Anda di halaman 1dari 24

Dokumen ANDAL

PEMBANGUNAN JALAN TOL JAKARTA – CIKAMPEK II ELEVATED

Disusun Oleh:
Karunia Pratiwi (4115010013)
Rahma Wulan (4115010019)

Jurusan Teknik Sipil


Program Studi S1- Terapan Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan
Politeknik Negeri Jakarta
2017

LATAR BELAKANG

Seiring perkembangan ekonomi serta teknologi, kepadatan


lalu lintas pada jalur tol Jakarta-Cikampek yang terjadi sudah
sangat tinggi dengan v/c rasio melebihi angka 1.

Dalam meningkatkan kapasitas lalu lintas tersebut, PT Jasa


Marga (Persero) Tbk merencanakan akan membangun ruas
baru di atas jalan tol eksisting, yaitu pembangunan Ruas
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II di atas (Elevated) yang berada
di DAMIJA sepanjang ±38 Km.

PELAKSANA STUDI
Pelaksanaan studi AMDAL rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated dengan no registrasi : 0083/LPJ/AMDAL-
1/LRK/KLH, dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga sebagai pemrakarsa
yang dibantu oleh pihak lain. Pemrakarsa dan pelaksana studi
AMDAL selengkapnya adalah sebagai berikut:

Pemrakarsa Studi AMDAL


PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek

Pelaksana Studi AMDAL


PT. Sarana Perencana Jaya
DASAR
HUKUM

1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2012 Tentang Tata Laksana
Penilaian dan Pemerikasaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penertiban Izin Lingkungan
dikarenakan lokasi kegiatan lebih dari satu wilayah kabupaten dan kota.
2. Permen LH No. 17 Thn 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL dan Izin
Lingkungan
3. Surat arahan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tentang Arahan Dokumen
Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk No. 660.1/1.327/Bid-I/2017
4. Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
5. Keputusan Kepala BAPEDAL No. 056 Tahun 1994 Tentang Pedoman Umum Mengenai Ukuran
Dampak Penting.
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. 05 Tahun 2012

Panjang rencana pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II


Elevated adalah 38 km, maka pembangunan tersebut
WAJIB AMDAL
LOKASI PROYEK

Titik awal ruas jalan tol ini adalah Simpang Susun


Cikunir yang merupakan pertemuan antara Ruas
jalan Tol Jakarta - Cikampek dengan Ruas Jalan Tol
JORR, kemudian melayang di atas jalan tol eksisting
dan akhir jalan tol ini terhubung kembali dengan
Jalan Tol Jakarta - Cikampek di Karawang Barat,
sepanjang ± 38 km
LOKASI PROYEK
PERMASALAHAN
Dampak Terhadap Lingkungan

Tahap Konstruksi
(Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated)
 Penurunan Kualitas Udara
 Peningkatan Intensitas Kebisingan
 Gangguan Arus Lalu Lintas
1. Penurunan Kualitas Udara

SUMBER DAMPAK

Sumber dampak terjadi pada saat kegiatan pengangkutan alat berat konstruksi,
pekerjaan widening dan pekerjaan elevated.

JENIS DAMPAK

Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya penurunan kualitas udara.


1. Penurunan Kualitas Udara

BESARAN DAMPAK

Kondisi di kiri dan kanan Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting sudah mempunyai
beban pencemaran udara yang tinggi. Dengan adanya kegiatan mobilisasi
pengangkutan alat berat dan material, pekerjaan widening serta pekerjaan elevated
maka beban kualitas udara menjadi semakin tinggi. Penurunan kualitas udara selain
dari kontribusi gas CO, SO2, NO2, hidrokarbon, dan debu yang diemisikan dari
kendaraan juga dapat terjadi dengan adanya kontribusi debu yang berasal dari
terangkatnya debu ke udara akibat pergerakan roda kendaraan/alat berat selama
kegiatan berlangsung, dengan demikian dampak ini dikategorikan Dampak
Negatif Penting.
2. Peningkatan Intensitas Kebisingan

SUMBER DAMPAK

Sumber dampak terjadi pada saat mobilisasi peralatan dan material ke lokasi
proyek, pekerjaan widening dan pekerjaan elevated.

JENIS DAMPAK

Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan intensitas


kebisingan.
2. Peningkatan Intensitas Kebisingan

BESARAN DAMPAK

Pada kegiatan mobilisasi alat dan material, pekerjaan widening dan pekerjaan
elevated, intensitas kebisingan diakibat oleh suara dari mesin kendaraan alat berat.
Dengan jarak 200 meter ke pemukiman terdekat akan berpengaruh pada
kenyamanan pendengaran penduduk dan pekerja yang bekerja pada saat kegiatan
berlangsung, dengan demikian dampak ini dikategorikan Dampak Negatif Penting.
3. Gangguan Arus Lalu Lintas

SUMBER DAMPAK

Sumber dampak terhadap gangguan lalu lintas diakibatkan keluar/masuknya


kendaraan sedang hingga kendaraan berat dari lokasi proyek.

JENIS DAMPAK

Jenis dampak yang ditimbulkan adalah gangguan arus lalu lintas atau penurunan
tingkat pelayanan jalan di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting.
3. Gangguan Arus Lalu Lintas

BESARAN DAMPAK

Volume rata-rata kendaraan pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu 171.845 kendaraan
per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1 yang artinya pada tingkat pelayanan arus
lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering
terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan. Pada pekerjaan widening dan pekerjaan
elevated dilakukan management lalu lintas yaitu memasang rambu-rambu lalu lintas dan
penyiapkan petugas untuk mengatur lalu lintas ditambah beroperasinya alat-alat berat seperti
dump truck dengan kapasitas 20 m3 dengan ritasi 2 rit/hari dan waktu pekerjaan 48 bulan,
maka gangguan arus lalulintas tetap terjadi malah menjadi meningkat, dengan demikian
dampak ini dikategorikan Dampak Negatif Penting.
‘’
RKL
(Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup)

RPL
(Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup)
‘’

KESIMPULAN
Tahap Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ±
36,84 km yang berada di DAMIJA Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting menimbulkan
banyak dampak negatif yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi yang berlangsung
pada proyek tersebut, berdasarkan RKL dan RPL yang telah dikaji yang mengacu
pada Surat arahan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tentang Arahan
Dokumen Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) No. 660.1/1.327/Bid-I/2017.
Kegiatan RKL & RPL pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated mempertimbangkan dampak dari segi fisik, komponen biologi, komponen
lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya dan memiliki alternatif pengelolaan
lingkungan. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik dari pelaksana dengan
instansi terkait dalam perihal pemeliharaan lingkungan agar diharapkan RKL & RPL
yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai