Anda di halaman 1dari 19

EKA WIDYASTUTI

ANDINI
160641190
BAB 1
Pengertian dan bentuk
bentuk hadis
A. Pengertian Hadis
1. Pengertian Hadis Secara Etimologis
Secara etimologi (lughawiyah), berarti
“komunikasi”, “kisah”, “percakapan”, religius
atau sekular, historis atau kontemporer.

2. Pengertian Hadis secara Terminologis


Secara terminologis, para ulama, baik
muhaditsin, fuqaha, ataupun ulama ushul,
merumuskan pengertian hadis secara berbeda-
beda.
B. Pengertian Sunnah, Khabar,
dan Atsar
1. Pengertian Sunnah
“sunnah” sebagaimana juga menurut ahli bahasa
berarti Jalan.

2. Pengertian Khabar
Secara bahasa, khabar artinya warta atau berita
yang disampaikan dari seseorang kepada orang
lain. Khabar menurut istilah ahli hadis adalah,

3. Pengertian Atsar
Dari segi bahasa, atsar berarti bekas sesuatu atau
sisa sesuatu.
C. Bentuk Bentuk Hadis
1. Hadis Qauli
Hadis Qauli adalah segala bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan
kepada Nabi SAW.

2. Hadis Fi’li
Hadis Fi’li adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi SAW.

3. Hadis Taqriri
Hadis taqriri adalah hadis berupa ketetapan Nabi SAW.

4. Hadis Hammi
Hadis hammi adalah hadis yang berupa keinginan atau hasrat Nabi SAW.

5. Hadis Ahwali
Hadis Ahwali adalah hadis yang berupa hal ikhswal Nabi SAW.
D. Hadis Qudsi
Hadis Qudsi secara bahasa berasal dari
kata qadusa, yaqdusu, qudsan, artinya suci
atau bersih.
E. Persamaan dan Perbedaan
antara Hadis Qudsi dan Hadis
Nabawi
1. Persamaan Hadis nabawi dengan hadis qudsi
Hadis qudsi dengan hadis nabawi pada dasarnya
mempunyai persamaan, yaitu sama-sama
bersumber dari Allah SWT.

2. Perbedaan Hadis Nabawi dengan hadis qudsi


Perbedaan antara hadis nabawi dan hadis qudsi
dapat dilihat dari segi penisbatan, yaitu hadis
nabawi dinisbatkan kepada Rasul SAW. Dan
diriwayatkan dari beliau sehingga dinamakan hadis
nabawi.
F. Perbedaan Al-Quran
dengan Hadis Qudsi
1. Al-qur’an Al-karim adalah kalam Allah
yang diwahyukan kepada rasulullah
dengan lafazhnya. Dengan kalam Allah itu
pula, orang arab ditantang untuk membuat
yang serupa dengannya.
Bab 2
Sejarah Perkembangan Hadis
A. Sejarah Perkembangan Hadis
1. Periode pertama : perkembangan hadis pada masa rasulullah SAW.
Periode ini disebut Ashr Al-Wahyi wa at-taqwin’ (masa turunnya wahyu dan
pembentukan masyrakat Islam)

2. Periode kedua : perkembangan hadis pada masa khulafa’ ar-rasyidin (11 H – 40


H)
Periode ini disebut ‘Ashr-at-Tatsabbut wa al-iqlal min al-riwayah (masa membatasi dan
menyedikitkan riwayat).

3. Periode Ketiga : perkembangan pada masa sahabat kecil dan tabiin


Periode ini disebut ‘ashr Intisyar al-riwayah ila al-anshar (masa berkembang dan
meluasnya periwayatan hadis)

4. Periode Keempat : perkembangan hadis pada abad II dan III Hijriah


Periode ini disebut ‘ashr al-kitabah wa al-tadwin (masa penulisan dan pembukuan).

5. Periode Kelima : masa men-tashih-kan hadis dan penyusunan kaidah-kaidahnya


Abad ketiga hijriah merupakan puncak usaha pembukuan hadis. Sesudah kitab-kitab
Ibnu Juraij, kitab muwathta dalam masyarakat dan disambut gembira.
B. Madrasah-Madrasah Hadis
Madrasah hadis adalah tempat atau pusat
penyebaran hadis Nabi SAW.
1. Madrasah Madinah
2. Madrasah Mekah
3. Madrasah Yaman
4. Madrasah Bashrah
5. Madrasah Kufah
6. Madrasah Syam
7. Madrasah Mesir
BAB 3
Sejarah Penulisan dan Pembukuan Hadis
A. Penulisan Hadis
Sebelum agama islam datang, bangsa arab tidak mengenal
kemampuan membaca dan menulis. Mereka lebih dikenal sebagai
bangsa yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis).

B. Penghapalan Hadis
Para sahabat dalam menerima hadis dari Nabi SAW, berpegang pada
kekuatan hapalannya.

C. Pembukuan Hadis
Pada abad pertama hijriah, yakni masa Rasulullah SAW, khulafar
rasyidin, dan sebagian besar masa Bani Umayyah sehingga akhir abad
pertama hijriah, hadis-hadis.

D. Metode Pembukuan Hadis


Para penulis mempunyai beberapa metode dalam penyusunan hadis.
1. Metode Masanid
2. Al-ma’ajim
3. Pengumpulan hadis berdasarkan semua bab pembahasan
agama, seperti kitab kitab al-jamawi
4. Penulisan Hadis berdasarkan pembahasan fiqh
5. Kitab-kitab yang penyusunnya hanya menuliskan hadis-hadis
yang sahih
6. Karya tematik
7. Kumpulan hadis hukum fiqh
8. Merangkaikan al-majami
9. Al-ajza
10. Al-athraf
11. Kumpulan hadis yang mashyur diucapkan secara lisan atau
tematik
12. Az-zawaid
BAB 4
Hadis sebagai sumber ajaran agama
A. Kedudukan Hadis
1. Dalil Al-Quran
2. Dalil Hadis Rasulullah SAW
3. Ijma’
B. Fungsi Hadis terhadap Al-Qur’an
1. Bayan At-Tafsir
2. Bayan At-Taqrir
3. Bayan An-Nasakh
BAB 5
A. Komponen-komponen Hadis
Secara struktur, hadis terdiri atas tiga komponen,
yakni sanad atau isnad (rantai penutur), matan
(redaksi hadis), dan mukhraij (rawi).

B. Sanad Hadis
1. Pengertian Sanad Hadis
2. Isnad, Musnad, dan Musnid
3. Tinggi-rendahnya rangkaian sanad (silsilatu adz-
dzahab)
4. Jenis-jenis sahad hadis
C. Matan
D. Rawi Hadis
Kata Rawi atau ar-rawi berarti orang yang
meriwayatkan atau memberikan hadis (Naqil Al-
Hadis)
E. Kedudukan Sanad dan Matan Hadis
Kedudukan sanad dalam hadis sangat penting
karena hadis yang diperoleh/diriwayatkan akan
mengikuti siapa yang meriwayatkannya.

Anda mungkin juga menyukai