Membranosa
proliferatif
Primer / Proliferatif
idiopatik Mesangial Infeksi
Focal Segmental
Keganasan
Penyakit Jaringan
Sekunder penghubung
Efek obat
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Edema
Lokasi edema biasanya mengenai kelopak mata,
tungkai, perut, thorak dan genitalia.
Gangguan gastrointestinal
Hepatomegali
DIAGNOSIS
Anamnesis: Keluhan utama berupa bengkak yang
tampak di sekitar mata dan ekstremitas bawah dengan jenis
pitting edema.
Pemerisaan fisik:
Tanda vital dalam batas normal
Inspeksi : terdapat edema pada periorbita maupun
ekstremitas
Palpasi : pitting edema
Perkusi : dapat timbul asites pada abdomen
(shifting dullness), efusi pleura
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan urin :
Proteinuria +3 atau +4, atau >2g/24 jam
jarang terjadi)
Fungsi ginjal dapat normal atau menurun
PENATALAKSANAAN
Non farmakologis
Diuretik
Pasien sindrom nefrotik dengan manifestasi klinik
edema, direkomendasikan untuk menggunakan
diuretic oral golongan loop diuretic untuk
mengurangi edema yang terjadi, contoh diuretic
oral yang diberikan ialah furosemid
Statin
Pasien sindrom nefrotik direkomendasikan
pemberian statin untuk memperbaiki gangguan
metabolism lipid sehingga dapat mengurangi
hiperkolesterolemia. Obat golongan statin yang
digunakan seperti simvastatin, pravastatin, dan
lovastatin
KOMPLIKASI
Hiperlipidemia
Hiperkoagulasi
Komplikasi Infeksi
Gangguan Fungsi
ginjal
KASUS
Identitas
•Nama : Ny. M
•Jenis kelamin : Perempuan
•Umur : 38 Tahun
•Alamat : Palupi
•Pekerjaan : Ibu rumah tangga
•Tanggal Masuk RS : 13 Agustus 2018
•Tanggal pemeriksaan : 14 Agustus 2018 dan tanggal 26 Oktober 2018
•Ruangan : Walet Bawah dan Cendrawasih Bawah
ANAMNESIS
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris bilateral
Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tampak pada ICS VI linea axillaris
anterior
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS VI linea axillaris
anterior
Perkusi : Batas jantung melebar pada apex cordis
Auskultasi : S1 dan S2 murni reguler.
Abdomen
Inspeksi : perut cembung, lembab
Auskultasi : Peristaltik sulit dinilai
Palpasi : Hepar dan lien sulit dinilai
Perkusi : Shifting dullness (+)
Ektremitas
Superior : akral hangat (+/+) edema (+/+)
Inferior : akral hangat (+/+) edema (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
Resume
Pasien perempuan usia 38 tahun masuk rumah sakit
dengan keluhan edema anasarca yang dialami
kurang lebih 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Edema timbul pada pagi hari diawali. Pasien juga
mengeluhkan dyspnea yang dialami sejak kurang
lebih 1 minggu yang berlangsung secara terus-
menerus, dyspnea memberat bila tidur posisi
terlentang sehingga membutuhkan 2 bantal ketika
tidur. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada uluhati
yang dialami sejak kurang lebih 1 minggu bersifat
hilang timbul. Riwayat hipertensi, hiperkolesterolemia
dan DM tipe 2.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital: TD
160/100 mmHg, Nadi: 77x/menit, Suhu 37.1°C,
dan Pernafasan: 28x/menit. Conjungtiva anemis
(+/+), edema palpebra (+/+), shifting dullness (+),
pitting edema keempat extremitas . Hasil
laboratorium: RBC 3.75 x 106/uL, HGB: 10.9
mg/dL, HCT: 32,3%, Cl- :108.13mmol/L, ureum 64
mg/dl, creatinin 3.70 mg/dl, albumin 2.5 gr/dL,
Cholesterol: 389mg/dL, LDL: 275mg/dL,
Trigliserida: 489mg/dL, Asam urat : 10.2mg/dL.
Pemeriksaan urinalisis didapatkan protein : +3,
darah: +3, sedimen eritrosit: 17-19, epitel sel : (+).
Pemeriksan ultrasonografi (USG) didapatkan
pyelonephritis bilateral.
Diagnosis
Sindrom nefrotik
CHF NYHA III
Hipertensi Heart Disease
Penatalaksanaan
Non medika mentosa:
Tirah baring
Diet protein 0,8-1,0 g/kg BB/hari
Diet rendah cairan < 1.500mL / hari
Diet rendah garam, 2gram / hari
Medikamentosa:
Gangguan
sistem
pencernaan
Anamnesis
Piting Edema
Pemeriksaan Fisik Sindrom Nefrotik
Pemeriksaan Penunjang Sekunder
Hipoalbumin
Proteinuria
Hiperlipidemia
Riwayat DM
tipe 2
Terapi
Teori Kasus