baru lahir. Karena perubahan dramastis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannyadi luar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil. Tujuan asuhan keperawatan yang lebih luas selama ini, adalah memberikan perawatan komprehensif kepada bayi baru lahir pada saat ia dalam ruang rawat untuk mengajarkan orang tua bagaimana merawat bayi mereka, dan untuk memberi motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang tua sehingga orang tua percaya diri dan mantap. Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik Dan cepat berlangsung adalah pada sistem pernapasan,sirkulasi, kemampuan menghasilkan Permulaan dan pemantapan pernafasan merupakan hal yang paling penting bag kelangsungan hidup BBL. Bayi akan bernafas 30 detik setelah lahir dan akan menjadi stabil 60 detik dan banyak yang menarik nafasnya setelah kepalanya lahir. Pernafasan yang terjadi sebagai akibat adanya aktifitas normal dari susunan saraf pusat dan perifer yang di bantu oleh beberapa rangsangan lain misalnya tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui jalan lahir pervaginam, selebihnya di serap oleh sirkulasi pulmoner serta sistem lympatik setelah Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak. Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernafasan teratur dan berkesinambungan Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfunsi untuk mengfeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali Agar alveolus dapat berfungsi harus ada surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan di mulai 20 minggu kehamilan dan akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu kehamilan Berfungsi untuk mengurangi ketegangan paru-paru membantu pengembangan dan menstabilkan atau mencegah perlengketan dinding alveolus pada akhir pernafasan Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru-paru sekitar 80-100 ml, sepertiga cairan di keluarkan pada saat melalui jalan lahir. Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan Dua hal perubahan yang terjadi yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta. Hal ini dapat terjadi dalam waktu 8-10 Ada dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, hal ini terjadi kurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium itu Kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani oksigenasi ulang Dengan terpotongnya tali pusat, arteri dan vena umbilikalis menciut, aliran darah dari plasenta melalui vena cava superior dan foramen ovale ke atrium kiri berhenti paru-paru Dengan masuknya darah dari paru-paru ke dalam atrium kiri tekanan atrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan di atrium kanan Hal ini menyebabkan foramen ovale menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar uterus Dengan pernafasan kadar oksigen dalam darah meningkat. Mengakibatkan duktus arteriosus mengalami konstriksi dan menutup. Lingkungan cukup mempunyai pengaruh terhadap bayi. Ketika bayi telah lahir, tubuh yang basah, hangat terpapar ke udara yang dingin di ruang bersalin. Kedinginan yang tiba-tiba ini menyebabkan bayi untuk bernafas dengan cepat, sama seperti bila orang yang terengah-engah ketika berpindah dari mandi air hangat ke air dingin Untuk mengurangi kehilangan panas segera setelah lahir, Tindakan ini termasuk memandikan dengan air hangat, di sebut teknik leboyer ; meletakan bayi agar mengalami kontak langsung dengan kulit abdomen ibu atau dengan menyelimuti bayi di dalam selimut hangat dan menutupi kepala bayi dengan stoking topi Pemeliharaan panas tubuh merupakan hal yang sangat penting untuk kesehatan neonatus, sehingga istilah khusus yang di gunakan untuk menjelaskan lingkungan yang ideal bagi bayi baru lahir adalah lingkungan Termal netral. Lingkungan termal netral adalah salah satu di mana konsumsi oksigen bayi dan kecepatan metabolismenya minimal serta suhu tubuh tetap di Untuk mencapai lingkungan yang demikian, kehilangan panas dari kulit tubuh bayi harus seminimal mungkin. Kehilangan panas dapat terjadi dengan cara ; (1) radiasi, seperti kedinding ruangan yang dingin (2) evaporasi, seperti kulit yang basah ke udara ruangan yang kecil (3) konduksi, seperti keinstrumen yang dingin dan, (4) konveksi, seperti kealiran udara Oleh karena perawat harus mencari jalan untuk mengurangi pengaruh tersebut kepada bayi. Kelebihan panas juga bukan merupakan hal yang diinginkan, karena hal tersebut menyebabkan neonatus menjadi meningkat kecepatan metabolismenya. Sehingga untuk mengurangi stress pada bayi, lingkungan Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu lahir, saluran ini tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Sisa tali pusat yang masih menempel diperut bayi (umbilical stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4 minggu. Tujuan perawatan adalah mencegah dan mengidentifikasi perdarahan dari pembuluh darah tali pusat, perawat harus memeriksa keadaan klem ( ikatan ) dan pasang klem kedua dekat klem pertama. Apabila perdarahan tidak segera berhenti, perawat dapat meminta bantuan. Perawatan Tali Pusat
Tujuan : Mencegah terjadiny infeksi Mempercepat proses pengeringan tali pusat setelah pemotongan Persiapan alat dan bahan :
Kasa steril dan
Alkohol 70% Perawatan tali pusat tersebut sederhana. Yang penting, pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.
Yaitu dengan cara :
♣ Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. ♣ Membersihkan atau membasuh pangkal tali pusat dengan alkohol.
♣ Sebelum tali pusatnya puput, sebaiknya
bayi tidak dimandikan dengan cara ♣Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. ♣Sisa air atau alkohol yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain kasa steril ♣Setelah itu kering anginkan tali pusat, dapat mengipas dengan tangan atau meniup-niupnya untuk mempercepat pengeringan ♣Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. ♣Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. ♣Kalaupun terpaksa ditutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. ♣Bila bayi menggunakan popok sekali pakai, pilihlah yang memang khusus untuk bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian depan). ♣Dan jangan kenakan celana atau jump- suit pada bayi. ♣Sampai tali pusatnya puput, kenakan saja popok dan baju atasan. ♣Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan lepas. ♣Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya. ♣Jangan memegang-megang atau bahkan menariknya meskipun gemas melihat bagian tali pusat yang ’menggantung’ di perut bayi hanya tinggal selembar benang. Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan hingga benar- benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat PENGKAJIAN FISIK BAYI BARU LAHIR • Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. • Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan. 1. Eksternal : • Perhatikan warna, bercak warna, pengelupasan atau dismaturits, panjang kuku dan lipatan pada telapak kaki, periksa adanya jaringan pada payudara , periksa patensi hidung dengan menutup salah satu lubang hidung dan mengobservasi pernafasan serta warna kulit ; perhatikan adanya mekonium pada tali pusat, kulit, kuku, atau cairan amnion (adanya bercak mekonium menujukkan hipoksia janin); bau yang menyengat dapat menujukkan infeksi di dalam rahim 2. Dada : Palpasi untuk mencari lokasi denyutan yang paling kuat auskultasi untuk menghitung jumlah denyut jantung ,mengetahui kualitas bunyi jantung,dan mendeteksi adanya murmur; perhatikan karakteristik pernapasan dan adanya rales atau ronki; perhatikan bunyi napas pada setiap sisi dada dengan meletakkan stetoskop pada setiap aksila. 3. Abdomen ; • Perivikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubah dan tidak adanya anomali. • Perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat. 4. Neurologis ; Periksa tonus otot dan reaksi refleks, Palpasi fontanel anterior untuk memeriksa adanya massa atau tonjolan, Perhatikan keberadaan dan ukuran fontanel serta sutura kepala dengan palpasi. 5. Observasi lain ; Perhatikan malformasi struktur yang jelas dan langsung terlihat pada saat bayi lahir. Analisis makna hasil pengkajian memberi arah ke suatu diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang dapat di tegakan pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut: 1.Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mukus berlebihan 2.Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur, perubahan suhu lingkungan 3. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologis, Faktor lingkungan 4. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidak berdayaan fisik 5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan imaturitas,kurangnya pengetahuaan orang tua 6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis maturasi, kelairan bayi cukup