Anda di halaman 1dari 18

UNDANG UNDANG

KESEHATAN & TENAGA


KESEHATAN
SRI WULAN RATNA DEWI , SST., M.H.Kes
UU KESEHATAN
KESEHATAN ADALAH INVESTASI
Azas pembangunan kesehatan adalah perikemanusiaan, keseimbangan,
manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, gender, dan nondiskriminasi dan norma-norma agama
HAK DAN KEWAJIBAN
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan. Juga memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
Pemerintah bertanggungjawab merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya
kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masayarakat.
DILARANG MENOLAK PASIEN
Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas pelayanan kesehatan perseorangan
dan pelayanan kesehatan masyarakat. fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan tingkat kedua,
dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
HARGA OBAT
Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan
perbekalan kesehatan, terutama obat esensial. Dalam menjamin
ketersediaan obat dalam keadaan darurat, pemerintah dapat melakukan
kebijakan khusus untuk pengadaan dan pemanfaatan obat dan bahan yang
berkhasiat obat.
PENGAMANAN ZAT ADIKTIF
• Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif diarahkan
agar tidak mengganggu an membahayakan kesehatan perseorangan,
keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
• Zat adiktif meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau padat,
cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat
menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau masyarakat sekelilingnya.
Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif
harus memenuhi standar dan/atau persayaratan yang ditetapkan.
PEMBIAYAAN KESEHATAN
• Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, dan swasta dan sumber lain.
• Besar anggaran pemerintah dialokasikan minimal lima persen dari anggaran
pendapatan belanja negara diluar gaji.
• Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah propinsi, kabupaten/kota
dialokasikan minimal sepuluh persen dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah diluar gaji.
• Besaran anggaran kesehatan diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan
publik yang besarnya sekurang-kurangnya dua per tiga dari anggaran
kesehatan dalam APBN dan APBD.
PIDANA
• Pimpinan unit pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan
praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja
tidak memberikan pertolongan pertama pada pasien yang dalam keadaan gawat
darurat dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan denda
paling banyak dua ratus juta rupiah.
• Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang dengan
sengaja tidka memberikan pertolongan pertama pada pasien yang dalam
keadaan gawat darurat mengakibatkan kecacatan dan/atau kematian dipidana
dengan pidana paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak satu milyar
rupiah.
• Setiap orang yang tanpa ijin melakukan praktek pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan alat dan teknologi sehingga mengakibatkan kerugian harta
benda, luka berat, dan/atau kematian dipidana dengan penjara paling lama satu
tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah.
UU TENAGA KESEHATA
Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga.

Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan


perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi bidang Kesehatan.

CATATAN : Jadi uji kompetensi kedepan dilakukan di perguruan tinggi


farmasi.
Tenaga kesehatan terdiri dari :

1. Tenaga medis (dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis)
2. Tenaga Psikologi Kinis
3. Tenaga Keperawatan
4. Tenaga Kebidanan
5. Tenaga Kefarmasian (apoteker dan tenaga teknis kefarmasian)
6. Tenaga kesehatan masyarakat
7. Tenaga kesehatan lingkungan
8. Tenaga gizi
9. Tenaga keterapian fisik
10. Tenaga keteknisian medis
11. Tenaga teknik biomedika
12. Tenaga kesehatan tradisional (terdiri dari tenaga kesehatan tradisional ramuan dan
tenaga kesehatan tradisional keterampila)
13. Tenaga kesehatan lainnya
CATATAN
• Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.
• Dalam UU ini tenaga menengah farmasi/asisten apoteker tidak lagi
dimasukkan ke tenaga teknis kefarmasian. Tetapi, sebagai asisten tenaga
kefarmasian.
Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi
harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.
CATATAN
• Sebelumnya, mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan profesi secara
otomatis mendapatkan sertifikat kompetensi profesi (PP 51/2009 pasal 36
dan permenkes 889 tahun 2011), tetapi saat ini, sebelum lulus, mereka
terlebih dahulu harus mengikuti ujian kompetensi nasional (CBT/computer
based test) untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. Jadi, ujian kompetensi
nasional adalah exit exam bagi mahasiswa. Jika belum lulus, maka
mahasiswa tersebut masih menjadi tanggung jawab perguruan tinggi
sampai mereka bisa lulus.
• Hal inipun berlaku bagi tenaga teknis kefarmasian lulusan D3 farmasi
(vokasi). Sebelumnya mereka tidak perlu mengikuti ujian kompetensi.
Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi, lembaga
pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.

KONSIL
Dalam menjalankan tugasnya, konsil masing-masing Tenaga Kesehatan
mempunyai wewenang:
a. menyetujui atau menolak permohonan Registrasi Tenaga Kesehatan;
b. menerbitkan atau mencabut STR;
c. menyelidiki dan menangani masalah yang berkaitan dengan pelanggaran
disiplin profesi Tenaga Kesehatan;
d. menetapkan dan memberikan sanksi disiplin profesi Tenaga Kesehatan;
dan
e. memberikan pertimbangan pendirian atau penutupan institusi pendidikan
Tenaga Kesehatan.
CATATAN
Tugas MEDAI (majelis etik dan disiplin apoteker Indonesia) sudah masuk dalam
tugas konsil kefarmasian. Selain itu, Konsil kefarmasian akan memiliki
wewenang rekomendasi pendirian atau penutupan perguruan tinggi farmasi.
SYARAT STR
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

Catatan :

Jadi, untuk tenaga teknis kefarmasian yang menyelesaikan pendidikan vokasi


memiliki sertifikat kompetensi sedangkan untuk apoteker (pendidikan profesi)
memiliki sertifikat profesi.
SYARAT SIP
a. STR yang masih berlaku;
b. Rekomendasi dari Organisasi Profesi; dan
c. tempat praktik

Syarat Rekomendasi Organisasi Profesi untuk Apoteker yang tadinya hanya


tercantum dalam PP 51 2009 pasal 55 kini diperkuat dengan adanya UU
tenaga kesehatan ini.

SIP ini hanya berlaku untuk satu tempat (senada dengan PP 51 2009)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai