Anda di halaman 1dari 16

Papil Edem

Amelia Nurridha Putri


Anatomi
• Diskus optikus (papila N. Opticus) merupakan
bagian dari nervus optikus yang terdapat intra
okuler dimana dapat dilihat melalui pemeriksaan
dengan menggunakan oftalmoskop.
• Nervus Optikus ini muncul dari belakang bola
mata melalui lubang pada sclera dengan diameter
sekitar 1,50 mm. Sedangkan letak diskus
optikusnya berada sekitar 0,3mm di bawah dan
1,0 mm disebelah nasal fovea sentralis.
Pembengkakan papil saraf optik akibat
dari peningkatan tekanan intrakranial

Etiologi
• Kenaikan Tekanan Intra Kranial
• Hypertensi Intra Kranial Yang Benigna/Pseudo
Tumor Cerebri
• Penyakit-Penyakit Pada Orbita
• Penyakit-Penyakit Sistemik
Patofisiologi
• Arteri dan vena retina sentral memasuki mata bersama-sama
dengan nervus optikus. Pintu masuk dan keluar arteri dan
vena retina sentralis melalui jaringan sclera
• Ruang subarachnoid otak berhubungan langsung dengan
selaput saraf optic. Oleh karena itu jika tekanan intracranial
meningkat maka tekanan diteruskan ke saraf optik dimana
reaksi selaput saraf optic bekerja sebagai tourniquet yang
menghambat transport aksoplasmik. Ini menyebabkan
penumpukan material di lamina cribrosa sehingga
menyebabkan pembengkakan pada saraf cranial.
Manifestasi Klinis
• Sakit kepala: sakit kepala akibat peningkatan
tekanan intrakranial memiliki karakteristik
memburuk ketika bangun tidur, dan dapat
dipicu oleh batuk dan jenis manuver Valsava
lainnya.
• Mual dan muntah: Peningkatan intracranial
dapat menyebabkan mual dan muntah serta
dapat disertai dengan kehilangan kesadaran
dan dilatasi pupil.
• Beberapa pasien mengalami gangguan visual transient
(adanya penglihatan memudar keabuan, terutama
ketika bangun dari posisi duduk atau berbaring, atau
penglihatan seperti lampu kerlapkerlip).
• Penurunan tajam penglihatan, lapang pandang dan
persepsi warna.
Tanda neurologis yang sering dijumpai adalah :
• Ataxia, hemiparese atau hemiplegia, parese dan
paralyse saraf-saraf kranial yaitu : nervus V, VI, VII
Tanda ophthalmologis yang ditemukan ialah :
• Bilateral/unilateral papilloedema, parese dan paralyse
N. III., N. IV., N. VI, nystagmus, lagophthalmos,
hemianopsia dan gangguan penglihatan.
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan tanda vital, terutama tekanan darah
• Tajam penglihatan, penglihatan warna dan
pemeriksaan pupil seringkali normal. Defek relatif
aferen pupil biasanya tidak ditemukan. Defisi
abduksi sebagai akibat sekunder dari kelumpuhan
n.VI terkadang dapat ditemukan berkaitan
dengan peningkatan tekanan intrakranial.
• Pemeriksaan fundus
Pemeriksaan Funduskopi
2.Established
1. Early • Penglihatan kabur yang transien
dapat terjadi unilateral atau
• Tidak ada gejala visual bilateral, terjadi beberapa detik,
dan tajam penglihatan terutama saat berdiri.
• Tajam penglihatan normal atau
normal berkurang
• Diskus optikus tampak • Diskus optikus terlihat hiperemis
hiperemis dan elevasi berat dan elevasi sedang dengan
garis tepi yang tidak jelas, dimana
ringan. awalnya dapat asimetris. Optic
cup dan pembuluh darah kecil di
diskus tampak kabur. Terjadi
sumbatan vena, dan perdarahan
peripapiler berupa flame
shape,dan dapat terlihat
cottonwool spots.
3. Longstanding 4. Atrophic
• Tajam penglihatan • Tajam penglihatan
bervariasi dan lapang sangat terganggu
pandang mulai • Diskus optikus terlihat
menyempit. berwarna abu-abu
• Elevasi diskus optikus kotor , sedikit elevasi,
yang nyata. dan garis tepi yang tidak
• Cotton-wool spots dan jelas
perdarahan tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• CT Scan atau MRI
• Flouresin angiography
• Perimetri
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Medikamentosa
• Diuretik: obat carbonic anhydrase inhibitor,
acetazolamide (Diamox), terutama pada
hipertensi intrakranial idiopatik.
• Kortikosteroid efektif dalam kasus yang
berkaitan dengan peradangan (contoh:
sarcoidosis).
Operatif
• Lumboperitoneal shunt atau
ventriculoperitoneal shunt dapat digunakan
untuk memperbaiki aliran darah intrakranial.
• Dekompresi selubung saaf optik dapat
dilakukan untuk mengurangi pemburukan
gejala okuler dalam kasus hipertensi
intrakranial idiopatik yang tidak terkontrol
dengan obat-obatan. Prosedur ini
menghilangkan sakit kepala persisten yang
terjadi.
Komplikasi
• Penanggulangan yang kurang cepat dan tepat
akan menjurus pada papil atrofi.
Prognosis
• Prognosis dari papiledema ditentukan
berdasarkan penyebab yang mendasarinya.
• pasien dengan tumor otak metastase
prognosisnya sangat buruk.
• Pada pasien dengan pseudotumor biasanya
memiliki prognosis cukup baik.
• Bilamana papiledema timbul secara cepat maka
ini akan merupakan tanda prognosa kurang baik.
• Papiledema dengan elevasi lebih dari 5 Dioptri,
disertai dengan perdarahan dan eksudat yang
banyak akan memperjelek prognosa penglihatan

Anda mungkin juga menyukai