Binaan
Kelompok 5
2. Tn. Budi
3. Tn. Sueb
Tn. Asnan
Jamban
4. Tn. Dayat
Tn.Yusuf
Pembuang Mandi Cuci
an sampah
Sawah
Jamban sehat
Presurvey
Pengetahuan
Sikap
Perilaku
Alasan Pemilihan Area Masalah
Data primer
• Hasil dari pre survey didapatkan lebih dari 50% anggota keluarga binaan memiliki pengetahuan dan sikap
yang baik mengenai rumah sehat, dan 50% anggota keluarga binaan menjawab kuesioner pre survey
tentang perilaku mengenai rumah sehat dengan buruk. Di lapangan ditemukan kondisi rumah
Data Sekunder
• Menurut Sistem Pendataan Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Kresek, didapatkan rumah yang memenuhi
syarat rumah sehat adalah 69,18% dari seluruh rumah yang dibina di Desa Jengkol.
Data Agama
• berdasarkan Firman Rasulullah SAW yang artinya "Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu
sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang
ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim
dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan
perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu)" (An-Nahl; 80). Rumah merupakan tempat tinggal
sehingga harus nyaman dan lebih banyak memberikan manfaat daripada mudharatnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
Definisi Pengetahuan:
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata.
(Notoatmodjo, 2012)
Adapun ayat yang menjelaskan tentang pengetahuan dalam surah AL-Zumar/ 39:9 yaitu:
Terjemahnya:
(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu malam dengan
sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah,
"Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya
orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.
Memahami Aplikasi
Tahu (Know)
(Comprehension) (Aplication)
Pendidikan
Pekerjaan
A. Faktor Usia
Internal Sumber Informasi
Penghasilan
B. Faktor
Sosial Budaya
Eksternal
Jenis-Jenis Pengetahuan
Pengetahuan
Pengetahuan Indrawi
Konseptual
(Perceptual)
(Conceptual)
Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni:
Cara Tradisional
Cara Modern
• Segala sesuatu yang positif, yakni gejala yang muncul pada saat dilakukan
pengamatan.
• Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada
saat dilakukan pengamatan
– Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area
sekitarnya yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana
pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO,
rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani
dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga
dan individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan,
2001).
kriteria rumah sehat
a atap berplafon
b dinding permanen (tembok/papan)
c jenis lantai bukan tanah
d tersedia jendelae ventilasi cukup
f pencahayaan alami cukupg tidak padat penghuni (lebih besar atau sama
dengan 8 m2/ orang)
Manfaat rumah sehat
– Memberi perlindungan terhadap populasi yang menyandang risiko tinggi, yakni anak-anak dan wanita, masyarakat dengan
rumah sub standard, masyarakat yang tersisih dan mobil, manula, penderita penyakit kronis dan yang cacat.
– Meningkatan penyuluhan serta kualitas profesi kesehatan masyarakat dan profesi yang membangun pemukiman; penyediaan
perumahan dan penggunaan rumah untuk meningkatkan kesehatan.
– Memberi perlindungan dari penyakit menular, mencakup pelayanan air bersih, sanitasi, persampahan, drainase, higiene
perseorangan dan pemukiman, kemanan makanan, bangunan yang aman terhadap tranmisi penyakit.
– Memberi perlindungan terhadap penyakit kejiwaan dengan mengurangi tekanan jiwa dan sosial akibat rumah.
– Meningkatkan kesehatan dalam lingkungan perumahan dengan memperhatikan ketersediaan pelayanan keperluan sehari-hari
dan pekerjaan dekat rumah.
– Meningkatkan pemanfaatan rumah sehingga dapat meningkatkan kesehatan, yaitu pemanfaatan rumah dapat memberi
dampak kesehatan yang maksimum pada penghuninya.
Hal yang mendukung kesehatan pada
sebuah rumah menurut Islam.
Kegiatan petugas
kesehatan, tokoh
masyarakat dan tokoh
agama dalam menjalankan
program kesehatan
lingkungan seperti
penyuluhan kesehatan
mengenai rumah sehat
5 Usia Lamanya waktu hidup yaitu Kuesioner Wawancara 1 = Remaja:15-18 tahun interval
terhitung sejak lahir sampai 2 = Dewasa: 18-65
dengan saat wawancara tahun
3 = Lanjut usia : >65
tahun
7 Sarana Alat yang dibutuhkan dalam Kuesioner Wawancara 0= Tidak Mendukung 1= nominal
menunjang terwujudnya Mendukung
rumah sehat, seperti sapu,
pel, kain lap, tempat
sampah.
BAB III
METODOLOGI
Jenis Penelitian
• Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif.
• Data primer
Sumber data
Jenis Data
Pengukuran
Pengumpulan Data
• Pengumpulan data kualitatif dengan wawancara mendalam
menggunakan panduan pertanyaan terbuka.
Jenis Kelamin
Laki-laki 7 58,3
Perempuan 5 41,7
Subtotal 12 100
Hasil
Karakteristik Responden
Pekerjaan Pendidikan
Buruh 3 25 Tidak Sekolah 5 41,7
Karyawan 3 25
Wiraswasta - - SD 3 25
Pedagang 1 8,3 SMP 1 8,3
Ibu Rumah Tangga 3 25
SMA 3 25
Tidak Bekerja 1 8,3
Subtotal 12 100
Pelajar 1 8,3
Subtotal 12 100
Hasil
Analisis Univariat
Buruk 7 58,3
Baik 5 41,7
Total 12 100
Hasil
Analisis Univariat
Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat pendidikan Pada Empat Keluarga Binaan di RT 006/RW 002,
Desa Rancailat, Juli 2018
Rendah 8 66,7
Sedang 1 8,3
Tinggi 3 25
Total 12 100
Hasil
Analisis Univariat
Bekerja 7 58,3
Total 12 100
Analisis Univariat
Tabel Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Pada Empat Keluarga Binaan di RT 006/RW
002, Desa Rancailat, Juli 2018
• Poster
• Memberikan leaflet
• Sesi tanya jawab setelah penyuluhan
Kegiatan Operasional
Baik 4 66,6
Baik 2 33,3
Buruk 2 33,3
Buruk 4 66,6
Kesimpulan
Area Masalah
Saran
Kader diharapkan dapat menjadi teladan yang baik dalam pemanfaatan jamban sehat sehingga
masyarakat dapat beradaptasi dengan penggunaan jamban sehat. Kader juga dapat
memberikan pelatihan keterampilan kepada warga sehingga mudah untuk mendapatkan
pekerjaan bagi warga.
Diharapkan kader dapat sering memantau dan mengevaluasi penggunaan jamban sehat di
ruma setiap warga.
Saran bagi Masyarakat
Puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan secara rutin dan terjadwal agar
warga dapat memahami syarat dari jamban sehat. Petugas kesehatan agar dapat lebih
kreatif dalam memberikan edukasi kesehatan mengenai jamban sehat, misalnya
menggunakan metode pemicuan dengan menggunakan alat bantu berupa poster alur
penularan penyakit yang disebabkan oleh tinja manusia.
Puskesmas diharapkan dapat melakukan observasi langsung ke tempat-tempat yang
biasanya digunakan masyarakat untuk BAB sembarangan. Dengan kegiatan tersebut
diharapkan kesadaran masyarakat dapat tergugah dan mereka dengan sendirinya dapat
menyadari masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan dari jamban yang tidak sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Memelihara Lingkungan Dalam Ajaran Islam, (Bandung: 2012), h. 64
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2008. Departemen Agama RI. Bandung : Diponogoro
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),h. 10
Azwar. 2000. Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika
Daud Efendy, Manusia, Lingkungan dan Pembangunan Perspektif Islam, (Ciputat: Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya
(Edisi yang Disempurnakan) Jilid I, (Jakarta: Penerbit Lentera Abadi, 2010) hlm. 329.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pengetahuan Jamban Sehat
Firmansyah, Saca. 2009. Pentingnya Partisipasi Masyarakat pada Lingkungan. Jakarta: Pustaka Medika Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 83
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta: ‒24.
Prasetyo dan Abdillah. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola.
Proverawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta : Nusa medika Tangerang: Profil Kinerja Puskesmas Kresek 2017.
Tangerang: Puskesmas Kresek.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia.. Yogyakarta : Nuha Medika.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN
LAMPIRAN
POSTER INTERVENSI
LEAFLET INTERVENSI
KEGIATAN DI KELUARGA BINAAN
WASSALAMUALAIKUM