Secara Secara makroskopis mikroskopis Pengujian makroskopis
1. pH yang baik yaitu antara 6,2- 6,8 pada sapi sedangkan
pada kambing memiliki pH normal 6,8-7,0 2. Warna yang baik adalah putih susu sampai putih kekuningan 3. konsentrasi dengan mengunakan spektro apabila konsentrasi dibawah 1000 menandakan sperma tersebut encer 1000 – 1500 menandakan sperma tersebut sedang diatas 1500 menandakan sperma tersebut kental 4.. Volume semen segar pada sapi berkisar antara 2-14ml 5. Beraroma aromatis mirip dengan aroma susu sapi Perubahan pada parameter pemeriksaan semen secara makroskopis tersebut dapat mengindikasikan adanya keabnormalan pada sistima urogenital dari ternak. Perubahan yang biasanya terjadi adalah adanya perubahan pada warna semen. Perubahan warna semen dapat disebabkan kotoran preputium, darah, dan mikroorganisme Terdapat beberapa perubahan yang mungkin terjadi pada semen, antara lain: • Semen berwarna kemerahan menandakan adanya kandungan darah pada sperma (dapat terjadi akibat adanya abrasi penis, fistula pada corpus penis, ataupun adanya batu kalkuli) • Semen berwarna kehijauan menandakan adanya reaksi keradangan supuratif • Semen berwarna kekuningan menandakan bahwa semen mungkin tercampur urin. Namun, sekitar 10% sapi-sapi jantan menghasilkan semen yang normal berwarna kekuning-kuningan yang disebabkan oleh pigmen riboflavin yang dibawakan oleh satu gen autosom resesif dan tidak mempunyai pengaruh terhadap fertilitas • Semen berwarna putih cair menandakan kualitas semen yang rendah. • Cairan semen yang bercampur dengan lendir, menandakan adanya reaksi keradangan • Semen yang terkontaminasi dengan helai rambut, debu, kotoran/tanah. Pengujian mikroskopis Pemeriksaan mikroskopis pada sampel semen segar meliputi pemeriksaan gerak massa dan gerak individu dari sperma. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motilitas dari spermatozoa. Motilitas merupakan salah satu karakteristik dari spermatozoa yang berkaitan erat dengan kemampuan fertilisasi dari spermatozoa. Pemeriksaan gerak massa spermatozoa merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan guna melihat gerak spermatozoa secara berkelompok. Gerak massa akan terlihat seperti suatu gelombang pada pengamatan di bawah mikroskop. Penilaian gerak massa spermatozoa adalah sebagai berikut: • 3+ (Terlihat gelombang besar, banyak, gelap, tebal, dan bergerak aktif seperti gumpalan awan). • 2+ (Terlihat gelombang kecil, tipis, jarang, kurang jelas dan bergerak lambat). • 1+ (Masih terlihat gelombang, namun jarak antara gelap dan terang cukup jauh). • 0 (tidak ada gelombang) Gerak massa yang baik antara 2+ dan 3+ karena angka tersebut menunjukkan persentaase spermatozoa hidup adalah lebih dari 70%. Apabila gerak massa kurang dari nilai tersebut maka semen akan diafkir. Evaluasi gerak individu sperma dilihat dengan menggunakan mikroskop pembesaran 200x dengan slide glass yang ditutup dengan cover glass. Standar sperma yang digunakan di BBIB Singosari untuk dapat diproses sampai dengan menjadi semen beku adalah spermatozoa yang mempunyai motilitas ≥ 70% (2+ - 3+). Hal ini dikarenakan pada proses pembekuan spermatozoa rentan mengalami penurunan motilitas sebanyak 10-40%. Pergerakan spermatozoa yang baik adalah pergerakan progresif, yaitu pergerakan sperma maju kedepan. Jumlah abnormalitas pada spermatozoa tidak boleh melebihi 20 %.