Definisi Lift adalah pesawat yang mempunyai kereta bergerak
naik turun mengikuti rel-rel pemandu yang dipasang pada bagunan dan digunakan untuk mengangkut orang dan barang. Adapun Lift terbagi menjadi 4 macam yaitu; 1. Lift Otomatis 2. Lift Pelayanan (dumbwaiter) 3. Lift tarikan gesek (traction drive lift) 4. Lift tarikan langsung (drum drive lift) Syarat-syarat K3 pada Lift berdasarkan Permenaker No.3 Tahun 1999 pada syarat-syarat k3 lift ini terbagi menjadi 8 kategori diantaranya yaitu: 1. Kapasitas angkut dan Bagian-bagian Lift a. Kapasitas angkut lift harus dicantumkan dan dipasang dalam kereta serta dinyatakan dalam jumlah orang dan atau jumlah bobot muatan yang diangkut dalam kilogram (kg). b. Bagian-bagian lift (mesin, kamar mesin, tali baja, tromol, bangunanan ruang luncur dan lekuk dasar, kereta, governor, perlengkapan pengamman, bobot imbag, rel pemandu, peredam atau penyangga dan instalasi listrik) harus kuat, tidak cacat, aman dan memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Mesin dan kamar Mesin Lift a. Mesin dan konstruksinya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) b. Bangunan kamar mesin harus kuat, bebas air dan dibuat dari bahan tahan api c. Luas kamar mesin harus sekurang-kurangnya 1,5 (satu koma lima) kali dari luas ruang luncur dan tinggi sekurang-kurangnya 2,2 (dua koma dua) meter kecuali untuk lift perumahan atau rumah tinggal d. Kamar mesin harus mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup sesuai dengan peraturan yang berlaku. e. Setiap kamar mesin harus dilengkapi dengan alat pemadam api ringan jenis kering dengan kapasitas sekurang-kurangnya 5 (lima) kg. 3. Tali Baja dan Teromol a. Tali baja penarik bobot imbang dan governor harus kuat, luwes, tidak boleh terdapat sambungan dan semua utas tali seragam dari satu sumber yang sama. b. Tali baja harus mempunyai angka faktor keamanan untuk kecepatan lift sebagai berikut: 1) 20 m/mnt s/d 59 m per menit sekurang-kurangnya 8 kali kapasitas angkut yang diinjinkan 2) 59 m/mnt s/d 90 (sembilan puluh) meter per menit sekurang-kurangnya 9,5 (sembilan koma lima) kali kapasitas angkut yang diijinkan. 3) 105 m/mnt s/d 180 m per menit sekurang-kurangnya 10,5 kali kapasitas angkut yang diijinkan 4) 210 m/mnt s/d 300 (tiga ratus) meter per menit sekurang-kurangnya 11,5 (sebelas koma lima) kali kapasitas angkut yang diijinkan. 5) 300 m/mnt atau lebih sekurang-kurangnya 12 (dua belas) kali kapasitas angkut yang diijinkan. c. Lift tarikan gulung harus menggunakan sekurang-kurangnya 2 (dua) tali baja penarik, dan lift tarikan gesek sekurang-kurangnya 3 (tiga) tali baja kecuali untuk lift pelayan. d. Setiap teromol penggerak harus diberi alur penempatan tali baja untuk mencegah terjepit atau tergelincirnya tali baja dari gulungan teromol penggerak. e. Perbandingan antara garis tengah teromol penggerak dengan tali baja ditetapkan sebagai berikut: Lift penumpang atau barang = 40 : 1, Lift pelayan = 40 : 1 dan Governor = 25 : 1 4. Bangunan Ruang Luncur dan Lekuk Dasar a. Bagunan ruang luncur harus mempunyai kostruksi yang kuat, kokoh, tahan api dan tertutup rapat mulai dari lantai bawah lekuk dasar sampai bagian langit-langit ruang luncur. b. Ruang luncur untuk lift ekspres (non stop) harus dilengkapi dengan pintu darurat sekurang-kurangnya 1 (satu) buah pada setiap 3 (tiga) lantai atau tiap jarak 11 meter. c. Ruang luncur bagian atas harus terdapat ruang bebas sekurang-kurangnya 50 cm antara kereta dan langit-langit ruang luncur pada batas pemberhentian akhir di bagian atas (top landing). d. Daun pintu ruang luncur harus dibuat dari baja tahan api sekurang-kurangnya 1 jam dan dapat menutup rapat. e. Pintu penutup ruang luncur lift otomatis harus dilengkapi kunci kait (interlock) yang bekerja sejalan dengan pengendalian lift. f. Pintu penutup ruang luncur yang tidak otomatis harus dilengkapi dengan kunci kait (interlock) g. Lekuk dasar harus mempunyai ruang bebas sekurang-kurangnya 50 cm antara lantai lekuk dasar dengan bagian bawah dari kereta pada saat kereta menekan penuh peredam atau penyangga. 5. Kereta a. Rangka kereta harus terbuat dari baja dan kuat menahan beban akibat pengoperasian lift, bekerjanya pesawat pengaman serta tumbukan antara kereta dengan penyangga atau peredam. b. Lift harus dilengkapi dengan peralatan tanda bahaya bel listrik dengan sumber tenaga aki dan telepon yang dipasang pada lantai tertentu dan dapat dioperasikan dari dalam kereta.
6. Governor Dan Perlengkapan Pengaman
Governor adalah salah satu savety device untuk mencegah lift melewati kecepatan yang di desain/ dirancang. Adapun syarat-syarat dari governor lift yaitu; a. Lift harus dilengkapi dengan sebuah governor untuk memicu atau mengatur bekerjanya rem pengaman kecuali lift pelayanan. b. Governor lift yang berkecepatan 60 m per menit atau lebih harus dilengkapi sebuah sakelar yang dapat memutuskan aliran listrik ke mesin sesaat sebelum governor bekerja. c. Rem pengaman lift terdiri atas rem pengaman kerja berangsur dan rem pengaman kerja mendadak. Lanjutan... d. Lift dengan kecepatan 60 (enam puluh) meter per menit atau lebih harus mempunyai alat pemutus kontak elektris untuk menghentikan motor penggerak sesaat sebelum rem pengaman bekerja.
7. Pembuatan,Pemasangan,Perbaikan,Perawatan dan perubahan Lift
a. Pembuatan dan atau pemasangan lift harus sesuai dengan gambar rencana yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. b. Menteri atau pejabat yang ditunjuk berwenang mengadakan perubahan teknis atas gambar rencana yang diajukan. c. Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) dalam melaksanakan pembuatan, pemasangan dan perawatan lift harus terlebih dahulu memperoleh keputusan penunjukan dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. d. Teknisi yang mengerjakan pemasangan, perbaikan dan atau perawatan lift harus memperoleh surat ijin operasi dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk 8. Pemeriksaan dan Pengujian a. Setiap lift sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu sesuai dengan standar uji yang telah ditentukan, dimana uji tersebut dilakukan oleh ahli keselamatan dan kesehatan kerja dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.