Melysa Wahyuningsih
Salma Khaiunnisa
Sumber
Ajaran Islam
Primer:
Al-Qur’an
Pengertian Al-Quran
Al-Fairuz Abadi mengatakan ada sekitar 100 nama lain dari al-Qur’an. Di
antara sekian banyak nama, yang paling terkenal adalah al-Kitab (al-Baqarah
[2]: 2; al-A’raf [7]: 2 dll) dan al-Qur’an (al-Baqarah [2]: 185; al-Hijr [15]: 87;
dll). Di namakan Al-Kitab karena memberi pengertian karena wahyu itu
dirangkum dalam bentuk tulisan yang merupakan huruf-huruf dan
menggambarkan ucapan. Dinamakan al-Qur’an karena wahyu itu tersimpan
dalam dada manusia, mengingat nama al-Qur’an berasal dari kata qira’ah dan
di dalam qiro’ah terkandung makna “agar selalu diingat”. Dengan dua nama
tersebut mengisyaratkan makna wahyu tersebut akan senantiasa terpelihara
dalam dua bentuk hafalan dan tulisan.
Selain dua nama lain al-Qur’an di atas, yang juga masyhur adalah al-Furqan
(Ali Imran [3]: 4; al-Furqan [25]:1 ; dll), azd-Dzikr (al-Hijr [15]: 9); at-Tanzil
(as-Syu’ara [26]: 129) dan masih banyak yang lain.
Fungsi al-Qur’an
◍ Al-Qur’an sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman Disiplin ilmu yang
bersumber dari Al-Qur’an di antaranya yaitu:
a. Ilmu Tauhid (Teologi)
b. Ilmu Hukum
c. Ilmu Tasawuf
d. Ilmu Filasafat Islam
e. Ilmu Sejarah Islam
f. Ilmu Pendidikan Islam
• Al-Quran sebagai Wahyu Allah SWT yaitu seluruh ayat Al-Qur’an adalah
wahyu Allah; tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau
pikiran
Nabi.
Al-Qur’an turun di zaman mutakhir dan memiliki elastisitas. Bersifat holistik dan
universal (shālihun likulli zamānin wa makānin).
Elastisitas Al-Qur’an terletak pada penafsiran ayatnya. Memiliki banyak arti, terdiri
dari kalimat musytarak. Simbol, nama surat, urutan ayat dsb juga memiliki banyak
interpretasi.
Al-Qur’an memiliki redaksi dan kata yang mudah dimengerti. Meski begitu,
memiliki hikmah. Termasuk diantaranya, ungkapan kebahagiaan (Al-Jannah) dan
penderitaan (an-Nār) yang bersifat simbolik dan indrawi, sehingga orang yang
sangat awampun dapat memahaminya. Ini adalah mu’jizat abadi yang bersifat
inhern.
Kemujizatan yang bersifat inhern, terus menerus ditemukan oleh para ahli yang
mendalaminya dari berbagai sudut keilmuan. Kesehatan, genetika, geologi,
matematika, antariksa, dll, termasuk di dalamnya,informatika.
Sejarah pemeliharaan Al-Quran
◍ Para penulis wahyu (al-Kutab al-wahyi): Abu bakar, Umar bin al-
Khatab, Usman bin affan, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin tsabit, Ubay bin
kaab, Muawiyah bin abi Sufyan, Yazin bin Abi Sufyan, Khalid bin Sa’id
al-Ash, Handhalah bin ar-Rabi’, Zubair bin al-Awwam, dll.
◍ Pola pengumpulan: Zaid bin Tsabit mengatakan, “Kami bersama
Rasulullah megurutkan al-Qur’an pada kulit daun.” Maksudnya
adalah: kami mengumpulkan secara teratur dan tertib ayat-ayatnya
di kulit kayu atau kulit daun”.
◍ Alat Tulis: pelepah kurna, batu-batu yang tipis, potongan dari kulit
kayu atau dedaunan, kumpulan pelepah kurma yang lebar, tulang
kambing, tulang unta yang lebar.
Pada Masa Abu Bakar: