Anda di halaman 1dari 32

Dermatitis Atopic: Insights on

Pathogenesis, Evaluation, and


Management
Giovani Anggasta Santoso
Ezra Lenny Leo
Mariska Windy Saputri
Amanda Dinar
Sefrina Trisadi
Cathrine Theodora Sukotjo

Pembimbing:
dr. Aunur Rofiq, Sp. KK (K)
ABSTRAK
Respons imunitas innate
Penyakit seumur hidup,
dan adaptif menjadi
lebih sering muncul dan
penyebab dermatitis
diderita anak
atopik

Terapi kortikosteroid
Terapi dermatitis atopik: dianjurkan dilaksanakan
kortikosteroid dengan dengan stepped care
tappering off plan dan sesuai dengan
panduan dokter
PENDAHULUAN
Dermatitis Atopik (DA)
• Ditandai rasa gatal dan sering muncul
pada anak-anak, dikenal dengan nama
eksim

Riwayat penyakit
• Sering dikaitkan dengan riwayat
penyakit saluran respirasi dan
mempengaruhi kualitas hidup pasien.
EPIDEMIOLOGI

Inhibitor dermaitis atopi


Reaksi imnuologis
Riwayat keluarga

Pasien Mediator Penurunan


dermatitis inflamasi (IL-4, ekspresi TGF-β
atopik IL-5, GM-CSF, IL- berkiatan
kebanyakan 13) yang dengan inibisi
memiliki ibu dipengaruhi aktivitas sel Th2
yang menderita ekspresi dan
gangguan yang kromosom dan menurunnya
sama IgE menjadi insiden
pencetus dermatitis atopi
PATOGENESIS

Respons imunitas innate


Defek pada Filagrin yang Aktivitas dari sel B dan
dan adaptif berjalan
berperan pada sel T serta berbagai
dengan tidak seimbang
diferensiasi dan mediator inflamasi (IL-4,
pada pasien AD sehingga
pembentukan barrier IL-5, IL-13) dan IgE
menyebabkan gejala di
kulit menjadi pencetus AD
kulit
Imunopatologi Kulit
• Ekspresi Sitokin
Pada lesi yang akut ditandai dengan kadar Il-4, Il-5, dan Il-13
yang tinggi sedangkan pada yang kronis disertai kadar Il-4 dan Il-13
yang lebih rendah, tetapi kadar Il-5, GM-CSF (granulocyte-macrophage
colony-stimulating factor), Il-12 dan INFg lebih tinggi
• Antigen Precenting Cells
Kulit penderita DA mengandung sel Langerhans (LC) yang
mempunyai afinitas tinggi untuk mengikat antigen asing (Ag) dan IgE
lewat reseptor FceRI pada permukaannya, dan beperan untuk
mempresentasikan alergen ke limfosit Th2, mengaktifkan sel memori
Th2 di kulit dan yang juga berperan mengaktifkan Th0 menjadi Th2 di
dalam sirkulasi.
Imunopatologi Kulit
Kriteria Diagnosis
A. Kriteria esesnsial yang harus ada dan akan dikatakan
lengkap jika :
1. Pruritus
2. Perubahan eksimatus yang akut, subakut, atau kronik
a. Pola spesifik umur dan tipikal
i. Gelaja pada wajah, leher, dan ekstensor pada bayi dan anak
ii. Lesi awal atau saat ini di bagian fleksura pada dewasa atau berbagai
umur lainnya
iii. Pangkal paha atau regio aksila
b. Kejadian yang berulang dan kronik
Kriteria Diagnosis
B. Ciri penting yang terlihat pada beberapa kasus
(mendukung diagnosis) :
1. Onset pada bayi/anak-anak
2. Atopi (rekativitas IgE)
3. Xerosis
Kriteria Diangosis
C. Ciri yang beruhubungan :
1. Keratosis piliaris/Ichthyosis/Palmar hyperlinearity
2. Respon vaskular atipikal
3. Perifollicular accentuation/Prurigo/Lichenification
4. Perubahan okular/periorbital
5. Lesi perioral/periaurikular
Pencetus Imunologik

Bakteria
• S. aureus

Virus
• Double-stranded DNA virus: Herpes Simplex Virus,
Molluscum Contagiosum, Virus Vaccinia
Fungi
• Candida
Peran alergi makanan terhadap
perjalanan Dermatitis Atopik
• Alergi makanan secara kuat 120%

berhubungan dengan
98%
perkembangan dan persistensi 100%
AD, khususnya selama masa bayi
dan awal masa kanak-kanak 80% 75%
• Riwayat medis membantu dalam
menegakkan diagnosis pada 60%
kasus immediate-type
hypersensitivity reactions dengan 37%
40%
onset gejala yang cepat setelah
memakan makanan tertentu
• Untuk bayi yang sedang 20%

menyusui, riwayat diet ibu


mungkin membantu karena 0% Alergi makanan
protein makanan yang dimakan Susu, telur, kacang tanah
ibu akan terkandung pada ASI. Kacang kedelai, gandum, ikan
• Prick tests atau RAST dengan tes tambahan pada
makanan yang dicurigai dari riwayat atau diberikan
oleh pasien
• SCORAD Index (Scoring Atopic Dermatitis
Index) adalah alat klinis yang umum digunakan
untuk menilai tingkat dan keparahan eksim. Skor
SCORAD objektif dapat digunakan untuk
menentukan tingkat keparahan untuk dermatitis
atopi menjadi 3 kategori: ringan (SCORAD
objektif<15), sedang (SCORAD objektif:15-40)
serta berat (SCORAD objektif > 40).
An objective SCORAD score can be
used to determine the severity grading
for atopic dermatitis into 3 categories:
mild (objective SCORAD<15), moderate
(objective SCORAD: 15-40) and severe
objective SCORAD>40.
Topical Treatment
• Hidrasi kutan
• Steroid topikal
• Inhibitor calcineurin topikal
• tacrolimus dan pimecrolimus untuk penggunaan jangka
panjang intermiten ataupun jangka pendek pada pasien AD
ringan hingga berat pada pasien berumur 2 tahun atau lebih.
Satuan Fingertip Units (FTU)

Umur Wajah Lengan Kaki Batang Batang tubuh


dan leher dan tangan tubuh depan belakang

Dewasa 2, 5 4 8 7 7
3-6 bulan 1 1 1,5 1 1,5
1-2 tahun 1,5 1,5 2 2 3
3-5 tahun 1,5 2 3 3 3,5
6-10 2 2,5 4,5 3,5 5
tahun

Satu Fingertip Units (FTU) adalah jumlah salep atau cream yang
dioleskan dari tabung dengan ukuran diameter mulut tabung 5 mm,,
diaplikasikan dari distal lipatan kulit hingga ujung jari telunjuk pada
orang dewasa.
Terapi sistemik
• Glukokortikoid sistemik
• Penggunaan singkat glukokortikoid oral cocok untuk AD
eksaserbasi akut
• Penting untuk menurunkan atau menaikkan secara
beratahap dosis dan memulai perawatan kulit intensif,
terutama dengan glukokortikoid topikal dan mandi diikuti
dengan penerapan emolien
• Imunoglobulin intravena
• Mengurangi peradangan kulit pada pasien dengan AD
refraktori.
• Efek terapi dapat hilang dalam waktu 3 minggu, sehingga
penting untuk mengintensifkan perawatan kulit lokal
Terapi sistemik con’t
• Interferon-γ
• Menekan respon IgE dan menurunkan proliferasi serta fungsi
sel Th2.
• Cyclosporine
• obat imunosupresif poten yang terutama bekerja pada sel T
dengan menekan transkripsi sitokin
• Kreatinin serum atau kerusakan ginjal yang lebih signifikan
dan hipertensi adalah efek samping tertentu yang menjadi
perhatian pada penggunaan cyclosporine.
Aspek Umum Manajemen
• Penggunaan sabun alkalin  diganti dengan sabun
netral atau asam
• Pencegahan faktor pencetus,
• seperti iritan (contoh: deterjen), alergen, mikoorganisme
patogenik dan stres.
• Penggungaan pembersih antimikroba 2 kali seminggu
pada kasus eksim sedang atau berat
Aspek Umum Manajemen
• Emolien
• untuk menggantikan sabun atau sampo pada bayi.
• Steroid topikal
• flare wajah dan leher  steroid potensi ringan
• flare parah  steroid potensi sedang jangka pendek (3-5 hari).
• flare pada aksila dan pangkal paha  steroid potensi sedang atau poten
jangka pendek (7-14 hari),
• Jika steroid topikal ringan atau sedang tidak dapat mengontrol eksim
dalam waktu 7-14 hari  curiga adanya infeksi bakteri atau virus sekunder.
• Jika steroid poten gagal untuk bekerja dalam waktu yang singkat maka
anak tersebut harus dirujuk ke dermatolog.
• Antihistamin
• antihistamin non-sedasi diberikan selama 1 bulan pada :
• anak dengan eksim yang parah
• anak dengan eksim ringan/sedang yang menderita gatal-gatal parah atau urtikaria.
• Jika percobaan ini berhasil maka terapi harus dilanjutkan.
• Terapi antihistamin sedasi selama 1-2 minggu  dermatitis dalam
keadaan flare akut, di mana tidur anak terganggu.
Infeksi

Infeksi terlokalisir dapat


diterapi dengan
Kultur kulit sebaiknya penggunaan antibiotik
dilakukan jika terdapat topikal sebagai terapi
kecurigaan infeksi kulit steroid monoterapi atau Rujuk ke spesialis
seperti S. aureus yang kombinasi sementara itu dermatologi
mungkin resisten terhadap infeksi kulit ekstensif
antibiotik sebaiknya diterapi
dengan regimen
antibiotik sistemik
Terapi Alternatif

Imunoterapi
Fototerapi
omalizumab

Bakteri Imunoterapi
probiotik dan spesifik alergen
serat prebiotik untuk AD
Fototerapi

Efek merugikan jangka-


Melalui fototerapi, IgE pendek dengan fototerapi Broad-band ultraviolet
binding epidermal cell, yaitu eritema, nyeri kulit, B, broad-band
seperti mastocytes, sel pruritus, dan pigmentasi; ultraviolet A, narrow-
dentritic dan sel Langerhan efek merugikan jangka- band ultraviolet B (311
telah berkurang secara panjang mencakup nm), UVA-1 (340-400
signifikan penuaan kulit dini dan
kanker kulit.
nm),
Bakteri probiotik dan serat prebiotik

Ulasan baru-baru ini Sebagai hasilnya, World


melaporkan bahwa literatur
pada penggunaan probiotik Allergy Organization telah
dan prebiotik untuk berhati-hati dalam sebuah
mencegah AD dihambat
dengan heterogenitasi makalah terakhir,
signifikan pada metodologi menunjukkan bahwa
studi terutama pada penelitian lebih lanjut
penggunaan galur
mikroorganisme yang diperlukan, sebelum probiotik
berbeda, kombinasi, dosis dan/atau prebiotik dapat
organisme serta penanda secara rutin direkomendasikan
respon, membuat
perbandingan langsung sebagai cara yang efektif
antara studi-studi dan untuk mencegah AD.
meta-analisis yang berarti
menjadi sangat sulit
Imunoterapi omalizumab

Sebuah studi yang menyelidiki Semua responden meruapakan


efikasi omalizumab pada pasien AD karier mutasi non-fillagrin
sedang-berat pada populasi target menunjukkan bahwa pasien dengan
20 orang dewasa, diidentifikasi defisiensi barrier kulit primer
bahwa hanya subkelompok pasien cenderung mendapatkan manfaat
mendapatkan manfaat dari dari terapi imunomodulator dengan
pengobatan malizumab anti-IgE
Imunoterapi spesifik alergen untuk AD

Allergen-specific immunotherapy
(alergen-SIT) adalah satu-satunya
pengobatan yang diarahkan pada
penyebab penyakit yang dimediasi IgE

Hasil penelitian menunjukkan bahwa SIT


memiliki efek positif secara signifikan
terhadap AD untuk semua 8 RCT yang
dianalisis
Prognosis
• Sebuah studi kohort longitudinal
prospektif pada lebih dari 7000 anak-
anak dengan AD ringan hingga sedang,
diikuti selama 5 tahun, melaporkan
kurangnya resolusi yang terjadi.
• Remisi terjadi pada sekitar 15% dari
populasi. Hal ini mungkin terjadi karena
AD tidak sepenuhnya membaik pada
sebagian besar anak-anak dengan gejala
ringan hingga sedang.
• Dokter yang merawat anak-anak dengan AD
ringan hingga sedang harus memberitahu
anak-anak dan pengasuh mereka bahwa AD
adalah penyakit seumur hidup.

Anda mungkin juga menyukai