Anda di halaman 1dari 21

SISTEM MUSKULOSKLETAL

Asuhan
keperawatan
“AMPUTASI”
Definisi amputasi

Amputasi berasal dari kata “amputare” yang


kurang lebih diartikan “pancung”.

Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan


memisahkan bagian tubuh sebagian atau
seluruh bagian ekstremitas.
Etiologi amputasi
Indikasi utama bedah amputasi adalah karena :
• Iskemia karena penyakit reskularisasi perifer, biasanya
pada orang tua.
• Trauma amputasi
• Gas ganggren
• Osteomielitis
• Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin
diperbaiki.
• Keganasan
Klasifikasi amputasi

Berdasarkan pelaksanaan amputasi,


dibedakan menjadi :
•Amputasi selektif/terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada
penyakit yang terdiagnosis.
•Amputasi akibat trauma
Merupakan amputasi yang terjadi
sebagai akibat trauma dan tidak
direncanakan.
•Amputasi darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara
darurat oleh tim kesehatan.
Metode Pelaksanaan Amputasi
Amputasi dilakukan dengan 2 metode yaitu :

• Metode terbuka (guillotine


amputasi)
Bentuknya benar-benar terbuka dan dipasang drainage agar luka
bersih, dan luka dapat ditutup agar tidak terinfeksi.
• Metode tertutup
Pada metode ini kulit tepi ditarik pada atas ujung tulang dan
dijahit pada daerah yang diamputasi.
Penatalaksanaan amputasi

Ada 2 cara perawatan post amputasi yaitu :

• Rigid dressing
Yaitu dengan menggunakan plaster of paris yang
dipasang waktu dikamar operasi. Pada waktu memasang
harus direncanakan apakah penderita harus immobilisasi
atau tidak.
• Soft dressing
Yaitu bila ujung stump dirawat secara konvensional,
maka digunakan pembalut steril yang rapi dan semua
tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup.
Proses
Perawatan
Luka

Perawatan luka mencakup


pembersihan luka dan debridemen,
pengolesan preparat antibiotik
topikal serta pembalutan. Kassa
yang dibuat dari bahan biogik,
biosintetik, dan sintetik dapat
digunakan.
Proses Perawatan Luka

•Pembersihan luka
Pembersihan luka harus dilakukan secara berkala untuk mencegah
terjadinya infeksi dan kelainan yang lain yang bisa diakibatkan oleh perawatan
luka yang kurang tepat. Luka dapat dibersihkan menggunkan larutan NaCl
atau betadine sebagai antiseptik luar.
•Terapi antibiotik topical
Terapi ini digunakan untuk mencegah timbulnya invasi
mikroorganisme yang akan memperberat dari kondisi klien.
•Penggantian balutan
•Terapi intralesi
Terapi intralesi terdiri atas penyuntikan suspensi obat yang steril ke
dalam atau tepat di bawah lesi.
Dampak Masalah Terhadap
Sistem Tubuh
Adapun pengaruhnya meliputi :
• Kecepatan metabolisme
• Jika seseorang dalam keadaan
immobilisasi maka akan menyebabkan
penekanan pada fungsi simpatik serta
penurunan katekolamin dalam darah
sehingga menurunkan kecepatan
metabolisme basal.
• Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Lanjut
an..
• Sistem respirasi
1) Penurunan kapasitas paru
2) Perubahan perfusi setempat
3) Mekanisme batuk tidak efektif

• Sistem Kardiovaskuler
1) Peningkatan denyut nadi
2) Penurunan cardiac reserve
3) Orthostatik Hipotensi
Asuhan
Keperawatan
Kegiatan keperawatan yang
dilakukan pada klien dapat
dibagi dalam tiga tahap yaitu
pada :
1. Tahap preoperatif
2. Tahap intraoperatif
3. Tahap postoperatif.
1. Pre Operatif
Pada tahap praoperatif, tindakan
keperawatan lebih ditekankan pada
upaya untuk mempersiapkan kondisi
fisik dan psikolgis klien dalam
menghadapi kegiatan operasi.
• Pengkajian Riwayat Kesehatan
• Pengkajian Fisik
• Pengkajian Psikologis, Sosial, Spiritual
2. Intra Operatif
Tujuan utama adalah untuk menciptakan kondisi
optimal klien dan menghindari komplikasi
pembedahan.
Perawat berperan untuk tetap mempertahankan
kondisi hidrasi cairan, pemasukan oksigen
yang adekuat dan mempertahankan
kepatenan jalan nafas, pencegahan injuri
selama operasi dan dimasa pemulihan
kesadaran.
3. Post Operatif
Pada masa post operatif, perawat harus
berusaha untuk mempertahankan tanda-
tanda vital, karena pada amputasi,
khususnya amputasi ekstremitas bawah
diatas lutut merupakan tindakan yang
mengancam jiwa.
Daerah luka diperhatikan secara khusus untuk
mengidentifikasi adanya perdarahan masif
atau kemungkinan balutan yang basah,
terlepas atau terlalu ketat. Selang drainase
benar-benar tertutup. Kaji kemungkinan
Kasus
“yang bisa tunjuk tangan!!!! “
Tn. B umur 22 tahun di rawat di ruang bedah kelas 1 Rumah Sakit
Umum Raden Mataher jambi dengan diagnosa medis post op.
amputasi femur dextra hari pertama, klien merupakan anak pertama
dari tiga bersaudara, yang berasal dari keluarga menengah dari hasil
observasi dan wawancara dengan klien dan keluarga di dapat data
sebagai berikut, klien mengatakan nyeri pada daerah yang di
amputasi, ekspresi wajah tampak meringis menahan sakit, keluarga
dan klien sering bertanya bagaimana nantinya keadaan anaknya,
susah tidur karena sering terjaga menahan sakit, nafsu makan
menurun, aktivitas terbatas hampir semua kebutuhan di bantu
keluarga dan perawat ruangan dari pemeriksaan fisik di dapat data
TD 130/90, nadi 90x/I, RR 20x/I, banyak mengeluarkan keringat,
tampak cemas, ada daerah luka post op amputasi.
Analisa Data
No. Data Etiologi MK
1. Ds : Gangguan rasa
Klien mengatakan nyeri Amputasi nyaman : Nyeri
pada daerah yang di
amputasi, Luka pasca amputasi

Do : Invasi bakteri
- Ekspresi wajah tampak
meringis menahan sakit, Inflamasi
Susah tidur karena sering
terjaga menahan sakit Pengeluaran histamine,
- nadi 90x/I,
- RR 20x/I bradikinin
- Banyak mengeluarkan
keringat, Menekan saraf
- Ada daerah luka post op
amputasi. Nyeri
No. Data Etiologi MK
2. Ds : - Amputasi Gangguan mobilisasi
fisik
Do : Terputusnya kontinuitas
Aktivitas terbatas hampir tulang, otot, dan syaraf
semua kebutuhan di bantu
keluarga dan perawat ruangan. Syaraf terputus
nadi 90x/I, Ujung syaraf
RR 20x/I
Merangsang hipotalamus
Persepsi nyeri
Phantom limb
Pasang stump
Gangguan mobilitas fisik
No. Data Etiologi MK

3. Ds : - Amputasi Resiko tinggi


terhadap
Do : Luka pasca amputasi komplikasi :
- TD 130/90, Invasi bakteri infeksi, hemoragi
- nadi 90x/I,
- RR 20x/I, Infeksi
- Banyak mengeluarkan Amputasi
keringat,
- Tampak cemas, Luka pasca amputasi
- Ada daerah luka post hemoragi
op amputasi.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan antara lain
adalah :
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan
dengan insisi bedah sekunder terhadap
amputasi.
2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan
kehilangan anggota tubuh.
3. Resiko tinggi terhadap komplikasi : Infeksi,
hemoragi, berhubungan dengan amputasi.

Anda mungkin juga menyukai