Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG ISOLASI


DI DINAS SOSIAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA
KOTA GARUT

oleh:
Kelompok 2
Sejarah RPSTW Garut
 Pada tahun 1952 perumahan fakir miskin berubah dari
panti sosial tresna wredha jiwa baru garut. Dengan
sasaran para lanjut usia terlantar atau tidak mampu.

 Pada tahun 2002 dibangun ruang khusus isolasi untuk


lansia yang mengalami ketergantungan total sehingga
mendapatkan perawatan secara intensif dari
pramuwerdha di RPSTW Garut.
Tugas Pokok dan Fungsi
 Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas operasional Balai Perlindungan Sosial
Tresna Werdha (RPSTW) perlindungan dan pelayanan kesejahteraan
social lanjut usia miskin atau terlantar di wilayah Priangan Timur
 Fungsi
- Pengelolaan kesejahteraan social lanjut usia miskin atau terlantar
- Pengelolaan di bidang pengembangan social lanjut usia miskin atau
terlantar
- Pelaksanaan ketatausahaan instansi
Profil RPSTW Garut (R. Khusus)
 Letak dan luas tanah : 200 m2
 Nama Ruangan : Ruang Isolasi
 Kapasitas Tampung : 21 orang
 Sasaran Garapan :60 tahun ke atas tidak mampu, persetujuan
keluarga, dan tidak bias beraktifitas secara mandiri dengan kriteria KAZT
indeks kategori G (ketergantungan semua fungsi).
 Prosedur penerimaan klien :
Rujukan dari instansi terkait (dinas social, kepolisian, rumah sakit, kecamatan,
LSM, dan lain-lain
 Pendaftaran langsung calon klien dengan diantar warga/masyarakat ke
RPSTW Garut
Sumber Daya Manusia
Petugas / PNS yang melaksanakan pelayanan dalam ruang khusus (isolasi)
berjumlah 9 orang

Sarana dan Prasarana


 Ruang khusus laki-laki : 6 tempat tidur
 Ruang khusus perempuan : 15 tempat tidur
 Ruang Khusus (Isolasi) : 21 tempat tidur
 Lemari : 9 buah
 Toilet : 9 (tetapi yang di pakai hanya 6 )
 Kursi Roda : 4 buah
 Jumlah Lansia 21 orang (Perempuan 15 orang, laki-laki 6 orang)
Matriks
IFAS (Internal Strategi Factor Analisis Summary)
Kekuatan (Strength) dengan Interaksi Kelemahan (Weakness)
Bobot x
Factor-faktor Strategi Bobot Rating Keterangan
Rating
1.Kekuatan Nilai
1) Tersedianya sarana dan 0,1 3 0,3
prasarana serta Dik :
anggaran pemberian S = 13
pelayanan kepada W = 12
Lansia S-W
2) Adanya 0,1 4 0,4 =13-12
pengorganisasian di = 1
Ruang Khusus (Isolasi)
3) Terjalinnya koordinasi
antar Dinas Sosial 0,1 3 0,3
Kabupaten/Kota
4) Adanya pelaksanaan
monitoring dan
evaluasi pemberian 0,1 3 0,3
pelayanan kepada
Lansia
2. Kelemahan 0,1 3 0,3
(Weakness)
1) Kurangnya tenaga
kesehatan dan pekerja
2) Kurangnya fasilitas 0,1 2 0,2
untuk sarana
prasarana kebutuhan
lansia 0,1 4 0,4
3) Rendahnya
pengetahuan tentang
pentingnya
penggunaan APD
(Alat Pelindung Diri)
bagi petugas Ruang
Khusus 0,1 3 0,4
Rendahnya pengetahuan
tentang pentingnya
perawatan pada lansia
Jumlah 1.00 25 2,5
EPAS (Ekternal Strategi Factor Analisis Summary)
Peluang (opportunity) dengan Ancaman/Tantangan (Threat)
Factor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot x Rating
1.Peluang
1) Undang-Undang Dasar Pasal 0,1 2 0,2
34 tentang Fakir Miskin dan
Anak Terlantar dipelihara
oleh Negara.
2) Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2009 Tentang 0,1
Kesejahteraan Sosial 3 0,3
3) Undang-undang nomor 43
tahun 2004 tentang 0,08
pelaksanaan upaya
peningkatan kesejahteraan 3 0,24
lanjut usia
4) Undang-undang nomor 13
tahun 1998 tentang 0,08 3 0,24
kesejahteraan lanjut usia
5) Undang-Undang Nomor 19 0,08 3 0,24
Tahun 2011 tentang Pengesahan
Konvensi Hak-Hak Penyandang
Disabilitas

6) Jumlah lansia yang


0.08 2 0,16
membutuhkan pelayanan masih
banyak

7) Adanya Lembaga
Kesejahteraan Sosial yang 0,08 3 0,24
menampung para lansia

8) Adanya komitmen dan


perhatian yang besar dari
pemerintah terhadap pemberian 0,08 1 0,08

pelayanan kepada lansia


2. Ancaman/Tantanga
n (Threat)
1) Terbatasnya sarana 0,08 2 0,16
dan prasarana bagi
lansia
2) Adanya rasa kurang
percaya diri lansia
untuk berinteraksi 0,08 1 0,08
dalam mengikuti
pelatihan dan
keterampilan
3) Pelayanan yang 0,08 2 0,16
dilaksanakan kepada
lansia belum
maksimal
Belum adanya
pengelompokan
ruangan untuk lansia
sesuai dengan
penyakit yang di
derita
4) Belum adanya 0,08 3 0,24
pengelompokan
ruangan untuk
lansia sesuai dengan
penyakit yang di
derita

Jumlah 1.00 28 2,34


Diagram Analisis SWOT
O
y
12
11
10
9
8
7 I
6 SO
III 5
WO 4
3
2
1 S
W
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 x

-1
IV -2 II
WT -3 ST
-4
-5
T
Keterangan : Dari hasil diagram analisis SWOT didapatkan
bahwa Ruang khusus (Isolasi) RPSTW Garut terdapat
pada kuadran 1 SO yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang (strategi
pertumbuhan agresif).
POA (Plan Of Action)
 Merencanakan untuk mengajukan dana ke APBD
 Merencanakan proses aksebilitas sarana dan prasarana
 Merencanakan untuk memberikan penyuluhan tentang
pentingnya penggunaan APD
 Merencanakan untuk memberikan pelatihan cara perawatan
pada lansia seperti komunikasi terapetik, ROM, personal
hygiene, dan lainnya.
 Lakukan bimbingan konseling untuk lansia
 pengelompokan lansia sesuai jenis kelamin
Program
Jangka pendek

 Penyuluhan pentingnya penggunaan Alat Perlindungan


Diri (APD)

 Penyediaan Alat Perlindungan Diri (APD)

 Mengadakan bimbingan kepada pramuwerdha tentang


perawatan lansia dengan KATZ indeks kategori G
(ketergantungan semua fungsi)
Jangka panjang

 Mengembalikan fungsi kamar mandi yang sudah tidak


terpakai

 Mengadakan anggaran untuk peralatan seperti lemari,


kursi roda, sampiran.

 Memfasilitasi lansia untuk berkonsultasi dengan psikolog


untuk mengatasi gangguan emosional lansia.

Anda mungkin juga menyukai