Sinkop 2
Sinkop 2
SINKOP
Oleh: R.M Andriyan (G1A217047)
Pembimbing: dr. Panal Hendrik Dolok Saribu, Sp.An
Definisi
Mekanisme
patofisiologis yang
berpotensi
menyebabkan sinkop
Kardiak
Gangguan
autonom
Evaluasi Diagnosis Awal
Bertujuan untuk membedakan antara penyebab benigna dan yang
berpotensi mengancam nyawa.
Pemeriksaan fisik
Takikardi ventricular
Interval QT yang
Kompleks QRS (VT) dan takikardia
memendek atau Q patologi,
preeksitasi supraventricular
memanjang
paroksismal
Evaluasi Kardiak
Exercise Telemetry /
Echokardiografi tolerance test monitoring 24
(ETT) jam Hotler
Implantable Studi
loop recorder Elektrofisiologi
Evaluasi untuk gangguan kontrol
autonomi / sinkop yang dimediasi refleks.
◦ Sejumah sindroma sinkop berhubungan dengan kontrol abnormal fungsi autonomi
◦ Tilt table test : Dapat digunakan untuk mendukung diagnosis sinkop neurokardiogenik (juga diketahui
sebagai sinkop vasodepressor atau vasovagal).
◦ Masase sinus karotis : dilakukan dengan masase ringan pada arteri karotis selama 5 sampai 10 detik untuk
mendapatkan respons bradikardia vagal yang dimediasi baroreflek dan atau hipotensi.
Pada Pasien dengan
tanda atau gejala
neurologis fokal
Evaluasi
Neurologi
Computer Pada pasien dengan
Tomography (CT) kelainan neurologis
kepala atau trauma kepala.
Diagnosis Banding (Penyebab Serangan
Non-Sinkop)
Tatalaksana (kriteria rawat inap)
◦ Penyakit arteri structural atau koroner (gagal jantung, low ejection fraction, atau infark miokard sebelumnya).
◦ Bentuk EKG menunjukkan sinkop aritmia
◦ Gejala klinis menunjukkan sinkop aritmia (sinkop selama latihan atau posisi supinasi, palpiasi atau nyeri dada
pada waktu sinkop, luka-luka, riwayat keluarga dengan kematian jantung tiba-tiba).
◦ Komorbiditas penting : anemia berat, gangguan elektrolit, atau sinkop yang sering.
◦ Hipotensi ortostatik sedang sampai berat.
◦ Sustained VT atau nonsustained VT yang simptomatik
◦ Blockade jantung derajat dua atau tiga
◦ Bradikardia simptomatik atau berhenti > 3 detik.
Intensive care unit (ICU) ◦ Stenosis aorta berat atau CHF berat.
◦ Bukti iskemia akut.
◦ Instabilitas hemodinamik berlanjut.
Tatalaksana Spesifik
◦ Sinkop aritmia : implantasi alat pacu jantung permanen dan ICD
◦ Sinkop neural :
1. Pasien harus dikonseling untuk menghindari pemicu potensial dan untuk berbaring atau duduk dan/atau
melakukan kontraksi isometric pada saat onset gejala prodromal.
2. Pada pasien dengan intoleransi ortostatik, penanganan awal adalah hidrasi (2 sampai 3 L / hari) dan
pengurangan garam (kira-kira 10 gr NaCl/hari).
3. Beta-adrenergic blockers, selective serotonin reuptake inhibitors (misalnya fluoksetin), dan agonis alpha
adrenergic (midodrine).
4. Pasien dengan sinkop vasovagal refrakter medis berulang yang berhubungan dengan bradikardia dapat
dilakukan implantasi pacemaker permanen.
DAFTAR PUSTAKA
◦ S Adam, Fein, Thomas E Karen. Syncope. In : Irwin S Richard, Lilly M Craig, Rippe James M, editor. Irwin and
Rippe’s Manual Of Intensive Care Medicine 6th ed. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins; 2001 : page
216-223