/ Konka
Epitel Olfaktori
• Terletak di atap rongga Lempeng kribriformis:
hidung, yaitu di konka memisahkan hidung dan otak dan
superior, septum bagian mempunyai celah kecil sebagai
superior, konka media jalan axon untuk menuju otak
bagian superior atau di
dasar lempeng
kribriformis.
• Terdapat 3 macam sel:
– Sel pendukung:
mendukung olfactory
sensory neurons secara
fisik dan metabolik
– Sel basal: sel prekursor
untuk olfactory sensory
neurons
– Olfactory sensory
neurons (OSNs): sel
utama di epitel olfaktori
Olfactory sensory
neurons
Mempunyai cilia di
bagian bawah,
berbentuk seperti
rambut yang
mempunyai reseptor
untuk mengikat
molekul odoran yang
larut dalam cairan
mukosa untuk
kemudian diteruskan
berupa signal
potensial aksi.
• Bulbus olfaktorius berada di
Bulbus Olfaktori dasar fossa anterior dari
lobus frontal.
• Bundel akson saraf
penghidu (fila) berjalan dari
rongga hidung dari lempeng
kribriformis diteruskan ke
bulbus olfaktorius. Dalam
masing-masing fila terdapat
50 sampai 200 akson
reseptor penghidu pada usia
muda, dan jumlah akan
berkurang dengan
bertambahnya usia.
• Akson dari sel reseptor yang
masuk akan bersinap
dengan dendrit dari neuron
kedua dalam gromerulus.
Jaras Olfaktorius Sinyal pada sel mitral dan sel
tufted pada bulbus
olfaktorius menjalar menuju
traktus olfaktorius. Traktus
olfaktorius kemudian menuju
area olfaktorius primer pada
korteks serebral, yaitu pada
lobus temporalis bagian
inferior dan medial. Aktivasi
pada area ini menyebabkan
adanya kesadaran terhadap
odoran tertentu yang
dihirup. Selain itu, traktus
tersebut menuju dua area,
yaitu area olfaktorius medial
dan area olfaktorius
lateral.1,3
a. Area olfaktorius medial
• Area ini terdiri atas sekumpulan nukleus yang terletak pada anterior
dari hipotalamus. Nukleus pada area ini merupakan nukleus septal
yang kemudian berproyeksi ke hipotalamus dan sistem limbik. Area
ini berperan dalam ekspresi respons primitif terhadap penghidu,
seperti salivasi.
b. Area olfaktorius lateral
• Area ini terdiri atas korteks prepiriformis, korteks piriformis, dan
nukleus amygdala bagian korteks. Dari area ini, sinyal diteruskan ke
sistem limbik dan hipokampus. Proyeksi tersebut berperan dalam
pembelajaran terhadap respon dari odoran tertentu, seperti respon
mual atau muntah terhadap odoran yang tidak disukai.
Jaras pada kedua area tersebut tidak melewati talamus, seperti jaras
pada saraf sensori lainnya. Namun, terdapat satu jaras olfaktori yang
melewati talamus, yaitu nukleus talamus dorsomedial, dan bersinaps
di korteks orbitofrontal kuadran lateroposterior. Jaras ini berperan
pada analisis sadar dari odoran tertentu.3
Sistem Gustatori: Lidah
• Lidah tersusun dari otot yang dilapisi oleh membran
mukosa.
• Permukaan atas lidah dilapisi oleh tonjolan-tonjolan
kecil yang disebut papillae
• Diantara papillae terdapat “taste buds/kuncup rasa”
yang dapat membuat kita mengidentifikasi rasa.
• Selain sebagai indera pengecap, lidah juga berfungsi
untuk:
– Menggerakkan makanan sehingga membantu proses
mengunyah dan menelan
– Membantu untuk mengucapkan kata-kata tertentu
(artikulasi)
• Suatu zat hanya dapat dinikmati rasanya jika larut dalam air
ludah.
• Melalui pori pengecap suatu zat dapat mencapai sel-sel
pengecap, melalui serabut saraf, dan menghasilkan respons
saraf sehingga seseorang dapat merasakan rasa makanan
(mengecap).
• Lidah dapat membedakan 5 rasa dasar, yaitu:
– Asin bagian ujung/depan lidah
– Manis bagian ujung/depan lidah
– Umami bagian ujung / depan lidah
– Asam bagian samping lidah
– Pahit bagian belakang lidah serta langit-langit
Bagian tengah lidah relatif tidak peka terhadap pengenalan rasa.
• Kemampuan seseorang untuk menikmati rasa makanan
(mengecap) tergantung pada banyaknya papil pengecap,
sel-sel pengecap, gerakan lidah (misalnya gangguan gerak
lidah akibat strok) dan banyaknya air ludah.
KUNCUP KECAP (TASTE BUD)
terletak pada papil-papil lidah.
Papil yang mengandung kuncup kecap ini
yaitu papil sirkumvalata (pangkal lidah),
papil fungiformis (ujung lidah), dan papil
foliata (samping lidah).
Kuncup kecap ini juga terdapat pada
palatum, tonsila, epiglotis, dan esofagus
Folliate proksimal.
papillae Kuncup kecap ini mengandung sel kecap
dan sel sustentakular.
Sel kecap tersebut beregenerasi setiap 10
hari, digantikan oleh sel sustentakular
yang menjadi sel kecap.
Pada usia di atas 45 tahun, terjadi
degenerasi kuncup kecap sehingga terjadi
penurunan dari kemampuan mengecap.
5 Rasa yang dapat diidentfikasi oleh sel kecap
• Rasa asin, yang diperankan oleh
reseptor EnaC dan distimulasi oleh
NaCl.
• Rasa asam, yang diperankan oleh
reseptor EnaC, kanal kation HCN
(hyperpolarization-activated cyclic
nucleotide-gated), dan beberapa
reseptor lainnya.
• Rasa manis, yang diperankan oleh
reseptor gustducin.
• Rasa pahit, yang juga diperankan oleh
reseptor gustducin.
• Rasa umami, yang diperankan oleh
reseptor mGluR4. Reseptor ini
diaktivasi oleh molekul L-glutamat.
Umami
Jaras Pengecapan Sinyal pengecapan diteruskan ke sistem
saraf pusat melalui tiga jalur berbeda,
yaitu:
• Dua pertiga anterior lidah dipersarafi
oleh saraf fasialis, yang awalnya
melewati saraf lingualis, menuju
korda timpani, lalu ke saraf fasialis.
• Satu pertiga posterior lidah
dipersarafi oleh saraf glosofaringeus.
• Epiglotis, tonsila, proksimal esofagus
dipersarafi oleh saraf vagus.
Ketiga jaras tersebut kemudian
bersinaps di nukleus traktus solitarius.
Kemudian, sel saraf ini menuju nukleus
talamus bagian ventral posterior medial.
Sel saraf tersebut kemudian menuju ke
area pengecapan pada korteks serebral
di lobus parietal.