Anda di halaman 1dari 51

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI
2 LATAR BELAKANG

 Infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare


Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu
masalah kesehatan diberbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia
 Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat
dicegah
 FASYANKES harus dapat memberi pelayanan bermutu,
akuntabel, transparan, khususnya terhadap
keselamatan pasien (issue patient safety)
 Diperlukan pedoman PPI di fasyankes
Healthcare Associated Infections
(HAIs)

5 -10% pasien dirawat di RS


32 % dapat dicegah
5-10% dipengaruhi lingkungan
dan
90-95% dipengaruhi perilaku
Healthcare Associated Infections
4 ( HAIs)

HAIs merupakan
komplikasi yang
paling sering terjadi
di semua yan kes
HAIs menurut CDC:
1.7 million /th
Kematian : 99.000/th
5
Tujuan Program PPI RS

Meningkatkan mutu pelayanan RS melalui


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, yang
dilaksanakan oleh semua departemen / unit
di RS meliputi manajemen risiko, clinical
governance dan K3.
DAMPAK HAIs
6

PENINGKATAN PENURUNAN
 MORBIDITAS  PENDAPATAN RS
 MORTALITAS  PRODUKTIFITAS PASIEN
 KECACATAN  MUTU RS
 LENGHT OF STAY  CITRA RS
 BIAYA PERAWATAN
 RISIKO TUNTUTAN HUKUM THD
YAN RS
KEBIJAKAN KEMENKES RI DALAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
7 (PPI) DI FAS YAN KES

1. FasYanKes harus melaksanakan PPI 


PERMENKES RI No 27 tahun 2017

2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang


selanjutnya disingkat PPI adalah upaya untuk
mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi
pada pasien, petugas, pengunjung, dan
masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan.
8 HAIs
(Health Care Associated Infections)

• Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan


• Artinya infeksi yang terjadi pada :
1. Pasien selama perawatan di RS dan fasyankes
lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi
dan tidak dalam masa inkubasi
2. Termasuk infeksi dalam RS tapi muncul setelah
pasien pulang
3. Termasuk infeksi karena pekerjaan pada petugas
RS dan tenaga kesehatan terkait proses yankes di
fasyankes
9
10

PENERAPAN PRINSIP KEWASPADAAN


STANDAR DAN BERDASARKAN TRANSMISI
PENGGUNAAN ANTIMIKROBA SECARA
11

BIJAK
12
PENERAPAN
PELAKSANAAN PPI
13
dengan membentuk
 KOMITE PPI  TIM PPI
Model Segitiga Infeksi (Epidemiologi)

Host

Agent Environment

Interakasi yang dinamis


Perubahan di salah satu komponen
Berpengaruh pada keseimbangan yang
ada
AGENT INFEKSI / MO
Bakteria, Virus, Jamur, Protozoa

• Mikroorganisme (MO) yang dapat


menyebabkan infeksi

• Tiga faktor MO yang mempengaruhi


terjadinya infeksi
• patogenitas
• virulensi
• jumlah
PORT D’ENTRY

lokasi agen infeksi memasuki pejamu yang rentan dapat melalui


saluran napas, saluran cerna, saluran kemih dan kelamin atau
melalui kulit yang tidak utuh.
RESERVOIR

Wadah tempat/sumber agen infeksi dapat hidup, tumbuh,


berkembang-biak dan siap ditularkan kepada pejamu atau
manusia.
Terdapat pada manusia, alat medis, binatang, tumbuh-tumbuhan,
tanah, air, lingkungan.
Susceptible Host
(Pejamu rentan)

Seseorang dengan kekebalan


tubuh menurun sehingga tidak
mampu melawan agen infeksi
HOST/PEJAMU
Immuno-
compromised

 Faktor yang mempengaruhi:


umur, status gizi, status imunisasi, penyakit
kronis, luka bakar yang luas, trauma atau
pembedahan, pengobatan dengan
imunosupresan, pemakaian alat
 Faktor lain: jenis kelamin, ras atau etnis
tertentu, status ekonomi, gaya hidup,
pekerjaan dan herediter
PORT D’EXIT
Pintu Keluar
MO

Lokasi tempat agen infeksi (mikroorganisme)


meninggalkan reservoir melalui saluran napas, saluran
cerna, saluran kemih serta transplasenta
MEAN OF TRANSMISSION
Airborne, Droplet, Contact Common Vihicle,
Vertorborne
• Vehikulum :
Bahan yang dapat berperan dalam
VEHICLE mempertahankan kehidupan kuman
Airborne, Droplet, Contact penyebab sampai masuk (tertelan atau
Common Vihicle, terokulasi) pada pejamu yang rentan
Vertorborne Contoh :
– Makanan: Salmonella
– Darah: Hepatitis B, Hepatitis C, HIV
– Air: Hepatitis A, Typhoid, Cholera,
Dysentri
Vektor :
Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain
yang dapat menularkan kuman penyebab dengan cara
menggigit pejamu yang rentan atau menimbun kuman
penyebab pada kulit pejamu atau makanan
Contoh :
Nyamuk: Demam berdarah, malaria
Lalat: makanan
Tikus: leptospirosis
Macam-macam HAIs
1.Ventilator associated pneumonia (VAP)
2.Infeksi Aliran Darah (IAD)
3.Infeksi Saluran Kemih (ISK)
4.Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Faktor Risiko HAIs
Instrinsik
Ekstrinsik
Usia
PETUGAS
Status Gizi
Kurang menerapkan
Diabetes
Kewaspadaan Isolasi
Perubahan respon
imunitas
Infeksi di tempat lain LINGKUNGAN
Lama rawat inap - Udara
Pre operatif - Permukaan Lingkungan
Obesitas - Air
Merokok
Kolonisasi Peralatan
mikroorganisme
Perioperative
hypothermia

Antibiotika
Penerapan KEWASPADAAN
ISOLASI DALAM PPI
3/29/20 KEWASPADAAN ISOLASI
19

KEWASPADAAN STANDAR ( LAPIS PERTAMA )


Merupakan gabungan dari Universal Precaution dan Body
Substain Isolation
Waspada terhadap darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi
kecuali keringat
Ditujukan kepada semua pasien tanpa memandang infeksi atau
tidak infeksi

KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI


(LAPIS KEDUA)
Merupakan kewaspadaan tambahan
Ditujukan kepada pasien yang terinfeksi atau diduga infeksi
28
3/29/20
19
KEWASPADAAN LAPIS SATU (K. STANDAR)
 Hand hygiene
 Penggunaan APD
 Pengelolaan Limbah dan benda tajam
 Pengendalian lingkungan
 Penyuntikan yang aman
 Kebersihan pernafasan/etika batuk
 Praktek lumbal fungsi
 Peralatan perawatan pasien
 Penatalaksanaan linen
 Kesehatan karyawan
Penempatan pasien
 29
3/29/20
19
Hand Hygiene

Kebersihan tangan
yang baik dan
benar merupakan
hal yang penting
dan pilar dalam
mencegah dan
mengendalikan
infeksi akibat
pelayanan 30
kesehatan/HAIs
3/29/20
19

32
3/29/20
19
Penggunaan APD
 Adalah seperangkat alat
yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk
melindungi
seluruh/sebagian
tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya
potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
33
Alat Pelindung Diri (APD)

CARA PAKAI APD CARA MELEPAS APD


3/29/20
Managemen limbah RS
19

 Penanganan sesuai konsep : jenis, pemisahan,


pengumpulan, transportasi, penempatan, treatmen akhir
 Pemisahan limbah sesuai kategori dan dimulai saat
pertama kali penghasil limbah
 Kode kantong sesuai norma internasional : hitam, kuning dll
 Tempat benda tajam sesuai standar dan simbol yang telah
ditetapkan
 Pengumpulan dan transportasi berdasarkan pemisahan
limbah
 Area penampungan limbah dengan prinsip mudah
dibersihkan
35
3/29/20
19 SAMPAH DI RS

INFEKSIUS NON MEDIS NON RADIOAKTIF CYTOTOKSIK


1. Limbah infeksius INFEKSIUS INFEKSIUS
(Semua benda yang plabot,
terkontaminasi cairan kertas, kotak, flacon,botol
tubuh); Jaringan botol, wadah infus beling
2. Safety box limbah plastik, sisa
tajam (jarum makanan, sisa
suntik,jarum hecting, pembungkus
skalpel, ampul, bisturi,
semua benda yang
obat, sampah
mempunyai kebun, dll
permukaan tajam)

TPA Daur ulang


incenerator
36
3/29/20
19
Pengendalian Lingkungan

1. Kontruksi bangunan
Mencegah terjadinya
penyebaran infeksi ke : 2. Udara
 Pasien 3. Air
 Petugas
 Pengunjung 4. Pembersihan
 Masyarakat rumah sakit lingkungan
5. Pembersihan di ruang
loundry
6. Limbah rumah sakit

37
3/29/20
19
Perinsip pengelolaan lingkungan
Rumah Sakit

 Semua permukaan datar harus dibersihkan setiap hari

 Semua peralatan yang ada dan berkaitan dengan pasien


didisinfeksi

 Tempat disekitar pasien harus bebas dari


peralatan/perlengkapan yang tidak perlu
sehingga memudahkan untuk dibersihkan

 Tempat tidur, peralatan serta ruangan pasien harus


didisinfeksi sebelum digunakan oleh pasien berikutnya

38
3/29/20 Penyuntikan yang aman
19

 Pakai jarum steril, sekali pakai,pada setiap suntikan


 Bila memungkinkan sekali pakai vial walaupun
multidose

39
3/29/20
19
Etika Batuk

Efektif menurunkan transmisi patogen droplet melalui


saluran nafas (influenza, adenovirus, B pertusis,
Mycoplasma pneumoniae)
Diterapkan kepada semua individu, dgn gejala
gangguan saluran napas

40
3/29/20
Pemrosesan peralalatan pasien
19
PRE-CLEANING (Pembersihan Awal)
Mengunakan detergen atau
enzymatic, sikat

Pembersihan
(Pembilasan, tiriskan,
keringkan)

Sterilisasi Disinfeksi tingkat rendah


Disinfeksi Tingkat Tinggi (peralatan non kritikal)
(peralatan kritis)
(peralatan semi kritikal) Hanya pada permukaan
Masuk dalam pembuluh
darah / jaringan tubuh Masuk dalam mucosa tubuh tubuh
Instrumen bedah Endotracheal tube, NGT yang utuh
Tensi meter, termometer

41
3/29/20
19
Penatalaksanaan Linen Rumah Sakit

Kegiatan yang dimulai dari pengumpulan linen kotor


dari masing - masing ruangan, pengangkutan,
pencucian, penyeterikaan, penyimpanan ,dan
penggunaan kembali yang sudah bersih

42
3/29/20 Kesehatan Karyawan
19

• Pemeriksaan kesehatan berkala


• Pencegahan penularan infeksi terhadap
petugas kesehatan
• Penyediaan Sarana Kewaspadaan Isolasi
• Pemberian immunisasi / profilaksis anti virus
dan vaksin flu
• Penatalaksanaan pasca luka tusuk benda tajam
43
ALUR PENANGANAN PASCA PAJANAN
Tertusuk jarum Terpajan cairan
terkontaminasi tubuh

cuci dg air Segera lapor ke Cuci dg air


mengalir atasan mengalir

Buat laporan

Treatment klinik staf periksa


darah HCV,HBV,HIV

Follow
Follo HBsAg, anti HCV HIV psn (+)
up
w up pasien (-) (intervensi dokter)
dokter

Ulang 3,
6,9 bln, 1
thun
3/29/20
19
KEWASPADAAN LAPIS Dua (K. transmisi)

DROPLET AIRBORNE KONTAK

45
3/29/20
19 Kewaspadaan berdasarkan Transmisi Kontak

Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau terkolonisasi agen infeksius:


1. Penempatan pasien :
1 kamar tersendiri atau kohor (dikumpulkan) dengan pasien
yang terinfeksi agen infeksi sama
Penelitian gagal membuktikan kamar tersendiri mencegah
HAIs
Kohorting unt management KLB MDRO termasuk
MRSA,VRE,ESBL
2. Alat Pelindung Diri:
Sarung tangan:
Gaun :
Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg
pasien, permukaan lingkungan atau peralatan pasien
(diare, inkontinensia, kolonostomi, slang drainase). Lepaskan
gaun sebelum meninggalkan ruangan dan pastikan
pakaian tidak menyentuh lagi permukaan tercemar dlm
ruangan
46
3/29/20 Kewaspadaan berdasarkan
transmisi droplet
19

 Penyakit menular lewat droplet ,ditularkan melalui


batuk,bersin dan berbicaradroplet kecil dan droplet
besar
 Percikan >5µm melayang di udara jatuh mengenai
mukosa mata, hidung atau mulut orang tanpa pelindung
dan akan jatuh pada jarak < 1m
 Prosedur yang dapat menimbulkan aerosol mis
suction,bronkoskopi,nebulising,intubasi
 B pertussis,meningococcus,Avian Influenza,
Streptococcus grup A ,Adenovirus ,H1N1
47
3/29/20
19

 Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau dengan pasien


infeksi /terkolonisasi yg sama atau kohort bila tidak
memungkinkan dan beri jarak antar pasien 1m
 Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh
terbuka
 Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari pasien (2 m
pada pasien flu burung)
 Pemindahan pasien :
minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker pada
pasien saat proses pemindahan
 Penggunaan APD;masker bedah/medik,sarung tangan,
gaun
48
3/29/20
19
Kewaspadaan berdasarkan transmisi
Udara/Airborne

Percikan/partikel berukuran kecil


< 5mm melayang/menetap di udara beberapa
jam, disebarkan luas dalam ruangan /jarak
lebih jauh.

Langsung/melalui debu dg mikroba


(TBC, cacar air/varicella, campak)
Menyebar: batuk, bersin, berbicara, tindakan
intubasi, suction, bronkoskopi
49
KESIMPULAN

HAIs dapat dicegah


Kuncinya adalah kepatuhan terhadap
penerapan Kewaspadaaan Standar dan
Kewaspadaan Berbasisi Transmisi
51

Anda mungkin juga menyukai