Anda di halaman 1dari 21

 Arif Hariyanto

 Alifatul Muyassaroh
 Evelyn
 Teja Raharja
 Yogi wiranata
 Zahrotul Bahiyah
 Manusia adalah makhluk indiviudu sekaligus
sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu
berinteraksi dengan individu lain dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani
kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan
ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi
antar kelompok masyarakat, baik yang
berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam
rangka menjaga keutuhan dan persatuan
dalam masyarakat, maka diperlukan sikap
saling menghormati dan saling menghargai,
sehingga gesekan-gesekan yang dapat
menimbulkan pertikaian dapat dihindari.
 Toleransi Antar Umat Beragama
 Menghormati Dan Memelihara Hak
Dan Kewajiban Antar Umat Beragama
 Manfaat Toleransi Hidup Beragama
Dalam Pandangan Islam
 Toleransi Antar-Umat Beragama dalam
Pandangan Islam
 Konsep Toleransi Dalam Islam
• Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang
berasal dari bahasa latin yang berarti dengan
sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian
toleransi secara luas adalah suatu sikap atau
perilaku manusia yang tidak menyimpang dari
aturan, dimana seseorang menghargai atau
menghormati setiap tindakan yang orang lain
lakukan.
Contohnya adalah toleransi beragama dimana
penganut mayoritas dalam suatu masyarakat
mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.
Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap
manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai
keyakinan, untuk menghormati dan menghargai
manusia yang beragama lain.
 Sedangkan Rukun” dari Bahasa Arab “ruknun”
artinya asas-asas atau dasar Rukun dalam arti
adjektiva adalah baik atau damai. Kerukunan hidup
umat beragama artinya hidup dalam suasana damai,
tidak bertengkar, walaupun berbeda agama.
Kerukunan dalam Islam diberi istilah “tasamuh ” atau
toleransi. Sehingga yang di maksud dengan toleransi
ialah kerukunan sosial kemasyarakatan.
 Kata Ukhuwah berarti persaudaraan. Maksudnya
perasaan simpati atau empati antara dua orang atau
lebih. Masing-masing pihak memiliki perasaan yang
sama baik suka maupun duka, baik senang maupun
sedih. Jalinan perasaan itu menimbulkan sikap timbal
balik untuk saling membantu bila pihak lain
mengalami kesulitan. Dan sikap untuk membagi
kesenangan kepada pihak lain. Ukhuwah dan
persaudaraan yang berlaku bagi sesama muslim
disebut ukhuwah islamiyah.
Sesama orang beriman adalah bersaudara
Sesama orang beriman dilarang saling bermusuhan
Hablum minallaah dan Hablum minannaas
Berlaku sopan terhadap sesama orang beriman
Berlaku lemah lembut terhadap orang beriman dan
suka bermusyawarah
Berkasih sayang terhadap orang beriman dan berlaku
tegas terhadap orang kafir
Sillaturrahim dan rekonsiliasi (perdamaian)
Orang yang amat takut kepada Allah adalah
ulama/ahli ilmu (ulama billaah)
Larangan menggunjing dan meremehkan orang
lain dengan panggilan jelek
Menyantuni orang tua, kerabat, anak yatim, fakir
miskin, dan ibnu sabil
 Makna ukhuwah insaniyah
Persaudaraan sesama manusia disebut ukhuwah
insaniyah. Persaudaraan ini dilandasi oleh ajaran
bahwa semua umat manusia adalah makhluk Allah.
Perbedaan keyakinan dan agama juga merupakan
kebebasan pilihan yang diberikan Allah. Hal ini harus
dihargai dan dihormati.
 “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada
para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”,
maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan ia termasuk golongan orang-orang
yang kafir” ( QS Al Baqarah 34 )

Pembagian Orang Kafir dalam Islam


 Orang kafir dalam syari’at Islam ada empat macam
:
 Pertama : Kafir Dzimmy, yaitu orang kafir yang
membayar jizyah (upeti) yang dipungut tiap tahun
sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri
kaum muslimin. Kafir seperti ini tidak boleh
dibunuh selama ia masih menaati peraturan-
peraturan yang dikenakan kepada mereka.

 Kedua: Kafir Mu’ahad, yaitu orang-orang kafir


yang telah terjadi kesepakatan antara mereka dan
kaum muslimin untuk tidak berperang dalam
kurun waktu yang telah disepakati. Dan kafir
seperti ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang
mereka menjalankan kesepakatan yang telah
dibuat.
 Ketiga: Kafir Musta’man, yaitu orang kafir yang
mendapat jaminan keamanan dari kaum muslimin
atau sebagian kaum muslimin. Kafir jenis ini juga
tidak boleh dibunuh sepanjang masih berada
dalam jaminan keamanan
 Keempat: Kafir Harby, yaitu kafir selain tiga di
atas. Kafir jenis inilah yang disyari’atkan untuk
diperangi dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam syari’at Islam.
 Menurut ajaran Islam, toleransi bukan
saja terhadap sesama manusia, tetapi
juga terhadap alam semesta, binatang,
dan lingkungan hidup. Dengan makna
toleransi yang luas semacam ini, maka
toleransi antar-umat beragama dalam
Islam memperoleh perhatian penting
dan serius.
Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya
diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi
adalah “damai”, “selamat” dan “menyerahkan diri”.
Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan
dengan istilah “Islam agama rahmatal lil’ālamîn”
(agama yang mengayomi seluruh alam). Ini
berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus
semua agama yang sudah ada. Islam menawarkan
dialog dan toleransi dalam bentuk saling
menghormati
 Mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran dalam masyarakat muslim.
 Mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran merupakan ciri utama masyarakat
orang-orang yang beriman. Setiap kali al-Qur'an
memaparkan ayat yang berisi sifat-sifat orang-
orang beriman yang benar, dan menjelaskan
risalahnya dalam kehidupan ini, kecuali ada
perintah yang jelas, atau anjuran dan dorongan
bagi orangorang beriman untuk mengajak kepada
kebaikan dan mencegah kemungkaran
 maka tidak heran jika masyarakat muslim menjadi
masyarakat yang mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Karena kebaikan negara
dan rakyat tidak sempurna kecuali dengannya
 “Sesungguhnya apabila manusia melihat orang
zalim dan mereka tidak mencegahnya dari
kezaliman, maka Allah akan menimpakan siksa
atas mereka semua”. (HR. Abu Daud, Tirmidzi,
dan Nasa'i)
 Di antara cara-cara amar ma'ruf dan nahi mungkar
adalah nasihat : “Barangsiapa di antara kalian yang
melihat kemungkaran, maka hendaklah
merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu
maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka
dengan hatinya, dan inilah selemah-lemahnya
Toleransi dalam Islam adalah otentik. Artinya tidak asing lagi dan bahkan
mengeksistensi sejak Islam itu ada. Karena sifatnya yang organik, maka
toleransi di dalam Islam hanyalah persoalan implementasi dan
komitmen untuk mempraktikkannya secara konsisten.

Namun, toleransi beragama menurut Islam bukanlah untuk


saling melebur dalam keyakinan. Bukan pula untuk saling bertukar
keyakinan di antara kelompok-kelompok agama yang berbeda itu.
Toleransi di sini adalah dalam pengertian mu’amalah (interaksi sosial).
Jadi, ada batas-batas bersama yang boleh dan tak boleh dilanggar.
Inilah esensi toleransi di mana masing-masing pihak untuk
mengendalikan diri dan menyediakan ruang untuk saling
menghormati keunikannya masing-masing tanpa merasa terancam
keyakinan maupun hak-haknya.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
 1, UMBARA
 Pandangan terhadap penyerangan Ahmadiah ?
 2 ISTI
 Boleh tidak pembangunan gereja dilakukan di tempat
yang jumlah antara pensusuk muslim dan nom
muslim seimbang ?
 3. ALDITIA
 Pandangan tentang adat disuatu tempat yang tidak
memperbolehkan membangun tempat ibadah bagi
kaum minoritas ?
 I. ZAHRO
 Faktor utama umat muslim melakukan hal tersebut adalah
karena ahmadiyah juga mengakui agamanya adalah islam,
tetapi nabi terakhirnya bukanlah Muhammad. Jika ingin
kejadian itu tidak terjadi maka ahmadiah harus membuat
agama baru (bukan islsm).
 2. YOGI
 Boleh , dengan syarat dan ketentuan tertentu, ex, dengan
izin pemerintsh .
 3. YOGI
 Jika memang sudah peraturannya begitu dan jumlah kaum
minoritas tidak boleh membangun tempat ibadah, maka
kita harus mentaatinya. Dan ibadah tidah harus dirumah
ibadah.

Anda mungkin juga menyukai