(Kerangka Pengeluaran
Jangka Menengah)
Disampaikan oleh
Dr. Hefrizal Handra
KONSEP DASAR
1 MTEF/KPJM
2
CONTOH IMPLEMENTASI MTEF/KPJM
DALAM RKP 2012
MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2012
Bidang: Sarana dan Prasarana
Prakiraan Prakiraan Maju
Rencana Rencana
Prioritas/ Fokus Prioritas/ Pencapaia Pelaksan
No Indikator Tahun Tahun Tahun Tahun Program
Kegiatan Prioritas n Tahun Tahun 2015 a
2011 2012 2013 2014
2011
I Prioritas:Menjamin ketersediaan infrastruktur dasar untuk mendukung peningkatan kesejahteraan
A Fokus Prioritas: PENINGKATAN PELAYANAN INFRASTRUKTUR SESUAI STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM)
1 Pembinaan dan Pelaksanaan Kapasitas air baku yang 13.92 13.92 14,76 12,0 12,0 12,0 m3/det Program Kemen
Irigasi, Rawa, Tambak, Air ditingkatkan m3/dt m3/dt m3/det m3/det m3/det Pengelolaa PU
Baku dan Air Tanah n Sumber
Daya Air
Kapasitas parasarana air baku 7.30 7.30 3,92 3,92 3,2 3,2 m3/det
yang direhabilitasi m3/dt m3/dt m3/det m3/det m3/det
2 Pembinaan dan Pelaksanaan Kapasitas prasarana air baku 9.77 9.77 12,62 10,0 9,3 9,3 m3/det
Operasi dan Pemeliharaan yang dijaga m3/dt m3/dt m3/det m3/det m3/det
Sumber Daya Air Serta
Penanggulangan Darurat
Akibat Bencana
3 Pelaksanaan Preservasi dan Jumlah jalan yang 35.961,0 35.961,0 36.319 36.322 36.020 35.803 Penyelenga Kemen
Peningkatan Kapasitas Jalan dipreservasi (Kilometer) raan Jalan PU
Nasional
Jumlah jembatan yang 121.360,0 121.360,0 217.076 214.324 216.218 216.218
dipreservasi (Meter)
4 Pengaturan dan Pembinaan Jumlah dokumen NSPK dan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Teknik Preservasi, SPM yang disusun
Peningkatan Kapasitas Jalan
5 Manajemen & Peningkatan Rencana Induk Keselamatan 1 1 1 1 1 1 Pengelolaa Kemen.
Keselamatan Transportasi Lalu lintas Jalan; Rencana n dan Perhubun
Darat Induk Keselamatan Lalu Penyelengg gan
Lintas SDP araan
Transporta
si Darat
3
LANJUTAN…
MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2012
Bidang: Sarana dan Prasarana
(Miliar Rupiah)
Prakiraan Prakiraan Maju
Prioritas/ Fokus Prioritas/ Kegiatan Rencana Rencana
No Pencapaian
Prioritas Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2011
1 Program Pengelolaan Sumber Daya 12.360,67 12.138,74 16.273,70 21.565,41 21.792,63 21.792,63
Air
1.1 Pembinaan dan Pelaksanaan Irigasi,
Rawa, Tambak, Air Baku dan Air Tanah 3.439,54 3.754,52 5.790,07 11.817,21 12.336,02 12.882,22
1.2 Pembinaan dan Pelaksanaan Operasi
dan Pemeliharaan Sumber Daya Air 1.043,47 1.089,66 2.336,75 1.819,26 1.938,17 1.836,17
Serta Penanggulangan Darurat Akibat
Bencana
2 Program Penyelengaraan Jalan
29.828,80 29.828,80 30.905,30 34.055,03 35.931,62 35.931,62
2.1 Pelaksanaan Preservasi dan
Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional 25.597,07 25.597,07 27.581,33 30.573,24 32.280,86 32.180,86
2.2 Pengaturan dan Pembinaan Teknik
Preservasi, Peningkatan Kapasitas Jalan 1.540,04 1.540,04 1.924,15 2.075,85 2.179,64 2.279,64
3 Program Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Transportasi 2.091,34 2.091,34 2.933,98 2.629,65 2.848,19 2.848,19
Darat
3.1 Manajemen & Peningkatan
Keselamatan Transportasi Darat 38,04 38,04 51,00 88,93 92,94 92,94
4
DEFINISI MTEF/KPJM
5
TUJUAN DAN SASARAN PENERAPAN
MTEF/KPJM
6
KERANGKA KONSEPTUAL MTEF/KPJM
8
MANFAAT PENERAPAN MTEF/KPJM
a. Melalui penerapan MTEF, pengalokasian anggaran
diprioritaskan untuk memenuhi hal-hal yang bersifat wajib
dan sudah ditetapkan dalam angka dasar (baseline).
b. Rincian penggunaan anggaran yang termasuk dalam baseline
tidak perlu untuk dibahas kembali.
c. Tambahan alokasi anggaran dapat diberikan kepada K/L
berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi atas proposal (new
initiatives) yang diajukan dengan tetap mengacu pada prioritas
pembangunan nasional dan kemampuan keuangan negara
(national priority and fiscal space).
d. Dengan MTEF perencanaan tidak selalu dimulai dari “Nol”
serta dapat terlihat keterkaitan antara perencanaan dan
penganggaran.
9
REFORMASI SISTEM PERENCANAAN
2 DAN PENGANGGARAN
DI INDONESIA
10
INTI PELAKSANAAN REFORMASI
AKUNTABEL
• Jelas sasaran yang akan dicapai
• Jelas penanggungjawabnya
TRANSPARAN
• Dapat dicermati oleh seluruh rakyat, melalui dokumen-dokumen
• RPJMN dan RENSTRA (lima tahunan)
• RKP dan APBN (tahunan) – Renja K/L dan RKA-KL
11
LANDASAN HUKUM
UU 25/2004 : SPPN
–KERANGKA REGULASI
–KERANGKA PENDANAAN
UU 17/2003 : KEUANGAN NEGARA
–ANGGARAN TERPADU
–ANGGARAN BERBASIS KINERJA
–KERANGKA PENGELUARAN BERJANGKA
MENENGAH (MTEF)
12
KONSEP KERANGKA PENDANAAN
(Public Expenditure Management)
Aggregate Fiscal Discipline MTFF: Medium Term Fiscal Framework
(Ketersediaan Anggaran) 2010 2011 2012
- Rasio pajak
- Rasio defisit
- Rasio utang
Anggaran Terpadu
Catatan: Anggaran Berbasis Kinerja juga meliputi pembagian kewenangan pemerintah- (Unified Budget)
masy./antar instansi pem./pusat-daerah
*) RPJMN (5 TAHUN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, DENGAN 3 TAHUN ROLLING PLAN MELALUI RKP DAN APBN) 13
PEDOMAN PELAKSANAAN
SEB Menneg PPN/Kepala Bappenas dan Menkeu
Tanggal 19 Juni 2009 tentang Pedoman Reformasi
Perencanaan dan Penganggaran yang terdiri :
• Buku I Pedoman Restrukturisasi Program dan
Kegiatan
• Buku II Pedoman Penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja
• Buku III Pedoman Penerapan Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah
• Buku IV Format Baru RKA-KL
• Buku V Time Frame dan Penutup
14
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
(PBB/PBK)
TUJUAN
• Pengalokasian sumber daya anggaran yang lebih efisien (allocative
efficiency)
• Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam penganggaran
(operational efficiency);
• Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan
tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).
LANDASAN KONSEPTUAL
• Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome
oriented);
• Fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip
akuntabilitas (let the manager manages);
• Alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi Unit
Kerja yang dilekatkan pada stuktur organisasi (Money follow function).
15
KERANGKA PENGELUARAN JANGKA
MENENGAH (MTEF/KPJM)
TUJUAN
• Pengalokasian sumber daya anggaran yang lebih efisien (allocative
efficiency)
• Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran (to improve quality
of planning)
• Lebih fokus terhadap pilihan kebijakan prioritas (best policy option)
• Meningkatkan disiplin fiskal (fiscal dicipline)
• Menjamin adanya kesinambungan fiskal (fiscal sustainability)
LANDASAN KONSEPTUAL
• Penerapan sistem rolling budget
• Mempunyai Baseline (angka dasar)
• Adanya mekanisme penyesuaian angka dasa
• Penetapan Parameter
• Adanya mekanisme usulan tambahan anggaran bagi kebijakan baru
(additional budget for new initiatives)
PRASYARAT PENERAPAN PBK DAN KPJM
17
RESTRUKTURISASI PROGRAM DAN
KEGIATAN
STRUKTUR ORGANISASI STRUKTUR ANGGARAN STRUKTUR PERENCANAAN STRUKTUR MANAJEMEN
KEBIJAKAN KINERJA
SASARAN POKOK
FUNGSI PRIORITAS
(IMPACT)
INDIKATOR KINERJA
SUB-FUNGSI FOKUS PRIORITAS FOKUS PRIORITAS
(OUTCOME)
MISI/SASARAN K/L
ORGANISASI
(IMPACT)
INDIKATOR KINERJA
ESELON 1A PROGRAM PROGRAM PROGRAM
(OUTCOME)
INDIKATOR KINERJA
ESELON 2 KEGIATAN KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN
(OUTPUT)
JENIS BELANJA
18
STRUKTUR AKUNTABILITAS ORGANISASI
Penjabaran Mendukung
pencapaian
Unit Eselon I
Unit Eselon Program Outcome
I IKU
IKU
IKU
Tupoksi
Penjabaran Mendukung
pencapaian
Eselon II/
Satker
Eselon II/
Satker Output
Eselon II/ Kegiatan IKK
Satker IKK IKK
Tupoksi
19
PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI
3 MTEF/KPJM DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
20
PERKEMBANGAN PENERAPAN
MTEF/KPJM
21
LANJUTAN...
• Setelah dilakukan restrukturisasi, MTEF kemudian
diterapkan dalam RPJMN 2010 -2014, RKP dan APBN
2011 serta dalam RKP 2012.
• Hal yang bersifat baru yang tidak terdapat didalam
baseline MTEF diajukan melalui mekanisme inisiatif
baru yang mulai diterapkan pada penyusunan RKP
2012.
• Inisiatif baru didasarkan pada arah kebijakan atau
Direktif Presiden yang ditetapkan oleh Presiden
setiap awal tahun.
22
KERANGKA MTEF/KPJM DI INDONESIA
Tujuan
Nasional Kementerian/Lembaga Nasional
Untuk mencapai
5 RPJM Renstra
K/L
KPJM
KAJM
23
OPERASIONALISASI MTEF/KPJM :
(BASELINE 5 TH)
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Dana
KFJM Cadangan
(mengaman-
kan baseline)
Ketersediaan
Anggaran
24
Penerapan KPJM pada proses penganggaran menghasilkan:
1. Kerangka Fiskal Jangka Menengah (KFJM)
2. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)
3. Dana cadangan baseline (termasuk dana cadangan APBN)
24
PENYESUAIAN BASELINE DALAM
PENERAPAN MTEF/KPJM
Tahun 0 Tahun 1
Tambahan
anggaran Ruang Gerak
Fiskal bagi
Inisiatif Baru
Penghematan
PERUBAHAN BASELINE :
Baseline Sumber Pendanaan:
Awal Baseline 1. Penghematan dari pelaksanan Program
Baru 2. Cadangan (contingency reserves) yang tidak terpakai
3. Peningkatan pendapatan dan peningkatan pembiayaan
Pemanfaatan Dana:
1. Perubahan makro ekonomi (mis. inflasi)
2. Perubahan keluaran yang bukan karena perubahan kebijakan
3. Pemanfaatan untuk inisiatif baru
25
ILUSTRASI MTEF/KPJM
IMPLIKASI ANGGARAN
2010 Kebijakan
ditetapkan sebagai 2011 2012 2013
baseline
Forward Forward
(R)APBN
Estimate Estimate
KPJM
2010 2011 2012 2013
APBN FE FE FE TA 2010 dan KPJM 2011 - 2013
t0 t+1 t+2 t+3
26
TAHAPAN PENERAPAN MTEF/KPJM
• Berlanjut;
Kebijakan Pemerintah
1 yg Ada
Review • Dihentikan;
• Ditinjau.
Memprioritaskan • Berlanjut;
Ditetapkan
kembali • Kebijakan Baru.
27
PENERAPAN MTEF/KPJM :
PENYUSUNAN PENDANAAN K/L
Program dan Struktur Program
Kegiatan 1 Evaluasi (PP dan Kegiatan
2
2005-2009 21/2004) 2010-2014
Pagu
Program Definitif
Struktur 2010
Kegiatan 3
Pagu Kinerja
Definitif
2010 Penyusunan
based year
2010
Program
dan kegiatan
2010-2014
4 Pagu
Definitif
Prakiraan Maju 2010
28
IMPLIKASI MTEF/KPJM DALAM SINERGI
PERENCANAAN PUSAT - DAERAH
• Meningkatkan efektivitas perencanaan dan
penganggaran serta memudahkan sinkronisasi
perencanaan dan penganggaran di Pusat – Daerah.
• Memudahkan perencanaan pencapaian sasaran
Prioritas Nasional baik yang dilaksanakan di Pusat
maupun yang dilaksanakan di Daerah.
• Melalui MTEF dapat diketahui implikasi anggaran
dalam jangka menengah sehingga sasaran
pembangunan dapat disusun dengan
mempertimbangkan ketersediaan anggaran.
29
LANJUTAN...
• Persiapan K/L dalam merencanakan program dan
kegiatan terutama di Daerah menjadi lebih matang
(target terukur, alokasi anggaran dan lokus jelas).
• Daerah dapat mengetahui ancar – ancar program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan di Daerahnya
sehingga dapat mensinergikan dengan perencanaan
di Daerah dan lebih siap dalam merencanakan dan
melaksanakan progam dan kegiatan.
30
TERIMA KASIH
31