Proses Persalinan Normal
Proses Persalinan Normal
NORMAL
1
PERSALINAN / PARTUS
2
Partus normal
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat /
pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu
maupun bayi (kecuali episiotomi.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan
tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi,
cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan
sebagainya, atau lahir per abdominam dengan
sectio cesarea.
3
SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
5
Dua teori onset dari parturisi manusia
CRH plasenta
Cortison janin
DHEAS adrenal janin
Persalinan
Estrogen
prostaglandin, oksitosin, reseptor oksitosin, gap junction 7
B.Aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal janin diam
selama paruh pertama kehamilan karena supresi
dari influx kortisol maternal, tetapi pada paruh
kedua kehamilan, peningkatan kadar estrogen
meningkatkan enzim plasenta 11b-
hydroxisteroid dehydrogenase, menyebabkan
kortisol dikonversikan menjadi metabolit tidak
aktif yaitu kortison. Hasil negatif feedback
glukokortikoud pada kelenjar hipofisis janin
(berkurangnya aliran kortisol dari ibu ke janin)
akan mengakibatkan peningkatan sekresi ACTH
janin, kortisol dan DHEA sulfat, menyebabkan
maturitas janin dan stimulasi parturisi.
8
11 HOD Cortisol
Positif Cortison
Feedback
Kortisol maternal pada janin
Negatif feedback pada kelenjar hipofise
Cortison janin
DHEAS adrenal janin
Persalinan
Estrogen
prostaglandin, oksitosin, reseptor oksitosin, gap
junction
9
PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR
UTAMA
1. Power :His (kontraksi ritmis otot polos uterus),
kekuatan mengejan ibu.
2. Passage :Keadaan jalan lahir
3. Passanger: Keadaan janin (letak, presentasi,
ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik
mayor)
Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap
(kala pembukaan)
Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
11
HIS
13
His yang baik dan ideal meliputi :
14
4. Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri
setiap sesudah his
5. Serviks uteri yang banyak mengandung
kolagen dan kurang mengandung serabut
otot,akan tertarik keatas oleh retraksi
otot-otot korpus, kemudian terbuka
secara pasif dan mendatar (cervical
effacement). Ostium uteri eksternum dan
internum pun akan terbuka.
15
Pengukuran kontraksi uterus
16
Sifat his pada berbagai fase persalinan
19
20
PERSALINAN KALA 1 :
Dimulai pada waktu serviks membuka
karena his : kontraksi uterus yang teratur,
makin lama, makin kuat, makin sering,
makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
darah-lendir yang tidak lebih banyak
daripada darah haid.
21
Fase laten: pembukaan sampai mencapai
3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
22
Fase aktif terbagi atas :
24
Ostium uteri internum dan eksternum
terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
25
Pematangan dan pembukaan serviks
(cervical effacement) pada primigravida
berbeda dengan pada multipara:
27
periode kala 1 pada primigravida lebih
lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara
(+14jam) karena pematangan dan
pelunakan serviks pada fase laten pasien
primigravida memerlukan waktu lebih
lama.
28
PERSALINAN KALA 2:
30
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan
suboksiput di bawah simfisis (simfisis
pubis sebagai sumbu putar hipomoklion),
selanjutnya dilahirkan badan dan anggota
badan.
32
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul,
akibat 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong,
2) tekanan dari cairan amnion, 3)
kontraksi otot dinding perut dan
diafragma (mengejan), dan 4) badan
janin tedadi ekstensi dan menegang.
33
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu
menempel ke toraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipito-frontalis
(puncak kepala) menjadi diameter
suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) :
selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke
bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan
diameter biparietalis.
34
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai
vulva, tedadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian
posterior. Lahir berturut-turut oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) :
kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu
atas panggul dgn posisi anteroposterior
sampai di bawah simfisis, kemudian
dilahirkan bahu depan dan bahu
belakang.
35
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian
tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan
(toraks,abdomen) dan lengan, pinggul /
trokanter depan dan belakang, tungkai
dan kaki.
36
37
KALA 3:
38
Lepasnya plasenta dari insersinya :
39
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah
bayi lahir.
40
KALA 4:
41
3.Plasenta dan selaput ketuban harus
sudah lahir lengkap,
4.Kandung kencing harus kosong,
5.Luka-luka di perineum harus dirawat dan
tidak ada hematoma,
6.Resume keadaan umum bayi, dan
7. Resume keadaan umum ibu.
42
Terima Kasih
43