1143 - 0bstetrial Hemorrhage (Traumatologi Medik, Smter VII)
1143 - 0bstetrial Hemorrhage (Traumatologi Medik, Smter VII)
1143 - 0bstetrial Hemorrhage (Traumatologi Medik, Smter VII)
• ANTEPARTUM BLEEDING
Penyebab :
plasenta previa,
solusio plasenta,
pecahnya vasa previa (insersi tali pusat filamentosa
yang terletak di kanalis servikalis dmn
perdrahan akan terjadi saat ketuban pecah).
Ruptura uteri
SOLUSIO
PLASENTA
Solusio plasenta
• SOLUSIO PLASENTA.
Definisi: lepasnya sebagian/seluruh plasenta dari tempat implantasi
sebelum bayi lahir.
risk factor:
# hipertensi (ht gestasional, pre-eklampsia, ht kronik),
# overdistensi uterus (gemeli, polihidramnion)
# lainnya : KPP dan partus premature, versi luar, merokok,
kokain, trauma, defisiensi besi, DM, riwayat sol
plasenta, trombofilia).
• Patofisiology dan fisiology solusio plasenta.
1). rupture lokal vaskuler desidua basalis perdarahan
membentuk hematom retroplasenta (retroplasenta clot plasenta lepas.
2). Mekanik: trauma abdomen, dekompresi uterus secara
mendadak (pecah ketuban pada polihidramnion, pasca
lahir bayi pertama kehamilan kembar).
3). Gangguan koagulasi : trauma terjadi pelepasan
tromboplastin jaringan mengaktivasi factor pembekuan
terbentuk retroplasenta clot.
• Tipe perdarahan :
1. concealed bleeding: lepasnya plasenta ditengah plasenta perdarahan
tertahan dibelakang plasenta membentuk retroplasental clot; darah
bisa infiltrasi ke myometrium shg uterus menjadi tetania akan terjadi couvelaire
uterus .
2. apparent bleeding : lepasnya plasenta dipinggir plasenta darah bisa keluar
melalui vagina, darah bisa juga bercampur cairan amnion bila selaput
ketuban pecah.
* anamnesis : nyeri perut mendadak, perdarahan pervaginam kecoklatan.
(membedakan dengan APB plasenta previa : tidak nyeri,
perdarahan merah segar).
Diagnosis :
* pemeriksaan fisik :
- nyeri perut/uterus tegang shg sulit palpasi bagian-bagian janin.
- perdarahan pervaginan kehitaman.
- jumlah perdarahan pervaginam bervariasi (tergantung lokasi
lepasnya plasenta).
- gangguan hemodinamik Bs sampai syok tanpa adanya
perdarahan pervaginam (conceald hemorrhage).
- gawat janin, sering IUFD.
* pemeriksaan penunjang: USG abdomen tampak gambaran retro plasenta
clot.
• Diagnosis Solusio plasenta:
- nyeri abdomen hebat (sangat dominan).
- uterus tegang/keras terus menerus dan nyeri tekan
- sulit palpasi bagian janin
- perdarahan sedikit pervaginan berwarna kehitaman
- gangguan hemodinamik (bisa sampai syok) tetapi tdk sesuai
dengan perdarahan pervaginam, tergantung lokasi
lepasnya plasenta.
- anemia
- gawat janin atau IUFD
• Tatalaksana :
Prinsip : stabilisasi hemodinamik dan perawatan kehamilan (konservatif, aktif/terminasi kehamilan).
* Koreksi hemodinamik : infus cairan kristaloid, transfusi darah.
* perawatan kehamilan:
konservatif (solusio minimal/ibu dan janin kondisi baik); terminasi usia kehamilan 34 minggu).
aktif:
* IUFD : terminasi amniotomi kalo perlu oksitisin drip 6 jam
pasca amniotomi.
* fetal distress : sc
* bayi baik : @ UK < 34 minggu : bed rest, kortiko steroid, terminasi 34 minggu.
@ UK>34 minggu : sc
* pemeriksaan lab. : dl, LRT, RFT
AMNIOTOMI : volume cairan amnion turun – tekanan intra uterine menurun – kontraksi myometrium meningkat arteri
spiralis terkompresi – perdarahan di tempat insesi plasenta berkurang , dan mengurangi masuknya tromboplastin sirkulasi
maternal.
Untuk kehamilan trimester 2-3 , dengan amniotomi akan merangsang kontraksi dan inpartu. Tetapi untuk kehamilam
immature maka amniotomi tidak berfingsi merangsang inparti/pembukaan serviks.
• Komplikasi :
1. janin : IUFD.
2. ibu :
anemia
shok hypovolemic (oligura/anuria, acute renal
failure, Sheehan Syndrome)
consumptive coagulopathy (DIC)
uterus couvelaire/uteroplancental apoflexy.
Definisi: implantasi plasenta pada segmen barah Rahim (SBR), sehingga menutupi
sebagian atau seluruh osteum uteri internum (OUI).
Klasifikasi :
1. pp totalis : plasenta menutup seluruh OUI
2. pp. parsialis :plasenta menutupi sebagian OUI
3. pp marginalis: ujung plasenta sampai tepi OUI (tdk menutupi).
4. plasenta letak rendah (low lying placenta): tepi plasenta berada 20 mm.
ETIOLOGI dan RISK FACTOR :
scar (parut) dinding uterus karena vaskularisas jelek, plasenta yg luas (pada gemeli),
gizi buruk, plasenta suksenturiata. Keadaan ini sering terjadi pada:
1. multiparitas
2. usia (usia >35 tahun)
3. riwayat SC
4. merokok
5. riwayat kuretsase
6. riwayat plasenta previa.