Anda di halaman 1dari 18

Erika Putri Husada

Melysa Wahyuningsih
Salma Khaiunnisa

Sumber
Ajaran Islam
Primer:
Al-Qur’an
Pengertian Al-Quran

AL-Qur’an secara harfiah memiliki arti “bacaan”

Lafal qara-a yang bermakna tala (membaca) diambil orang-


orang Arab dari bahasa Aramia. Kata qara-a tersebut dapat
pula berarti menghimpun dan mengumpulkan. Qira’ah
berarti mengumpulkan huruf-huruf dan kalimat-kalimat
dalam bacaan.

Dengan mengikuti pengertian diatas dapat diperoleh


kesimpulan bahwa secara bahasa al-Qur’an berarti saling
berkaitan, berhubungan antara satu ayat dengan ayat lain ,
dan berarti pula bacaan
Nama Lain Al-Qur’an

Al-Fairuz Abadi mengatakan ada sekitar 100 nama lain dari al-Qur’an. Di
antara sekian banyak nama, yang paling terkenal adalah al-Kitab (al-Baqarah
[2]: 2; al-A’raf [7]: 2 dll) dan al-Qur’an (al-Baqarah [2]: 185; al-Hijr [15]: 87;
dll). Di namakan Al-Kitab karena memberi pengertian karena wahyu itu
dirangkum dalam bentuk tulisan yang merupakan huruf-huruf dan
menggambarkan ucapan. Dinamakan al-Qur’an karena wahyu itu tersimpan
dalam dada manusia, mengingat nama al-Qur’an berasal dari kata qira’ah dan
di dalam qiro’ah terkandung makna “agar selalu diingat”. Dengan dua nama
tersebut mengisyaratkan makna wahyu tersebut akan senantiasa terpelihara
dalam dua bentuk hafalan dan tulisan.

Selain dua nama lain al-Qur’an di atas, yang juga masyhur adalah al-Furqan
(Ali Imran [3]: 4; al-Furqan [25]:1 ; dll), azd-Dzikr (al-Hijr [15]: 9); at-Tanzil
(as-Syu’ara [26]: 129) dan masih banyak yang lain.
Fungsi al-Qur’an

◍ Sebagai sumber hukum ajaran ◍ Sebagai panduan dalam


islam menyelesaikan sesuatu yang
◍ Sebagai petunjuk bagi umat timbul ditengah masyarakat
manusia dalam menjalani ◍ Sebagai mu’jizat terbesar
kehidupan yang lebih baik. dari Nabi Muhammad SAW.
◍ Sebagai rahmat bagi seluruh ◍ Sebagai penutup wahyu-
semesta alam wahyu yang diturunkan Allah
◍ Sebagai pembeda antara yang SWT kepada para Nabi dan
hak dan yang batil Rasul-Nya.
◍ Sebagai peringatan dan penyejuk
Kedudukan Al-Qur’an

◍ Al-Qur’an sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman Disiplin ilmu yang
bersumber dari Al-Qur’an di antaranya yaitu:
a. Ilmu Tauhid (Teologi)
b. Ilmu Hukum
c. Ilmu Tasawuf
d. Ilmu Filasafat Islam
e. Ilmu Sejarah Islam
f. Ilmu Pendidikan Islam
• Al-Quran sebagai Wahyu Allah SWT yaitu seluruh ayat Al-Qur’an adalah
wahyu Allah; tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau
pikiran
Nabi.

• Kitabul Naba wal akhbar (Berita dan Kabar) arinya, Al-Qur’an


merupakan kabar yang di bawah nabi yang datang dari Allah dan di
sebarkan kepada
manusia.

• Minhajul Hayah (Pedoman Hidup), sudah seharusnya setiap Muslim


menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan terhadap setiap problem yang di
hadapi.
• Sebagai salah satu sebab masuknya
orang arab ke agama Islam pada zaman
rasulallah dan masuknya orang-orang
sekarang dan yang akan
datang.

• Al-Quran sebagai suatu yang bersifat


Abadi artinya, Al-Qur’an itu tidak akan
terganti oleh kitab apapun sampai hari
kiamat baik itu sebagai sumber hukum,
sumber ilmu pengetahuan dan lain-lain
Kemukjizatan Al-Qur’an

Al-Qur’an turun di zaman mutakhir dan memiliki elastisitas. Bersifat holistik dan
universal (shālihun likulli zamānin wa makānin).
Elastisitas Al-Qur’an terletak pada penafsiran ayatnya. Memiliki banyak arti, terdiri
dari kalimat musytarak. Simbol, nama surat, urutan ayat dsb juga memiliki banyak
interpretasi.
Al-Qur’an memiliki redaksi dan kata yang mudah dimengerti. Meski begitu,
memiliki hikmah. Termasuk diantaranya, ungkapan kebahagiaan (Al-Jannah) dan
penderitaan (an-Nār) yang bersifat simbolik dan indrawi, sehingga orang yang
sangat awampun dapat memahaminya. Ini adalah mu’jizat abadi yang bersifat
inhern.
Kemujizatan yang bersifat inhern, terus menerus ditemukan oleh para ahli yang
mendalaminya dari berbagai sudut keilmuan. Kesehatan, genetika, geologi,
matematika, antariksa, dll, termasuk di dalamnya,informatika.
Sejarah pemeliharaan Al-Quran

Dipercayai oleh umat Islam bahwa penurunan Al-Qur'an terjadi secara


berangsur-angsur selama 23 tahun. Oleh para ulama membagi masa turun ini
dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode
Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-
surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode
Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan
surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat MadaniyahPemeliharaan al-
Qur’an terletak pada proses pengumpulannya (al-Jam’u). Sedangkan
pengumpulan al-Qur’an bisa dimaknai dengan 3 pengertian:

◍ Menghafal al-Qur’an secara hati-hati


◍ Penulisan dan pembukuan seluruh isi al-Qur’an (kodifikasi)
◍ Merekam suara bacaan al-Qur’an
Sejarah Kodifikasi

Pada masa Rasulullah:

◍ Para penulis wahyu (al-Kutab al-wahyi): Abu bakar, Umar bin al-
Khatab, Usman bin affan, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin tsabit, Ubay bin
kaab, Muawiyah bin abi Sufyan, Yazin bin Abi Sufyan, Khalid bin Sa’id
al-Ash, Handhalah bin ar-Rabi’, Zubair bin al-Awwam, dll.
◍ Pola pengumpulan: Zaid bin Tsabit mengatakan, “Kami bersama
Rasulullah megurutkan al-Qur’an pada kulit daun.” Maksudnya
adalah: kami mengumpulkan secara teratur dan tertib ayat-ayatnya
di kulit kayu atau kulit daun”.
◍ Alat Tulis: pelepah kurna, batu-batu yang tipis, potongan dari kulit
kayu atau dedaunan, kumpulan pelepah kurma yang lebar, tulang
kambing, tulang unta yang lebar.
Pada Masa Abu Bakar:

• Latar Belakang: peristiwa perang yamamah pada tahun ke 2 H


yang telah merenggut banyak nyawa para penghafal al-Qur’an.
• Pengusul: ‘Umar bin al-Khattab.
• Zaid bin Tsabit terpilih sebagai ketua Tim karena:
1. termasuk penghafal al-Qur’an,
2. Menyaksikan “pertemuan terakhir” terhadap al-Qur’an.
3. termasuk penulis wahyu untuk Rasulullah,
4. cerdas dan berakhlak mulia.
• Metode pengumpulan: Tautsiq dan Tatsabbut.
• Prinsip:
1. Apa yang ditulis di hadapan Rasulullah
2.apa yang dihafal oleh pada sahabat,
3. disetujui oleh dua orang saksi,
4. Apa yang telah diterima oleh sahabat dari Rasulullah.
Pada Masa Usman bin Affan:

• Latar Belakang: Perbedaan dialek bacaan (fatabayyanu dan


fatastabbatu (Q.S. al-Hujurat: 6).
• Panitia: Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin al-Ash,
Abdurrahman bin al-Harits al-Hisyam.
• Metode pengumpulan: Mengihilangkan tanda ganda
• Prinsip:
1. Usman meminta al-Qur’an yang disimpan di rumah Hafshah
dan menyerahkan kepada tim untuk di salin.
2. jika ditemukan satu ayat mengandung lebih dari satu
bacaan, maka dipilih mana yang bacaan Arab Qurais.
3. setelah selesai digandakan dan dikirimm ke Makah, Madinah,
di Kufah, Syam, dan Basrah.
Struktur dan pembagian Al-Qur’an

Surat, ayat dan ruku‘


Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat).
Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan
286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat
yakni surat Al Kautsar dan Al-‘A?r. Total jumlah ayat dalam Al-Qur'an
mencapai 6236 ayat di mana jumlah ini dapat bervariasi menurut pendapat
tertentu namun bukan disebabkan perbedaan isi melainkan karena cara/aturan
menghitung yang diterapkan. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub
bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu.

Makkiyah dan Madaniyah


Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas
surat-surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah).
Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat
tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat
Madaniyah. Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih
tepat,sebab ada surat Madaniyah yang turun di Mekkah
Juz
Dalam skema pembagian lain, Al-Qur'an juga terbagi menjadi
30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz.
Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin
menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan).

Menurut ukuran surat


Kemudian dari segi panjang-pendeknya:
• As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-
Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-A’raaf, Al-An’aam, Al Maa-idah
dan Yunus
• Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti Hud, Yusuf, Mu'min dan
sebagainya
• Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal, Al-
Hijr dan sebagainya
• Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas,
Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya
Akhlak Terhadap Al-Qur’an

◍ Membersihkan mulut dengan ◍ Khusyu' dan teliti pada setiap


bersiwak sebelum membaca Al ayat yang dibaca (An-Nisa 4:82)
Qur'an. (Shaad 38:29)
◍ Membaca Al Qur'an di tempat ◍ Memperindah, melagukan dan
yang bersih memerdukan suara dalam membaca
◍ Menghadap kiblat. Al Qur'an.
◍ Membaca ta'awudz (An-Nahl ◍ Tidak Bercanda dalam membaca Al
16:98) Qur'an (Al-’A’raf 7:204)
◍ Membaca basmalah ◍ Memperhatikan bacaan/tartil
(Bismillahirrahmaanirrahiim) di (yang panjang dipanjangkan dan
permulaan tiap surat kecuali yang pendek dipendekkan).
surat At Taubah. (Al-Muzammil 73:4)
Akhlak Terhadap Al-Qur’an

◍ Menangis, sedih dan terharu ketika


membaca Al Qur'an (Al-Isra’ 17:109)
◍ Suara tidak terlalu keras dan tidak
terlalu pelan.
◍ Menghindari tawa, canda dan bicara saat
membaca.
👍
Thanks!
Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai