Anda di halaman 1dari 32

PENJADWALAN PROYEK

DENGAN CPM/PERT

Pertemuan 5
Pendahuluan :
 Keberhasilan proyek-proyek berskala besar
dapat dicapai melalui pengelolaan
(perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan)
yang hati-hati dari berbagai aktivitas yang saling
berkaitan.
 Untuk memudahkan pengelolaan sebuah
proyek, dikembangkan suatu metode
penyelesaian yang didasarkan pada
penggunaan jaringan (network).
Dua teknik perencanaan yang sangat
berguna untuk menyusun perencanaan,
penjadwalan, dan pengawasan proyek
adalah :
CPM (Critical Path Method)
PERT (Project Evaluation and Review
Technique).
CPM dan PERT digunakan untuk
berbagai jenis proyek, a.l.:

Penelitian dan pengembangan produk


baru
Pembangunan pabrik, gedung, dan jalan
raya
Pemeliharaan peralatan yang besar dan
kompleks
Rancangan dan instalasi sistem baru
CPM dan PERT membantu menjawab
pertanyaan yang sering muncul dalam
pengerjaan proyek, seperti:
 Berapa total waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek tersebut?
 Kapan tanggal mulai dan selesai yang
dijadwalkan untuk setiap kegiatan tertentu?
 Manakah aktivitas-aktivitas yang penting dan
harus diselesaikan tepat sesuai jadwal agar
proyek itu tidak terlambat dalam
penyelesaiannya.
 Berapa lama aktivitas-aktivitas yang “tidak
penting” dapat ditunda sebelum menyebabkan
keterlambatan dalam keseluruhan proyek?
 CPM dan PERT pada dasarnya merupakan
metode yang berorientasikan waktu, yaitu
keduanya akan menghasilkan penentuan
penjadwalan waktu penyelesaian suatu
proyek.
 CPM dan PERT memiliki tujuan umum yang
sama dan banyak menggunakan terminologi
yang sama, tetapi kedua teknik tersebut
sebenarnya digunakan secara terpisah.
Perbedaan yang paling menonjol diantara
keduanya adalah perkiraan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu
kegiatan (aktivitas), dimana bersifat
deterministik pada CPM dan probabilistik
pada PERT
CPM (Critical Path Method)
Teknik ini dikembangkan terutama untuk
proyek-proyek industri di mana waktu
penyelesaian dianggap diketahui.
Teknik ini menawarkan pilihan mengurangi
waktu aktivitas dengan menambah lebih
banyak pekerja dan atau sumber daya,
biasanya dengan kenaikan biaya. Jadi,
CPM memungkinkan pertukaran waktu
dan biaya untuk berbagai kegiatan proyek
PERT (Program Evaluation and Review
Technique)
 Pada awalnya (th 1950an) dilakukan pada
proyek peluru kendali Polaris, dimana banyak
aktivitas/pekerjaan yang berhubungan dengan
proyek belum pernah dicoba sebelumnya,
sehingga sulit untuk memprediksi waktu
penyelesaian berbagai aktivitas/pekerjaan
tersebut.
 Jadi, teknik ini dikembangkan untuk menangani
adanya ketidakpastian waktu penyelesaian
aktivitas/pekerjaan.
Teknik penjadwalan proyek (project
schedulling technique) terdiri dari 3 tahapan,
yaitu:
 Tahapan perencanaan
dimulai dengan memecah atau menguraikan proyek
menjadi kegiatan-kegiatan (aktivitas-aktivitas).
Setelah itu, ditentukan perkiraan waktu untuk
menyelesaikan masing-masing kegiatan kemudian
dibuat suatu diagram jaringan kerja (network).
Dalam diagram jaringan kerja digambarkan
mengenai keterkaitan antara berbagai kegiatan
suatu proyek
 Tahap penjadwalan
Diagram network yang dibuat pada tahap
perencanaan berguna untuk mengembangkan
suatu jadwal untuk proyek (project schedulling).
Tujuan akhir dari tahap penjadwalan adalah
membentuk suatu time-chart yang menunjukkan
waktu mulai dan selesainya setiap kegiatan, serta
hubungannya satu sama lain dalam proyek.
Dalam penjadwalan, juga ditunjukkan kegiatan-
kegiatan yang bersifat kritis yaitu kegiatan yang
memerlukan perhatian khusus agar proyek dapat
selesai tepat waktu
 Tahap pengawasan
Merupakan tahap akhir dalam manajemen proyek.
Pengawasan proyek (project control) meliputi
penggunaan diagram anak panah dan time-chart
yang digunakan untuk membuat laporan kemajuan
proyek secara periodik.
Jaringan kerja perlu diperbarui dan dianalisis, dan
jika diperlukan dapat dibuat suatu jadwal baru untuk
sisa bagian proyek yang belum selesai
Simbol yg digunakan :

Anak panah
Node (lingkaran)
Anak panah putus-putus
Anak panah :
 Menyatakan sebuah aktivitas (kegiatan)
 Kegiatan (aktivitas) adalah sesuatu yang
memerlukan durasi (jangka waktu tertentu)
dalam pemakaian sejumlah resources (tenaga,
alat, material, biaya).
 Panjang anak panah maupun kemiringan anak
panah tidak mempunyai arti apa-apa, sehingga
tidak perlu menggunakan skala.
 Kepala anak panah dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menggambarkan arah dari tiap
kegiatan.
Node atau lingkaran :

Menyatakan sebuah kejadian / peristiwa /


event
Kejadian / peristiwa /event adalah sebagai
ujung atau pertemuan dari satu atau
beberapa kegiatan (aktivitas)
Anak panah putus-putus:
Menyatakan kegiatan semu atau
disebut juga dengan dummy.
Dummy berguna untuk membatasi
mulainya kegiatan.
Dummy tidak mempunyai durasi
(jangka waktu tertentu) karena tidak
memakai atau tidak menghabiskan
sejumlah resources.
Aturan yang berlaku dalam pembuatan
jaringan kerja:
Diantara dua event yang sama, hanya
boleh digambarkan satu anak panah

1 2 1 2

Salah
Benar
Nama suatu aktivitas (kegiatan)
dinyatakan dengan huruf atau dengan
nomer event.
A (1,2)
1 2 atau 1 2
Aktivitas mengalir dari event yang
bernomer rendah ke event bernomer
tinggi
1 2 5 6

3 4
Diagram hanya memiliki sebuah initial
event (node awal) dan sebuah terminal
event ( node tujuan / node akhir)
1 2 5 6

Awal Akhir
3 4
Logika kebergantungan kegiatan-
kegiatan sebuah proyek :

Jika kegiatan A harus diselesaikan


dahulu sebelum kegiatan B dapat
dimulai, maka hubungan antara kedua
kegiatan tersebut digambarkan sebagai
berikut:
A B
1 2 3
Jika kegiatan C, D, dan E harus selesai
sebelum kegiatan F dapat dimulai,
maka hubungan antara kedua kegiatan
tersebut digambarkan sebagai berikut:
1
C

F
2 D 4 5

E
2
Jika kegiatan G dan H harus selesai
sebelum kegiatan I dan J, maka
hubungan antara kedua kegiatan
tersebut digambarkan sebagai berikut
1 G 4
I

3
H
2 J 4
Jika kegiatan K dan L harus selesai
sebelum kegiatan M dapat dimulai,
tetapi kegiatan N sudah boleh dimulai
bila kegiatan L sudah selesai, maka
hubungan antara kedua kegiatan
tersebut digambarkan sebagai berikut
1 K 3 M 5

2 L 4 N 6
Jika kegiatan P, Q, dan R dimulai dan
selesai pada kejadian yang sama,
maka hubungan antara kedua kegiatan
tersebut digambarkan sebagai berikut
2
P

Q
1
3
R
4
Penentuan waktu :
Asumsi yang digunakan dalam
perhitungan penentuan waktu adalah :
Perhitungan maju (Forward Computation)
Perhitungan bergerak mulai dari initial event
menuju terminal event
Perhitungan mundur (Backward
Computation)
Perhitungan bergerak mulai dari terminal event
menuju initial event
 Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan
mundur, maka lingkaran event (kejadian) dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu

b c

Dimana :
• a adalah angka yang menunjukkan nomer event
• b adalah angka yang menunjukkan saat tercepat terjadinya
event (ET), yang juga merupakan hasil perhitungan maju.
• c adalah yang menunjukkan saat paling lambat terjadinya
event (LT), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur.
Langkah-langkah proses penjadwalan
proyek CPM/PERT:
 Membuat daftar aktivitas-aktivitas yang akan
menghasilkan proyek tersebut.
 Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan masing-masing aktivitas
 Menentukan hubungan diantara aktivitas-
aktivitas
 Menggambar jaringan kerja
 Menghitung waktu penyelesaian proyek
 Menentukan aktivitas-aktivitas kritis
 Menentukan pertukaran waktu dan biaya untuk
proyek
Contoh 1 :
 Sebuah perusahaan kontraktor akan membangun
sebuah rumah. Aktivitas, uraian aktivitas, dan
estimasi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
membuat rumah dituliskan dalam tabel dibawah ini
Aktivitas Deskripsi Aktivitas Lamanya Aktivitas
Pendahulu (minggu)
A Desain rumah - 3

B Membuat pondasi A 2
C Pesan bahan bangunan A 1
D Bangun rumah B, C 3
E Pilih cat B, C 1
F Pilih karpet E 1
G Penyelesaian pekerjaan D, F 1
Pertimbangan biaya :
 Dalam pengelolaan proyek, aspek biaya juga
diperhitungkan dengan cara mendefiniskan
hubungan biaya (cost) dengan lamanya
kegiatan dalam proyek.
 Biaya yang dimaksud disini adalah biaya
langsung (direct cost), sedangkan biaya tidak
langsung seperti biaya untuk keperluan
administrasi, supervisi, dsb. tidak
dimasukkan dalam evaluasi
 Dalam praktik, sering digunakan hubungan yang linier
antara lamanya waktu kegiatan (duration) dengan biaya
(cost).
 Sehingga dalam keadaan normal, berlaku bahwa waktu
pelaksanaan proyek dapat diperpendek dengan
konsekuensi akan terjadi penambahan/kenaikan sumber
daya atau biaya.
 Pengurangan waktu pelaksanaan proyek ini ada
batasnya yang disebut dengan waktu desak (crash time),
dimana setelah titik ini waktu tidak bisa dikurangi lagi.
 Pada titik ini (crash point), kenaikan penggunaan sumber
daya (biaya) hanya akan menambah jumlah biaya
langsung.
Contoh 2 :
 Bila diperoleh informasi tentang kegiatan suatu proyek seperti
dituliskan dalam tabel dibawah. Diketahui bahwa (1,2), (2,4), dan
(4,5) merupakan kegiatan kritis dan proyek diselesaikan dalam 18
sw (satuan waktu). Hitung tambahan biaya yang diperlukan bila
pelaksanaan penyelesaian proyek diinginkan dipercepat menjadi
16 sw (satuan waktu).
Kegiatan Normal Crash
(i,j)
Lamanya waktu Biaya Lamanya waktu Biaya
(1,2) 8 100 6 200
(1,3) 4 150 2 350
(2,4) 2 50 1 90
(2,5) 10 100 5 400
(3,4) 5 100 1 200
(4,5) 3 80 1 100

Anda mungkin juga menyukai