Anda di halaman 1dari 19

DEFINISI

Dermatitis seboroik adalah


penyakit papuloskuamosa kronik yang menyerang
infantil dan dewasa, dan biasanya dihubungkan dengan
peningkatan produksi sebum pada skalp, wajah, dan
badan.
ETIOLOGI & PATOGENESIS

• Banyak  Teori & hipotesis tentang etiologi DS 


penyebab pasti belum diketahui

Etiologi potensial :
• Status seboroik
• Infeksi mikroba
• Faktor fisik
• Kelainan nutrisi
• Imunodefisiensi
GEJALA KLINIK
DERMATITIS SEBOROIK INFANTIL

 Umumnya pada awal kelahiran, sebagai penyakit inflamasi


yang mengenai skalp dan lipatan intertriginosa  skuama
berminyak dan krusta.
 Klinis  pada area frontal & parietal, ditutupi oleh
skuama tebal, pecah-pecah, berminyak, kekuningan
(craddle cap)  meluas ke retroaurikuler, telinga dan
leher.
PENATALAKSANAAN

Terapi dermatitis seboroik bertujuan :


 Menghilangkan skuama dan krusta
 Menghambat kolonisasi bakteri
 Mengontrol infeksi sekunder
 Reduksi eritema dan pruritus
Edukasi
1. Menghindari faktor pencetus :
• Penggunaan pendingin ruangan atau udara dengan kelembapan
rendah di lingkungan kerja
• Hindari garukan yang dapat menyebabkan lesi iritasi
• Hindari bahan-bahan yang dapat menimbulkan iritasi
• Mengkonsumsi makanan rendah lemak
• Tetap menjaga higiene kulit
2. Mencari faktor predisposisi yang diduga sebagai penyebab
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai perjalanan
penyakit (tujuan pengobatan, hasil pengobatan, lama terapi, cara
penggunaan)
4. Edukasi mengenai pentingnya perawatan kulit dan menghindari
pengobatan diluar yang diresepkan
1. Daerah skalp (Bayi)
• Anti jamur topikal: sampo ketokonazol 2% 2 kali seminggu
selama 4 minggu
2. Daerah non skalp
• Anti jamur topikal: krim ketokonazol 2% 1 kali sehari
selama 7 hari
• Kortikosteroid topikal kelas I: krim hidrokortison 1% 1 kali
sehari selama 7 hari
Terapi pada Bayi
- Krusta: Kompres, Asam salisilat 3-5% dlm minyak zaitun
hangat & hidrocortison 1%
1. Daerah non skalp (Dewasa)
• Ringan
Anti jamur topikal: krim ketokonazol 2% 2 kali sehari selama 4 minggu
Kortikosteroid topikal kelas I: krim atau salep hidrokortison 1%, 2 kali sehari
selama 4 minggu
• Sedang/berat
Kortikosteroid topikal kelas II: krim desonide 0,05%
Anti jamur sistemik : itrakonazol 200 mg/hr selama 1 minggu kemudian 200
mg/hr selama 2 hari/bulan selama 11 bulan
Terbinafin 250 mg/hr selama 4-6 minggu atau 250 mg/hr selama 12 hari/bulan
untuk 3 bulan
2. Daerah skalp
• Ringan
Anti jamur topikal: sampo ciclopirox 1-5%, ketokonazol sampo 1-2%
Keratolitik: sampo asam salisilat 3% 2-3 kali/minggu
Bahan lainnya: sampo selenium sulfida 2,5% 2-3 kali/minggu
Kortikosteroid topikal kelas I: solusio hidrokortison 1% satu kali sehari selama
4 minggu
Kortikosteroid topikal kelas II: krim desonide 0,05% 1 kali sehari selama 4
minggu
• Sedang/berat
Kortikosteroid kelas III dan IV : sampo flucinolon acetonide 2 kali seminggu
dan sampo klobetasol propionat 2 kali seminggu selama 2 minggu
Dermatitis seboroik Dermatitis atopik Penyakit Leiner Sebopsoriasis

Etiopatogenesis • Umumnya dikaitkan • Penurunan fungsi sawar • Bentuk eritroderma • Overlap antara
dengan ragi kulit karena yang berat karena psoriasis dan
Malessezia, kelainan downregulasi gen perluasan dari dermatitis seboroik
imunologis, aktivitas envelope cornified dermatitis seboroik
sebaceous, dan (filagrin dan lorikrin), infantile
kerentanan pasien. level seramid yang
berkurang • Bentuk familial dan
• Kadar trigliserida dan • Peningkatan kadar non-familial
kolesterol lipid enzim proteolitik • Bentuk familial
permukaan kulit yang endoge berhubungan dengan
lebih tinggi. Tetapi adanya defisiensi
kadar asam lemak • Peningkatan kehilangan komplemen C3, C5
bebas dan squalena air transepidermal. dan gangguan fungso
yang lebih rendah. fagosit yang
• Penambahan sabun dan mengakibatkan
• Asam lemak bebas deterjen pada kulit berkurangnya
dan radikal oksigen meningkatkan pH-nya, kemampuan
reaktif yang sehingga meningkatkan mengopsonnisasi
diproduksi pada aktivitas protease bakteri.
gilirannya memiliki endogen, yang
aktivitas antibakteri menyebabkan kerusakan
yang mengubah flora lebih lanjut sawar
kulit normal. epidermal. Juga dapat
rusak oleh paparan
protease eksogen dari
tungau debu rumah dan
Staphylococcus aureus.
Dermatitis seboroik Dermatitis atopik Penyakit Leiner Sebopsoriasis

Gambaran Klinis • Sering pada verteks, • Lesi akut: papula • Memiliki gejala • Lokasi: scalp, wajah
kulit kepala (mis., eritematosa yang demam, anemia, dan dada presternal
Cradle cap) dengan sangat pruritik diare, muntah, dan • Batas lesi lebihjelas,
skuama, kuning- berhubungan dengan BB turun lesi terlihat lebih
coklat, berminyak eksoriasi, vesikel di • Bila tidak diterapi merah dan skuama
kulit kepala dapat atas kulit eritematosa, dengan tepat lebih tebal
eritematosa, dan dan eksudat serosa (hidrasi via jalur IV
dapat berkrusta. • Subakut: papula eritem, ayng intens,
eksoriasi, skuama. pengaturan suhu dan
• Lesi dapat dilihat • Kronik: plak, pemberian antibiotic
pada wajah, leher, likenifikasi, prurigo bila ada infeksi
dan dapat tubuh dan nodularis. sekunder) dapat
ekstremitas dengan • Pada DA kronik, ketiga mengakibatkan
plak-plak mengkilat tahapan reaksi kulit kematian
yang meradang di sering terlihat
daerah • Pada semua tahap DA,
intertriginosa pasien biasanya
seperti aksila dan memiliki kulit kering
selangkangan dan lemas.
• Pola sebaran lesi pada
infantile lebih akut,
terutama melibatkan
wajah, kulit kepala,
ekstensor

Pemeriksaan Kadar trigliserida dan Pada 70%-80% kasus Biopsi


penunjang kolesterol lipid terdapat peningkatan IgE
permukaan kulit yang
lebih tinggi, tetapi kadar
asam lemak bebas dan
squalena yang lebih
rendah.

Anda mungkin juga menyukai