Anda di halaman 1dari 76

PSIKOFARMAKA

Pembimbing :
dr. Salikur, Sp.KJ

Oleh :
Keren M / FK UKRIDA / 11.2015.041
Definisi

 Psikofarmaka adalah obat yang bekerja secara selektif di


susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap
aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan
mental.
klasifikasi
 Anti Psikosis
 Anti Depresi
 Anti Manik
 Anti Cemas (Anti Ansietas)
 Anti Insomnia
 Anti Obsesif-Komplusif
 Anti Panik
Anti-Psikosis
Tipikal Atipikal
• CHLORPROMAZINE • SULPIRIDE
• PERPHENAZINE • CLOZAPINE
• TRIFLUOPERAZINE • OLANZAPINE
• FLUPHENAZINE • QUETIAPINE
• THIORIDAZINE • ZOTEPINE
• HALOPERIDOL • RISPERIDON
• PIMOZIDE • ARIPIPRAZOLE
Indikasi

• Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas


• Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental (gejala positif dan
gejala negatif)
• Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari
Farmakokinetik
• Obat-obat anti psikotik dapat diserap pada pemberian peroral. &
memasuki sistem saraf pusat dan jaringan tubuh yang lain karena
obat anti psikotik adalah lipid-soluble.
• Kebanyakan obat antipsikotik bergabung secara intensif dengan
protein plasma (92 – 99%)
• Metabolisme oleh hati sebelum eliminasi & mempunyai waktu
paruh yang lama dalam plasma sehingga memungkinkan once-
daily dosing.
• Waktu paruh eliminasi (ditentukan oleh clearance metabolic)
bervariasi, bisa dari 10 sampai 24 jam.
Mekanisme Kerja

Pada obat TIPIKAL memblokade reseptor dopamine D2


sehingga efektif untuk gejala positif

Anti-psikosis ATIPIKAL memblokade reseptor dopamine


D2 dan juga serotonin 5HT2 sehingga efektif juga untuk
gejala negatif
Cara Penggunaan

 Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu


 Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam
 Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)
 Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi
dampak efek samping, sehingga tidak menganggu
kualitas hidup pasien
 Dosis awal dimulai dengan dosis anjuran dinaikkan setiap
2-3 hari  hingga dosis efektif (sindroma psikosis reda)
dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan
dosis optimal  dipertahankan sekitar 8-12 minggu
(stabilisasi)  diturunkan setiap 2 minggu dosis
maintenance dipertahankan selama 6 bulan – 2 tahun
(diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu tapering off (dosis
diturunkan tiap 2-4 minggu) stop.
• Obat anti-psikosis parenteral berguna untuk pasien yang tidak
mau atau sulit teratur makan obat atau tidak efektif dengan
medikasi oral
• Obat anti-psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang
hebat walaupun diberikan dalam jangka waktu lama, sehingga
potensi ketergantungan sangat kecil.
• Jika dihentikan mendadak timbul gejala cholinergic rebound,
yaitu: gangguan lambung, mual, muntah, diare, pusing, gemetar
dan lain-lain dan akan mereda jika diberikan anticholinergic
agents
Efek Samping
• Efek samping ekstrapiramidal
• Tardive Dyskinesia (TD)
• Neuroleptic Maglinant Syndrome
• Orthostatic Hypotension
Anti-Depresi
Penggolongan :
• TRISIKLIK : (Amitriptilin, Imipramine, Clomipiramine)
• TETRASIKLIK : (Maprotiline, Mianserin)
• MAOI (Moclebemide)
• SSRI (Selective serotonin Re-uptake Inhibitor): (Fluoxetine,
Duloxetine,Citalopram)
• ATYPICAL : (Trazadone)
Indikasi
• Gejala Sasaran (target syndrome) : SINDROM DEPRESI
• Butir-butir diagnostik Sindrom Depresi :
• Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami :
- Rasa hati yang murung
- Hilang minat dan rasa senang
- Kurang tenaga hingga mudah lelah dan kendur kegiatan
Disertai Gejala-Gejala :

• Penurunan konsentrasi pikiran dan perhatian


• Pengurangan rasa harga diri dan percaya diri
• Pikiran perihal dosa dan diri tidak berguna lagi
• Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan
• Gagasan atau tindakan mencederai diri/bunuh diri
• Gangguan tidur
• Pengurangan nafsu makan
Mekanisme Kerja

• Sindrom depresi : Disebabkan oleh defisiensi relatif salah-


satu atau beberapa “aminergic neurotransmitter ”
(noradrenalin, serotonin, dopamin) pada celah sinaps neuron
di SSP
Trisiklik (TCA) memblokade reuptake dari noradrenalin
dan serotonin yang menuju neuron presinaps.
SSRI hanya memblokade reuptake dari serotonin.
MAOI menghambat pengrusakan serotonin pada sinaps.

Sehingga terjadi peningkatan jumlah ”aminergic


neurotransmitter” pada celah sinaps neuron di SSP
Tiga Fase Pengobatan Gangguan Depresif :
 Fase akut bertujuan untuk meredakan gejala
 Fase kelanjutan untuk mencegah relaps
 Fase pemeliharaan/rumatan untuk mencegah rekuren
Pengaturan Dosis:

• Onset efek primer : sekitar 2-4 minggu


• Onset efek sekunder : sekitar 12-24 jam
• Waktu paruh : 12-48 jam (Pemberian 1-2 x/hari)
Ada lima proses dalam pengaturan dosis, yaitu:
• Initiating Dosage (dosis anjuran)
• Titrating Dosage (dosis optimal)
• Stabilizing Dosage (dosis stabil )
• Maintining Dosage (dosis pemeliharaan)
• Tappering Dosage (dosis penurunan)
Cara Penggunaan
Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada
sindrom depresi ringan dan sedang yang datang berobat jalan
pada fasilitas pelayanan kesehatan umum, pemilihan obat anti-
depresi sebaiknya mengikuti urutan (step care) :
 Step 1  Golongan SSRI (Sertraline, etc)
 Step 2  Golongan Trisiklik (Amitriptyline, etc)
 Step 3  Golongan Tetrasiklik (Maprotiline, etc)
Golongan ”atypical” (Trazadone)
Golongan MAOI Reversible
Efek Samping
Nama obat Efek samping Usia Depresi

Trisiklik Sedatif, otonomik, Pasien usia muda Agitated depression


(Amitriptyline, kardiologik relatif
Imipramine) besar

Tetrasiklik Efek otonomik dan Pasien usia lanjut Anxietas dan insomnia
(Malprotiline, kardiologik relatif yg menonjol
Mianserin) dan kecil tetapi sedatif
Atipikal (Trazodone, relatif besar
Mirtazapine)
Sedasi, otonomik, Dewasa & usia lanjut Retarded depression
SSRI (Fluoxetine, kardiologik sangat
setraline dll) minimal
- -
Hipotensi ortostatik
MAOI-Reversibel
(Moclobemide)
Nama obat Dosis anjuran Anti Sedasi Hipertensi Keterangan
mg/h kolinergik ortostatik

Amitriptyline 75-150 +++ +++ +++ +++ = berat


Imipramine 75-150 +++ ++ ++
Clomipramine 75-150 ++ ++ ++ ++ = sedang
Trazodone 100-200 + +++ +
Mirtazapine 15-45 + +++ + + = ringan
Maprotiline 75-150 + ++ +
Mianserin 30-60 + ++ + +/- = tidak ada
Amoxapine 200-300 + + ++ atau minimal
Tianeptine 25-50 +/- +/- +/- sekali
Moclobemide 300-600 +/- + +
Setraline 50-100 +/- +/- +/-
Paroxetine 20-40 +/- +/- +/-
Fluvoxamine 50-100 +/- +/- +/-
Fluoxentine 20-40 +/- +/- +/-
Kegagalan Terapi
• Kepatuhan pasien menggunakan obat, yang
dapat hilang oleh karena adanya efek samping,
perlu diberikan edukasi dan informasi
• Tidak cukup lama mempertahankan pada dosis
optimal
• Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh
persepsi pasien yang tendensi negatif, sehingga
penilaian menjadi ”bias”
• Pengaturan dosis obat belum adekuat
Anti-MANIA
Haloperidol

Carbamazepin

Mania akut

Valproic acid

Anti mania
Divalproex

Profilaksis Lithium
mania Carbonate
Indikasi
Sindrom Mania

Dalam jangka waktu satu minggu hampir setiap hari terdapat


keadaan Afek (mood, suasana perasaan) yang meningkat,
ekspresif atau iritabel
Paling sedikit 4 gejala berikut :
• Peningkatan aktivitas
• Lebih banyak bicara dari biasanya atau adanya dorongan
untuk berbicara terus menerus
• Flight of ideas
• Rasa harga diri yang melambung
• Berkurangnya kebutuhan tidur
• Mudah teralih perhatian
Mekanisme kerja

Sindrom mania disebabkan oleh tingginya kadar serotonin


dalam celah sinaps neuron, khususnya pada sistem limbik, yang
berdampak terhadap “Dopamin receptor supersensitivity”
Lithium Carbonate
• Pilihan utama untuk meredakan sindrom mania akut atau
profilaksis terhadap sindrom mania yang kambuhan pada
gangguan afektif bipolar  kemampuan mengurangi
“dopamin receptor supersensitivity” dengan meningkatkan
“cholinergic-muskarinik activity” dan menghambat “cyclic
AMP dan phosphoinositides”
LAMA PEMBERIAN
• Sindom mania akut  gejala mereda  lithium carbonate hrs
diteruskan > 6 bulan  tappering off
• Gangguan afektif bipolar dan unipolar  beberapa tahun

Pemilihan obat
▫ Mania akut : haloperidol (I.M) + tab lithium carbonat.
Lithium carbonate  muncul efek 7-10 hari
▫ Gangguan afektif bipolar: Lithium carbonate  profilaksis
▫ Carbamazepine, valproic acid, Divalproex  pengganti
Lithium carbonate
Efek Samping

• Gejala efek samping yang dini (kadar serum lithium 0,6-1,2


mEg/L)
• Mulut kering, haus, gastrointestinal distress, kelemahan otot,
poliuri, tremor halus lebih nyata pada pasien usia lanjut +
neuroleptika + antidepresan
• Tidak ada efek sedasi dan ekstrapiramidal
• Gejala intoksikasi (kadar serum lithium > 1,5 mEq/L)
Karbamazepine

• Karbamazepin biasanya dimulai dengan dosis 200-400 mg


per hari dalam 3 atau 4 dosis dan ditingkatkan menjadi 800-
1000 mg per hari pada akhir minggu pertama pengobatan.

• Bila kemajuan terapi tidak tercapai pada akhir minggu ke-2


maka dosis karbamazepin dapat ditingkatkan sampai 1600 mg
per hari
Haloperidol
Haloperidol adalah turunan butiropenon yang mempunyai
aktivitas sebagai antipsikotik dan efektif untuk pengelolaan
hiperaktivitas, agitasi dan mania. Reaksi ekstrapiramidal timbul
pada 80% penderita yang diobati dengan haloperidol.
Haloperidol diindikasikan pada keadaan:
• Psikosis akut dan kronis
• Halusinasi pada skizofrenia
• Kelainan sikap dan tingkah laku pada anak
Dosis
• Sedian haloperidol terdapat dalam bentuk
• Tablet: 0,5 mg, 1,5 mg dan 5 mg
• Likuor (injeksi): 2 mg/ml dan 5 mg/ml
• Besarnya dosis tergantung kepada umur, keadaan fisik dan derajat
kehebatan gejalanya. Untuk dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun :
• Dosis awal bila gejala sedang: 0,5 - 2 mg pemberian 2-3 kali per
hari.
• Dosis awal bila gejala berat: 3 - 5 mg pemberian 2-3 kali per hari.
Asam Valproat
Valproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini
dengan cepat diubah menjadi bentuk asam di dalam lambung.
Indikasi pemberian asam valproat adalah :
• Epilepsi
• Gangguan bipolar
• Gangguan skizoafektif
• Gangguan mental lain: Gangguan depresif berat, gangguan
panik, gangguan stres pasca trauma, gangguan bulimia
nervosa
Dosis
•Asam valproat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan bentuk
sirup 250 per 5 ml.
•Dosis hari pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan.
•Dosis dapat dinaikkan sampai 250 mg per oral 3 kali per hari
selama 3 sampai 6 hari.
•Dosis anak yang disarankan berkisar antara 20- 30 mg per KgBB
per hari.
Natrium Divalproex

• Obat ini efektif untuk penanganan epilepsi, baik bangkitan


sederhana, kompleks, absen, campuran dan tonik klonik (grand
mall).

• Natrium divalproex ini juga digunakan untuk penanganan


gangguan bipolar episode manik pada dewasa, dan mencegah
sakit kepala migrain.
Dosis
• Sedian natrium divalproex tersedia dalam tablet 125 mg, 250
mg, 500 mg, bentuk kapsul 125 mg dan bentuk sirup 250 mg
per 5 ml.

• Untuk penanganan mania, terapi diawali dengan dosis harian


750 mg. pada beberapa pasien dosis harus ditingkatkan sampai
1000 mg per hari.
Anti-Anxietas

• Obat anti-ansietas mempunyai beberapa sinonim, antara lain


psikoleptik, transquilizer minor dan anksioliktik. Obat anti-
cemas, juga dikenal sebagai obat penenang, ada obat yang
meredakan kecemasan dengan memperlambat sistem saraf
pusat.
Indikasi

• Gejala sasaran: Sindom Anxietas

• Butir diagnostik terdiri dari:


Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak
realistik terhadap 2 atau lebih hal yang dipersepsi
sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan
individu tidak mampu istirahat dengan tenang.
Terdapat paling sedikit 6 dari 18
gejala :

1. Kedutan otot 10. Pusing


2. Otot tegang 11. Mual
3. Mudah tersinggung 12. Badan menggigil
4. Tidak bisa diam 13. Sering BAK
5. Mudah lelah 14. Sukar menelan
6. Nafas pendek 15. Perasaan jadi peka
7. Jantung berdebar 16. Mudah kaget
8. Telapak tangan basah 17. Sulit konsentrasi
9. Mulut kering 18. Susah tidur
Mekanisme Kerja
• Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitas dari sistem
limbik yang terdiri dari dopaminergic, nonadrenergic,
seretoninergic neuron yang dikendalikan oleh GABA-ergic
yang merupakan suatu inhibitory neurotransmitter.

• Obat antiansietas benzodiazepine yang bereaksi dengan


reseptornya yang akan menaikkan aksi inhibitor dari GABA,
sehingga hiperaktivitas tersebut mereda.
Cara Penggunaan
• Benzodiazepine memiliki rasio terapetik yang tinggi sebagai anti
ansietas dan kurang menimbulkan adiksi dengan toksisitas
• Benzodiazepine sebagai “drug of choice” karena memiliki
spesifisitas, potensi dan kemanannya.
• Spectrum klinis benzodiazepine meliputi efek anti ansietas
(lorazepam, clobazam, bromazepam), antikonvulsan, anti
insomnia (nitrazepam/flurazepam), dan premedikasi tingkat
operatif (midazolam).
• Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai
“steady state” dimana dapat dicapai 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali
sehari.
• Onset of action cepat dan langsung memberikan efek.
• Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) kemudian dinaikkan
dosis setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis optimal.
• Dosis ini dipertahankan 2-3 minggu. Kemudian diturunkan 1/8
x dosis awal setiap 2-4 minggu sehingga tercapai dosis
pemeliharan. Bila kambuh dinaikkan lagi dan tetap efektif
pertahankan 4-8 minggu.
• Pemberian obat tidak boleh lebih dari 1-3 bulan dan
penghentian selalu secara bertahap.
Efek Samping
Efek samping untuk golongan anxietas, khususnya
benzodiazepine adalah:
(1) reaksi yang lazim: kelelahan, mengantuk, ataksia
(2) reaksi yang jarang terjadi: konstipasi, inkontinensia,
retensia urin, mata kabur, disartria, nausea, mulut kering,
tremor, ruam kulit
(3) efek paradoksikal: kebingungan, depresi, nyeri kepala,
perubahan libido, vertitgo gangguan memori
Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

Benzodiazepin Diazepam Tablet 2-5 mg Peroral 10-30 mg/hari, 2-


3x/hari parental IV/IM
2-10 mg/kali, setiap 3-4
jam
Klordiazepoksoid Tablet 5 mg 15-30 mg/hari
Kapsul 5 mg 2-3 x/hari
Lorazepam Tablet 0,5-2 mg 2-3x 1 mg/hari

Clobazam Tablet 10 mg 2-3x 10 mg/hari

Brumazepin Tablet 1,5-3-6 mg 3x1,5 mg/hari

Oksazolom Tablet 10 mg 2-3x 10 mg/hari

Klorazepat Capsul 5-10 mg 2-3x 5 mg/hari

Alprazolam Tablet0,25-0,5-1 mg 3x 0,25-0,5 mg/hari

Prazepam Tablet 5 mg 2-3x 5 mg/hari

Non Benzodiazepin Sulprid Capsul 50 mg 100-200 mg/hari


Anti-Insomnia
Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

Benzodiazepin Nitrazepam Tablet 5 mg Dewasa 2 tab


Lansia 1 tab

Triazolam Tab 0,125 mg Dewasa 2 tab


Lansia 1 tab
Tab 0,250 mg Dewasa 2 tab
Lansia 1 tab

Estazolam Tab 1 mg 1-2


Tab 2 mg mg/malam
Non Chloral hydrate Soft cap 500 mg 1-2 cap
Benzodiazepin 15-30 menit
sebelum tidur
Indikasi
Gejala sasaran: Sindrom insomnia

Butir-butir diagnostik terdiri dari:


• Membutuhkan waktu > ½ jam untuk tertidur atau tidur
kembali setelah bangun sehingga siklus tidur tidak utuh dan
menimbulkan keluhan gangguan kesehatan
• Hendaya dalam kehidupan fungsi sehari-hari
Mekanisme kerja

Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ1 di susunan saraf


pusat yang berperan dalam memperantarai proses tidur.
Cara Penggunaan
◦ Dosis anjuran untuk pemberian tunggal 15-30 menit sebelum tidur.
◦ Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan
dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off
untuk mencegah timbulnya rebound dan toleransi obat.
◦ Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih
perlahan-lahan untuk menghidari oversedation dan intoksikasi.
◦ Lama pemberian tidak lebih dari 2 minggu agar risiko
ketergantungan kecil
Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :

• Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur)


• Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep inducing anti-insomnia”
yaitu golongan benzodiazepine (Short Acting) . Misalnya pada gangguan
anxietas

• Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk
kembali ke proses tidur selanjutnya)
• Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Prolong latent phase Anti-
Insomnia”, yaitu golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik dan
Tetrasiklik)
• Misalnya pada gangguan depresi

• Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan
terpecah-pecah menjadi beberapa bagian (multiple awakening).
• Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep Maintining Anti-Insomnia”,
yaitu golongan phenobarbital atau golongan benzodiazepine (Long
acting).
Lama Pemberian

• Pemakaian obat antiinsomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu


saja, tidak lebih dari 2 minggu, agar resiko ketergantungan
kecil. Penggunaan lebih dari 2 minggu dapat menimbulkan
perubahan “Sleep EEG” yang menetap sekitar 6 bulan
lamanya.
• Kesulitan pemberhetian obat seringkali oleh karena
“Psychological Dependence” (habiatuasi) sebagai akibat rasa
nyaman setelah gangguan tidur dapat ditanggulangi.
Efek Samping

• Supresi SSP (susunan saraf pusat) pada saat tidur.


• Hati-hati pada pasien dengan insufisiensi
pernapasan, uremia, gangguan fungsi hati, oleh
karena keadaan tersebut terjadi penurunan fungsi
SSP, dan dapat memudahkan timbulnya koma. Pada
pasien usia lanjut dapat terjadi “over sedation”,
sehingga resiko jatuh dan trauma menjadi besar,
yang sering terjadi adalah “hip fracture”.
Anti-Obsesif Kompulsif

Dalam membicarakan obat anti obsesif kompulsif yang


menjadi acuan adalah klomipramin. Obat anti obsesif
kompulsif dapat digolongkan menjadi:
• Obat anti obsesif kompulsif trisiklik, contoh klomipramin.
• Obat anti obsesif kompulsif SSRI, contoh sertralin, paroksin,
fluvoxamine, fluoxetine, citalopram
Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

Clompramine Anafranil Tablet 25 mg 75-200 mg/hr


Fluvoxamine Luvox Tablet 50 mg 100-200 mg/hr

Zoloft Tablet 50 mg 50-150 mg/malam

Sertraline

Fluoxetine Prozac Cap 20 mg 20-80 mg/hr


Nopres Caplet 20 mg
Antiprestin Cap 10-20 mg
Andep Cap 20 mg
Paroxetine Seroxat Tablet 20 mg 40-60 mg/ hr

Citalopram Cipram Tablet 20 mg 40-60 mg/hari


Mekanisme kerja

• Mekanisme kerja obat anti obsesif


kompulsif adalah sebagai serotonin
reuptake blockers (menghambat reuptake
neurotransmitter serotonin) sehingga
hipersensitivitas tersebut berkurang.
indikasi
 Gejala sasaran: Sindrom Obsesif Kompulsif
 Butir-butir diagnostik terdiri dari:
 Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami
gejala-gejala obsesif kompulsif yang memiliki ciri-ciri:
◦ Diketahui / disadari sebagai pikiran, bayangan atau impuls dari
diri individu sendiri
◦ Pikiran, bayangan atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan.
◦ Melaksanakan tindakan sesuai pikiran, bayangan atau impuls
tersebut di atas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan
atau kesenangan
◦ Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak
berhasil di lawan / dielakkan, meskipun ada lainnya yang tidak
lagi dilawan oleh penderita.
Cara penggunaan
• Obat dimulai dengan dosis rendah klomopramin mulai
dengan 25-50 mg /hari (dosis tunggal malam hari),
dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25
mg/hari sampai tercapai dosis efektif (biasanya 200-300
mg/hari).
• Dosis pemeliharan umumnya agak tinggi, meskipun
bersifat individual, klomipramin sekitar 100-200 mg/hari
dan sertralin 100 mg/hari.
• Sebelum dihentikan lakukan pengurangan dosis secara
tappering off.
• Meskipun respon dapat terlihat dalam 1-2 minggu, untuk
mendapatkan hasil yang memadai setidaknya diperlukan
waktu 2- 3 bulan dengan dosis antara 75-225 mg/hari.
Efek samping
• Efek samping obat anti obsesif kompulsif, sama seperti obat
antidepresi Trisiklik, dapat berupa:
 Efek anti-histaminergik (sedasi, mengantuk, kewaspadaan
berkurang, kinerja psikomotor menurun,dll)
 Efek anti-kolinergik (mulut kering, keluhan lambung, retensi
urin, penglihatan kabut, konstipasi,dll)
 Efek anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi
ortostatik)
 Efek neurotoksis ( tremor halus, kejang-epileptik, insomnia)
• Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari
penderita), umumnya dapat ditoleransi oleh penderita dan akan
menhilang dalam waktu sekitar 3 minggu bila tetap diberikan dalam
dosis yang sama.
Anti -Panik
Dalam membicarakan antipanik yang menjadi obat acuan adalah
imipramin. Penggolongan obat anti panik dibagi atas:

• Obat anti panik trisiklik (contoh : imipramin, klomipramin)


• Obat anti panik benzodiazepin (contoh : alprazolam)
• Obat anti panik RIMA (contoh : mokoblemid)
• Obat antipanik SSRI (contoh : sertalin, fluoksetin, paroksetin
dan fluoksamin)
Nama Nama Sediaan Dosis Anjuran
Generik Dagang
Imipramine Tofranil Tablet 25 mg 75-150 mg/hari

Clomipramin Anafranil Tablet 25 mg 75-150 mg/hari


e
Alprazol Xanax Tablet 0,25 mg, 0,5 mg,1 2-4 mg/hari
mg
Moclobemid Aurorix Tablet 150 mg 300-600 mg/hari

Sertralin Zoloft Tablet 50 mg 50-100 mg/hari


Fluoxetin Prozac Capsul dan caplet 20 mg 20-40 mg/hari
Elizac
Antiprestin
Courage
Kalxetin
Parocetin Seroxat Tablet 20 mg 20-40 mg/hari
Indikasi
• Selama paling sedikit satu bulan, mengalami beberapa kali serangan anxietas berat
yang
• memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
▫ Serangan anxietas tersebut terjadi pada keadaan-keadaan sebenarnya secara
objektif tidak ada bahaya
▫ Serangan anxietas tersebut tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau
yang dapat diduga sebelumnya.
▫ Terdapat keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode
diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat terjadi
juga komplikasi “anxietas antisipatorik”, yaitu anxietas yang terjadi setelah
membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).
Cara Pemakaian
• Mulai dengan dosis rendah, secara perlahan-lahan dosis
dinaikkan dalam beberapa minggu untuk meminimalkan
efek samping dan mencegah terjadinya toleransi Obat.
• Dosis efektif biasanya dicapai dalam waktu 2-3 bulan.
• Lamanya pemberian obat tergantung dari individual,
umunya selama 6-12 bulan, kemudian dihentikan secara
bertahap selama 3 bulan bila kondisi penderita sudah
memungkinkan.
• Dalam waktu 3 bulan bebas obat 75% penderita
menunjukkan gejala kambuh.
• Dalam keadaan ini maka pemberian obat dengan dosis
semula diulangi selama 2 tahun. Setelah itu dihentikan
secara bertahap selama 3 bulan.
Efek samping

 Efek anti-histaminergik (sedasi, mengantuk, kewaspadaan


berkurang, kinerja psikomotor menurun,dll)
 Efek anti-kolinergik (mulut kering, keluhan lambung, retensi urin,
penglihatan kabut, konstipasi,dll)
 Efek anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi ortostatik)
 Efek neurotoksis ( tremor halus, kejang-epileptik, agitasi,
insomnia)
Daftar pustaka

• Maslim R. Panduan. 2007. Praktis : Penggunaan Obat Psikotropik


(Psychotropic Medication). Edisi ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK-Unika Ama
• Gunawan SG, Setabudy R, Nafrialdi, dan Elysabeth. Farmakologi dan terapi.
Edisi ke-lima. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2007.
hal. 171-7
• Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Synopsis of Psychiatry : Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007.
• Maramis, Willy F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Airlangga
University Press. 2009.
• Hollister LE. Obat antidepresan. Dalam: Farmakologi dasar dan klinik.
Katzung BG. Edisi ke-enam.1998. Jakarta: EGC. hal. 467-77.
• Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
2010. hal. 356-60.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai