Anda di halaman 1dari 12

Present by : Kelompok I

1. Muhamad Rahman hidayat (G1C218073)


2. Tilka Hayati (G1C218037)
3. Muarrifah Arman (G1C218029)
4. Rifkawati S Lalundo (G1C218028)
Kanker merupakan sebuah proses
hiperproliferasi yang melibatkan transformasi
pada morfologi sel, disregulasi apoptosis dan
metastatis. karsinoma nasofaring (KNF) adalah
tumor ganas (kanker) yang berasal dari sel
epitel yang melapisi nasofaring, tidak termasuk
tumor kelenjar atau limfoma.
VEGF (Vascular Endhotelial Growth
Factor) merupakan faktor proangiogenis yang
berperan dalam angiogenesis untuk
pertumbuhan tumor, invasi dan metastasis
tumor. Overekspresi VEGF telah dihubungkan
dalam progresivitas tumor dan prognosis yang
buruk dalam berbagai macam tumor, termasuk
karsinoma nasofaring, tumor sinus maksila dan
tumor lidah.
Karsinoma Nasofaring (KNF)
merupakan subtipe yang berbeda dari Kanker
Kepala Leher (KKL) dalam hal epidemiologi,
karakteristik klinis, etiologi, dan histopatologi.
Etiologi KNF sangat kompleks, mencakup
faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus
(EBV), dan lingkungan.
Penderita dengan kecurigaan KNF
dilakukan biopsi nasofaring dengan bantuan
nasoendoskopi. Jaringan yang diperoleh
kemudian dimasukkan ke dalam botol yang
berisi PBS formalin. Botol yang berisi jaringan
dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk
dilakukan pemeriksaan histopatologi dengan
pewarnaan hematoksilin eosin.
Preparat dengan hasil bacaaan
histopatologi KNF WHO tipe 3 (Undifferentiated)
dilakukan pemotongan pada blok parafin setebal
4 mikron. Hasil pemotongan pada blok parafin
diletakkan pada slide dan digunakan untuk
pemeriksaan VEGF.
Slide dilakukan pengecatan imunohisokimia sebagai berikut:
1. Pemotongan blok parafin dengan tebal 4-5 mikron. Dletakkan pada
slide poly-L-Lysine selanjutnya diinkubasi pada suhu 370 C selama 1
malam (agar lebih melekat pada slide).
2. Deparafinisasi:
 Direndam dalam xylol I selama 5 menit.
 Direndam dalam xylol II selama 5 menit.
 Direndam dalam xylol III selama 5 menit.
 Direndam dalam xylol IV selama 5 menit.
 Direndam dalam alkohol absolut selama 5 menit.
 Direndam dalam alkohol 95% selama 5 menit.
 Direndam dalam alkohol 70% selama 5 menit.
 Dicuci dengan aquabides selama 5 menit.
3. Retrieval antigen dilakukan pada microwave oven dengan buffer sitrat
pH 6,4 pada suhu sedang selama 2 menit kemudian dilanjutkan pada
suhu rendah selama 1 menit.
4. Cuci dengan PBS selama 2x5 menit.
5. Tahap quenching endogenous peroksidase yaitu dengan
memasukkan slide tersebut ke dalam methanol H2O2 0,3% selama 30
menit.
6. Cuci kembali dengan aquades/PBS selama 2x5 menit
7. Langkah-langkah selanjutnya dilakukan dengan
humidified chamber:
 Diberikan blocking reagent, dibiarkan selama 30 menit
dan dicuci dengan aquadest/PBS 2x5 menit.
 Ditambahkan antibodi primer yang telah dilarutkan
sebelumnya dalam antibodi diluents (1:50), ditunggu
selama 60 menit atau disimpan terlebih dahulu dalam
kulkas pada suhu 40 C selama 18 jam dan dicuci dengan
aquadest/PBS 2x5 menit.
 Ditambahkan antibodi sekunder berlabel biotin, ditunggu
selama 30 menit pada suhu 30 C lalu dicuci dengan
aquadest/PBS 2x5 menit.
 Ditambahkan substact DAB (diamino benzidine) ditunggu
selama 5 menit lalu dicuci dengan aquadest/PBS 2x5
menit.
 Dilakukan pewarnaan dengan counterstain dengan
hemtoksilin mayer selama 30 detik kemudian dicuci
dengan mengalir selama 2-5 menit.
 Ditempelkan deck glas pada mounting media.
8. Diamati dengan mikroskop cahaya dan dievaluasi pada 9
lapang pandang dengan sebaran yang merata kemudian
dibuat reratanya.
 Tingkat ekspresi Vascular Endothelial Growth
Factor yang digunakan adalah mouse-anti
VEGF dengan pengenceran 1:100. Sistem
deteksi enzimatis ABC (Avidin Biotin Complex)
sebagai substan enzim. Nilai positif
ditunjukkan dengan warna coklat keemasan
hingga tua.
 Penialaian makna tingkat ekspresi Vascular
Endothelial Growth Factor secara kuantitatif
dinyatakan dalam intensitas (I) dan persentase
(P) dan dinyatakan sebagai skor histologi.
Skor histologi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SH = (IKxPK) + (ISxPS) + (ILxPL) + (INxPN)
Keterangan:
SH : Skor Histologi
PK : Persentase Positif Kuat
IK : Intensitas Positif Kuat
IL : Intensitas Positif Lemah
PS : Persentase Positif Sedang
IN : Intensitas Negatif
IS : Intensitas Positif Sedang
PN : Persentase Negatif

Tabel Nilai P (Persentase Jumlah Sel) Tabel Penilaian Intensitas Warna

Kisaran Grade Intensitas Grade Reaksi Warna IHC pada Membran Sel

0-25% 1
Kuat 3 Coklat tua
26-50% 2
Sedang 2 Coklat muda
51-70% 3
Lemah 1 Kuning keemasan
76-100% 4 Negatif 0 Biru-ungu

Interval Skor Tinggi Makna


Histologi Kualitatif
0,00-3,75 Negatif
3,76-7,50 Positif Lemah
7,51-11,25 Positif Sedang
11,26-15,00 Positif Kuat
A. INTENSITASNYA SEDANG (COKLAT MUDA) B. INTENSITASNYA LEMAH (KUNING KEEMASAN)
C. INTENSITASNYA NEGATIF (BIRU-UNGU) D. INTENSITASNYA KUAT (COKLAT TUA)
Vascular endothelial growth factor (VEGF)
merupakan salah satu parameter faktor biologi
yang banyak diteliti sebagai prognosis pada KNF
(Karsinoma Nasofaring). Faktor VEGF tersebut
adalah faktor angiogenik yang merupakan
kekuatan utama angiogenesis tumor dan
pembentukan seluruh pembuluh darah.
Angiogenesis tumor merefleksikan efek oksigen
yang sangat berpengaruh pada radiosensitivitas
sebuah tumor. Oksigen terlarut pada jaringan
meningkatkan stabilitas dan toksisitas radikal
bebas sehingga sel menjadi sensitif terhadap
radioterapi. VEGF menggunakan prinsip
pemeriksaan immuno histokimia.

Anda mungkin juga menyukai