1. Tenaga medis (dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis)
2. Tenaga Psikologi Kinis
3. Tenaga Keperawatan
4. Tenaga Kebidanan
5. Tenaga Kefarmasian (apoteker dan tenaga teknis kefarmasian)
6. Tenaga kesehatan masyarakat
7. Tenaga kesehatan lingkungan
8. Tenaga gizi
9. Tenaga keterapian fisik
10. Tenaga keteknisian medis
11. Tenaga teknik biomedika
12. Tenaga kesehatan tradisional (terdiri dari tenaga kesehatan tradisional ramuan dan
tenaga kesehatan tradisional keterampila)
13. Tenaga kesehatan lainnya
CATATAN
• Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.
• Dalam UU ini tenaga menengah farmasi/asisten apoteker tidak lagi
dimasukkan ke tenaga teknis kefarmasian. Tetapi, sebagai asisten tenaga
kefarmasian.
Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi
harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.
CATATAN
• Sebelumnya, mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan profesi secara
otomatis mendapatkan sertifikat kompetensi profesi (PP 51/2009 pasal 36
dan permenkes 889 tahun 2011), tetapi saat ini, sebelum lulus, mereka
terlebih dahulu harus mengikuti ujian kompetensi nasional (CBT/computer
based test) untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. Jadi, ujian kompetensi
nasional adalah exit exam bagi mahasiswa. Jika belum lulus, maka
mahasiswa tersebut masih menjadi tanggung jawab perguruan tinggi
sampai mereka bisa lulus.
• Hal inipun berlaku bagi tenaga teknis kefarmasian lulusan D3 farmasi
(vokasi). Sebelumnya mereka tidak perlu mengikuti ujian kompetensi.
Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi, lembaga
pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
KONSIL
Dalam menjalankan tugasnya, konsil masing-masing Tenaga Kesehatan
mempunyai wewenang:
a. menyetujui atau menolak permohonan Registrasi Tenaga Kesehatan;
b. menerbitkan atau mencabut STR;
c. menyelidiki dan menangani masalah yang berkaitan dengan pelanggaran
disiplin profesi Tenaga Kesehatan;
d. menetapkan dan memberikan sanksi disiplin profesi Tenaga Kesehatan;
dan
e. memberikan pertimbangan pendirian atau penutupan institusi pendidikan
Tenaga Kesehatan.
CATATAN
Tugas MEDAI (majelis etik dan disiplin apoteker Indonesia) sudah masuk dalam
tugas konsil kefarmasian. Selain itu, Konsil kefarmasian akan memiliki
wewenang rekomendasi pendirian atau penutupan perguruan tinggi farmasi.
SYARAT STR
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
Catatan :
SIP ini hanya berlaku untuk satu tempat (senada dengan PP 51 2009)
TERIMA KASIH