Anda di halaman 1dari 260

NEUROFISIOLOGI

IRFAN IDRIS
MOCH. ERWIN RACHMAN

BLOK SISTEM NEUROPSIKIATRI


Part 1
Motto : The Physiology Of To-day Is The
Medicine Of Tomorrow
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah kuliah ini mahasiswa akan dapat :
• Memahami fungsi sistem saraf baik secara umum
dan khusus (sensorik,motorik,otonom,SSP).
• Mengetahui proses-proses pada sistem saraf.
• Memahami proses biolistrik
• Memahami transmisi sinaps
• Merangkaikan dengan gejala-gejala klinis pada
gangguan Neuropsikiatri.
OTAK DAN FUNGSINYA

• Seorang bayi telah mempunyai


– 100 miliar sel otak yang aktif
– 900 miliar sel otak pendukung,
– setiap neuron mempunyai cabang
hinggá 10.000 cabang dendrit yang
dapat membangun sejumlah satu
kuadrilion koneksi.
Otak paling banyak memakai
energi dalam seluruh tubuh
manusia dan terutama berasal dari
proses metabolisme oksidasi
glukosa.
Otak  sangat rentan terhadap
perubahan oksigen dan glukosa
darah
• aliran darah berhenti 10 detik  dapat
menghilangkan kesadaran manusia.
• Berhenti dalam beberapa menit  merusak
permanen otak.
• Hipoglikemia yang berlangsung
berkepanjangan juga merusak jaringan
otak.
NEUROFISIOLOGI

Susunan saraf :
- sistim mengatur berbagai fungsi organ
- secara terintegrasi
- menerima berbagai informasi dari dalam dan
luar tubuh
- mengolah/menyimpan informasi
- mengkoordinasi semua aktifitas organ di dalam
tubuh kita.
Struktur Sistem Saraf
A. Sistem Saraf Pusat
B. Sistem Saraf Perifer :
1. Sist.Sensorik (afferens)
2. Sist. Motorik (efferens)
3. Sist.Saraf Otonom (SSO):
a. Simpatis
b. Parasimpatis
Tingkatan Sistim Saraf Pusat :
1. Tingkat medulla spinalis
Seluruh respons motoris medula spinalis bersifat
otomatis dan segera, dan respons ini terjadi
menurut pola yang disebut refleks.
2. Tingkat otak bagian bawah
Bagian ini termasuk medulla oblongata, pons,
mesenchepalon, hipothalamus, thalamus, ganglia
basalis dan serebellum..
3. Tingkat kortikal
Korteks serebri merupakan tempat penyimpanan
informasi. Salah satu fungsi yang penting dari
korteks adalah proses berfikir.
Komponen sistim saraf terdiri dari :
1. Reseptor sensoris
2. Informasi : melewati serabut aferent (sensoris) dan
eferent (motorik) serta SSP
3. Efektor

Beberapa istilah :
Informasi : adalah segala sesuatu yang mempunyai
arti seperti pengetahuan, fakta-fakta, nilai-nilai
kuantitatif, intensitas sakit, cahaya, temperatur dan
sebagainya.
Impuls : adalah informasi yang telah diubah menjadi
bentuk yang dapat dihantarkan melalui sistim saraf
Sinyal : adalah suatu pola dari seluruh impuls-
impuls yang dihantarkan oleh seluruh serabut saraf.
Misalnya sinyal motorik, sinyal visual dan sebagainya.
Gambar 1. Anatomi Otak
PREFRONTAL CORTEX
Location of some of the areas that in the categorical hemisphere are concerned with language
functions.
Cerebrum
Kemampuan berpikir, analisa, logika,
bahasa, kesadaran, perencanaan,
memori dan kemampuan visual.

Berkaitan dgn Kecerdasan intelektual


Cerebrum,
Terdiri
• Lobus Frontal,
• Lobus Parietal,
• Lobus Occipital
• Lobus
Temporal.
• Lobus Parietal berhubungan
dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan dan rasa
sakit.

• Lobus Frontal,
berhubungan dengan
kemampuan membuat
alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan,
penyelesaian masalah,
memberi penilaian,
kreativitas, kontrol perasaan,
kontrol perilaku seksual dan
kemampuan bahasa secara
umum
Lobus Temporal, berhubungan
dengan kemampuan pendengaran,
pemaknaan informasi dan bahasa
dalam bentuk suara.

• Lobus Occipital,
berhubungan dengan
rangsangan visual yang
memungkinkan manusia
mampu melakukan
interpretasi terhadap
objek yang ditangkap
oleh retina mata
NEURON

- Unit fungsional dari sistem saraf


- Soma
- Neurit : dendrit & akson
- Fungsi penghantaran impuls
SEL SATELIT
1) Sel neuroglia, pada susunan saraf pusat yang
terdiri atas oligodendrosit, astrosit dan mikroglia.
2) Sel Schwann yang pada saraf perifer akan
membentuk selubung mielin.
3) Beberapa fungsi dari neuroglia sebagai berikut :
a. Pembentukan jaringan parut
b. Fungsi fagisitosis
c. Fungsi perbaikan dan regenerasi pada,
kerusakan serabut saraf dan sinaps
d. Menghasilkan sejumlah faktor pertumbuhan
(NGF)
e. Sekresi GABA dan asetilkolin
f. Fungsi nutrisi
g. Membentuk sawar darah otak
SERABUT SARAF

Merupakan tonjolan akson yang sebagian


diselubungi oleh mielin dan sebagian kecil tidak
ditutupi oleh selubung mielin. Serabut saraf berfungsi
untuk menghantar impuls ke susunan saraf pusat atau
sebaliknya. Serabut saraf yang besar terutama
berfungsi untuk menghantar impuls motoris dan
sensasi proprioseptif, sedang serabut saraf kecil
terutama berfungsi untuk sensasi suhu dan nyeri
serta fungsi otonom
Klasifikasi serabut saraf menurut Erlanger dan Gasser

Jenis serabut Fungsi Diameter Kecepatan


(um) (m/det)

A Proprioseptif 12-20 70-120


motorik somatik
A Raba dan tekan 5-12 30-70
A Muscle spindle 3-6 5-30
A Nyeri,dingin,raba 2-5 12-30
B Otonom preganglion < 3 3-15
C Nyeri,suhu, refleks 0,4-0,2 0,5-2
Klasifikasi menurut neuron sensoris

Klasifikasi Asal Jenis serabut


Ia Muscle spindle A alfa
Ib Organ tendo golgi A alfa
II Muscle spidle,raba, A beta
rasa tekan
III nyeri,suhu dingin,raba A delta
IV nyeri,suhu C
DASAR-DASAR BIOLISTRIK

Mochammad Erwin Rachman


AKSI POTENSIAL
Voltage Clamp

Hodgkin, Huxley dan


Katz 1949 -1952,
menggunakan teknik
voltage clamp untuk
mengetahui aktifitas
ion channel
membran sel.
BIOLISTRIK

• Aktifitas ionis mendasari membran


potensial istirahat dan aksi potensial
pada jaringan excitable: Saraf dan
Otot.
BIOLISTRIK

• Pergerakan ion-ion melalui membran


sel saraf akan menyebabkan
terjadinya perbedaan konsentrasi
ion-ion didalam dan diluar sel saraf.
Distribusi ion-ion

• Mengikuti prinsip netralitas muatan listrik


(electrical neutrality) dan kesamaan konsentrasi
osmotis ion .
• Ditentukan oleh gradien konsentrasi (concentration
gradient) dan gradien listrik (electrical gradient).
Distribusi ion-ion

• Proses gating menentukan aktifitas listrik sel.


• Proses gating ditimbulkan oleh perubahan listrik
membran sel (voltage-gating) dan oleh aktifitas
reseptor membran sel (ligand-gating / receptor-
gating).
KONSENTRASI ION PADA MOTOR NEURON

KONSENTRASI (MMOL/L)

ION INTRASEL EKSTRASEL KESEIMBANGAN


POTENSIAL

Na+ 15.0 150.0 + 60


K+ 150.0 5.5 - 90
Cl- 9.0 125.0 - 70
Dalam keadaan istirahat permeabilitas
membran sel

Impermeabel terhadap ion Na dan


permeabel terhadap ion K dan Cl.
Ion Na membutuhkan suatu
stimulasi agar dapat membuka pintu
dari ion Na di permukaan
membrane sel.
PERSAMAAN NERNST
(NERNST EQUATION)
• Hubungan antara keseimbangan potensial
dan gradien konsentrasi.
• “ Dalam keadaan seimbang perubahan
energi total yang dialami oleh ion yang
melalui membran sel adalah nol ”.
POTENSIAL MEMBRAN NEURON

1. Potensial Lokal (Passive Potential)

2. Aksi Potensial (Impuls)


POTENSIAL LOKAL
- Mengalami atenuasi hebat , tidak
menyebar dan hanya digunakan dalam
jarak dekat (1-2 mm).
- Berperan pada ujung saraf sensoris
(Generator Potential atau Receptor
Potential) dan pada hubungan antar sel
(Synaptic Potential).
- Mengawali terjadinya aksi potensial.
Aksi Potensial (Impuls)

- Tidak mengalami atenuasi dengan


jarak , disebarkan dengan amplitudo
yang sama pada seluruh sel saraf
tetapi bervariasi dalam kecepatan
propagasi (penghantaran).
- Sinyal saraf ditansmisi melalui aksi
potensial.
TAHAPAN AKSI POTENSIAL

1. Tahap Istirahat
2. Tahap Depolarisasi
3. Tahap Repolarisasi
KARAKTERISTIK AKSI POTENSIAL

Aksi potensial diawali dengan proses depolarisasi,


Harus mencapai nilai ambang (potensial ambang),
Peristiwa gagal atau tuntas (all-or-none),
Overshoot dari aksi potensial,
Periode refrakter ; refrakter absolute dan relatif.
HUKUM ALL-OR-NONE

Masuknya ion Na melalui Na


channel yang terbuka akan
merangsang depolarisasi
selanjutnya, sampai semua Na
channel pada membran sel
terbuka.
Sekali dirangsang, proses akan
berlangsung terus sampai tuntas
POTENSIAL AMBANG

Dipengaruhi konsentrasi ion Ca ekstrasel.


Penurunan konsentrasi ion Ca ekstrasel
menurunkan nilai ambang , sehingga serabut saraf
menjadi lebih mudah dirangsang (lebih eksitabel).
Jika konsentrasi ion Ca ekstrasel menurun 30-50 %
akan terjadi aktifitas listrik spontan pada serabut
saraf perifer, sehingga dapat menyebabkan tetani
PROPAGASI AKSI POTENSIAL

* konduksi orthodromic
(kesatu arah), pada
hubungan sinaptik.

* konduksi antidromik.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEBARAN AKSI POTENSIAL

1. Diameter Serabut Saraf


2. Karakteristik Membran Sel Saraf
3. SUHU
Fuster, JM. The prefrontal cortex. 4th ed. Elsevier : London. 2008.
TRANSMISI SINAPTIK
TRANSMISI SINAPTIK

Komunikasi antara satu neuron dengan neuron lainnya


atau dengan otot dan kelenjar melalui proses transmisi
sinaptik. Pada transmisi sinaptik terjadi sinaps
( hubungan ) dimana akson dari suatu neuron sel
presinaps akan berhubungan dengan dendrit, akson,
atau badan sel neuron post sinaps. Terdapat dua jenis
transmisi sinaptik :
1. Transmisi sinaptik elektrik
2. Transmisi sinaptik kimiawi
Faktor yang menentukan kecepatan
propagasi / penghantaran impuls :

1) diameter serabut saraf


2) karakteristik membran sel saraf
3) suhu
4) intervensi farmakologis
5) ada tidaknya mielin
TRANSMISI SINAPTIK ELEKTRIS

- Gap junction
- Berlangsung cepat (tidak ada delay)
- Transmisi bidireksional
TRANSMISI SINAPTIK KIMIAWI
- Neurotransmitter
- Ada delay
- Transmisi unidireksional
- Merupakan sinaps yang dominan
NEUROTRANSMITTER
• Pembagian berdasarkan • Pembagian berdasarkan
struktur : distribusi :
– Neurotransmitter molekul – Susunan saraf tepi :
kecil : • Adrenaline/noradrenaline
• Asam amino • Asetilkolin
– glutamat – Susunan saraf pusat :
– у aminobutyric acid
(GABA) • Eksitatorik utama : glutamat
– glisin • Inhibitorik utama : GABA
• Amine biogenik : • Lain-lain : amine biogenik seperti
– Serotonin noradrenalin, serotonin dan
– Histamin dopamin.
– katekolamin (dopamin
dan norepeinefrin)
– Neuropeptida
MEMBRAN POTENSIAL ISTIRAHAT
GATING PROCESS
• VOLTAGE GATED
• LIGAND GATED
• PHOSPHORYLATION GATED
• STRECTC (MECHANICAL) GATED
SUMASI DAN INTEGRASI NEURONAL
• Sumasi :
– Temporal : Bila sinaps tunggal
menghantarkan sinyal untuk
EPSP secara berturut-turut
aksi potensial

– Spasial : Bila beberapa sinaps


menghantarkan sinyal untuk
EPSP (terjadi penjumlahan
EPSP) aksi potensial

• Integrasi neuronal :
Input berbagai sinaps integrasi
neuronal memproses dan
menyimpan informasi
ASPEK KLINIS
• Glutamat • GABA
– Eksitatorik utama di SSP – Inhibitorik Utama di SSP
– Sintesa : α ketoglutarat – Sintesa : Glutamat
di presinaps (Glutamic acid
– Reseptor : decarboxylase)
• Ionotropik : AMPA, – Reseptor :
Kainat, NMDA • GABAA (Cl)
• Metabotropik • GABAB (K)
– Terminasi : Reuptake + – Terminasi : Reuptake +
Difusi sederhana Difusi sederhana
– Aspek Klinik : – Aspek Klinik :
• Epilepsi • Epilepsi
• Eksitotoksik • Anxietas
ASPEK KLINIS
• Dopamin
• Neuropeptida – Tuberoinfundibular syst
– Modulasi neural – Nigrostriatal/mesolimbic
syst.
– Sintesis : protein
prekursor di badan sel – Sintesis : Tirosin
– Reseptor : metabotropik ( dopamin β hydroxylase)
– Terminasi : Degradasi – Reseptor : metabotropik
enzim protease – Terminasi : Reuptake +
– Aspek klinik : degradasi enzim intraselular
• Sistem nyeri sentral • Aspek klinik :
(endorfin/enkefalin)
– Penyakit Parkinson
– Schizofrenia
ASPEK KLINIS
• Asetilkolin
– Neurotransmitter utama sistem saraf otonomik parasimpatis dan
neuromuscular junction (NMJ)
– SSP : neuromodulator
– Sintesis : kolin ( enzim kolin O asetiltransferase)
– Reseptor :
• Nikotinik : NMJ +ganglia otonom + SSP
• Muskarinik : postsinaps parasimpatis + SSP
– Terminasi : Degradasi enzim
– Aspek klinik :
• SSP : Penyakit Alzheimer’s
• NMJ : Myasthenia Gravis
• NMJ + parasimpatis : Botulism
RINGKASAN
• Transmisi sinaptik kimiawi adalah cara neuron untuk berkomunikasi
dengan neuron lain/organ efektor melalui neurotransmitter

• Transmisi sinaptik kimiawi diawali dengan pelepasan neurotransmitter


oleh depolarisasi membran presinaptik, perubahan membran
postsinaptik oleh ikatan neurotransmitter dengan reseptor postsinaps,
dan diakhiri dengan inaktivasi neurotransmitter

• Transmisi sinaptik kimiawi berperan dalam integrasi neuronal yang


menyebabkan kita mampu menyimpan, memproses, dan menganalisa
suatu hal
Sistem Saraf Otonom
FAAL SSO

• Conservative
Parasimpatis • Reservation Acetyl choline
• Fight
Sympathies • Flight reaction Adrenaline/nor
adrenaline
Transmisi Neurohormonal
ANATOMI SSO
Susunan Saraf Otonom Perifer

• Aktifitas secara refleks

• Mekanisme proses refleks secara segmental


tak dipengaruhi oleh lengkung refleks
suprasegmental dan supraspinal

• Contoh : Miksi ,Defekasi, Reaksi Pupil


Susunan saraf otonom sentral
• Terdiri dari : Korteks Limbik, Hipotalamus, Hipofisis
• Hipotalamus :
- Menerima impuls dari korteks limbik
- Mengatur aktifitas ke susunan saraf perifer
- Mengelola fungsi hipofisis
- Mengatur fungsi hormonal tubuh
- Mengatur absorbsi air di tubulus distal nefron
• Fungsi vegetatif : pusat regulasi suhu tubuh, regulasi
minum, makan
KONTROL SUSUNAN SARAF PUSAT
TERHADAP SUSUNAN SARAF OTONOM

 SSP yg tu mengatur SSO ad MO, pons,mesensefalon


& hipotalamus.
 Pusat pengaturan refleks otonom yg mengatur
sirkulasi jantung & pernapasan di MO disbt pusat
vital (vital centers).
 Perangsangan hipotalamus anterior  kontraksi
kandung kemih .
 Perangsangan pd hipotalamus lateral  peningkatan
tek.darah, dilatasi pupil & respon simpatis lainnya.
 Perangsangan nukleus dorsomedial dr hipotalamus
posterior  sekresi norepinefrin & epinefrin dari
medulla adrenal.
BATANG OTAK
BATANG OTAK
• Terdiri atas medulla oblongata, pons dan
mesencephalon
• Mengandung nukleus motorik dan sensorik untuk
wajah dan leher
• Kontrol respirasi, CV, TGI, keseimbangan
gerakan mata, gerakan stereotype
• Merupakan alat otak bgn atas untuk mengontrol
fungsi-fungsi tertentu
Brainstem

Terdiri: mesesenfalon, pons dan medulla


oblongata.

Mengatur fungsi dasar  pernapasan,


denyut jantung, suhu tubuh dan proses
pencernaan

Sumber insting dasar manusia: fight or


flight saat datangnya bahaya.
Reticular Activating System (RAS)
• RAS adalah merupakan suatu sistem komplex
yang terdapat pada Formatio Reticularis dari
batang otak ,
• Fungsi : memproses dan mengintegrasi seluruh
informasi sensoris ke Thalamus untuk disebarkan
ke seluruh bagian korteks cerebri.
• Contoh : mengontrol proses kesadaran dan proses
tidur.
DASAR FISIOLOGI KESADARAN

2 Komponen kesadaran : arousal, awareness

Arousal : Ascending Reticular Activation System (ARAS)


– Berlokasi di inti batang otak (midpons-caudal thalamus)
– Memediasi respons membuka mata, reflex cornea,
reaksi pupil, gerak okular
– Memproyeksikan stimulus ke cortex
– Susunan penggalak kewaspadaan
– Siklus tidur bangun, temuan EEG
Awareness :

* Integrasi level lebih tinggi


* Pemahaman penuh arti akan diri dan lingkungan
* Terletak di cortex cerebral diffus
* Susunan pengemban kewaspadaan
• Gambar ARAS
GANGLIA BASALIS
GANGLIA BASALIS
• Anatomi : putamen, globus pallidus, nukleus
kaudatus
• Faal : nukleus subthalamikus dan substansia nigra
• Terlibat dalam gerakan kompleks seperti menulis,
memaku, menggunting, melempar bola (drible),
skill movement  sirkuit putamen.
• Kognitif movement  sirkuit kaudatus
• Menentukan waktu dan intensitas gerakan
Role of the Vestibular Nuclei to Excite the
Antigravity Muscles

• The vestibular nuclei transmit strong excitatory signals to


the antigravity muscles by way of the lateral and medial
vestibulospinal tracts in the anterior columns of the spinal
cord. Without this support of the vestibular nuclei, the
pontine reticular system would lose much of its excitation
of the axial antigravity muscles
• The specific role of the vestibular nuclei, however, is to
selectively control the excitatory signals to the different
antigravity muscles to maintain equilibrium in response to
signals from the vestibular apparatus.
Executing Patterns of Motor Activity— Cognitive Control of Sequences of
The Putamen Circuit Motor Patterns—The Caudate Circuit
Neurotransmitter Substances in the
Basal Ganglial System

(1) dopamine pathways from the substantia nigra to


the caudate nucleus and putamen,
(2) gamma-aminobutyric acid (GABA) pathways
from the caudate nucleus and putamen to the
globus pallidus and substantia nigra,
(3) acetylcholine pathways from the cortex to the
caudate nucleus and putamen, and
(4) multiple general pathways from the brain stem
that secrete norepinephrine, serotonin, enkephalin,
and several other neurotransmitters in the basal
ganglia as well as in other parts of the cerebrum.
Clinical syndromes in basal
ganglia
• Parkinson : decreased dopamine from subst
nigrae
• Huntington’s chorea : GABA decrease
produced by caudatus & putamen
• Athetosis : insufficiency in thalamicus
nuclei ( lentikularis nuclei)
• Hemiballismus : subthalamicus nuclei
General function of
the Cerebellum
• Planning of sequential movements
• Timing Function
• Extramotor Predictive Functions
CEREBELLUM
Vermis : control functions for muscle movements
of the axial body, neck, shoulders, and hips

The intermediate zone of the hemisphere is concerned


with controlling muscle contractions in the distal
portions of the upper and lower limbs, especially the
hands and fingers and feet and toes.

The lateral zone of the hemisphere operates at a


much more remote level because this area joins with the
cerebral cortex in the overall planning of sequential
motor movements.
Clinical Abnormalities of
the Cerebellum
• Dysmetria and Ataxia
• Past Pointing
• Failure of Progression
– Dysdiadochokinesia
– Dysarthria
• Intention Tremor
– Cerebellar Nystagmus
• Hypotonia
Role of the Brain Stem in
Controlling Motor Function
• The brain stem consists of the medulla, pons, and mesencephalon.
• The brain stem is its own master because it provides many special
control functions, such as the following:
1. Control of respiration
2. Control of the cardiovascular system
3. Partial control of gastrointestinal function
4. Control of many stereotyped movements of the body
5. Control of equilibrium
6. Control of eye movements
• Finally, the brain stem serves as a way station for “command signals”
from higher neural centers.
Support of the Body Against Gravity—
Roles of the Reticular and
Vestibular Nuclei
• The reticular nuclei are divided into two major
groups: (1) pontine reticular nuclei, located
slightly posteriorly and laterally in the pons and
extending into the mesencephalon, and (2)
medullary reticular nuclei, which extend through
the entire medulla, lying ventrally and medially
near the midline.
• These two sets of nuclei function mainly
antagonistically to each other, with the pontine
exciting the antigravity muscles and the medullary
relaxing these same muscles.
• The pontine reticular nuclei have a high
degree of natural excitability. In addition,
they receive strong excitatory signals from
the vestibular nuclei, as well as from deep
nuclei of the cerebellum
• The medullary reticular nuclei transmit
inhibitory signals to the same antigravity
anterior motor neurons by way of a different
tract, the medullary reticulospinal tract,
located in the lateral column of the cord
Neurotransmitter ganglia basalis
• Dopamine : dari subst nigra ke putamen &
nukleus kaudatus
• GABA : dari nukl kaudatus & putamen ke
subt nigra dan globus pallidus
• Asetilkolin : dari korteks ke putamen &
nukleus kaudatus
• Serotonin, enkephalin, norefinefrin 
dihasilkan oleh batang otak
Beberapa gangguan ganglia
basalis
• Parkinson : dopamin kurang dihasilkan oleh
subs nigra
• Huntington’s chorea : GABA kurang
dihasilkan oleh nukl kaudatus & putamen
• Athetosis : gangguan pada nukleus
thalamikus ( nukl lentikularis)
• Hemiballismus : nukleus subthalamikus
CEREBELLUM
Cerebellum.
• Mengatur sikap atau
posisi tubuh, mengkontrol
keseimbangan, koordinasi
otot dan gerakan tubuh.
• Menyimpan dan
melaksanakan
serangkaian gerakan
otomatis yang dipelajari.
• Gangguan pada
cerebelum gangguan
pada sikap dan koordinasi
gerak otot
Sekian

Mohon Maaf dan Terimah Kasih


Wassalamu Alaikum WrWb
SISTEM SARAF SENSORIK
SISTIM SARAF SENSORIS

Susunan saraf manusia mempunyai kurang lebih 10


juta serabut saraf atau neuron afferent yang
menghantar impuls ke susunan saraf pusat (SSP), 50
milyar neuron pada SSP, dan 1/2 juta saraf efferent
yang bersifat motorik. Hal ini menunjukkan bahwa
perbandingan serabut saraf afferent : efferent = 20 : 1.
Selain itu terdapat beberapa ribu neuron di SSP untuk
setiap input afferent dan output efferent, sehingga
memungkinkan tersusunnya suatu sirkuit neuron yang
memegang peranan penting dalam proses persepsi dan
pengaturan tingkah laku
Reseptor Sensoris
Reseptor sensoris adalah struktur khusus yang dapat
dirangsang oleh perubahan-perubahan lingkungan dan
juga oleh perubahan-perubahan dalam tubuh. Oleh
sebab itu reseptor sensoris adalah pintu gerbang
dimana dunia luar dapat berhubungan dengan susunan
saraf manusia. Reseptor sensoris mampu mengubah
berbagai jenis energi menjadi impuls saraf, energi
tersebut adalah mekanik,panas,kimia, dan
elektromagnetik.

Klasifikasi Reseptor
- Eksteroseptor, Interoseptor, dan proprioseptor
- Mekanoreseptor (stimulus mekanik), termoreseptor
(suhu), nosiseptor (stimulus nyeri), khemoreseptor
(bahan kimia) dan elektromagnetik reseptor (cahaya
yang ke retina).
Path taken by impulses when a subject names a visual object, projected on a
horizontal section of the human brain.
Classification of Sensory Receptors
I. Mechanoreceptors
II. Thermoreceptors
Skin tactile sensibilities (epidermis and dermis)
Cold
Free nerve endings
Cold receptors
Expanded tip endings
Warmth
Merkel’s discs
Warm receptors
Plus several other variants
Spray endings
III. Nociceptors
Ruffini’s endings
Pain
Encapsulated endings
Free nerve endings
Meissner’s corpuscles
Krause’s corpuscles
IV. Electromagnetic receptors
Hair end-organs
Vision
Deep tissue sensibilities
Rods
Free nerve endings
Cones
Expanded tip endings
Spray endings
V. Chemoreceptors
Ruffini’s endings
Taste
Encapsulated endings
Receptors of taste buds
Pacinian corpuscles
Smell
Plus a few other variants
Receptors of olfactory epithelium
Muscle endings
Arterial oxygen
Muscle spindles
Receptors of aortic and carotid bodies
Golgi tendon receptors
Osmolality
Hearing
Neurons in or near supraoptic nuclei
Sound receptors of cochlea
Blood CO2
Equilibrium
Receptors in or on surface of medulla and in aortic and
Vestibular receptors
carotid bodies
Arterial pressure
Blood glucose, amino acids, fatty acids
Baroreceptors of carotid sinuses and aorta
Receptors in hypothalamus
Sensasi Somestetik
Merupakan kesadaran akan rasa raba, nyeri, tekanan,
temperatur, dan vibrasi. Informasi ini dimulai dari
reseptor sensoris dan mencapai korteks serebri (area
sensoris) setelah melewati beberapa stasiun relay.
Stasiun relay ini terdapat pada medulla spinalis, batang
otak, mesencephalon, ganglia basalis dan cerebellum.
Sensasi somestetik terdiri atas :
1. Sensasi mekanoreseptif : dirangsang oleh perubahan
mekanis dari jaringan tubuh
2. Sensasi nyeri : diaktifasi oleh beberapa faktor yang
merusak jaringan
3. Sensasi termoreseptif : mendeteksi panas dan dingin
Sensasi Mekanoreseptif
Sensasi mekanoreseptif terdiri atas rasa raba,
tekan dan vibrasi, ketiga sensasi ini disebut
sensasi taktil. Reseptor sensasi taktil
sedikitnya mempunyai 6 tipe antara lain free
nerve ending, korpus Meissner, diskus Merkel,
Hair end-organ, Ruffini,s end organ, dan korpus
Paccinian.
Penghantaran sensasi ini ke CNS melewati :
1) melalui sistim dorsal column-lemnisca
2) melalui sistim anterolateral
Jalur informasi sensorik ke SSP
1. Dorsal columna lemniscal system : sensasi
raba lokalisasi jelas & cepat, posisi,
vibrasi, dan tekanan
2. Antero lateral system : sensasi nyeri,
sensasi suhu, sensasi gatal/geli, raba kasar,
seksual
Sistem saraf sensorik : sistem saraf yang
membawa informasi dari ‘luar’ menuju sel
saraf (SSP)  informasi akan diolah di
sistem saraf dan selanjutnya respon yang
diputuskan dihantar lewat saraf motorik
Transmisi impuls nyeri
SISTEM SARAF MOTORIK
KORTEKS SEREBRI
• Bersama serebellum dan ganglia basalis
mengontrol gerakan motorik tubuh yang
kompleks
• Pada dasarnya semua gerakan volunter
melibatkan korteks baik langsung maupun
tidak, tetapi kontrolnya tetap diatur oleh
batang otak, serebellum, dan ganglia basalis
Korteks motoris
• Letaknya di bagian anterior sulcus sentralis
• Terdiri atas : primary motor cortex,
premotor area, supplemental motor area,
dan area motorik khusus
Primary motor cortex
• Mulai dari fissura Slylvii ke posterosuperior dan
masuk ke fiss longitudinalis
• Area 4 Broadmann
• Lebih dari 50% daerah ini mengontrol tangan dan
otot bicara
• Berbagai otot mempunyai daerah tertentu dgn luas
yang sesuai fungsi dan penggunaannya
Area kortex motorik
Impul motorik gerekan volunter 
girus presentralis lobus frontal (area 4
broadmann) dan area kortikal
disekitarnya
(neuron motorik pertama)

Bersama2 mbentuk tr. Piramidalis :


kortikonuklear dan kortikospinal
Melewati batang otak dan med spin,
mbentuk kontak sinaptik
(neuron motorik kedua)
Premotor area
• Sebelah anterior kortex motoris primer,
turun ke fiss. Sylvii lalu ke fiss
longitudinalis
• Area 6 Brodmann
• Mengatur pola gerakan & posisi tubuh
• Merencanakan, koordinasi gerakan
kompleks bersama ganglia basalis,
thalamus, dan korteks motorik primer
Supplement motor area
• Anterosuperior premotor area, terutama
pada fiss longitudinalis
• Untuk gerakan bilateral simultan, rotasi
tangan, gerakan mata, bicara, menguap
• Mengatur gerakan fiksasi bgn tubuh, posisi
kepala, dan mata
Transmisi signal motoris dari
korteks ke otot
• Secara langsung lewat traktus
kortikospinalis (traktus pyramidalis)
• Secara tidak langsung lewat ganglia basalis,
serebellum, dan nukleus-nukleus di batang
otak
Susunan Pyramidal
• Mulai di sel neuron
dilapisan 5 korteks
presentralis (area 4
broadmann) dan
akson2nya menyusun
system piramidalis
• Neuron tsb tertata
didaerah gyrus
presentralis yg mengatur
gerakan otot tubuh
tertentu  penataan
somatotropik
Susunan Pyramidal
• Serabut eferent berupa
akson2 neuron di gyrus
presentralis turun menuju
ke neuron2 yang
menyusun inti saraf otak
motorik
– brainstem
– kornu anterior medula
spinalis
• Hub akson tsb bersifat
monosinaptik dan
kontralateral
Traktus kortiko Spinal
Traktus kortiko Spinal
Axis Skeletal motor Neuron Sistem
Serabut kortikospinalis
Seluruh serabut kortikofugal

Serabut pyramidal
melewati pedunkulus di
Korona radiata tepi atas midbrain
menempati 2/3 bag tengah
pendulus

Posterior kapsula interna Serabut corticobulbar


meninggalkan serabut
corticospinalis didaerah
Cerebral peduncles, crus brainstem berhub dgn inti
cerebri/basis pedunkuli nervus crakranialis
Serabut kortiko spinalis
PONS  ventral Pons

Serabut bergabung
Medula oblongata membentuk pyramid di
depanmedulla
• 75-90% decussation
pyramidal diatas medulla
Lower medulla cord juction sbg traktus
cortikospinalis lateral
•10-25% yg tdk
Spinal Cord menyilang berjalan
dianterior medula
spinalis sbg traktur
Serabut kortikobulbar
Seluruh serabut kortikofugal

Korona radiata Serabut pyramidal


melewati pedunkulus di
tepi atas midbrain
menempati 2/3 bag
tengah pendulus
Posterior kapsula interna
Serabut corticobulbar
meninggalkan serabut
Cerebral peduncles, crus corticospinalis didaerah
cerebri/basis pedunkuli brainstem berhub dgn
inti nervus crakranialis
Ser berjalan bersama ser
cortikospinalis sebagian
Serabut kortiko bulbar meninggalkan
pyramidal diatas
nukleus yg dituju dan
PONS  ventral Pons berjalan di area
lemniskus medialis

Middle pons Lower Pons Sebagian berakhir di


ke nukleus V ke N VII nukleus retikula
formation dan
menggunakan retikular
formation, fasikulus
longitudinal medial,
•Serbut yg menyilang
lemniskus medialis
maupun nukleus
yg tidak
medulla mecapai
menyilang menuju
kranialis
nukleus ambigus
Traktus Corticobulbar
Susunan ekstrapyramidal
• Kumpulan traktus, inti-inti
dan sirkuit feedbacknya yg
menyusun ekstrapyramidal
mpengaruhi aktiv motor
somatis dari otot2 volunter
kec pyramidal
• Secara fungsional
berhubungan dgn tr.
Pyramidal
• Dimulai dari korteks, basal
ganglia, subcortikal nukleus
scr tdk langsung ke spinal
cord mll multisynap
conection
Lintasan
Lintasan sirkuit
sirkuit pertama
kedua
Lintasan
sirkuit
ketiga

Sistem ekstrapiramidal
Lintasan sirkuit pertama
Lingkaran yg disusun
oleh jaras penghubung
berbagai inti melewati
korteks piramidalis (area
4), area 6, oliva inferior,
inti2 pontis, korteks
cerebelli, nukleus
dentatus, nukleus
rubber, nukleus
ventrolateral talami,
korteks pyramidalis dan
extrapiramidalis
Lintasan sirkuit pertama
• Peranan: mberikan
FEEDBACK kepada korteks
pyramidalis dan
ekstrapiramidalis yg berasal
dari korteks cerebellum
• Gangguan feedback lintasan
ini timbul
– Ataksia
– Dismetria
– Tremor sewaktu gerakan
volunter berlangsung
Lintasan sirkuit kedua
• Menghubungkan korteks
area 4S dan area ^ dengan
korteks motorik piramidalis
dan ekstrapiramidalis mll
substansia nigra, globus
pallidus, nukleus
ventrolateralis talami
• Tujuan pengelolaan impuls
piramidalis dan
ekstrapiramidalis agar
gerakan volunter yg bangkit
memiliki ktangkasan yg
sesuai
Lintasan sirkuit kedua
• Gangguan pd
substansia nigra
menimbulkan
– Tremor sewaktu
istrahat
– Gejala2 motorik lain
• Sering ditemukan
pada sindrom
parkinson
Lintasan sirkuit ketiga
• Lintasan impul yg dcetuskan di
area 8 dan area 4S utk diolah
secara berturut2 oleh nukleus
kaudatus, globus palidus dan
nucleus ventrolateralis talami.
Hasil pengolahan ini dengan
dicetuskan impuls oleh nukleus
ventrolateral talami yg
dipancarkankanya ke korteks
piramidalis dan
ekstrapiramidalis (area 6)
• Impuls terakhir ini melakukan
tugas inhibisi. Sebagian impuls
ini disampaikan oleh globus
palidus kepada nukleus luysii.
Sirkuit lintasan ketiga
• Bila area 4S dan 6 tidak
dikelola oleh impuls tsb
maka timbul gerekan
involunter (gerakan
spontan yg tdk dapat
dikendalikan
– Khorea
– Atetosis
keduanya akibat lesi di
Nukleus Kaudatus dan
globus pallidua
– Balismus akibat lesi di
nukleus Luysii
Peranan/ aktivitas susunan
ekstrapiramidal
• Mengurus regulasi dan
integrasi gerakan
sekutu/mengurus
komponen tonik dari
gerekan volunter
• Mengintegrasi aktivitas
cerebellum dalam
perencanaan utk
mcetuskan impuls
motorik involunter dan
volunter
Gangguan pergerakan UMN
mberikan gejala berupa
• Parese/paralisis
• Spastik, tonus
meninggi dan clonus
• Hiperreflesia
• Refleks patologi
• Tdk ada atropi td bisa
terdapat diffuse atropi
Lower Motor Neuron
• Neuron susunan
neuromuskular yg lgs
berhubungan dengan otot
• Dapat dijumpai dibatang
otak sbg sel2 motorik dari
inti saraf kranial dan di
med spin sbg sel2 motorik
di kornu anterior
• Gg pergerekan LMN tjd
apabila tdpt lesi pada
motorneuron, neuroaxix
(axon), motor end plate
dan otot
Lower motor neuron
• Gejala2 berupa
– Parese/ paralisis yg
sifatnya flaccid
– Areflesia
– Tdk ada refleks
patologis
– Timbul aatrofi
Perbedaan UMN dan LMN
UMN LMN
Kekuatan Paresis Paresis
Tonus Meningkat/spasti Menurun-flaccid
k, clonus (+)

Refleks patologi (+) (-)


Refleks fisiologi Meningkat Menurun-hilang
Atrofi Diffuse atropi (+)
Fungsi sel saraf motorik
• Mengirim impuls dari SSP
ke otot atau kelenjar 
hasilnya berupa tanggapan
tubuh terhadap
rangsangan.
• Badan sel saraf motor
berada di system saraf
pusat
NYERI
NYERI
- Mekanisme protektif tubuh
- Dua macam : Fast pain dan Slow pain
- Fast pain : nyeri tusuk, nyeri akut, serabut A-delta, lintasan
neospinothalamikus
- Slow pain : nyeri tekan/tumpul, nyeri kronik, serabut tipe
C, lintasan paleospinothalamikus
- Lintasan nyeri : serabut afferent, medula spinalis, traktus a
anterolateralis
neospinothalamikus
Thalamus
paleospinothalamikus

korteks
RESEPTOR NYERI (NOSISEPTOR)

- Terdiri dari : mekanoreseptor, termoreseptor dan


khemoreseptor
- Umumnya berupa Free Nerve Ending
- Tidak dapat beradaptasi hiperalgesia
- Fast pain : reseptor mekanik dan termal
- Slow pain : reseptor kimiawi
PENYEBAB NYERI
- Iskemia
- Spasme
- Kimiawi : bradikinin, histamin, prostaglandin
- P faktor
- Perangsangan reseptor suhu pada suhu kurang dari 10oC
dan suhu diatas 45oC

ANALGESIA
- Periaquaductal Sylvii nuclei mesencephalon
- Raphe magnus di Pons
- Cornu post. Med. Spinalis

PAIN GATING
- Perangsangan saraf sensoris perifer (mekanoreseptif) yang
besar
- Perangsangan kortikofugal
- Morfin endogen : beta-endorphin, dynorphin, enkephalin
JENIS NYERI

- Nyeri visceral asli (true visceral) dan nyeri


visceral palsu (parietal)
- Nyeri parietal : Fast pain, free nerve ending
- Nyeri visceral asli : slow pain kadang fast
pain (simpatis), referred pain, sulit
dilokalisir
- Nyeri visceral asli disebabkan : iskemia,
spasme, overdistensi, dan rangsangan kimia
Part 2

FUNGSI LUHUR
FUNGSI LUHUR
Terdiri dari :
1. Berfikir

2. Berbahasa

3. Menulis
Area Assosiasi
Ad. Suatu daerah yang menerima impuls yang
telah dianalisa dari berbagai daerah
korteks dan subkorteks , serta mempunyai
mempunyai karakteristik tersendiri.
Terdapat 3 daerah assosiasi yang penting :
1. Parieto-occipitotemporalis
2. Prefrontalis
3. Limbik
Ass. Parieto-occipitotemporalis
Letaknya sebelah anterior korteks sensoris, posterior
korteks visualis, dan lateral korteks auditorius.

Terdapat 4 subarea :
1. Bagian superior korteks parietal sampai superior korteks
oksipitalis , berfungsi menganalisa koordinat ruang dari
tubuh dan sekitarnya.
2. Korteks auditorius dibagian posterior lobus temporalis
superior (area wernicke), berfungsi fungsi pemahaman /
intelektual.
3. Girus angular lobus oksipitalis , berfungsi menerima
impuls visual untuk membaca (proses visual sekunder)
4. Lateral lobus oksipitalis dan posterior lobus temporalis,
berfungsi memberi nama kepada suatu obyek (naming
obyek).
Ass.Prefrontalis
• Berfungsi :
- merencanakan gerakan yang kompleks,
- proses berpikir yang terperinci dan men-
dalam,
- membentuk kata-kata (area Broca yang
terletak pada sebagian premotoris dan
sebagian prefrontalis).
Ass. Limbik
• Berfungsi dalam mengatur tingkah laku,
emosi, dan motivasi.
• Terletak daerah kutub anterior lobus
temporalis, bagian ventral lobus frontalis
dan pada girus singulatus permukaan
hemisferium serebri.
Hemisfer Dominan
• Sebagian besar manusia (95%) sisi tubuh bagian
kanan yang bergerak lebih tangkas dan terampil
dari pada sisi bagian kiri, dengan adanya hemisfer
dominan sebelah kiri, bahkan pada bayi baru
lahirpun area wernicke hemisfer kiri 50 % lebih
besar dibandingkan hemisfer kanan.
• Area Wernicke dan daerah yang mengatur fungsi
pembicaraan dan motorik , biasanya berkembang
lebih baik pada salah satu hemisfer serebri
dibandingkan dari hemisfer lainnya.
Hemisfer Dominan
• Daerah motorik hemisfer kiri juga berkembang
lebih baik, sehingga sebagian besar manusia
adalah “ Right-handedness” dan sebagian kecil
“Left-handedness”.
• Namun daerah non-dominan kemampuan
interpertatif lainnya (selain fungsi bahasa) juga
berkembang lebih baik, seperti : interpretasi
musik, bahasa tubuh dan pengenalan intonasi
suara.
Teori 2 hemisfer otak (Serry RW)
Hemisfer kanan Hemisfer kiri
• Irama • Bahasa: kata, simbil
• Kesadaran spasial: dimensi, • Nomor dan angka
gambaran menyeluruh • Logika: urutan, daftar,
(global) analisis, waktu, asosiasi,
• Imajinasi: lamunan, matematika
visualisasi
• Warna
• Kreatifitas
Proses Komunikasi
* Ada 2 aspek komunikasi :
1. Aspek sensoris : mata dan telinga
2. Aspek motoris : Vokalisasi dan pengaturannya.

* Bila terjadi kerusakan aspek sensoris:


- assosiasi auditoris dan assosiasi visual pada korteks,
maka seseoarng tidak dapat mengerti kata-kata yang
diucapkan (afasia reseptif auditoris / word deafness)
atau kata-kata yang ditulis (afasia reseptif visualis /
word blindness)
- Kerusakan area wernicke , menyebabkan seseorang
masih dapat mengucapkan kata-kata , tetpi tidak dapat
mengerti artinya (afasia wernicke), bila meluas
kerusakannya maka seseorang tak dapat membaca atau
menulis apa-apa (afasia global)
Aspek Motoris
• Pross berbicara terdapat 2 tahap :
1. Pemikiran tentang apa yang harus
diekspresikan dan kata-kata yang harus
dipakai (fungsi area wernicke),
2. Pengaturan vokalisasi (fungsi area Broca),
jika terjadi kerusakan maka terjadi
ketidakmampuan membentuk kata-kata.
(afasia motorik)
Part 2
@ PIKIRAN

& KESADARAN

* DAN MEMORI
Berpikir ?
• Merupakan hasil dari pola stimulasi berbagai
susunan saraf pada saat yang sama dan dalam
urutan yang jelas terutama melibatkan korteks
serebri, thalamus, sistem limbik dan formasio
retikularis batang otak (teori holistik).
• Stimulasi korteks akan menentukan ciri berpikir
yg lain, seperti lokasi sensasi pada tubuh dan
obyek pada lapang pandang.
• Stimulasi sistim limbik, thalamus dan formasio
retikularis batang otak akan menentukan proses
berfikir, perasaan senang, tak senang, sakit, rasa
nyaman dan beberapa karakteristik lainnya.
Figure 16-1. Drawings of PET scans of the left cerebral hemisphere showing areas of greatest neuronal activation
when subjects performed various activities. A: Looking at words activated the primary visual cortex and part of the
visual association cortex. B: Listening to words activated an area at the junction of the temporal and the parietal
cortex. C: Speaking words activated Broca's area and the adjacent frontal lobe. D: Thinking about words activated
large areas, including much of the frontal lobe. (Based on PET scans in Kandel ER, Schwartz JH, Jessell TM:
Essentials of Neural Science and Behavior. McGraw-Hill, 1995 )
Kesadaran ?
• Ad. Arus pemikiran yang terus menerus mengenai
keadaan disekitar kita , atau pengintegrasian
impuls efferent dan afferent.
• Pengalaman sadar kita terorganisir melalui
interaksi daerah korteks dan subkorteks melalui
mekanisme yang dinamis.
• Derajat kesadaran bervariasi antara awas waspada
sampai ke keadaan koma.
Memori ?
• Ad. Kemampuan untuk mengingat pengalaman
yang telah lalu , baik secara sadar maupun
secara tidak sadar.
• Memori disebabkan oleh perubahan kapabilitas
satu neuron ke neuron berikutnya akibat suatu
aktifitas neuronal  terbentuknya jejak ingatan
(memori trace).
• Kumpulan dari perubahan neural yang
berhubungan dengan memori disebut Engram.
Memori Trace
• Memori trace dapat terjadi pada semua
tingkatan susunan saraf, termasuk medulla
spinalis , namun yang berperanan paling
penting adalah korteks cerebri.
• Selain korteks cerebri , sistem limbik dan
hipothalamus juga memegang peranan
penting dalam proses memori.
Belajar?
• Ad. Kemampuan untuk mengubah tingkah
laku berdasarkan pengalaman yang lalu.
• Memori mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses belajar.
• Selain memori , proses belajar juga
tergantung dari kemampuan bebabahasa dan
tulis menulis.
Proses Memori
1. Habituasi :
- Merupakan bentuk sederhana dari proses belajar,
dimana bila suatu informasi yang masuk
berulang-berulang dan diterima oleh otak lama-
kelamaan responsnya akan semakin berkurang .
- Hal ini terjadi karena adanya kemampuan unik
dari otak untuk mengabaikan informasi yang
tidak bermanfaat., melalui mekanisme inhibisi
pada transmisi sinaptik.
Proses Memori
2. Sensitasi
- Merupakan kebalikan dari proses habituasi.
- Informasi yang dianggap penting dan diulang
terus-menerus, akan menyebabkan otak secara
otomatis menyimpan dan memacu memori
tersebut. Hal ini terjadi melalui proses fasilitasi
pada transmisi sinaptik.
- Daerah limbik yang menentukan apakah suatu
informasi penting atau tidak dan membuat
keputusan secara tidak sadar untuk menyimpan
atau mengabaikan.
Klasifikasi Memori
1. Memori Segera (Immediate memory)
disebabkan oleh adanya potensiasi
sinaptikyang mengaktifkan transmisi sinaptik,
OK adanya akumulasi ion Ca dalam jumlah
besar pada terminal presinaptik.
2. Memory jangka pendek (Short-term memory)
Akibat dari perubahan kimia atau fisik pd
membran oresinaptik dan postsinaptik yang
bersifat sementara.
3. Memory jangka panjang (Long-term memory)
 diakibatkan oleh adanya perubahan struktur
pada sinaps.
KONSOLIDASI MEMORI
• Immediate memory dapat diubah menjadi memori
jangka pendek atau memori jangka panjang yg
dapat dipanggil kembali (recall) dalam beberapa
minggu atau tahun, harus mengalami konsolidasi.
• Proses konsolidasi minimal butuh waktu 5-10
menit dan maksimal beberapa jam.
• Pada amnesia proses konsolidasi dapat
berlangsung beberapa tahun tergantung integritas
susunan saraf yg rusak.
Gangguan Memori
• Amnesia anterograde  jk. Seseorang sulit
mengulang kembali informai yang baru saja
tersimpan beberapa menit, jam,atau
beberapa hari yang lalu ( memori jangka
pendek /Recent memori)
• Amnesia retrograde ketidakmampuan
seseorang untuk mengingat peristiwa yang
telah berlangsung (memori jangka panjang)
Part 2
@ SISTIM LIMBIK

& HIPOTHALAMUS
Sistem Limbik
• Komponen limbik: hipotalamus,
thalamus, amigdala,
hipocampus dan korteks limbik.
• berfungsi menghasilkan
perasaan, mengatur produksi
hormon, memelihara
homeostasis, rasa haus, rasa
lapar, dorongan seks, pusat rasa
senang, metabolisme dan juga
memori jangka panjang.
• Menyimpan banyak informasi
yang tak tersentuh oleh indera.
SISTIM LIMBIK
• Ad. Semua struktur saraf yang terlibat di
dalam emosi,tingkah laku, dan motivasi.
• Mengatur Emosi , tingkah laku, motivasi,
dan afektif (rasa senang / kecewa,
penghargaan/penghukuman).
• Sistim limbik terdiri dari : Hipothalamus,
amigdala , hippokampus , dan nukleus
septal.
Hipothalamus
• Fungsi Vegetatif: Suhu tubuh, osmolalitas
cairan tubuh, selera makan, dan pengaturan
berat badan.
• Fungsi pengaturan tingkah laku.
• Fungsi endokrin.
Irama Neurobiologis
• Ad. Fluktuasi dalam pertumbuhan atau
aktifitas pada suatu makhluk hidup yang
langsung maupun tak langsung diatur oleh
sistem saraf.
• Irama biologis (irama sirkadian), seperti :
siklus tidur- bangun, siklus homonal
wanita, dan siklus molekular yang mengatur
pertumbuhan dan perkembangan sel.
SARA
• Pusat bangun terdapat pada Sistem Aktifasi
Retikularis Ascendens (SARA) di Formasio
Retikularis.
• Sistim Aktifasi Retikularis (SAR) merupakan jalur
polisinaps yang sangat kompleks , dimana serabut-
serabut kolateralnya berhubungan dengan serabut
sensoris, sistim auditorius, sistim visualis , sistim
olfaktorius dan sistim trigeminalis.
• SAR mempunyai hubungan erat dengan aktifitas
listrik korteks serebri.
Tidur ?
• Tidur bukanlah gangguan kesadaran, tetapi
keadaan fisiologis yang ditentukan oleh aktifitas
bagian-bagian tertentu dari formasio retikularis.
• Pada keadaan tidur , semua aktifitas aktifitas
neurofosiologis mengalami perubahan. Tonus otot
dan reaksi refleks menurun,metabolisme menurun,
denyut jantung , TD dan pernapasan menurun.
Tidur ?
• Tidur terjadi jika ada aktifitas yang
menghambat SARA
• Pusat tidur terletak pada : diensephalon
(zona hipnogenik) , medulla oblongata
(zona sinkronisasi) dan otak depan bagian
basal (zona tidur).
Tidur ?
• Ada 2 jenis tidur :
1. Rapid Eye Movement (REM) Sleep
pada waktu tidur mata bergerak cepat
deep sleep, Paradoksikal sleep.
2. Non-Rapid Eye Movement (NREM) Sleep
Tidur gelombang lambat.
• Selama tidur , seseorang akan mengalami kedua
jenis tidur ini saling bergantian satu sama lainnya.
• Sebagian besar waktu tidur setiap malam
merupakan tidur jenis NREM.
Tidur ?
• Tidur REM baru akan terjadi sesudah memasuki
stadium yg lebih dalam dari NREM, bisanya
timbul 90 menit setelah seseorang tidur dan
berlangsung singkat (5-10 menit) dan terjadi
sekitar 4 sampai 6 kali , yang menyelangi tidur
NREM.
• Sebagian besar mimpi terjadi pada tidur REM,
dimana sifat mimpinya masih dapat diingat
kembali.
Efek Tidur
• Proses “Rezeroing”
• Dengan tidur yang cukup , maka makhluk
hidup memelihara kesegarannya, kebutuhan
dan metabolisme seluruh tubuhnya
sepanjang masa.
• Fungsi tidur : mengembalikan
keseimbangan alamiah berbagai aktifitas
susunan saraf.
Waktu Tidur

• Sampai usia 1 bulan : 20 jam sehari.


• 2 bulan – 12 tahun : 10-12 jam sehari.
• Dewasa : sekitar 7 jam sehari.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai