Anda di halaman 1dari 44

KEBIJAKAN & PROGRAM

PENCEGAHAN PENULARAN dari IBU ke ANAK


DI INDONESIA

Kiagus Aziz Achmad


Bidang P2 dan PL
Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas
2016
Pendahuluan 1/2

HIV merupakan wabah global. Jumlah orang yang


terjangkit HIV terus meningkat di seluruh dunia,
termasuk Indonesia.
Cara penularan HIV yang sering terjadi di seluruh
dunia adalah melalui heteroseksual.
Terdapat peningkatan persentase kasus HIV & AIDS
pada perempuan di Indonesia.

Modul 1, Halaman 2
Pendahuluan 2/2

Epidemi HIV berpotensi menimbulkan dampak buruk


untuk kesehatan, psikologis, ekonomi dan sosial.

Upaya penanggulangan HIV meliputi kegiatan


pencegahan, kegiatan pengobatan & perawatan, dan
kegiatan penunjang, dengan melibatkan kerjasama
multisektor.

Modul 1, Halaman 3
Dampak global epidemi HIV & AIDS

Dampak ekonomi negatif bagi negara


Sistem perawatan kesehatan yang berlebihan
Menurunkan harapan hidup
Menurunkan jumlah anak yang berhasil bertahan
hidup
Meningkatkan angka anak yatim piatu

Modul 1, Halaman 4
Mazami Enterprise © 2009
Rencana Aksi Nasional Pengendalian
HIV-AIDS, 2015 – 2019
Tujuan Umum
• Mencegah dan mengendalikan epidemi HIV AIDS di
Indonesia pada 2030.
Tujuan khusus mewujudkan “three zeros”, yaitu
a) menurunkan hingga mengeliminasi infeksi HIV baru;
b) menurunkan hingga mengeliminasi kematian terkait
HIVAIDS; dan
c) menurunkan stigma dan diskriminasi terhadap
Odha.
5
Kegiatan Pengendalian HIV-AIDS & IMS

Advokasi Jejaring Kerja


Pengembangan
Aspek Legal Sosialisasi SDM
dan Pertisipasi
dan KIE Masyarakat

Pengamanan Pengurangan
Pengendalian
Logistik Darah Donor dan Dampak
Produk Darah IMS
Buruk Napza

Pencegahan Perawatan,
Kewaspadaan Konseling dan
Penularan HIV Dukungan dan
dari Ibu ke Anak Standar Tes HIV Pengobatan

Kolaborasi Surveilans Monitoring


Epidemiologi & Sistem
TB-HIV Sisitem Informasi dan Evaluasi Pembiayaan
Kegiatan Pokok untuk mencapai Tujuan
• Menambah klinik/layanan, terutama di wilayah populasi risiko tinggi
• Tetap menggunakan Pendekatan LKB dan SUFA untuk meningkatkan akses
kelompok kunci dan Odha ke layanan di klinik dan mobile clinic (PTRM, IMS,
KT, ART dan PPIA)
• Pendekatan Layanan Komprehensif Berkesinambungan, yaitu
– memantapkan koordinasi antar SSR di kab/kota dan tokoh masyarakat
– meningkatkan partisipasi KAP, Odha dan keluarganya,
– memperkuat jejaring petugas penjangkau dan petugas layanan,
– menerapkan layanan “one stop services” di klinik dan mobile clinic
– memantapkan jejaring rujukan layanan tingkat kabkota.
– menjamin akses atau adanya biaya bagi KAP dan Odha ke layanan, a.l.
dengan BPJS
• Pendekatan SUFA – Strategic Use of ART, yaitu
– “TOP”, temukan, obati dan pertahankan Odha dalam ART
• Mengukur dampak melalui analisa laporan bulanan, analisa laporan kohort
tahunan, survei STBP/IBBS di 2017.
7
6 Pilar dalam LKB
• Koordinasi dan kemitraan dg semua
PILAR 1 pemangku kepentingan di setiap lini

PILAR 2 • Peran Aktif ODHA dan Keluarga

• Pelayanan terintegrasi dan terdesentralisasi


PILAR 3 sesuai kondisi epidemiologi setempat

• Paket layanan HIV komprehensif yang


PILAR 4 berkesinambungan

PILAR 5 • Sistem rujukan dan jejaring kerja

PILAR 6 • Akses layanan terjamin


Paket Pelayanan HIV-AIDS dan IMS yang
Terintegrasi dan Rujukan Internal di RS

Penjangkau Ra jal
IMS
TB TIPK KIA/KB
TIPK TIPK

KT S PDP KDS
TIPK:

PTRM/LASS Tes HIV atas


LAB /Rad
TIPK Ranap Inisisasi Petugas
TIPK
TIPK Kesehatan dan
Konseling
DASAR HUKUM LKB
 Permenkes 21/2013 ttg Penanggulangan HIV dan AIDS
Pasal 2 “penanggulangan HIV dan AIDS secara komprehensif dan berkesinambungan yang terdiri
atas promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi terhadap
individu, keluarga, dan masyarakat.”
 Permenkes 5/2014 ttg Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasyankes Primer
Pasal 2 “pedoman penatalaksanaan terhadap penyakit yang dijumpai di layanan primer berdasarkan
kriteria:
a. penyakit yang prevalensinya cukup tinggi;
b. penyakit dengan risiko tinggi; dan
c. penyakit yang membutuhkan pembiayaan tinggi. “
 Permenkes 75/2014 ttg Puskesmas
Puskesmas : kawasan perkotaan, kawasan pedesaan dan kawasan terpencil/sangat terpencil
menyelenggarakan UKM & UKP : Peningkatan pengetahuan komprehensif masyarakat tentang
pencegahan penularan HIV-AIDS dan IMS; Pengendaian HIV/AIDS;
Equitable Quality of Integrated
HIV Services for All
Pemeriksaan Diagnosis HIV
(Pasal 22)
• Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan
melalui KTS atau TIPK
• Pemeriksaan diagnosis HIV harus dilakukan
dengan persetujuan pasien
Pengecualian dalam hal:
• Penugasan tertentu dalam kedinasan tentara/polisi
• Keadaan gawat darurat medis untuk tujuan
pengobatan pasien yang secara klinis telah
menunjukkan gejala yang mengarah kepada AIDS
• Permintaan pihak yang berwenang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
TIPK
• TIPK sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
terutama diselenggarakan pada:
a. pelayanan IMS;
b. pelayanan kesehatan bagi populasi
kunci/orang yang berperilaku risiko tinggi;
c. fasilitas pelayanan yang
menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan
ibu hamil, persalinan dan nifas; dan
d. pelayanan tuberkulosis.
(Pasal 24, ayat 8)
TIPK
Pengobatan ARV harus diindikasikan bagi:
a. penderita HIV yang telah menunjukkan stadium
klinis 3 atau 4 atau jumlah sel Limfosit T CD4 kurang
dari atau sama dengan 350 sel/mm3;
b. ibu hamil dengan HIV; dan
c. penderita HIV dengan tuberkulosis.
Jumlah HIV di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 1987- Maret 2016

35,000

30,000

13,467
25,000 12,573
12,279

20,000

8,360 9,318
9,265
15,000

10,000 19,244 18,362


3,565 3,459 16,758
13,231 12,193
11,766 2,813
5,000
6,797 6,334
4,333
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*

Laki-laki Perempuan
Persentase Kumulatif Kasus HIV di Indonesia Yang Dilaporkan
Menurut Faktor Risiko
Tahun 1987- Maret 2016

14,793
16,000

12,511
14,000

10,825
10,668
12,000

9,873
8,499
10,000

6,903
6,623

6,549

8,000

6,075

4,677
4,362

6,000

4,241
3,858
3,299

3,287
2,780

2,675
2,461

4,000

2,081
1,794
1,514

1,124
1,100
1,040

802
2,000
506

146
-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*

Penasun Heteroseksual LSL Lain-lain


CAKUPAN TES IBU HAMIL &
POSITIVITY RATE HIV

3.09 3.1

2.52

0.9
0,57

0,62

SIHA 2015 - 2016


SIHA, 2011 - 2016
Ibu Hamil Yang Menerima ARV
527714

76,4%

23,3%

SIHA, 2015 - 2016


2015 data 1 tahun, 2016 data 6 bulan
Data Bayi Lahir dari Ibu HIV dan Positivity Rate
2011 – 2016

SIHA 2015 - 2016


Laporan Perkembangan HIV-AIDS Triwulan IV Tahun 2015
Penggunaan Kondom Berdasarkan Populasi, STBP 2009 & 2013

Penggunaan Kondom pada Hubungan Seks Komersial Terakhir


100 2009 2013
64 68 62 61
59 52
42 44 43
% 50 32 34 26 29
16 24 20

0
WPSL WPSTL Sopir Truk Ojek ABK TKBM Buruh Penasun
(9 Kota) (9 Kota) (1 Kota) (3 Kota) (3 Kota) (3 Kota) (1 Kota) (4 Kota)

Selalu Menggunakan Kondom saat berhubungan Seks


100 2009 2013

43 45 36 43
% 50 33 33 27
14 13 22 13 13
2 7 10 9
0
WPSL WPSTL Sopir Truk Ojek ABK TKBM Buruh Penasun
(9 Kota) (9 Kota) (1 Kota) (3 Kota) (3 Kota) (3 Kota) (1 Kota) (4 Kota)

*WPSL dan WPSTL: 1 minggu terakhir <> **Priaristi dan penasun: 1 tahun terakhir

STBP 2013 | Survei Terpadu Biologis Perilaku


Gelombang Epidemi HIV
Di Indonesia
Gelombang 3

Gelombang 2
2007-sekarang : penularan melalui
Heteroseksual
1997 – 2007 - dari laki-laki pembeli seks kepada
Gelombang 1 Penularan melalui alat suntik istri/pasangan
(penasun) - dari Ibu yang HIV ke bayi

1987-1997
Penularan melalui
Hubungan seks sejenis
laki-laki (homo)
Dinamika Epidemi HIV
Jumlah Penduduk Indonesia: 240 juta

230,000
Wanita
75.000 Penjaja seks
penasun
6,7 Juta Pria
membeli Sex 4,9 Juta
menikah
(2-20% dari Pria Dewasa) dg pria risiko
tinggi
1,13 Juta
GWL
Anak-anak
Laki-laki Perempuan
Populasi Populasi Masyarakat
Bayi
Kunci Jembatan umum

Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV Tahun 2012, Kemenkes


1 Pekerja seks = 5 pelanggan/hari
60% pelanggan adalah pria beristri
10% perempuan hamil
150 laki laki 90 IRT 10 Bayi
Pelaksana Komponen AIDS
Kegiatan dilakukan oleh 3 Principal Recipients
• Spiritia (LSM) – bertanggungjawab untuk
– Pencegahan dan penemuan kasus HIV pada LSL, Waria dan Penasun
– Pendampingan Odha

27
• Komisi Penanggulangan AIDS Nasional – bertanggungjawab untuk
– Pencegahan dan penemuan kasus HIV pada Pekerja Seks, Pekerja Pelabuhan ( ABK dan
TKBM)
– Penguatan sisitim mayarakat /CSS dan meminimalisir hambatan peraturan/ RLB
– Pengadaan kondom, Lubricant, Alat suntik steril dan IEC material
• Kementerian Kesehatan, bertanggungjawab untuk
– penemuan kasus HIV & IMS pada KAP, Warga Binaan, Pekerja Pelabuhan
– penemuan kasus HIV pada ibu Hamil dan pasien TB
– pengobatan kasus HIV pada semua Odha termasuk KAP, WB, Pekerja Pelabuhan, ibu
Hamil dan pasien TB
– pencegahan TB pada Odha
21 Indikator Output Hasil Kegiatan
Targets Jan
Jul 2016 - Dec Jan 2017 - un Jul 2017 -
Baseline 2016-Jun
Indikator Output 2016 2017 Dec 2017
2016
N#/D# % Year N #/D# % N #/D# % N #/D# % N #/D# %
16.3
21,287 9.9% 2014 23,260 10.9% 34,889
38,378 17.9% 43,922 20.5%
% LSL dites HIV dan %
tahu hasilnya 214,00 214,00 214,00
214,005 214,005
5 5 5
K% Waria/TG dites 12,396 32.6% 2014 5,717 15% 6,987 18.4 7,197 18.9% 7,457 19.6%
HIV dan tahu %
hasilnya 38,031 38,031 38,031 38,031 38,031
22.2
% pekerja seks dites 71,612 31.2% 2014 38,148 16.6% 51,049 54,385 23.7% 58,780 25.6%
%
HIV dan tahu
229,85 229,85 229,85
hasilnya 229,852 229,852
2 2 2
pria pekerja pelabuh- - 14% 2013 10,315 3.8% 24,069 8.8% 26,476 9.7% 40,327 14.8%
an dites HIV dan 272,89 272,89 272,89 28
tahu hasil 272,890
0 0 0
Targets Jan Jul 2016 - Dec Jan 2017 - un Jul 2017 - Dec
Baseline
Indikator Output 2016-Jun 2016 2016 2017 2017
N#/D# % Year N #/D# % N #/D# % N #/D# % N #/D# %
11.6 13.6 13.9
% penasun dites HIV 6,272 17.5% 2014 4,167 4,862 4,959 5,008 14%
% % %
dan tahu hasilnya
35,795 35,795 35,795 35,795 35,795
% orang dapat PTRM 345 50% 2014 N/A 429 55% 593 60% 682 60%
sekurangnya 6 bulan 690 780 988 1,136
Jumlah penasun 1,432 4% 2014 1,951 5.5% 2,470 6.9% 2,841 7.9% 3,211 9%
sedang dapat PTRM 35,795 35,795 35,795 35,795 35,795
26.5 1,380,80 26.5 1,668,47
293,825 5.7% 2014 690,401 834,235 32% 31.7%
% ibu hamil tahu % 3 % 0
status HIV nya 2,609,57 5,219,14 2,609,57 5,271,33
5,116,347
2 3 2 4
18.3 18.3 25.2
% ibu hamil HIV-positif 1,125 7.3% 2014 1,425 % 2,850 % 2,002 % 4,004 25.2%
mendapat ARV
15,517 7,779 15,558 7,944 15,887
% bayi dari ibu HIV-
548 3.8% 2014 NA N/A 1,170 8% 1,120 15% 2,240 15%
positif dapat tes
virologi HIV 2 bln 29
14,586 NA 14,625 7,467 14,934
Targets Jan
Jul 2016 - Jan 2017 - Jul 2017 -
Baseline 2016-Jun
Indikator Output Dec 2016 un 2017 Dec 2017
2016
N#/D# % Year N #/D# % N #/D# % N #/D# % N #/D# %
10.8 12.5 18.2
50,400 7.7% 2014 77,700 90,000 113,000 15% 137,000
TCS-1: % Odha dewasa & % % %
anak dapat ART 722,00 751,83
658,510 722,008 751,832
8 2
TCS-2: % Odha memulai 3,420 68.6% 2014 7,500 60% 7,500 60% 8,500 50% 8,500 50%
ART dengan CD4 <200
sel/mm³ 4,986 12,500 12,500 17,000 17,000
TCS-4: % fasyankes ART - 0% 2014 - 0% - 0% - 0% - 0%
alami stock-out ARV 12
bulan terakhir 247 550 646 742 838
TCS-3: % Odha dewasa N/A - N/A 755 70% - N/A 5,100 85%
dan anak dengan ART,
dengan viral load 12 bulan N/A - 1,079 - 6,000
<1000 kopi/ml
45,000 6.8% 41,958 5.8% 62,002 8.6% 71,190 9.5% 105,126 14%
Jumlah Odha mendapat
dukungan psiko-sosial 722,00 751,83
658,510 722,008 751,83230
8 2
Targets Jan
Jul 2016 - Jan 2017 - Jul 2017 -
Baseline 2016-Jun
Indikator Output Dec 2016 un 2017 Dec 2017
2016
N#/D# % Year N #/D# % N #/D# % N #/D# % N #/D# %
TB/HIV-1: % pasien TB 15,074 4.7% 2014 54,557 30% 109,114 30% 82,331 40% 164,661 40%
dites HIV dengan hasil 181,85 205,82
tercatat di register TB 322,806 363,714 411,654
7 7
TB/HIV-2: % pasien TB 100 100 100
624 26.5% 2014 2,728 100% 5,456 4,117 8,233
tHIV-positif dapat ART % % %
selama pengobatan TB 2,355 2,728 5,456 4,117 8,233
135,60 100 100
TB/HIV-3: % pasien HIV- 266,270 83.5% 2014 N/A N/A 102,600 95% 163,200
0 % %
positif diskrining TB di
135,60
layanan HIV 318,846 N/A 108,000 163,200
0
TB/HIV-4: % pasien HIV- 18.9
524 2014 1,550 10% 3,100 10% 3,500 7,400 20%
positif baru mulai terapi %
pencegahan INH 15,500 31,000 18,500 37,000
15.7 19.2
KP-: % warga binaan 16,340 10% 24,511 15% 25,736 31,455
% %
Lapas/Rutan dites HIV
163,40 163,40
dan tahu hasilnya 163,404 163,40431
4 4
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN HIV

Kelompok Pengobatan
Pencegahan Pengobatan
Pencegahan Tes HIV Lanjutan
Sasaran Lanjutan HIV
AIDS

LSL, Kondom
Waria,
WPS, Pengobat- Pengobat-
Pelanggan, LASS an IMS an ARV
WB Lapas

Penasun Tes HIV Pengobat-


SOP PMI Sukarela & an Infeksi
Donor KTIP Oportunistik
Darah
KIE PPIA PTRM
Ibu Hamil Bumil Dukungan
untuk
Bayi Ibu Psikososial
Penasun
Odha KIE Pasien
Pasien TB TB
Proses Pelayanan
Penjangkauan
• Penjangkau merujuk KAP dan Pelanggan ke Klinik - atau
• Penjangkau & klinik bersama-sama menjadwalkan mobile clinic 
• Penjangkau mengorganisir WPS dan Pelanggan ke mobile clinic
Di klinik dan mobile clinic
• Dilakukan pemeriksaan IMS dan Tes HIV
• Kasus IMS diobati di klinik
• Kasus HIV (Odha baru) dirujuk ke Pendamping dan klinik PDP/ART untuk
mulai berobat dan dibantu berobat teratur
• Pemeriksaan IMS diulang tiap bu;an
• Tes HIV diulang 3-6 bulan
Di klinik PDP /ART
• Odha dites CD4 untuk mulai ART
• Odha didampingi untuk makan obat tiap hari dan ambil obat tiap bulan
• Odha diskrining TB tiap bulan dan dapat INH di 6 bulan pertama
• Odha dibantu dan dikunjungi jika terkena IO untuk mau berobat

33
Jejaring PR KPA, Spiritia dan Kemenkes

Dukungan
Penjangkauan Psikososial
LSM
141 kabkota, LSL, Tes HIV & IMS ODHA
Waria, Penasun
75 Kab/Kota WPS
di 181 Kab/Kota
24 Kab/Kota Seaport Klinik &
mobile clinic

231 Kab/Kota

Kader Pengobatan ARV


90 Kab/Kota WPS 231 Kab/Kota

34
Penularan HIV pada anak :
- 90 % krn PIA
Mengapa PPIA?
- 10 % krn transfusi
Infeksi HIV dari ibu ke anak
mengganggu kesehatan
anak
Penularan dpt ditekan
sampai kurang dari 50%
Memungkinkan
dilakukannya pencegahan
primer kepada pasangan,
perawatan dan pengobatan
keluarga
Dalam Rahim

Saat Kelahiran

WAKTU PENULARAN
Menyusui
Faktor yg mempengaruhi penularan

a. Viral load pada kehamilan


b. Kesehatan ibu
c. Proses persalinan
d. Menyusui
Dampak HIV pada ibu dan anak
ANAK
• Gangguan tumbuh kembang
• Kematian meningkat
• Penyakit seumur hidup, isu kepatuhan berobat
• Stigma sosial
• Yatim piatu

IBU
• Stigma sosial
• Kematian meningkat
LAYANAN ANC UNTUK IBU HAMIL

Diintegrasikan dg paket pelayanan ANC di


seluruh jenjang sarana layanan kesehatan

Petugas kesehatan juga memberi informasi


tentang arti penting konseling & tes HIV

Layanan Konseling dan Tes HIV (opt.in/Opt.out)

4/3/2019
STRATEGIC USE OF ARV (SUFA)
T-O-P
Untuk meningkatkan cakupan tes HIV dan terapi ARV
• TEMUKAN OBATI PERTAHANKAN
• “Peningkatan “Pemberian ARV tanpa “Meningkatkan
Tes”: melihat CD4” retensi ART”
 ibu hamil  Ibu Hamil HIV (ODHA  Peningkatan
 Bayi/anak HIV Hamil) koordinasi
 pasien IMS  Bayi/Anak HIV  Peran aktif ODHA
 pasien TB  ODHA - TB dan keluarga
 pasien Hepatitis  ODHA - Hepatitis  Strategi komunikasi
 pasangan ODHA  ODHA – pasangan  Dukungan ODHA
 Populasi Kunci : negatif (Serodiscordant)  Kartu Pasien
WPS, LSL, TG,  ODHA Populasi Kunci beregister nasional
Penasun, WBP (PS, Penasun, LSL TG diisi lengkap
 Semua orang yg Waria)  Ikhtisar Perawatan
tinggal di daerah  Semua ODHA di daerah diisi lengkap
epidemi meluas epidemi meluas
SPM Bidang Kesehatan
1. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
2. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar.
7. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar.
8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar.
11. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga
pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
13. Setiap orang di satuan pendidikan dasar mendapatkan pelayanan higiene sanitasi pangan
sesuai standar.
ALUR TATALAKSANA PPIA
DALAM ANC TERPADU
Ibu hamil

Pelayanan ANC Kunjungan Antenatal


• Anamnesa
• Pemeriksaan 10T:
T1. Tinggi & berat badan
T2. Tekanan darah
T3. sTatus Gizi (ukur li-la)
T4. TFU
T5. Tentukan DJJ Janin
T6. sTatus Imunisasi (TT) Penawaran Tes HIV
T7. Tablet Fe (90 tablet) bersamaan dengan HIV - Pertahankan
T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, GDS,
Sifilis, HIV, Malaria, Proteinuri,
pemeriksaan
sputum BTA, Hep-B) laboratorium rutin HIV + Konseling
T9. Tata laksana kasus lainnya mulai ARV
T10. Temu wicara dan konseling
IMS + IMS - • ART
• Kondom
• konseling pasamgan
Ulang tes HIV Bumil+pasangan • Pengobatan Pertahankan • IO lain
minimal 3 bln • Kondom
• konseling pasamgan

 Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan


 Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan, pemeliharaan
kesehatan, immunisasi, kepatuhan ART
 Konseling pasangan, keluarga
 Life Skill Education, disclosure
Konsep : PENULARAN
IBU ke ANAK
Perempuan Usia Reproduktif
PRONG 1 : CEGAH INFEKSI
IBU
I M PRONG 2 : RENCANAKAN KEHAMILAN
N E IBU HAMIL
F N (Sifilis) IMS
E U HIV AIDS BERSALIN PRONG 3 : CEGAH PENULARAN
K L HEPATITIS
BAYI LAHIR HIDUP
S A
I R BAYI PRONG 4 : DUKUNGAN
BADUTA
BALITA
ANAK
REMAJA
Prosedur KT HIV
• Pemeriksaan HIV (Permenkes 15 tahun 2015
ttg Yan Lab Pemeriksa HIV dan IO hal 80 :
Bahan pemeriksaan anti HIV adalah serum
atau darah lengkap utk pemeriksaan rapid. :
– Mobile Klinik  darah lengkap (whole blood)
menggunakan darah ujung jari, dan jk perlu lanjutan maka
sampel darah vena (plasma) di rujuk ke PKM terdekat < 24
jam.
– Statis Klinik  gunakan serum/plasma dari vena (agar tdk
terjadi pengambilan darah ulang) – One Day service.
• Penyampaian Hasil Tes (Permenkes 74 tahun
2014 ttg Pedoman Yan Konseling dan tes HIV,
pada halaman 30.
– Penyampaian hasil tes dilakukan oleh petugas
kesehatan/konselor yang menawarkan tes HIV.
– Merujuk pasien ke Konselor HIV untuk konseling
lanjutan dan ke layanan CST.

Anda mungkin juga menyukai