Anda di halaman 1dari 38

PATOMEKANISME

GANGGUAN GERAK DAN


FUNGSI PADA SISTEM
NEUROMUSKULAR

{ Kelompok 3
Alif Sulaiman (P3.73.26.1.18.002)
Assyifa Fitri Anggraeni (P3.73.26.1.18.005)
Najla Andria Khalilah (P3.73.26.1.18.032)
Sarah Ardina Puspitaloka
(P3.73.26.1.18.042)
Neuromuskuler adalah dua system yang tidak dapat di
pisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam
keadaan olahraga. Muskuler (perototan) dalam funsinya
adalah mengerut / memendek/ kontraksi.

Dalam pemendekan, otot di rangsang (dikontrol) oleh


system saraf sehingga otot terkontrol kekuatan, akurasi,
dan powernya. Hal ini di sebabkan semakin besar
berkehendak, semakin kuat dan cepat kontraksinya
sehingga tidak mungkin otot menampilkan kerjanya
dengan baik tampa sumbangan dari saraf

Pengertian
neuromuskuler
jenis yang mengganggu gangguan
sistem gerak pada neuromuskuler

 Sroke

 Low Back Pain (LBP)

 HNP

 alzheimer
Stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan
gejala dan atau tanda klinis yang berkembang dengan
cepat yang berupa gangguan fungsional otak fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam

1. Stroke
 Stroke pada anak-anak dan orang dewasa muda sering
ditemukan jauh lebih sedikit daripada hasil di usia tua, tetapi
sebagian stroke pada kelompok usia yang lebih muda bisa
lebih buruk. Kondisi turun temurun 9 predisposisi untuk
stroke termasuk penyakit sel sabit, sifat sel sabit, penyakit
hemoglobin SC (sickle cell), homosistinuria, hiperlipidemia
dan trombositosis.

 Namun belum ada perawatan yang memadai untuk


hemoglobinopati, tetapi homosistinuria dapat diobati dengan
diet dan hiperlipidemia akan merespon untuk diet atau
mengurangi lemak obat jika perlu. Identifikasi dan
pengobatan hiperlipidemia pada usia dini dapat
memperlambat proses aterosklerosis dan mengurangi risiko
stroke atau infark miokard pada usia dewasa

Etiologi pada stroke


 Beberapa faktor resiko stroke yang
dapat disebutkan, yakni:
 Faktor-faktor resiko yang  Umur: Rate meninggi sesuai dengan
selama ini telah pertambahan umur.
diidentifikasi dapat  Ras: lebih tinggi black dari white.
berupa hipertensi,  Seks: lelaki > wanita.
diabetes mellitus, riwayat  Hipertensi: faktor resiko tertinggi
stroke sebelumnya, dari stroke.
obesitas, dan kebiasaan  Diabetes (> 120mg/100ml): kuat
merokok. Selain itu, asosiasinya, kapiler rapuh.
disebutkan juga  Penyakit jantung sebelumnya: resiko
meninggi sampai 3 x.
beberapa faktor yang
 Atrial fibrilation/TIA: faktor resiko
dicurigai berkaitan kuat.
dengan stroke seperti  Obesitas: inconsistent findings.
alkohol, kontrasepsi  Rokok: tidak ditemukan efek besar,
hormonal, trauma, dan kapiler kaku.
herpes zoster .  Kolesterol dan trigliserida:
inconsistent.

Epidemiologi pada stroke


Secara patologi stroke dibedakan menjadi 2 sebagai berikut:
1) Stroke Iskemik
Sekitar 80% sampai 85% stroke adalah stroke iskemik, yang
terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri
besar pada sirkulasi serebrum.
 Klasifikasi stroke iskemik berdasarkan waktunya terdiri
atas:
1. Transient Ischaemic Attack (TIA): defisit neurologis
membaik dalam waktu kurang dari 30 menit,
2. Reversible Ischaemic Neurological Deficit (RIND): defisit
neurologis membaik kurang dari 1 minggu,
3. Stroke In Evolution (SIE)/Progressing Stroke,
4. Completed Stroke.
- Embolisme
 Sumber di jantung: fibrilasi
atrium (tersering), infark
 Beberapa penyebab stroke miokardium, penyakit jantung
iskemik meliputi: rematik, penyakit katup
- Trombosis Aterosklerosis jantung, katup prostetik,
kardiomiopati iskemik; Sumber
(tersering); Vaskulitis: tromboemboli aterosklerotik di
arteritis temporalis, arteri: bifurkasio karotis
poliarteritis nodosa; komunis, arteri vertebralis
Robeknya arteri: karotis, distal; Keadaan hiperkoagulasi:
kontrasepsi oral, karsinoma.
vertebralis 10 (spontan atau
traumatik); Gangguan darah:
- Vasokonstriksi
polisitemia, hemoglobinopati
(penyakit sel sabit).
- Vasospasme serebrum setelah
PSA (Perdarahan Subarakhnoid).
Terdapat empat subtipe dasar
pada stroke iskemik berdasarkan
penyebab: lakunar, thrombosis
pembuluh besar dengan aliran
pelan, embolik dan kriptogenik
2) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15%
sampai 20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila
lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur
sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang
subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan otak
 Proses patologik yang mendasari
mungkin salah satu dari berbagai
proses yang terjadi di dalam pembuluh
darah yang memperdarahi otak.

 Patologinya dapat berupa


 (1) keadaan penyakit pada pembuluh
itu sendiri, seperti pada aterosklerosis
dan trombosis, robeknya dinding
pembuluh, atau peradangan;
 (2) berkurangnya perfusi akibat
gangguan status aliran 12 darah,
misalnya syok atau hiperviskositas
darah;
 (3) gangguan aliran darah akibat
bekuan atau embolus infeksi yang
berasal dari jantung atau pembuluh
ekstrakranium; atau
 (4) ruptur vaskular di dalam jaringan
otak atau ruang subaraknoid (Price et
al, 2006).

Patofisiologi pada stroke


Klinis pada stroke
 1) Infark pada Sistem Saraf Pusat
 Tanda dan gejala infark arteri tergantung dari area vaskular yang
terkena.
- Infark total sirkulasi anterior (karotis):
 o Hemiplegia (kerusakan pada bagian atas traktus kortikospinal),

 o Hemianopia (kerusakan pada radiasio optikus),

 o Defisit kortikal, misalnya disfasia (hemisfer dominan), hilangnya


fungsi visuospasial (hemisfer nondominan).

- Infark parsial sirkulasi anterior: 16


 o Hemiplegia dan hemianopia, hanya defisit kortikal saja.

- Infark lakunar:
 o Penyakit intrinsik (lipohialinosis) pada arteri kecil profunda
menyebabkan sindrom yang karakteristik.

- Infark sirkulasi posterior (vertebrobasilar):


 o Tanda-tanda lesi batang otak,

 o Hemianopia homonim.

- Infark medulla spinalis


2) Serangan Iskemik Transien
 Tanda khas TIA adalah hilangnya fungsi fokal SSP secara
mendadak; gejala seperti sinkop, bingung, dan pusing tidak
cukup untuk menegakkan diagnosis. TIA umumnya
berlangsung selama beberapa menit saja, jarang berjam-jam.
Daerah arteri yang terkena akan menentukan gejala yang
terjadi:
- Karotis (paling sering):
 o Hemiparesis,

 o Hilangnya sensasi hemisensorik,

 o Disfasia,
 o Kebutaan monokular (amaurosis fugax) yang disebabkan
oleh iskemia retina.

- Vertebrobasilar:
 o Paresis atau hilangnya sensasi bilateral atau alternatif,

 o Kebutaan mendadak bilateral (pada pasien usia lanjut), 17


 o Diplopia, ataksia, vertigo, disfagia-setidaknya dua dari tiga
gejala ini terjadi secara bersamaan
3) Perdarahan Subarakhnoid

 Akibat iritasi meningen oleh darah, maka pasien menunjukkan


gejala nyeri kepala mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat
berat disertai fotofobia, mual, muntah, dan tanda-tanda
meningismus (kaku kuduk dan tanda Kernig).
 Pada perdarahan yang lebih berat, dapat terjadi peningkatan
tekanan intrakranial dan gangguan kesadaran. Pada funduskopi
dapat dilihat edema papil dan perdarahan retina.

 Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai akibat dari:


 - Efek lokalisasi palsu dari peningkatan tekanan intrakranial,
 - Perdarahan intraserebral yang terjadi bersamaan,
 - Spasme pembuluh darah, akibat efek iritasi darah, bersamaan
dengan iskemia

4) Perdarahan Intraserebral
 Spontan Pasien datang dengan tanda-tanda neurologis fokal yang
tergantung dari lokasi perdarahan, kejang, dan gambaran
peningkatan tekanan intrakranial. Diagnosis biasanya jelas dari
CT scan
 LBP adalah suatu sindroma klinis dengan manifestasi
berupa nyeri dan rasa tidak nyaman di daerah belakang
tubuh dengan batas tulang costae12 hingga lipatan
glutea dengan atau tanpa disertai penjalaran ke
tungkai.

 Penyebab LBP bermacam-macam mulai dari yang


ringan seperti sikap tubuh yang salah sampai yang
berat seperti keganasan. Nyeri yang dirasakan bisa
tumpul atau tajam, tersebar atau terlokalisir. Bila nyeri
bersifat akut dan berat disebut lumbago. Bila nyeri
menjalar ke pantat sampai paha belakang dan kaki
disebut sciatica. Umumnya episode LBP berlangsung
singkat, namun resiko kekambuhanya sangat tinggi.

2. Low Back Pain (LBP)


Etiologi pada LBP
 Nyeri punggung dapat disebabkan oleh berbagai kelaianan yang terjadi
pada tulang belakang, otot, discus intervertebralis, sendi, maupun struktur
lain yang menyokong tulang belakang.

Kelainan tersebut antara lain:


 (1) kelainan kongenital / kelainan perkembangan, seperti spondylosis dan
spondilolistesis, kiposcoliosis, spina bifida, ganggguan korda spinalis,
 (2) trauma minor, seperti regangan, cedera whiplash,
 (3) fraktur, seperti traumatik misalnya jatuh, atraumatik misalnya
osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid eksogen,
 (4) hernia discus intervertebralis,

 (5) degeneratif kompleks diskus misalnya osteofit, gangguan discus


internal, stenosis spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gangguan sendi
vertebra, gangguan sendi atlantoaksial misalnya arthritis reumatoid,
 (6) arthritis spondylosis, seperti artropati facet atau sacroiliaka, autoimun
misalnya ankylosing spondilitis, sindrom reiter,
 (7) neoplasma, seperti metastasisi, hematologic, tumor tulang primer,
 (8) infeksi / inflamasi, seperti osteomyelitis vertebral, abses epidural, sepsis
discus, meningitis, arachnoiditis lumbal.
 (9) metabolik osteoporosis – hiperparatiroid,
 (10) vaskuler aneurisma aorta abdominalis, diseksi arteri vertebral,

 (11) lainnya
 Faktor risiko sendiri dapat diklasifikasikan ke dalam
faktor pekerjaan yang berhubungan, seperti; sifat
fisik pekerjaan dan iklim kerja psikososial,bersama
dengan faktor-faktor sifat fisik dan psikologis
personal.
 Faktor psikososial yang berpotensi memberikan
kontribusi tekanan emosional pada pasien dengan
kronik LBP adalah ketidakpuasan kerja, dukungan
sosial yang buruk dan pengaruh perilaku nyeri yang
terkait pada pekerjaan dan dinamika keluarga. Pada
populasi umum faktor risiko psikososial yang
terbukti adalah sikap (attitude), kognisi, fear-
avoidance belief, depresi, ansietas, distres dan
riwayat kekerasan fisik.

Epidemiologi pada LBP


Patofisiologi pada LBP
Pada dasarnya penyebab dari timbulnya pembengkokan kurve vertebra ke lateral
dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
(1) Adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kerja otot atau ligamen, anatar
samping satu dengan yang lain, sedangkan hal – hal yang dapat menyebabakan
adanya bermacam – macam, misalnya:
 (a) adanya spasme otot karena suatu trauma atau penyakit pada satu samping,
 (b) adanya kelemahan otot pada satu samping karena satu gangguan neurologis
pada satu samping,
 (c) adanya kebiasaan sikap atau kerja yang salah yang menyebabkan otot pada
satu samping menjadi lebih kuat dari samping yang lain.
(2) Adanya bentuk yang tidak simetris dari corpus vertebra antara sampinf kiri dan
kanan yang dapat disebabkan oleh:
(a) pertumbuhan epiphisis yang tidak seimbang antara samping satu dengan
samping yang lainnya karena tekanan otot yang berbeda,
(b) (b) adanya suatu penyakit tulang yang menyerang satu samping yang
menyebabkan corpus vertebra pada samping tersebut menjadi lebih keropos
dan lebih tipis.
 (3) Adanya kelainan yang bersifat idiopathic dan congenital.
 (4) Adanya sciatica yang disebut juga sciatic scoliosis karena pada penderita
sciatic untuk mengurangi rasa nyeri maka penderita akan berusaha membuat
posisi flexi knee dan extensi hip .
 1) Spondylosis
 Spondylosis adalah penyakit degeneratif tulang
belakang. Spondylosis ini disebabkan oleh
proses degenerasi yang progresif pada diskus
intervertebralis, yang mengakibatkan makin
menyempitnya jarak antar vertebra sehingga
mengakibatkan terjadinya osteofit,
penyempitan kanalis spinalis dan foramen
intervertebralis dan iritasi persendian posterior.
Rasa nyeri pada spondylosis ini disebabkan
oleh terjadinya osteoartritis dan tertekan radiks
oleh kantong durameter yang mengakibatkan
iskemik dan radang
Klinis pada LBP
Dalam pemeriksaan scoliosis badan
harus terlihat seluruhnya dan pasien
diperiksa dari depan, belakang dan
samping. Pada kasus ini, rotasi pada Selain tanda secara fisik,
thorak dapat menyebabkan sudut rusuk
menonjol keluar, karena itu penderita scoliosis merasakan
menimbulkan bongkol rrusuk yang beberapa gejala, seperti
asimetrispada sisi cembung kurva. (1) nyeri pada pinggang,
Tanda diagnostik scoliosis tepat adalah (2) perasaan lelah jika duduk
bahwa membungkuk ke depan
membuat kurva lebih nyata. atau berdiri terlalu lama,
(3) tidak seimbangnya antara
Dari banyak kasus scoliosis tidak shoulder atau salah satu
menimbulkan tanda fisisk pada shoulder terasa lebih tinggi.
awalnya, namun apabila derajat
skoliosis sudah mulai masuk ke sedang
bahkan berat, maka akan menimbulkan
beberapa kelainan kosmetika seperti,
 (1) bahu yang asimetris,

 (2) badan tampak miring ke salah


satu sisi, (3) skapula tampak lebih
menonjol.
 Pengobatan dan perawatan  Informasi yang diberikan
harus mempertimbangkan kepada pasien tentang
kebutuhan dan pilihan pengobatan dan
pasien. Penderita LBP kepedulian, harus sesuai
terutama nonspesifik harus dengan budaya dan kultur
memiliki kesempatan untuk yang seharusnya. Jika
membuat keputusan tentang pasien setuju, keluarga dan
perawat harus memiliki
perawatan dan pengobatan kesempatan untuk terlibat
mereka dalam kemitraan dalam keputusan
dengan profesional kesehatan pengobatan dan perawatan.
mereka. Komunikasi yang Keluarga dan perawat juga
baik antara profesional harus diberikan informasi
kesehatan dan pasien sangat dan dukungan yang mereka
penting. Itu harus didukung butuhkan.
oleh dasar bukti informasi
tertulis yang disesuaikan
dengan kebutuhan pasien.
 Alzheimer adalah kondisi kelainan yang
ditandai dengan penurunan daya ingat,
penurunan kemampuan berpikir dan berbicara,
serta perubahan perilaku pada penderita akibat
gangguan di dalam otak yang sifatnya
progresif atau perlahan-lahan.

3. Alzheimer
 Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada
tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiatri dan
neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia
mengobservasi seorang wanita berumur 51 tahun,
yang mengalami gangguan intelektual dan memori
serta tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya,
sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan
anggota gerak,koordinasi dan reflek. Pada autopsi
tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan
simetri, dan secara nikroskopik tampak bagian kortikal
otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi
neurofibrillary.
 Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa
alternatif penyebab yang telah dihipotesa adalah
intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas,
infeksi virus, polusi udara/industri, trauma,
neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament,
presdiposisi heriditer.
 Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi
beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian
telah membuktikan bahwa peran faktor non-
genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana
faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor
genetika.

Etiologi pada Alzheimer


 Data epidemiologis menunjukkan bahwa faktor risiko
yang memungkinkan mempengaruhi individu untuk
sakit punggung termasuk tinggi untuk merokok dan
obesitas. Faktor risiko dibagi atas faktor fisik, pekerjaan,
dan psikososial.
 Faktor risiko sendiri dapat diklasifikasikan ke dalam
faktor pekerjaan yang berhubungan, seperti; sifat fisik
pekerjaan dan iklim kerja psikososial,bersama dengan
faktor-faktor sifat fisik dan psikologis personal. Faktor
psikososial yang berpotensi memberikan kontribusi
tekanan emosional pada pasien dengan kronik LBP
adalah ketidakpuasan kerja, dukungan sosial yang buruk
dan pengaruh perilaku nyeri yang terkait pada pekerjaan
dan dinamika keluarga. Pada populasi umum faktor
risiko psikososial yang terbukti adalah sikap (attitude),
kognisi, fear-avoidance belief, depresi, ansietas, distres
dan riwayat kekerasan fisik.

Epidemiologi pada
alzheimer
Pada dasarnya penyebab dari timbulnya
pembengkokan kurve vertebra ke lateral dapat
dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
(1) Adanya ketidakseimbangan (2) Adanya bentuk yang tidak simetris
kekuatan atau kerja otot atau dari corpus vertebra antara sampinf
kiri dan kanan yang dapat disebabkan
ligamen, anatar samping satu oleh:
dengan yang lain, sedangkan hal  (a) pertumbuhan epiphisis yang
– hal yang dapat menyebabakan tidak seimbang antara samping satu
adanya bermacam – macam, dengan samping yang lainnya
misalnya: karena tekanan otot yang berbeda,
 (a) adanya spasme otot karena  (b) adanya suatu penyakit tulang

suatu trauma atau penyakit yang menyerang satu samping yang


menyebabkan corpus vertebra pada
pada satu samping, samping tersebut menjadi lebih
 (b) adanya kelemahan otot keropos dan lebih tipis.
pada satu samping karena satu
gangguan neurologis pada (3) Adanya kelainan yang bersifat
satu samping, idiopathic dan congenital.
 (c) adanya kebiasaan sikap
atau kerja yang salah yang (4) Adanya sciatica yang disebut juga
menyebabkan otot pada satu sciatic scoliosis karena pada penderita
sciatic untuk mengurangi rasa nyeri
samping menjadi lebih kuat maka penderita akan berusaha
dari samping yang lain. membuat posisi flexi knee dan extensi
hip
 1. Faktor genetik
 Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi
kasus alzheimer ini diturunkan melalui gen autosomal
dominant. Individu keturunan garis pertama pada
keluarga penderita alzheimer mempunyai resiko
menderita demensia 6 kali lebih besar dibandingkan
kelompok kontrol normal Pemeriksaan genetika DNA
pada penderita alzheimer dengan familial early onset
terdapat kelainan lokus pada kromosom 21 diregio
proximal log arm, sedangkan pada familial late onset
didapatkan kelainan lokus pada kromosom 19.

Patofisiologi pada
Alzheimer
 2. Faktor infeksi
 Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada
keluarga penderita alzheimer yang dilakukan secara
immuno blot analisis, ternyata diketemukan adanya antibodi
reaktif. Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada
susunan saraf pusat yang bersipat lambat, kronik dan remisi.
 Beberapa penyakit infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease
dan kuru, diduga berhubungan dengan penyakit alzheimer.
Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara
lain:
 a. manifestasi klinik yang sama
 b. Tidak adanya respon imun yang spesifik
 c. Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat
 d. Timbulnya gejala mioklonus e. Adanya gambaran
spongioform
 3. Faktor imunologis
 Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien
yang menderita alzheimer didapatkan kelainan
serum protein seperti penurunan albumin dan
peningkatan alpha protein, anti trypsin
alphamarcoglobuli dan haptoglobuli. Heyman
(1984), melaporkan terdapat hubungan bermakna
dan meningkat dari penderita alzheimer dengan
penderita tiroid. Tiroid Hashimoto merupakan
penyakit inflamasi kronik yang sering didapatkan
pada wanita muda karena peranan faktor immunitas
 4. Faktor trauma
 Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan
penyakit alzheimer dengan trauma kepala. Hal ini
dihubungkan dengan petinju yang menderita
demensia pugilistik, dimana pada otopsinya
ditemukan banyak neurofibrillary tangles.
Klinis pada Alzheimer
 Awitan dari perubahan mental penderita alzheimer
sangat perlahanlahan, sehingga pasien dan
keluarganya tidak mengetahui secara pasti kapan
penyakit ini mulai muncul. Terdapat beberapa
stadium perkembangan penyakit alzheimer yaitu:
 o Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)
 o Memory : new learning defective, remote recall
mildly impaired
 o Visuospatial skills : topographic disorientation,
poor complex contructions
 o Language : poor woordlist generation, anomia
 o Personality : indifference,occasional irritability
 o Psychiatry feature : sadness, or delution in some
 o Motor system : normal
 o EEG : normal
 o CT/MRI : normal
 o PET/SPECT : bilateral posterior
hypometabolism/hyperfusion
 o Stadium II (lama penyakit 3-  o Stadium III (lama
10 tahun) penyakit 8-12 tahun)
o Memory : recent and remote  o Intelectual function :
recall more severely impaired severely deteriorated
o Visuospatial skills : spatial
disorientation, poor  o Motor system : limb
contructions rigidity and flexion poeture
o Language : fluent aphasia
o Calculation : acalculation  o Sphincter control : urinary
o Personality : indifference, and fecal
irritability  o EEG : diffusely slow
o Psychiatry feature : delution
in some  o CT/MRI : ventricular and
o Motor system : restlessness, sulcal enlargeent
pacing
o EEG : slow background  o PET/SPECT : bilateral
rhythm parietal and frontal
o CT/MRI : normal or hypometabolism/hyperfusi
ventricular and sulcal on
enlargeent
o PET/SPECT : bilateral parietal
and frontal
hypometabolism/hyperfusion
4. Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

 Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah turunnya


kandungan annulus fibrosus dari diskus
intervertebralis lumbal pada spinal canal atau
rupture annulus fibrosus dengan tekanan dari
nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi
pada element saraf.

 Pada umumnya HNP pada lumbal sering terjadi


pada L4-L5 dan L5-S1. Kompresi saraf pada level ini
melibatkan root nerve L4, L5, dan S1. Hal ini akan
menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar
ketungkai.
Etiologi pada HNP
 Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan
meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang
mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus.
Annulus fibrosus mengalami perubahan karena digunakan terus
menerus. Akibatnya, annulus fibrosus biasanya di daerah lumbal
dapat menyembul atau pecah

 Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh


karena adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai
discus intervertebralis sehingga menimbulkan sobeknya annulus
fibrosus. Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan
gejala ini disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat
selama beberapa bulan atau bahkan dalam beberapa tahun.
Kemudian pada generasi diskus kapsulnya mendorong ke arah
medulla spinalis, atau mungkin ruptur dan memungkinkan nucleus
pulposus terdorong terhadap sakus doral atau terhadap saraf spinal
saat muncul dari kolumna spinal
Epidemiologi pada HNP
 HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan
insiden puncak pada dekade ke-4 dan ke-5.

 Kelainan ini lebih banyak terjadi pada individu


dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan
mengangkat.

 Karena ligamentum longitudinalis posterior pada


daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya,
maka protrusi discus cenderung terjadi kearah
posterolateral, dengan kompresi radiks saraf.
Patofisiologi pada HNP

 Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus bersifat sirkum


ferensial. Karena adanya gaya traumatic yang berulang,
sobekan tersebut menjadi lebih besar dan timbul sobekan
radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya
menunggu waktu dan trauma berikutnya saja. Gaya presipitasi
itu dapat diasumsikan sebagai gaya traumatik ketikahendak
menegakkan badan waktu terpeleset, mengangkat benda berat
dan sebagainya.
 Menjebolnya (herniasi) nucleus pulposus dapat mencapai ke
korpus tulang belakang diatas atau di bawahnya. Bisa juga
menjebol langsung ke kanalis vertebralis. Menjebolnya
sebagian nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat
dilihat pada foto rontgen polos dan dikenal sebagai nodus
schmorl. Sobekan sirkum ferensial dan radial pada annulus
fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya
nodus schmorl merupakan kelainan yang mendasari low back
pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri
sepanjang tungkai yang dikenal sebagai ischialgia atau siatika.

 Menjebolnya nucleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti


bahwa nucleus pulposus menekan radiks yang bersamasama
dengan arteria radikularis yang berada dalam lapisan dura.
Hal itu terjadi jika penjebolan berada disisi lateral. Setelah
terjadi HNP, sisa discus intervertebralis mengalami lisis,
sehingga dua korpus vertebra bertumpang tindih tanpa
ganjalan (Muttaqin, 2008).
Klinis pada HNP
 Manifestasi klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri di
punggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri
tekan. HNP terbagi atas HNP sentral dan lateral. HNP
sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia
dan retensi urine. Sedangkan HNP lateral bermanifestasi
pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada
punggung bawah, di tengah-tengah area bokong dan betis,
belakang tumit, dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari
kelima kaki berkurang dan reflex achiller negative.
 Pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri dan nyeri tekan
didapatkan di punggung bawah, bagian lateral pantat,
tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis.
Kelemahan m. gastrocnemius (plantar fleksi pergelangan
kaki), m. ekstensor halusis longus (ekstensi ibu jari kaki).
Gangguan reflex Achilles, defisit sensorik pada malleolus
lateralis dan bagian lateral pedis (Setyanegara dkk, 2014).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai