Anda di halaman 1dari 30

LIMFOMA MALIGNA

REZKA NURVINANDA

PROGRAM STUDI NERS


STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
SISTEM LIMFATIK

Terdiri atas :
1. Limfe
2. Pembuluh Limfatik
a. Kapiler Limfe
b. Pembuluh Limfe  aferen dan eferen
c. Nodus Limfe
3. Jaringan Limfoid/Organ Limfoid

3/9
Sistem Limfatik mempunyai fungsi :
 Transportasi kelebihan cairan
intersisial ke aliran darah
 Transportasi diet lipid
 Merupakan tempat limfosit
 Meningkatkan respon imun

4/9
PENDAHULUAN

 Limfoma adalah sekumpulan keganasan


primer pada kelenjar getah bening dan
jaringan limfoid
 Limfoma maligna merupakan terminologi
yang digunakan untuk tumor-tumor pada
sistem limfoid.
 Khususnya limfosit dan sel-sel prekursor,
spt sel-B, sel-T.
 Lebih banyak pada dewasa
Etiologi

Belum diketahui secara pasti


Faktor risiko:
 Faktor genetik

 Kelainan sistem imun

 Infeksi virus epstein

 Toksin lingkungan
Faktor predisposisi:
 Usia, dewasa muda 18-35 tahun dan > 50
tahun
 Jenis kelamin  laki-laki > perempuan
 Gaya hidup tidak sehat
 Pekerjaan
KLASIFIKASI

Berdasarkan gambaran histologik, terbagi


menjadi 2 jenis:
1) Limfoma Hodgkin (LH)
 Ditemukan sel Reed Sternberg, sangat jarang
terjadi.
2) Limfoma Non Hodgkin (LNH)
 Bersifat lebih agresif
Hodgkin lymphoma

Thomas Hodgkin
(1798-1866)
Hodgkin lymphoma
• Cell of origin: Limfosit B-cell
• Reed-Sternberg cells (or RS variants)
in the affected tissue.
 Limfoma hodgkin umum terjadi pada usia
dewasa muda dan usia 50 tahun.
 Menyerang KGB pada leher dan kepala
Classical Hodgkin Lymphoma
Tanda dan Gejala
 kelenjar limfe yang keras , teraba seperti karet,
dan membesar, di daerah leher bawah atau daerah
supraklavikula
 Batuk kering non produktif sekunder akibat
limfadenopati hilus
 25 % dari penderita memiliki gejala demam
persisten yang tidak diketahui penyebabnya
 Keringat di malam hari
 Penurunan berat badan
 Demam Pel –Ebstein (demam yang memiliki pola
siklis , dimana suhu tubuh pada malam hari
meningkat, berlangsung dari beberapa hari sampai
berminggu – minggu).
Reed-Sternberg cell
RS cell and variants

classic RS cell lacunar cell popcorn cell


(mixed cellularity) (nodular sclerosis) (lymphocyte
predominance)
Pathogenesis

loss of apoptosis
transforming
event(s)
EBV?

cytokines
germinal
centre RS cell
inflammatory
B cell
response
Hodgkin lymphoma
Klasifikasi Histologik
 Nodular sclerosis (most common subtype)
 Lymphocyte predominance
 50% dari penyakit hodgkin, sel R-S sedikit
 Mixed cellularity
 sebanyak 30% dari penyakit hodgkin, sel R-S
seimbang dengan limfosit.
 Lymphocyte depleted
 tipe ini kurang dari 5% limfoma hodgkin, paling
agresif, sebagian besar sel R-S, limfosit sedikit.
incidence/100,000/annum

0
1
2
3
4
5
6

0-1
1-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
lymphoma cases

30-34
35-39
40-44
45-49
50-54

Age (years)
55-59
60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85+
Age distribution of new Hodgkin
LIMFOMA NON HODGKIN
Definisi

Limfoma Non Hodgkin (LNH)


Merupakan sekumpulan besar keganasan
primer kelenjar getah bening, yang dapat
berasal dari limfosit B, limfosit T, dan
kadang sel NK.

DiIndonesia, LNH dan leukimia


menduduki peringkat keganasan ke-6
Incidence/100,000/annum

20
40
60
80
100

0
0-1
1-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49

Age (years)
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85+
Age distribution of new NHL
Manifestasi Klinis
Gejala yang sering timbul non-spesifik
− Penurunan BB > 10% dalam 6 bulan
− Demam 38oC > 1 minggu tanpa sebab yang jelas
− Keringat pada malam hari
− Cepat lelah
− penurunan nafsu makan
− Pembesaran kelenjar getah bening yang terlibat
− Dapat ditemukan adanya benjolan tidak nyeri di
leher, ketiak, pangkal paha
− Sesak nafas akibat pembesaran getah bening
− Splenomegali
PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Fisik
 Pembesaran KGB
 Kelainan atau pembesaran organ
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Biopsi:
Pada 1 kelenjar yang paling representatif,
superfisial, dan perifer, maka tidak perlu
biopsi intraabdominal atau intratorakal.
Harus ditegakkan berdasarkan
histopatologi
b. Laboratorium
1. Rutin
Hematologi:
• Darah Perifer Lengkap: Hb, Ht, leukosit,
trombosit, LED, hitung jenis.
• Gambaran Darah Tepi (GDT): morfologi sel darah
Analisis urin lengkap
Kimia Klinik: bilirubin, albumin-globulin, ureum,
kreatinin, SGOT, SGPT, protein total,
elektrolit
2. Khusus
• Serum Protein Elektroforesis (SPE)
• Imunoelektroforesa (IEP)
• Tes Coomb
• Gamma GT
Klasifikasi Stadium
Sistem stagging menurut Ann-Arborr
STADIUM KETERANGAN

I Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) hanya pada 1 regio

Pembesaran KGB pada 2 regio, tetapi masih dalam 1 diafragma:


II 2  pembesaran 2 regio KGB dalam 1 sisi diafragma
II II 3  Pembesaran 3 regio pada 1 sis diafragma
II E  pembesaran 1 regio atau lebih KGB dalam 1 diafragma
dan 1 organ ekstra limfatik tidak difus/batas tegas

III Pembesaran KGB di 2 sisi diafragma

Jika mengenai 1 organ ekstra limfatik atau lebih tetapi secara


IV
difus
Staging of lymphoma
Stage I Stage II Stage III Stage IV

A: absence of B symptoms
B: fever, night sweats, weight loss
PENATALAKSANAAN
 Chemotherapy
 Radiation
 Bone Marrow Transplantation
 Surgery
 Bortezomib (Velcade)
 Immunotherapy
Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan tentang penyakit limfoma, terapi
(kemoterapi) dan pilihan pengobatan berhubungan
dengan kurang paparan sumber informasi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri kimia
(proses cancer, atau terapi kemoterapi, diskontinuitas
jaringan).
3. Resiko infeksi berhubungan dengan inadekuat
pertahanan primer atau imunosupresi.
4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan faktor psikologis.
5. Cemas berhubungan dengan status kesehatan.
6. Hipertermi berhubungan dengan penyakitnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai