Abses Peritonsil Dan Retrofaring (KPDM)
Abses Peritonsil Dan Retrofaring (KPDM)
General Lokal
1. Demam 1. Nyeri hebat tenggorok
2. Menggigil 2. Odinofagia
3. General malaise 3. Muffled and thick
4. Rigor speech (Hot potato
5. Myalgia voice)
6. Pusing 4. Napas tidak sedap
7. Mual 5. Otalgia ipsilateral
6. Trismus
PEMERIKSAAN STATUS THT
1. The tonsil, pillars and soft palate on the involved side
are congested and swollen. Tonsil itself may not
appear enlarged as it gets buried in the oedematous
2. Uvula is swollen and oedematous and pushed to the
opposite side.
3. Bulging of the soft palate and anterior pillar above the
tonsil.
4. Mucopus may be seen covering the tonsillar region.
5. Cervical lymphadenopathy is commonly seen. This
involves jugulodigastric lymph nodes.
6. Torticollis. Patient keeps the neck tilted to the side of
abscess
TATALAKSANA
• Hospitalisation.
• Intravenous fluids to combat dehydration.
• Antibiotics. Suitable antibiotics in large i.v. doses
to cover both aerobic and anaerobic organisms.
• Analgesics like paracetamol is given for relief of
pain and to lower the temperature. Sometimes,
stronger analgesics like pethidine may be
required. Aspirin is avoided because of the
danger of bleeding.
• Oral hygiene should be maintained by hydrogen
peroxide or saline mouth washes.
TATALAKSANA
• Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika
golongan penisilin atau klindamisin, dan obat
simtomatik. Juga perlu kumur-kumur dengan
cairan hangat dan kompres dingin pada leher.
• Bila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi
darah daerah abses, kemudian diinsisi untuk
pengeluarkan nanah. Tempat insisi ialah di daerah
yang paling menonjol dan lunak, atau pada
pertengahan garis yang menghubungkan dasar
uvula dengan geraham atas terakhir pada sisi
yang sakit.
• Kemudian pasien dianjurkan untuk operasi
tonsilektomi. Bila dilakukan bersama-sama
tindakan drenase abses, disebut tonsilektomi "a'
chaud". Bila tonsilektomi dilakukan 3-4 hari
sesudah drenase abses, disebut tonsilektomi "a '
tiede", dan bila tonsilektomi 4-6 minggu sesudah
drenase abses, disebut tonsilektomi "a ' froid".
• Pada umumnya tonsilektomi dilakukan sesudah
infeksi tenang, yaitu 2-3 minggu sesudah drenase
abses.
KOMPLIKASI
Abses parafaringeal
Edema laring
Septisemia
Perdarahan Spontan
ABSES
RETROFARING
Bimo Mubyarto, S.Ked
Oriza Ika Putra, S.Ked
Endar Wahyu Setiawan, S.Ked
Retrofaringeal
Space
• anterior : fasia
bukkofaringeal ( divisi
viscera lapisan media
fasia servikalis
profunda ) yang
mengelilingi faring,
trakea, esofagus dan
tiroid
• posterior : divisi alar
lapisan profunda fasia
servikalis profunda
• lateral : selubung
karotis ( carotid
sheath ) dan daerah
parafaring.
Definisi
Akut
tonsil yang meluas ke kelenjar limfe retrofaring (
limfadenitis ) sehingga menyebabkan supurasi
pada daerah tersebut.
• Pada orang dewasa terjadi akibat infeksi
langsung oleh karena trauma akibat penggunaan
instrumen ( intubasi endotrakea, endoskopi,
sewaktu adenoidektomi ) atau benda asing.
Kronis
dimana pus secara langsung menyebar melalui
ligamentum longitudinal anterior. Selain itu abses
dapat terjadi akibat infeksi TBC pada kelenjar limfe
retrofaring yang menyebar dari kelenjar limfe
servikal.
Infeksi saluran
napas atas
Trauma dinding
Etiologi belakang faring
oleh benda asing
Tuberkulosis
vertebra servikalis
bagian atas
1. Kuman aerob : Streptococcus beta –hemolyticus group A ( paling sering ),
Streptococcus pneumoniae, Streptococcus non –
hemolyticus, Staphylococcus aureus , Haemophilus sp
2. Kuman anaerob : Bacteroides sp, Veillonella, Peptostreptococcus,
Fusobacteria
Gejala dan tanda klinis pada anak
1. demam
2. sukar dan nyeri menelan
3. suara sengau
4. dinding posterior faring membengkak ( bulging ) dan hiperemis pada
satu sisi.
5. pada palpasi teraba massa yang lunak, berfluktuasi dan nyeri tekan
6. pembesaran kelenjar limfe leher ( biasanya unilateral ).
Pada keadaan lanjut keadaan umum anak menjadi lebih buruk, dan
bisa dijumpai adanya :
7. kekakuan otot leher ( neck stiffness ) disertai nyeri pada pergerakan
8. air liur menetes ( drooling )
9. obstruksi saluran nafas seperti mengorok, stridor, dispnea
Gejala dan tanda klinis pada dewasa
1. demam
2. sukar dan nyeri menelan
3. rasa sakit di leher ( neck pain )
4. keterbatasan gerak leher
5. dispnea
Diagnosis banding
1. Adenoiditis
2. Abses peritonsil
3. Abses parafaring
4. Epiglottitis
5. Croup
6. Aneurisma arteri
7. Tonjolan korpus vertebra
Diagnosis
Medikament Tindakan
osa bedah