Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

PROSEDUR TINDAKAN
RS SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR
2013 – 2015
PROSEDUR TORAKOSENTESIS
(ICOPIM: 34.91)
1. Pengertian (Definisi) Suatu tindakan drainase efusi pleura dengan cara
memasukkan jarum ke rongga pleura dan mengeluarkan
efusi tersebut dengan tujuan diagnostik maupun
terapeutik
2. Patofisiologi -
3. Anamnesis -
4. Pemeriksaan Fisik -
5. Kriteria Diagnosis Foto Polos Dada :
Foto polos dada PA (PosteroAnterior)

USG Thorax
USG meningkatkan keberhasilan torakosintesis dan
mengurangi risiko organ puncture. USG mendeteksi
cairan pleura yang bersepta

Aspirasi Cairan Pleura (proof punctie +)

6. Indikasi - Pneumothorax
- Malignant pleural effusion
- Efusi pleura yang berhubungan dengan sepsis
(suspek empyema)
7. Kontra Indikasi Absolut : Tidak ada kontraindikasi absolut
1. Relatif: Pasien dengan gangguan perdarahan dengan
PT atau APTT lebih dari 2x dari batas normal,
Trombosit < 50.000 mm3, atau serum kreantinin > 6
mg/dl; kedalaman dinding dada ke cairan pleura < 1
cm; terapi antikoagulan/trombolitik; koagulopati;
adanya infeksi di kulit pada dinding dada yang luas
(pioderma, herpes zoster); pasien yang menerima
ventilasi mekanik dengan PEEP.

13
8. Persiapan Persiapan Pasien :
- Penjelasan prosedur tindakan
- Persetujuan tindakan dan risiko tindakan (Informed
consent)

Persiapan alat dan bahan :


- foto toraks, sebaiknya posisi PA/AP dan lateral
- spuit 5 cc, 10 cc, 50 cc lubang pinggir
- jarum kateter no. 18
- three way stopcock
- transfusion set
- kontainer,
- duk steril
- sarung tangan steril
- Lidocaine 2%
9. ProsedurTindakan Prosedur Tindakan Prosedur Tindakan
Komprehensif Optimal
Lokasi Aspirasi pleura: Lokasi Aspirasi pleura:
Posisi penderita duduk Posisi penderita duduk
dengan lengan ke depan. dengan lengan ke depan.
Jika tidak bisa duduk Jika tidak bisa duduk
dapat dilakukan dengan dapat dilakukan dengan
posisi berbaring miring posisi berbaring miring
(lateral recumbent (lateral recumbent
position) position)

Tempat pungsi: Tempat pungsi:


Tempat pungsi cairan Tempat pungsi cairan
pleura dapat dituntun pleura dapat dituntun
berdasarkan USG Thorax. berdasarkan USG Thorax.
Jika tidak tersedia dapat Jika tidak tersedia dapat
memakai Landmark : memakai Landmark :
 Triangle of Safety 1. Triangle of Safety
yang dibatasi sisi yang dibatasi sisi
anterior oleh anterior oleh
lateral pectoralis lateral pectoralis
mayor, sisi lateral mayor, sisi lateral
oleh lateral oleh lateral

14
latisimus dorsi, latisimus dorsi,
inferior oleh garis inferior oleh garis
yang ditarik dari yang ditarik dari
ICS V dan sisi ICS V dan sisi
suporior dasar dari suporior dasar dari
axila. axila.

 1-2 ICS dibawah 2. 1-2 ICS dibawah


level dimana suara level dimana suara
nafas menurun/ nafas menurun/
hilang pada hilang pada
auskultasi, dull auskultasi, dull
pada perkusi, ada pada perkusi, ada
fremitus fremitus
menghilang menghilang
 Diatas iga 9, untuk 3. Diatas iga 9, untuk
menghindari menghindari
tertusuknya tertusuknya
subdiafragma subdiafragma
 Ditengah antara 4. Ditengah antara
spine dan garis spine dan garis
axilaris posterior axilaris posterior

Desinfeksi Desinfeksi
Kulit dibersihkan dengan Kulit dibersihkan dengan
chlorhexixdin 0,05% atau chlorhexixdin 0,05% atau
povidone iodine 10% povidone iodine 10%
dilanjutkan dengan dilanjutkan dengan
alkohol, sebaiknya alkohol, sebaiknya
dipasang duk steril pada dipasang duk steril pada
lapangan operasi lapangan operasi

15
Anastesi Anastesi
Dengan lidocaine 2% Dengan lidocaine 2%
sebanyak 2-4 cc, infiltrasi sebanyak 2-4 cc, infiltrasi
mulai dari subkutan mulai dari subkutan
diteruskan kedalam diteruskan kedalam
secara perlahan sampai secara perlahan sampai
cavum pleura. cavum pleura.

Pungsi percobaan Pungsi percobaan


(aspirasi diagnostik) (aspirasi diagnostik)
Pada tempat yang telah Pada tempat yang telah
dilakukan anestesi dilakukan anestesi
selanjutnya diaspirasi selanjutnya diaspirasi
dengan spuit 5/10 cc dengan spuit 5/10 cc
untuk melihat apakah ada untuk melihat apakah ada
efusi pleura atau tidak. efusi pleura atau tidak.
Apabila ada efusi pleura Apabila ada efusi pleura
maka dilanjutkan dengan maka dilanjutkan dengan
torakosentesis. torakosentesis.

Tehnik Aspirasi Pleura Tehnik Aspirasi Pleura


1. Mencuci tangan 1. Mencuci tangan
sebelum tindakan sebelum tindakan
dan menggunakan dan menggunakan
sarung tangan sarung tangan
selama tindakan selama tindakan
2. Tangan kiri 2. Tangan kiri
memegang/ memegang/
memfiksir memfiksir
intercosta (tempat intercosta (tempat
yang telah yang telah
ditentukan) dan ditentukan) dan
tangan kanan tangan kanan
memegang jarum memegang jarum
yang tersambung yang tersambung
dengan transfusion dengan transfusion
set set

16
3. Jarum 21G 3. Jarum 21G
ditusukkan pada ditusukkan pada
tempat yang telah tempat yang telah
dianastesi dianastesi
4. Selang dihubungkan 4. Selang dihubungkan
dengan spuit 50 cc dengan spuit 50 cc
dan dilakukan dan dilakukan
penyedotan secara penyedotan secara
perlahan, bila spuit perlahan, bila spuit
telah penuh maka telah penuh maka
cairan dibuang dst cairan dibuang dst
5. Bila dipandang 5. Bila dipandang
cukup, jarum dilepas cukup, jarum dilepas

Jumlah cairan yang Jumlah cairan yang


diambil diambil
1. Prosedur ini 1. Prosedur ini
sebaiknya sebaiknya
dihentikan ketika dihentikan ketika
sudah tidak ada sudah tidak ada
cairan/ udara yang cairan/ udara yang
dapat diaspirasi, dapat diaspirasi,
atau pasien batuk, atau pasien batuk,
tidak nyaman didada tidak nyaman
atau sudahterdapat didada atau
cairan 1,5 L. sudahterdapat
2. Bekas luka jarum cairan 1,5 L.
diberi 2. Bekas luka jarum
alkohol/povidone diberi
iodine dan alkohol/povidone
kemudian ditutup iodine dan kemudian
kain kasa steril dan ditutup kain kasa
diplester steril dan diplester
3. Spesimen cairan 3. Spesimen cairan
pleura pleura
diperiksakan: diperiksakan:

17
a. Mikrobiologi a. Mikrobiologi
(ditampung (ditampung
steril) steril)
b. Sitologi (sampel b. Sitologi (sampel
50-60 cc) 50-60 cc)
c. Analisa (PH, c. Analisa (PH,
LDH, rivalta dll) LDH, rivalta dll)
(10 cc) (10 cc)
Prosedur Pasca Prosedur Pasca Prosedur Optimal
10. Pasca
Komprehensif
Tindakan
Follow Up Follow Up
Rongen dada tidak Rongen dada tidak
diperlukan kecuali bila diperlukan kecuali bila
terdapat udara saat terdapat udara saat
ditarik, prosedur tindakan ditarik, prosedur tindakan
sulit, atau pasien sulit, atau pasien
memerlukan tindakan lain, memerlukan tindakan lain,
atau pasien menjadi atau pasien menjadi
simptomatis. simptomatis.
11. Tingkat Evidens I
12. Tingkat Rekomendasi A
13. Edukasi - Tujuan dan Indikasi tindakan
- Resiko dan komplikasi tindakan
- Bila ada gejala saat dan setelah tindakan untuk
memberitahu dokter

14. Prognosis - Ad vitam : dubia


- Ad fungsionam : dubia
- Ad sanationam : dubia
15. Kompetensi - Dokter Umum : 3
- Dokter Spesialis yang terkait : 4a
16. Indikator Prosedur 80% pasien selesai dilakukan torakosentesis dalam
Tindakan waktu 30 menit

18
17. Kepustakaan 1. Todd W. Thomsen, M.D., Jennifer DeLaPena, M.D.,
and Gary S. Setnik, M.D, The New England Journal
of Medicine 2006; 335:e16
2. Light W Richard, Lee Gary, 2008, Textbook of
Pleural Diseases, Hodder and Stoughton Ltd,
London, p. 551-556
3. Thomsen, T.W., Delapena, J. & Setnik, G.S., 2006.
Thoracentesis. New England Journal of Medicine,
pp.2006–2009.
4. Du Rand, I. & Maskell, N., 2010. British Thoracic
Society pleural disease guideline 2010. Thorax,
65(Suppl 2), pp.ii1–ii3. Available at:
http://thorax.bmj.com/cgi/doi/10.1136/thx.2010.1
37042.
5. MacDuff, A., Arnold, A. & Harvey, J., 2010.
Management of spontaneous pneumothorax: British
Thoracic Society pleural disease guideline 2010.
Thorax, 65(Suppl 2), pp.ii18–ii31. Available at:
http://thorax.bmj.com/cgi/doi/10.1136/thx.2010.1
36986.

19

Anda mungkin juga menyukai