Anggota Kelompok 2 :
o Dhea Mursyidah
o Fauzan Aziz Tutor :
o Fitra Phalevi dr.Mauliza M.ked (Ped) Sp.A
o Fitria Fonna
o Marina Rizki
o M. Khoir Gultom
o Puti Azilla Yuditya
o Tan Willy Rahmadani
o Tria Tanti Rahmadana
o Yuhaniz
MODUL 3
INFLAMASI PADA KULIT DAN KELAMIN
Skenario 3 : Cacar Api Lagi
Hani, anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke
puskesmas dengan keluhan munculnya gelembung-gelembung
berisi cairan di punggung kanannya sejak 2 hari yang lalu yang
terus bertambah. Dari anamnesis diketahui bahwa 5 hari sebelum
keluhan di kulit muncul, Hani mengalami demam, tidak enak
badan, nyeri otot serta lemas. Pada pemeriksaan status
dermatologis didapatkan eflorensensi berupa vesikel dan bula
berkelompok unilateral dengan dasar kulit yang eritematosa dan
edema, unilateral mengikuti dermatom, didapatkan pembesaran
KGB leher. Dokter puskesmas menjelaskan Hani terkena infeksi
virus kemudian memberikan salep topikal dan obt minum.
Ibu Hani cemas dan bertanya, kenapa penyakit kulit yang sama
muncul lagi padahal saat anaknya berusia 5 tahun, ia pernah tertular
penyakit yang sama dari tetangganya yang menurut orang kampusng
disebut cacar api. Berbulan-bulan setelah sakit kulitnya menghilang,
Hani masih sering megeluhkan perih seperti terkena cabe di sekitar
lokasi tersebut. Ibunya juga cemas apakah penyakit seperti Hani bisa
menjalar sampai kelaminnya, seperti yang ia tonton di TV.
Yuki teman sekolah Hani juga berobat dengan keluhan
munculnya bercak-bercak kemerahan yang melingkar di pergelangan
tangan kirinya. Bercak tersebut muncul sejak seminggu yang lalu
setelah Yuki menggunakan gelang tersebut dari bahan metal. Yuki
takut karena kulitnya terus memerah dan gatal. Dokter kemudian
melakukan pemeriksaan, didapatkan makula eritematosa berbatas
tegas dan kulit sekitar edema. Dokter kemudian memberikan obat
dan edukasi agar kasus tersebut tidak berulang.
Bagaimana anda menjelaskan kasus yang terjadi pada Hani dan
Yuki?
JUMP 1 TERMINOLOGI
1. Cacar api/Herpes zoster Infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh
virus varicella-zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air
(Varicella).
2. Pemeriksaan Status Dermatologis Pemeriksaan pada tubuh pasien yang
meliputi dari inspeksi dan palpasi pada kulit.
3. Efloresensi/ruam kelainan kulit dan selaput lender yang dapat dilihat
dengan mata telanjang dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan.
Yang dapat berupa Makula, Papula, Nodul, Vesikel., Bula, urtika, dll
4. Vesikel Gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari ½
cm garis tengah, mempunyai dasar dan puncak vesikula dapat bulat,
runcing/umbilikasi; vesikel berisi darah disebut vesikel hemoragik.
5. Bula Vesikel yang berukuran lebih besar. Dikenal juga istilah bula
hemoragik, bula purulent, dan bula hipopion.
6. Makula lesi datar, secara jelas terlihat sebagai daerah dengan warna yang
berbeda dengan jaringan di sekitarnya atau membrane mukosa.
JUMP 2 & 3
2. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan usia dengan kasus yang dialami Hani?
Dan FR lain?
Hipotesis :
* Pada kasus ini tidak ada perbedaan angka kesakitan antara laki-laki dan
perempuan, angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Lebih dari 2/3
usia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% usia di bawah 20 tahun.
* Faktor Resiko :
1. Trauma / luka 4. Kelelahan
2. Demam 5. Alkohol
3. Obat – obatan 6. Stres
3. Bagaimana Interpretasi dari anamnesis dan px.status dermatom pada Hani?
Hipotesis :
Anamnesis :
* Demam : adanya reaksi antibodi untuk melawan virus
* Tidak enak badan & lemas : energi digunakan untk sistem imun melawan virus
* Nyeri otot : area penyebaran virus
Px.Status Dermatologis :
* Efloresensi berupa vesikel dan bula : adanya infeksi yang berkelompok sesuai
dermatom
* Pembesaran KGB : menandakan adanya penambahan sel pertahanan tubuh (imun
seluler)
6. Mengapa dokter puskesmas memberikan salep topikal dan obat minum? Apa
jenis obatnya dan tx lain?
Hipotesis :
Tujuan pemberian salap topikal & obat minum: agar lesi kulit tetap kering & efektif
mencegah penyebaran virus.
Contoh obatnya : Acyclovir topikal
Tx lain :
- Bedak salicyl - Analgetik
- Kortikosteroid - Parasetamol
7. Mengapa penyakit kulit ini dapat muncul lagi,padahal pada umur 5 tahun hani
pernah mengalaminya?
Hipotesis :
Karena setelah sembuh dari herpes zoster, virus yang ada di ganglion sensoris
tetap hidup dalam keadaan tidak aktif sehingga dapat aktif kembali jika daya tahan
tubuh menurun.
8. Apakah bisa penyakit yang dialami Hani dapat menjalar ke area kelamin? Dan
bagaimana komplikasi dan prognosis pada kasus Hani?
Hipotesis :
* Dapat menjalar ke kelamin,karena penyebaran virus ini sesuai dermatom.
* Komplikasi
Neuralgia Pasca Herpes zoster (NPH) ,Gangren superfisialis, Komplikasi mata :
keratitis akut, skleritis, uveitis, glaucoma. Komplikasi sitemik : endokarditis,
menigosefalitis, paralysis saraf motorik.
* Prognosis : Pada orang muda dan anak-anak umumnya baik.
9. Mengapa Yuki mengeluh munculnya bercak-bercak kemerahan yang melingkar
di pergelangan tangan kirinya? Dan adakah hubungan dengan dia yang
mengenakan gelang berbahan metal?
Hipotesis :
Karena adanya penetrasi bahan iritan(gelang) kerusakan membran lipid
keratinosit dalam beberapa menit-jam difusi bahan iritan melalui
membrane akan merusak lisosom, mitokondria, dan komponen inti sel
pengaktifan fosfolipase menghasilkan asam arakidonik asam arakidonik
membebaskan prostaglandin dan leukotrin kerusakan barrier kulit, kerusakan
seluler epidermis tampak bercak-bercak kemerahan.
10. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan kasus yang dialami Yuki?
Dan FR lain?
Hipotesis :
Pada wanita lebih sering terkena dari pada pria dan lebih sering pada umur > 50
tahun karena keadaan kulit yang lebih kering dan tipis.
FR lain :
* Ketebalan kulit relatif kurang
* Anak-anak berusia kurang dari 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi
* Kulit putih
* Ada penyakit kulit yang sedang atau pernah dialami
11.Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter pada
Yuki? Dan adakah pemeriksaan lain yang dapat dilakukan?
Hipotesis :
Interpretasi pemeriksaan :
* Makula eritematosa : lesi datar, dengan area sekitar berwarna merah yang
berbeda dengan jaringan di sekitarnya.
* Edema : respon dari imun seluler
Pemeriksaan lain :
* Pemeriksaan alergi dengan patch test
* Pemeriksaan histopatologis
12. Apa DD dan Dx dari kasus Yuki? Dan adakah gejala lain yang mungkin terjadi?
Hipotesis :
14. DD : dermatitis kontak iritan dan dermatitis atopik
Dx : dermatitis kontak alergi
Gejala lain :
• Kulit kering. •Kulit bersisik
• Kulit lecet melepuh. •Pembengkakan.
•Terasa gatal •Terasa nyeri
13. Apa obat yang diberikan oleh dokter kepada Yuki dan bagaimana edukasi
yang diberikan pada kasus Yuki?
Hipotesis :
Obat :
• Topikal kortikosteroid (prednison)
• Anti histamin
• Anti pruritus
• Krim yang mengandung dimethicome
Edukasi : hindari pajanan dengan bahan-bahan iritan dan jaga kebersihan area
yang terkena.
SKEMA
Inflamasi pada kulit
& kelamin
Epid,Etio,Patofis,MK
Prinsip penegakan
diagnosa
DD & Dx
Tatalaksana
Etiologi
Kuman penyebab dari kusta adalah
Mycobacterium leprae. M leprae merupakan basil
tahan asam berukuran panjang 4 – 7 µm dan
lebar 0,3 – 0,4 µm. Genom M leprae ada 3.3 juta
pasang, dengan kurang lebih 1600 gen.
Klasifikasi
Klasifikasi penyakit kusta dapat dilakukan
berdasarkan beberapa prinsip utama:
Klasifikasi menurut Madrid (1953):
a. Kusta Tuberculoid (T) adalah bentuk ringan,
kelainan terutama mengenai syaraf, sedikit atau
tidak mengandung basil.
b. Kusta Lepromatous (L) adalah bentuk ganas dan
luas, kelainan terutama pada kulit, mengandung
banyak sekali basil.
c. Borderline (B) adalah bentuk antara dari bentuk
Lepromateus dan Tuberculoid
Klasifikasi penyakit kusta menurut WHO (1955), yaitu:
a. Tipe Pausi Basiler (PB) :
- Sedikit mengandung kuman-kuman kusta, tidak menular
walaupun kemungkinan masih ada
- Lesi kulit 1 – 5
- Distribusi tidak simetris
- Kerusakan syaraf hanya satu cabang syaraf.
Gambaran klinis:
• Lesi bulat berbatas tegas, bagian tepi tampak lebih meradang,
bagian tengah cenderung menyembuh ( central healing )
berskuama, polisiklik.
• Derajat inflamasi bervariasi tergantung spesies penyebab,
terdiri dari eritem, vesikel, pustul
Pemeriksaan Penunjang
Larutan KOH 10%, hifa (+)
Diagnosis Banding :
1. Ptiriasis Rosea
2. Psoriasis Vulgaris
3. Creeping eruption
4. Numular eksim
5. Dermatitis kontak
Penatalaksanaan
• Mengobati atau menghilangkan sumber penularan
• Pengobatan oral jika lesi luas atau gagal dengan pengobatan
topikal
• Topikal : Imidazol , azol, alilamin
• Oral : Griseofulvin microsized : 500- 1000 mg/hari, 2-6
minggu, resisten ?
Ketokonazol : 200 mg /hari, 4 minggu
Itrakonazol : 100 mg/hari , 2 minggu atau
200 mg/hari , 1 minggu
Terbinafin : 250 mg/hari , 1-2 minggu
Tinea Kruris
Gambaran klinis:
• Lokasi genito-krural atau sisi medial paha atas, asimetris atau bilateral.
• Lesi berbatas tegas, tepi meninggi ( papulo vesikel eritematosa ) atau
pustul.
• Bagian tengah menyembuh warna coklat kehitaman, berskuama,
likenifikasi.
Pemeriksaan Penunjang :
• Larutan KOH 10%, hifa (+)
Diagnosis Banding :
1. Kandidiasis kutis 3. Dermatitis seboroika
2. Eritrasma 4. Psoriasis
Penatalaksanaan
• Hindari faktor predisposisi, pengobatan sama
dengan Tinea korporis
• Topikal : Imidazol , azol, alilamin
• Oral : Griseofulvin microsized : 500- 1000
mg/hari, 2-6 minggu, resisten ?
Ketokonazol : 200 mg /hari,
4 minggu
Itrakonazol : 100 mg/hari ,
2 minggu atau
200 mg/hari ,
1 minggu
Terbinafin : 250 mg/hari ,
1-2 minggu
Inflamasi pada kulit dan kelamin
akibat gigitan serangga
SKABIES
The itch, gudik, budukan, gatal agogo
Definisi
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabiei var, hominis
dan produknya.
Cara penularan
• Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit)
Misal: berjabat tangan, tidur bersama, hubungan
seksual.
Tanda-tanda Kardinal:
Pruritus nokturna
Tinggal berkelompok
Ditemukannya tungau
Diagnosis dapat dilakukan bila menemukan 2 dari 4 tanda kardinal
tersebut.
Pembantu Diagnosis
Cara menemukan tungau:
1. Cari terowongan, pada ujungnya akan terlihat
papul atau vesikel lalu congkel dengan jarum.
Letakkan diatas sebuah kaca obyek, lalu tutup
dengan kaca penutup. Lihat menggunakan
mikroskop.
2. Sikat dengan penyikat, lalu tampung diatas
selembar kertas putih dan lihat dengan kaca
pembesar.
Prognosis
• Dengan memperhatikan pemilihan dan cara
pemakaian obat dan menghilangkan faktor
predisposisi maka akanmemberi prognosis
yang baik
PITYRIASIS VERSICOLOR
Penyebab : Malassezia furfur (bersifat lipofilik)
Predileksi : punggung, dada, lengan atas (daerah
seborea), atau tempat lain.
Tanda : makula hipo/hiperpigmentasi (putih -
coklat), multipel dengan squama halus.
Lesi dapat bergabung lebar (patch)
3/31/2019 58
3/31/2019 59
Terapi
3/31/2019 60
LO 5
Inflamasi pada kulit dan kelamin
berupa dermatitis eksim
PIODERMA
Definisi & predisposisi
• Infeksi kulit yang disebabkan oleh
Staphylococcus dan/atau Streptococcus
• Faktor predisposisi
– Higiene
– Daya tahan (gizi kurang, anemia, peny.
kronik, keganasan, dsbnya)
– Penyakit kulit lain
Klasifikasi
• Pioderma primer
– Terjadi pada kulit normal
– Satu jenis kuman
• Pioderma sekunder
– Sudah ada penyakit kulit
– Lesi tak-khas
– Disebut impetigenisata
IMPETIGO
• Pioderma terbatas di epidermis (pioderma
superfisialis)
• Klasifikasi
– Impetigo krustosa (impetigo kontagiosa, impetigo
vulgaris)
– Impetigo vesikobulosa (cacar monyet)
– Impetigo neonatorum
Impetigo Krustosa
• Biasanya karena Streptococcus ß haemolyticus
• Anak
• Wajah,yi periorifisium (mulut, hidung)
• Tanpa gejala sistemik
• Eritema & vesikel yg cepat pecah krusta kuning
madu
• Penyulit glomerulonefritis (<5%)
• DD/ Ektima
Impetigo vesikobulosa
• Biasanya disebabkan Staphylococcus aureus
• Anak/dewasa
• Ketiak, dada, punggung
• Sering bersama miliaria
• Tanpa gejala sistemik
• Eritema, bula, bula hipopion, erosi dg skuama
kolaret
Impetigo neonatorum
• Varian impetigo vesikobulosa pada neonatus
• Lesi seperti impetigo vesikobulosa tetapi
generalisata
• Demam
• DD/ Sifilis kongenital
Folikulitis
• Radang folikel rambut
• Biasanya disebabkan Staphylococcus aureus
• Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart):
tungkai bawah; papul/pustul eritematosa dgn
rambut di tengah; multipel
• Folikulitis profunda: ada infiltrat subkutis, mis.
sikosis barbe
• DD/ Tinea barbe
Furunkel/Karbunkel
• Radang folikel rambut dan jaringan di
sekitarnya
• Multipel = furunkulosis
• Karbunkel = furunkel yang menjadi satu
• Biasanya disebabkan oleh S. aureus
• Nodus eritematosa yg nyeri abses pecah
fistula
• Aksila, bokong
Ektima
• Ulkus superfisial dg krusta di atasnya
• Streptococcus ß haemolyticus
• Krusta tebal kuning dg ulkus dangkal di
bawahnya
• Tungkai bawah
Erisipelas
• Infeksi akut streptokokus di epidermis &
dermis
• Gejala konstitusi
• Tungkai bawah (trauma)
• Eritema merah cerah, batas tegas, tepi
meninggi, tanda-tanda radang akut
• Dapat timbul edema, vesikel, bula
• Leukositosis
Selulitis
• Serupa dgn erisipelas tetapi juga mengenai
subkutis
• Infiltrat difus di subkutis dg tanda radang akut
• Bila mengalami supurasi menjadi flegmon
Abses multipel kelenjar keringat
• Infeksi kelenjar keringat oleh S. aureus
• Anak
• Nodus eritematosa, multipel, bentuk kubah,
indolen
• Predisposisi: keringat , imunitas
• DD/ furunkulosis
Hidradenitis supurativa
• Infeksi kelenjar apokrin
• Biasanya oleh S. aureus
• Pubertas, dewasa muda
• Ketiak, perineum
• Predisposisi: trauma/mikrotrauma, hiperhidrosis,
deodoran
• Gejala konstitusi, leukositosis
• Nodus meradang abses fistula sinus
multipel
• DD/ skrofuloderma
Pengobatan
• Sistemik
– Penisilin: ampisilin, amoksisilin, oksasilin, kloksasilin,
dikloksasilin, flukloksasilin, amoksisilin-asam klavulanat,
ampisilin-sulbaktam
– Linkomisin, klindamisin
– Makrolid (eritromisin, roksitromisin, klaritromisin)
– Sefalosporin
• Topikal
– Basitrasin, neomisin
– Asam fusidat, mupirosin
TERIMA KASIH