Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS P4004 POST SC
MOW HARI KE 12 DI RUANG POLI KLINIK KB
RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3 H

1. Anita Rahayu Herlingga S, S. Kep (1830014)


2. Bintan Fainii Raihanah, S. Kep (1830024)
3. Meilani Sita Dewi, S. Kep (1830060)
TINJAUAN PUSTAKA

Keluarga Berencana

Kontrasepsi

Medis Operatif Wanita


(MOW) / Tubektomi

Konsep Asuhan
Keperawatan
Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri


untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Keluarga berencana adalah
suatu usaha mengantur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak
positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut (Suratun,
2008).
Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan


yang bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen dan merupakan
salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Saifuddin, 2010).
Macam-
macam
Kontrasepsi

Tanpa Alat
Metode
Sederhana
Alat

Hormonal
Metode
Modern
Mantap
Medis Operatif Wanita
(MOW) / Tubektomi

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur


wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapat
keturunan lagi. Jenis kontrasepsi ini bersifat permanen, karena
dilakukan penyumbatan pada saluran telur wanita yang dilakukan
dengan cara diikat, dipotong ataupun dibakar (Proverawati, 2010).
Keuntungan
Tubektomi

1. Penggunaan sangat efektif, yaitu 0,5 kehamilan per 100


perempuan selama tahun pertama penggunaan.
2. Tidak mempengaruhi terhadap proses menyusui
(breastfeeding).
3. Tidak tergantung pada faktor senggama
4. Baik bagi klien bila kehamilan akan menjadi resiko kehamilan
yang serius.
5. Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anestesi lokal.
6. Tidak ada efek samping dalam jangka waktu yang panjang.
7. Tidak ada perubahan organ dalam.
Keterbatasan
Tubektomi

1. Harus dipertimbangkan sifat mantap metode


kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali).
2. Klien dapat menyesal di kemudian hari.
3. Resiko komplikasi kecil namun dapat
meningkat apabila menggunakan anestesi setelah
tindakan.
4. Rasa sakit atau ketidaknyamanan muncul dalam waktu
pendek setelah tindakan.
5. Dilakukan oleh dokter terlatih, yaitu dokter spesialis
ginekologi untuk proses laparoskopi.
6. Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV dan
HIV/AIDS.
Syarat-Syarat
Tubektomi
1. Usia lebih dari 26 tahun
2. Jumlah anak (paritas) minimal adalah 2 dengan umur anak terkecil
lebih dari 2 tahun.
3. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan
keinginannya dan pasangannya.
4. Pada kehamilan akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
5. Pasca persalinan dan atau pasca keguguran.
6. Paham dan secara suka rela setuju dengan prosedur pelaksanaan.
Komplikasi
Tubektomi

1. Infeksi Luka
2. Demam pasca operasi
3. Luka pada kandung kemih, intestinal
4. Hematoma (Subkutan)
5. Emboli gas yang diakibatkan oleh
laparoskopi.
6. Rasa sakit pada lokasi pembedahan
7. Perdarahan superficial (tepi kulit atau
subkutan)
Efek Samping
Tubektomi

Perubahan-perubahan
hormonal
Pola haid

Problem
psikologis

Problem
ginekologis
TINJAUAN KASUS
Identitas
Tanggal masuk : 26 Februari 2019
Ruang/kelas : Poli KB RSAL Dr Ramelan Surabaya
Pengkajian tanggal : 26 Februari 2019
Jam masuk : 11.00
Kamar no. : -
Jam pengkajian : 11.15
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetri
A. Riwayat Menstruasi
Menarche : Umur 12 tahun
Banyaknya : Sehari 3x ganti pembalut
HPHT : 05-05-2018
Siklus : Teratur () tidak ( )
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Tidak Ada
B. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
D. Post Partum Sekarang
Riwayat persalinan sekarang :
Pasien datang ke IGD RSAL pada tanggal 12–02-2019 pukul 04.47 WIB. Dengan keluhan perut
terasa kenceng-kenceng dan mengalami perdarahan dan keluar cairan pervagina. Sehingga dilakukan
operasi SC anak ke 4 pada pukul 07.43 – 08.30 WIB. 2 hari setelahnya post SC dilakukan pemasangan
kontrasepsi MOW.
Pasien datang kembali untuk kontrol Post SC+ MOW hari ke 12 pada tanggal 26 Februari 2019,
pukul 11.00 di Poli Klinik KB RUMKITAL Dr. RAMELAN Sby. Pasien dilakukan perawatan luka post
SC+MOW. Pasien mengatakan ini adalah kehamilan keempat, pasien selalu rutin memeriksakan
kehamilannya sejak hamil anak pertama hingga yang keempat ini ke dokter kandungan. Anak pertama lahir
dengan SC karena panggul sempit, anak kedua juga lahir dengan SC karena terlilit tali pusar, sedangkan
anak ke tiga dan ke empat dilakukan operasi sesar di rumah sakit Rumkital dr. Ramelan Surabaya. Saat ini
mengeluh nyeri perut bagian bawah pada bagian luka post SC. Nyeri seperti teriris hilang timbul jika
dilakukan aktivitas dengan skala nyeri 3.
Tipe persalinan : Spontan/bantuan Caesar
Lama persalinan : Pasien menjalani SC selama ± 30 menit
1. Kala I : 8 jam
2. Kala II : 1 jam
3. Kala III : 30 menit
4. Kala IV : 2 jam
Rencana Perawatan Bayi
Pasien mengatakan bahwa pasien mampu melakukan perawatan bayi secara mandiri setelah
diberikan edukasi oleh tenaga medis. Pasien juga mampu menerapkan cara breast care dan
perineal care dengan baik serta berusaha menjaga nutrisi yang tepat selama masa menyusui
ASI hingga anaknya berusia 2 tahun nanti. Saat ini, pasien menggunakan kontrasepsi MOW
setelah post op sc anak keempat. Pasien juga diberikan edukasi perawatan luka post SC agar
bisa menerapkan dirumah setelah dilakukan perawatan luka di RS.

Riwayat Keluarga
Berencana
Pasien mengatakan telah menggunakan kontrasepsi sejak 9 tahun lalu,
awalnya pasien memilih menggunakan kontrasepsi pil kb namun setelah
melahirkan anak kedua, pasien mengalami masa haid yang tidak teratur
sehingga setelah kelahiran anak keempat pasien memutuskan untuk
menggunakan kontrasepsi steril atau MOW.
Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa pasien maupun keluarga pasien tidak memiliki riwayat
penyakit apapun seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi maupun penyakit
lainnya

Riwayat Lingkungan
Pasien mengatakan bahwa setiap hari membersihkan rumahnya sebanyak 2x saat
pagi dan sore hari. Tidak terdapat bahaya yang cukup berat saat menjaga kebersihan
rumah.

Aspek Psikososial
Pasien mengatakan bahwa setelah bersalin ingin segera pulih kembali agar pasien
bisaberaktivitas seperti biasa yaitu menjaga anaknya terutama anak keempatnya yang baru
saja lahir agar bisa tumbuh dengan baik dan sehat. Dirumah pasien tinggal dengan suami
dan ke 4 orang anaknya, bagi pasien orang tua dan kelurganya merupakan orang yang
paling terpenting dihidupnya.
Kebutuhan Dasar Khusus

A. Pola nutrisi
Pasien mengatakan bahwa dalam sehari pasien makan sebanyak 3x dengan menggunakan nasi,
sayur mayur dan lauk pauk. Tidak ada pantangan makanan maupun alergi yang dimiliki oleh
pasien. Pasien juga mengatakan bahwa pasien selalu memiliki nafsu makan yang baik sehingga
saat makan porsinya selalu habis.
B. Pola eliminasi
Pasien mengatakan bahwa dalam sehari frekuensi BAK pasien sekitar 5x dengan konsistensi
warna kuning jernih tanpa ada keluhan begitu pula dengan pola BAB pasien dalam sehari
frekuensinya 1x dengan konsistensi feses padat, berwarna coklat dan berbau khas.
C. Pola personal hygiene
Pasien mengatakan dalam sehari, frekuensi mandi pasien sebanyak 2x dengan menggunakan
sabun mandi. Untuk kebersihan mulut, pasien menyikat gigi sebanyak 3x sehari saat mandi
pagi, mandi sore dan sebelum tidur. Untuk kebersihan rambut pasien biasanya pasien mencuci
rambut dua hari sekali dengan menggunakan shampoo. Pasien mengatakan luka pada jahitan
post SC tidak pernah dibersihkan. Dibersihkan hanya kalau kontrol saja ke RSAL.
D. Pola istirahat tidur
Pasien mengatakan pola istirahat tidurnya dalam sehari sekitar 6-7 jam sehari,
biasanya pasien mulai tertidur malam pukul 22.00 dan bangun pagi pukul 04.30.
Kebiasaan pasien sebelum tidur adalah membaca doa dan pasien tidak mengalami
keluhan apapun dalam pola tidurnya.
E. Pola aktifitas dan latihan
Pasien mengatakan kegiatan sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga, pasien juga
jarang berolahraga dikarenakan menurut pasien membersihkan rumah saja sudah
dianggap olahraga. Pasien mengungkapkan bahwa setelah melahirkan susah untuk
beraktivitas seperti biasanya, karena nyeri pada luka post sc yang timbul saat untuk
digunakan beraktivitas. Nyeri terdapat pada abdomen bagian bawah seperti teriris
dengan skala nyeri 3. Pasien juga mengatakan kehilangan waktu luang karena anak
ketiga-tiganya masih kecil dan membutuhkan perhatian yang lebih banyak dan sedang
menyusui ASI eksklusif. Pasein mengatakan tinggal bersama mertuanya dan pola asuh
anak sebagian dibantu dengan mertuanya.
F. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Pasien mengatakan bahwa pasien maupun suami pasien tidak memiliki kebiasaan dalam hal merokok,
mengkonsumsi minuman keras maupun ketergantungan obat.
7. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Tekanan darah : 110/80 mmHg
3. Respirasi : 18 x/menit
4. Berat badan : 53 kg
5. Kesadaran : Composmentis
6. Nadi : 84 /menit
7. Suhu : 36,8 °C
8. Tinggi badan : 148cm

Kepala, mata, kuping, hidung dan tenggorokan :


Saat dilakukan inspeksi kepala pasien tidak terdapat perdarahan maupun lesi. Bentuk
kepala pasien simetris dan tidak ada keluhan apapun.
Mata
Saat dilakukan inspeksi kelopak mata pasien terlihat adanya pergerakan normal,
konjungtiva anemis, sklera berawarna putih, pupil isokor kanan & kiri, jarak akomodasi
pasien baik dan tidak berkacamata.Tidak ada permasalahan dalam penglihatan pasien.
Hidung :
Pada hidung pasien tidak terlihat adanya lesi, tidak terdapat
tanda-tanda reaksi alergi, sinus maupun lainnya.
Mulut dan tenggorokan :
Pada mulut dan tenggorokan pasien tampak bersih dengan gigi
geligi pasien yang terlihat rapi. Tidak ada gangguan menelan
maupun permasalah yang cukup serius
Dada dan axilla :
Pada daerah dada dan axilla pasien, Mammae terlihat simetris
dengan adanya hiperpigmentasi pada daerah aerolla pasien.
Papilla mamae pasien tampak menonjol dan keluar cairan
colostrum yang berwarna putih kekuningan.
Pernafasan :
Pada jalan nafas pasien nampak paten dengan suara nafas
vesikuler tanpa ada otot bantu pernafasan tambahan.
Sirkulasi jantung :
Untuk sirkulasi jantung pasien, kecepatan denyut apical pasien
terdengar 70x/menit dengan irama reguler S1S2 tunggal. Tidak ada
kelainan bunyi jantung. Pasien juga tidak mengalami adanya nyeri dada
yang timbul
Abdomen :
Pada daerah abdomen pasien tampak sedikit menurun dan berkurang
elastisitasnya, tampak linea nigra dan striae gravida yang muncul pada
abdomen pasien. Terdapat luka bekas operasi sc yang sudah lebih
membaik saat dilakukan rawat luka pada hari ke 12. TFU pasien sudah
tidak teraba kembali seperti semula, tidak nampak adanya kontraksi.
Genitourinary :
Pada genitourinary pasien nampak bersih. Perineum tampak normal, keluar
lochea serosa ±10 cc. Tidak ada peradangan pada dinding vagina, tidak
terdapat pembukaan maupun massa dalam cerviks.
Ekstremitas (integumen/muskuloskeletal)
Pada daerah ekstremitas pasien tampak turgor kulit pasien baik tanpa ada lesi
maupun jaringan parut yang terlihat. Warna kulit pasien sawo matang, tidak ada
kesulitan pergerakan maupun kontraktur pada persendian pasien.
DATA PENUNJANG
08-02-2019
1. Laboratorium :
a. WBC 19,02 10 3/uL (4.00-10.00 10 3/uL)
b. Gula darah acak 112 mg/dl (<200 mg/dl)
c. BUN 12 mg/dl (10-24 mg/dl)
d. Kreatinine 0,7 mg/dl (0,6-1,1 mg/dl)
e. SGOT 17,0 U/L (0-35 U/L)
f. SGPT 10 U/L (0-37 U/L)
g. HB 9,7 gr/dl (11-15 gr/dl)
h. GDP 2JPP GDA 99 gr/dl (70-110 gr/dl)
2. USG : -
3. Rontgen : -
4. Terapi yang didapat : -
ANALISA DATA
Nama : Ny. R Tgl Lahir/Umur : 14-11-1986/33 tahun
No RM : 510X2X
Pengkajian : 26 Februari 2019, 11.00 WIB
No. DATA Prob;em Etiologi
1 DS : Nyeri Akut
1.pasien mengatakan nyeri (00132, Agens cedera biologis
NANDA 2018-2020)
2. P : nyeri luka jahitan muncul (Pembedahan SC)
ketika bergerak dan kadang spontan,
Q : seperti teriris
R : abdomen
S:3
T : timbul saat bergerak/ berganti
posisi.
DO :
pasien tampak meringis sambil
mengusap-usap perutnya
No. DATA MASALAH ETIOLOGI

2 DS: Hambatan Mobilitas Fisik Nyeri pada luka


1. pasien mengatakan setelah (00085, insisi
melahirkan susah beraktivitas, NANDA 2018-2020)
karena sakit pada daerah
jahitannya semakin sakit jika
untuk beraktivitas.
2. Pasien mengatakan kesulitan saat
miring kanan dan miring kiri
3. Pasien mengatakan tidak nyaman
saat berativitas
DO:
1. pasien tampak lemas dan lunglai
2. pasien tampak menyeringai saat
berjalan dengan memegangi
bagian perutnya
No. DATA MASALAH ETIOLOGI

3 DS: - Risiko infeksi -


DO: (00004,
1. Pada abdomen terlihat jaringan NANDA 2018-2020)
parut (luka) setelah post operasi
SC yang tertutup kassa
2. Kondisi luka kering dan lembab
3. Trauma jaringan (prosedur
invansif, paparan lingkungan
patogen)

DS:
4.
Pasien mengatakan tidak tahu Defisien Pengetahuan
mengenai cara perawatan luka pada (00126, Kurangnya Informasi
perut post. SC NANDA 2018-2020)
DO :
1. Pasien tampak tidak tahu saat
ditanya bagaimana cara
perawatan luka post SC
1. Pasien tampak tidak tahu saat
ditanya tanda-tanda infeksi
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akutb.d Agens cedera biologis (Pembedahan SC)
2. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri pada luka insisi
3. Resiko infeksi b.d Trauma jaringan (Prosedur Invasif, paparan
lingkungan patogen
4. Kurang Pengetahuan b.d Kurangnya Informasi

Prioritas Masalah Keperawatan


1. Nyeri Akut b.d Agens cedera biologis (Pembedahan SC)
2. Resiko infeksi b.d Trauma jaringan (Prosedur Invasif, paparan
lingkungan patogen
3. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri pada luka insisi
4. Kurang Pengetahuan b.d Kurangnya Informasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Masalah Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan 1. Pasien mengatakan 1. Observasi tanda-tanda 1. Mengetahui tingkat keadaan
Agens cedera tindakan keperawatan nyeri kepala vital umum pasien
biologis selama 1 X 3 jam berkurang menjadi 2. Observasi luka jahitan 2. Mengetahui adanya infeksi
(Pembedahan diharapkan nyeri dapat skala 1 dari (0-10) pada post SC pada saat setelah operasi
SC) berkurang dari skala 2 2. Pasien tidak 3. Ajarkan pasien untuk 3. Menentukan tindakan
ke skala. meringis kesakitan melakukan perawatan selanjutnya
3. Pasien tidak post SC secara mandiri 4. Teknik relaksasi dapat
tampak gelisah 4. Ajarkan teknik non melancarkan peredarah
4. Pasien tidak farmakologi misal darah sehingga kebutuhan
memegangi bagian relaksasi dan distraksi O2 oleh jaringan akan
yang nyeri (tarik napas dalam) terpenuhi, dan nyeri akan
5. Berikan edukasi berkurang.
mengenai diet makanan 5. Memenuhi kebutuhankalori
setelah operasi seperti mencegah dan mengurangi
makanan TKTP (roti, kerusakan jaringan tubuh,
singkong, lauk pauk, dan mempercepat penyembuhan
buah) luka.
6. Kolaborasi dengan 6. Asam menamat merupakan
dokter untuk pemberian obat analgesik yang dapat
obat asam mefenamat memblok lintasan nyeri
sehingga nyeri berkurang.
No Masalah Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Perawatan luka 1. Observasi tanda- 1. Mengetahui adanya
infeksi b.d tindakan secara steril tanda infeksi saat infeksi pada saat setelah
Trauma keperawatan untuk mencegah perawatan luka operasi
jaringan selama 1 x 3 jam resiko infeksi 2. Ajarkan pasien dan 2. Mengetahui adanya
(Prosedur diharapkan faktor 2. Tidak ada infeksi keluarga mengenai tanda-tanda infeksi
Invasif, resiko pernyebab pada luka bekas tanda-tanda infeksi setelah operasi
paparan infeksi tidak terjadi post operasi (panas, gatal dan 3. Memberikan
lingkungan 3. Luka tampak kemerahan) pengetahuan tentang
patogen bersih, kering 3. Berikan edukasi pentingnya asupan
dan tidak kepada pasien agar nutrisi untuk
bengkak pasien dan keluarga menghindari infeksi
tetap menjaga pola 4. Memberikan edukasi
makan untuk perawatan luka dapat
meningkatkan daya mencegah terjadinya
tahan tubuh infeksi pada ibu.
terhadap infeksi 5. Obat dapat mencegah
4. Berikan edukasi terjadinya infeksi
mengenai
perawatan luka
seperti luka harus
sering dibersihkan
dan balutan kassa
diganti jika terlalu
lembab.
5. Kalaborasi dengan
pemberian
antibiotik
No Masalah Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
3. Hambatan Setelah dilakukan 1. Pasien dapat 1. Ajarkan dan 1. Mengubah posisi
mobilitas tindakan membolak anjurkan keluarga dapat menurunkan
fisik b.d keperawatan balikan/meng untuk merubah terjadinya iskemia
nyeri pada selama 1 x 3 jam ubah posisi posisi jaringan akibat
luka insisi diharapkan tubuh (duduk, 2. Ajarkan latihan sirkulasi darah
hambatan berdiri, miring cara jongkok baik yang jelek pada
mobilitas fisik kanan, kiri) dan benar daerah yang
dapat berkurang 2. Pasien tidak 3. Ajarkan cara tertekan
nyeri saat menggendong bayi 2. Mempertahankan
bergerak yang benar kekuatan otot
3. Gerakan 4. Ajarkan cara 3. Memberikan
pasien bebas menyusui bayi pada kenyamanan bagi si
waktu duduk yang bayi
benar 4. Memberikan posisi
5. Ajarkan pasien dan nyaman bagi bayi
keluarga teknik saat menyusui
mobilisasi 5. Mempermudah
(perpindahan) proses
penyembuhan
No Masalah Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
4. Kurang Setelah dilakukan 1. Pasien 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Mengetahui tingkat
Pengetahuan tindakan keperawatan menyatakan pasien pengetahuan pasien.
b.d Kurangnya selama 1 x 3 jam pemahaman 2. Jelaskan pemahaman 2. Memberikan pengetahuan
Informasi diharapkan pasien tentang tentang perawatan luka agar tidak terjadi infeksi pada
dapat memahami perawatan luka post SC + MOW luka post SC +MOW.
tentang perubahan post sc+mow 3. Ajarkan mengenai 3. Memberikan pengetahuan
psikologis dan 2. Pasien tentang carajongkok, mengenai mobilitas fisik
melakukan aktivitas menyatakan menggendong dan yang baik dan benar.
yang perlu dengan pemahaman menyusui bayi dengan
benar. tentang tanda- baik dan benar.
tanda infeksi.
3. Pasien
menyatakan
pemahaman
tentang cara
jongkok,
menggendong
dan menyusui
bayi dengan baik
dan benar.
4. Pasien mampu
menjelaskan
kembali apa yang
diajarkan
perawat/tim
kesehatan lainnya.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Hari/Tgl Masalah Keperawatan Waktu Implementasi TTD Evaluasi TTD
1. 26-02- Nyeri Akut 11.15 1. Mengbservasi tanda- 26-02-2019, Jam 12.10
2019 b.d Agens \ tanda vital: Dx 1 : Nyeri Akut b.d Agens cedera biologis
cedera 11.30 TD : 110/80 mmHg (Pembedahan SC)
biologis 11.45 BB,TB : 53kg, 148 cm S:
(Pembedaha 12.00 2. Mengbservasi luka jahitan Pasien mengatakan nyeri setelah post SC pada
n SC) pada post SC : bagian perut bawah dengan skala 3 dari (0-
Luka tampak bersih dan 10).
membaik, jahitan menutup P : nyeri luka jahitan muncul ketika
sempurna. Tidak ada bergerak dan kadang spontan,
perdarahan Q : seperti teriris-iris
3. Memberikan perawatan R : abdomen
luka S:3
4. Mengajarkan pasien untuk T : timbul saat bergerak/ berganti posisi.
melakukan perawatan post O:
SC secara mandiri 1. Pasien meringis kesakitan
5.Mengajarkan teknik non 2. Pasien memegangi bagian yang nyeri
farmakologi misal relaksasi A:
dan distraksi (tarik napas Masalah Teratasi sebagian
dalam) P : Anjurkan kontrol rutin
6.Mengkolaborasikan Lanjutkan intervensi
dengan dokter untuk
pemberian analgesik
2. 26 Resiko infeksi 12.00 - Mengobservasi tanda-tanda 26-02-2019, Jam 12.50WIB
Februari 12.15 infeksi saat perawatan luka Dx 2 : Resiko Infeksi
2019 12.30 - Mengajarkan pasien dan S:
12.45 Pasien mengatakan mengerti dan paham akan tanda-tanda
keluarga mengenai tanda- infeksi dan menjaga pola makan dalam kehidupan sehari
tanda infeksi (panas, gatal O:
dan kemerahan) Pasien dapat
- Memberikan edukasi menyebutkan
kembali tanda-
kepada pasien agar pasien
tanda infeksi
dan keluarga tetap menjaga dan dapat
pola makan seperti menyebutkan
TKTP(Roti, singkong, pola makan
putih telur, lauk pauk dan yang baik dan
buah) untuk meningkatkan benar
A:
daya tahan tubuh terhadap
MasalahTeratasi sebagian
infeksi P:
- Memberikan edukasi Anjurkan kontrol rutin
mengenai perawatan luka Lanjutkan intervensi
seperti luka harus sering
dibersihkan dan balutan
kassa diganti jika terlalu
lembab.
3. 26 Hambatan 12.45 - Mengajarkan dan anjurkan 26-02-2019, Jam 13.30
Februari 13.10 keluarga untuk merubah posisi Dx 3 : Hambatan Mobilitas Fisik b.d nyeri pada luka insisi
2019 mobilitas fisik 13.15 - Melakukan latihan jongkok, S:
b.d nyeri pada 13.20 menyusui bayi saat duduk Pasien mengatakan kesulitan membolak balikkan tubuhnya
maupun tidur dan O:
luka insisi menggendong bayi dengan baik - Pasien tenang
dan benar. - Pasien dapat melakukan latihan jongkok, menyusui
- Mengajarkan pasien dan bayi saat duduk maupun tidur dan menggendong bayi
keluarga teknik mobilisasi dengan baik dan benar.
(perpindahan) A:
MasalahTeratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
4. 26 Kurang 13.30 - Mengkaji tingkat pengetahuan 26-02-2019, Jam 13.50
Februari 13.40 pasien Dx 4 : Kurang Pengetahuan b.d Kurngnya Informasi
2019 Pengetahuan b.d 13.45 - Menjelaskan pemahaman
S:
Kurangnya tentang perawatan luka post SC
Pasien mengeluh nyeri pada bagian perut luka post SC
+ MOW
informasi +MOW
- Mengajarkan mengenai tentang
O:
carajongkok, menggendong dan
Pasien tampak belum
menyusui bayi dengan baik dan
paham dan
benar.
mengerti
mengenai
perawatan luka
A:
MasalahTeratasi sebagian
P:
Anjurkan kontrol rutin
Lanjutkan intervensi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai