Anda di halaman 1dari 73

PEMICU 2

FASILITATOR: DR. SUPAK SILAWANI


KELOMPOK 2
• Anggota :
• Jeanny Yustisia Januarti
• Luth Lolly Rahim A.S
• Dita Ayu Pertiwi
• Theresia Bornok Bintang
• Mikhael Theofanimia
• M. Ditya Pratama
• Dharma Yudha
• Eky Aditya Prastama
• Clarissa Charolina Triany
• Tenobella Anggraini
• Ignatia Geovani J.R
• Tomi Rahmadani
PEMICU

Seorang perempuan berusia 40 tahun diantar oleh


suami dan bidan ke IGD dengan keluhan sakit
kepala, pusing, mual, dan nyeri uluh hati sejak 2 jam
yang lalu. Satu jam lalu pasien kontrol kehamilan ke
bidan, tekanan darahnya 170/90 mmHg. Pasien ingin
KB setelah bersalin pada kehamilan ini.
KATA KUNCI

• Perempuan 40 tahun ke IGD oleh bidan dan


suaminya
• Mengeluh :
• Sakit kepala
• Pusing
• Mual
• Nyeri uluh hati 2 jm lalu
• Kontrol kehamilan sejam yang lalu
• TD 170/90 mmHg
• Pasien ingin ber KB setelah persalinan
IDENTIFIKASI MASALAH

Perempuan 40 tahun hamil, mengeluh sakit kepala ,


pusing mual, dan nyeri uluh hati sejak 2 jam yg lalu
serta TD 170/90 mmHg.
Analisis Masalah
Perempuan 40 th Kontrol kehamilan
kebidan
TD 170/90 mmHg
IGD
Keluhan :
Ingin KB
• Sakit kepala
• Pusing
• Mual Syarat2
• Nyeri uluh hati Kontrasepsi

anamnesis Pemeriksaan fisik

Diagnosis banding :
• Nyeri kepala
• Pre-eklamsia Pemeriksaan
• Gangguan
penglihatan
• Hipertensi kronik penunjang
• Hiperrefleksia • Hipertensi
• proteinuria gastrointestinal

Hamil < 20 bulan


Hamil >20 bulan

Proteinuria ↑ dan
proteinuria
proteinuria
help syndrom
Kejang (-) Kejang (+)
↓ ↓
Hipertensi kronik Superimposed pre-eklamsia Pre-eklamsia eklamsia
HIPOTESIS

• Menurut tanda dan gejala ibu usia 40 tahun


mengalami pre-eklamsia berat dengan gejala
impending eklamsia di sertai dengan penyebab
obesitas.
PERTANYAAN TERJARING

1. Pre-eklamsia berat ?
2. Obesitas ?
3. Kontrasepsi yang sesuai ?
PEMBAHASAN
PRE-EKLAMSIA BERAT

Definisi :
timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada
usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera
setelah kelahiran
PREKLAMPSIA BERAT DIBAGI DALAM
BEBERAPA KATEGORI
a) PEB tanpa impending eklampsia
b) PEB dengan impending eclampsia dengan gejala-
gejala impending di antaranya nyeri kepala, mata
kabur, mual dan muntah, nyeri epigastrium, dan
nyeri abdomen kuadran kanan atas (tanda
akan terjadinya kejang)
PATOFISIOLOGI
 Disfungsi trofoblas plasenta
• Normalnya invasif sitotrofoblas melakukan ”down regulate”
terhadap molekul adhesi yaitu Echaderin dan integrin a6b4
dan aVb6 > menghambat invasi pada permukaan selnya dan
mengadopsi fenotip dari sel permukaan dari endotel > ”up
regulate” pada a1b1, aVb3 dan VE cadherin > meningkatkan
invasi > pseudovaskulogenesis.
• Pada preeklamsi > sel sitotrofoblas tidak dapat melakukan
perubahan > invasi tidak sempurna > invasi pada arteri spiralis
hanya terbatas pada lapisan desidual sedangkan lapisan
muskularis pada arteri spiralis tidak diinvasi oleh sel trofoblas >
pembuluh darah arteri spiralis pada preeklamsi hanya 40%
dibandingkan dengan kehamilan normal
• Pada penelitian lain juga didapatkan adanya hypoxia-
inducible factor-1 > mengalami upregulasi pada preeklamsi >
diferensiasi abnormal pada sel trofoblas > tidak terjadi
pseudovaskulogenesis > tahap awal untuk terjadinya iskemia
plasenta
Disfungsi endotel dalam vaskularisasi maternal.
• Plasentasi yang abnormal dalam preeklamsi >
maladaptasi imun dan implantasi plasenta yang kurang
sempurna > kegagalan remodelling fisiologis dari
pembuluh darah desidua dan tidak sempurnanya
perkembangan vaskularisasi plasenta.
• disfungsi endotel > peningkatan lipid peroksidase dan
terjadinya ketidakseimbangan antara produksi
vasokonstriktor tromboksan (TXA2) dan vasodilator
prostasiklin (PGI2) > faktor penting dalam peningkatan
vasokonstriksi plasenta pada preeklamsi
• Pada wanita hamil normal prostasiklin endotel
mencapai 8-10 kali lipat lebih tinggi daripada wanita
yang tidak hamil. Namun pada wanita preeklamsi
peningkatan ini hanya terjadi 1-2 kali lipat.
• pada wanita preeklamsi tromboksan meningkat lebih
banyak bila dibandingkan dengan wanita normal.
• Karena prostasiklin merupakan vasodilator dan
tromboksan merupakan vasokonstriktor, kerusakan sel
endotel > peningkatan tromboksan dan penurunan
prostasiklin > vasospasme.
• Peningkatan sintesis lemak > peningkatan rasio
tromboksan / prostasiklin > sindrom preeklamsi.
• Itulah mengapa profil lipid yang abnormal merupakan
penanda penting untuk terjadinya preeklamsi.
FAKTOR RESIKO

• kehamilan ganda
• obesitas
• riwayat keluarga dengan preeklampsia atau
eklampsia
• riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
• abnormalitas uterus yang diperoleh pada Doppler
pada usia kandungan 18 dan 24 minggu
• diabetes melitus gestasional
• trombofilia
• hipertensi atau penyakit ginjal
PREDIKSI

.
Preeklamsia Berat

Pada kasus usia


kehamilan :
29 minggu 2 hari
(preaterm)
ALUR TERAPI
KEJANG ANTI KONVULSAN
PREEKLAMPSIA
BERAT DAN
EKLAMPSIA  ANTI KONVULSAN  ANTI HIPERTENSI 
PASANG INFUS  KESEIMBANGAN CAIRAN
 PENGAWASAN  OBSERVASI TANDA
VITAL, REFLEKS, DJJ, EDEMA PARU, UJI
PEMBEKUAN DARAH

OLIGURIA PERSALINAN 12 GAWAT JANIN


SINDROM JAM (EKLAMPSIA)
HELLP / 24 JAM
(PREEKLAMPSIA)
KOMA

PARTUS BEDAH
RUJUK PERVAGINAM CAESAR
a. Tatalaksana Umum
Ibu Hamil Dengan Preeklampsia Harus Segera Dirujuk Ke
Rumah Sakit.

Pencegahan dan tatalaksana kejang


• Kejang  perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen),
dan sirkulasi (cairan intravena).
• MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan
eklampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan
preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang).
• Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan
seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk
ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai.
• Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera
kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah siap
dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
• Antihipertensi
Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan
perlu mendapat terapi antihipertensi. Pilihan
antihipertensi didasarkan terutama pada
pengalaman dokter dan ketersediaan obat.
Beberapa jenis antihipertensi yang dapat
digunakan misalnya:
PENCEGAHAN

- Manipulasi Diet
Diet rendah garam
Suplementasi Kalsium
Suplementasi Minyak Ikan
- Obat Antihipertensi

- Antioksidan

- Obat antitrombotik
PROGNOSIS

Prognosis PEB dan eklampsia adalah ad malam


karena kematian ibu antara 9,8 – 20,5%, sedangkan
kematian bayi lebih tinggi lagi, yaitu 42,2 – 48,9%.
Kematian ini disebabkan karena kurang sempurnanya
pengawasan antenatal, disamping itu penderita
eklampsia biasanya sering terlambat mendapat
pertolongan. Kematian ibu biasanya karena
perdarahan otak, decompensatio cordis, edem paru,
payah ginjal dan aspirasi cairan lambung. Sebab
kematian bayi karena prematuritas dan hipoksia intra
uterin.
OBESITAS
• Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Body
Mass Index (BMI) ≥ 30kg/m2. dikelompokkan menjadi
underweight, normal, overweight, dan obese
• Ada beberapa pengukuran untuk Obesitas. BMI adl salah
satunya. Yang lain adalah pengukuran ketebalan lipatan
lemak dan lingkar pinggang (waist circumferrencia).
• Obesitas dibagi menjadi 2 tipe
1. Tipe Android
2. Tipe Ginekoid
RESIKO OBESITAS PADA
KEHAMILAN
• Wanita hamil dengan obesitas mencapai
28% dari keseluruhan kehamilan
dikategorikan sebagai “Extremely obese”
(BMI ≥ 40 kg/m2)
• Di Indonesia data tahun 2013 menunjukan bahwa
prevalensi obesitas pada penduduk usia > 18 tahun sebesar
15,4 persen. Sedangkan obesitas pada perempuan usia >
18 tahun di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 32,9 persen,
meningkat 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5
persen dari tahun 2010 (15,5%) dimana prevalensi terendah
di Nusa Tenggara Timur (5,6%), dan prevalensi tertinggi di
Sulawesi Utara (19,5%)(Balitbangkes, 2013).
• Melihat dari tingginya komplikasi yang
terjadi pada perempuan hamil dengan
obesitas
• lemak yang berlebihan di daerah abdomen dan intraabdomen
berimplikasi terhadap morbiditas lebih signifikan dibandingkan lemak
berlebih di daerah bokong atau ekstremitas bawah. Banyak komplikasi
yang ditimbulkan oleh obesitas pada wanita seperti diabetes
mellitus,hipertensi, resistensi insulin dan hiperlipidemia berhubungan
erat dengan distribusi lemak yang berlebih di daerah intraabdomen/tubuh
bagian atas dibandingkan dengan dibagian lain
• Banyak teori terkait patofisiologi masalah pada kehamilan karena
obesitas.
Salah satuny adalah karena ketidakseimbangan neuroendokrin/abnormalitas
TERDAPAT TIGA TAHAPAN YANG
MEMERLUKAN PERTAMBAHAN BERAT
BADAN IBU KETIKA MENGANDUNG.
• Trimester pertama. Pada tahap ini berat badan
tidak boleh lebih dari 5 kg.  nutrisi dibutuhkan untuk
proses genetic printing (organ-organ dan penampilan bayi dimulai,
dari mata, hidung, dan wajah buah hati, juga organ-organ vital, tulang
belakang, dll )
• Trimester Kedua, berat badan akan lebih meroket karena
adanya pertambahan plasenta dan air ketuban. Cairan ini
akan menambah berat badan ibu, di samping fungsinya sebagai
pelindung bayi.
• Trimester Ketiga, berat badan sudah tak bertambah
signifikan. Tahap ini lebih banyak menyelesaikan proses
pematangan organ saja. Sedangkan berat badan bayi sudah maju
pesat saat trimester kedua. Sayangnya, saat trimester ketiga, ibu
hamil juga diintai bermacam risiko seperti diabetes, dan hipertensi.
• Komplikasi Medis lain
Obesitas meningkatkan risiko terjadinya kelainan medis dalam
kehamilan seperti diabetes gestasional, preeklampsia, penyakit
tromboemboli, obstruksi saluran nafas (sleep apneu), asma, dan
low back pain
• Komplikasi Perinatal dan Post Partum
Obesitas meningkatkan risiko terjadinya perdarahan dan infeksi
postpartum, termasuk kegagalan dalam proses laktasi, hal tersebut
mungkin disebabkan oleh respon prolaktin pada wanita dengan
obesitas sehingga akan meningkatkan penggunaan susu formula
yang mana cenderung menimbulkan obesitas pada bayi tersebut
(Depaivadkk., 2012)
• Komplikasi pada Bayi
Pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 11 – 13 kg
ANALISIS pemicu
BB : 94 kg
TB : 158 cm
BMI : 94 kg/(1,58 x 1,58) = 37,6…. (OBESITAS)
KONTRASEPSI HORMONAL

• Efektif mengontrol kesuburan dan mencegah


kehamilan.
• Efek kontrasepsi hormonal  reversible, setelah
treatment dihentikan
• Kadang digunakan pada kasus tertentu 
endometriosis, premenstrual symptoms, haid yg tdk
teratur
BENTUK SEDIAAN

• Pill (COC pill)


• Patch
• Injeksi
• Implants
• Intra-uterine system (IUS)
• progestogen-only pill (mini-pill).
MEKANISME KERJA

Estrogen  feedback negative pada anterior


.
pituitary  menurunkan pengeluaran FSH
 mencegah ovulasi
PROGESTERON

• Low dose contraceptives (mini pill)  efek


progestogenic, meningkatkan kekentalan
lendir serviks shg mengurangi viabilitas dan
penetrasi sperma
• High dose (injeksi Depo Provera) :
menurunkan release GnRH oleh
hypothalamus  menurunkan release FSH
dan LH  menghambat follicular
development dan ovulasi serta perubahan
lendir serviks
KOMBINASI ESTROGEN-
PROGESTERON

• Mencegah ovulasi dengan menekan


release dari gonadotropins.
Penghmbatan follicular development dan
mencegah ovulasi sbg mekanisme aksi
utama
PIL KONTRASEPSI

• Pil Oral Kombinasi Bagaimana pil


• Mencegah bekerja?
kehamilan • Mencegah ovulasi
• Pil aman & efektif  • Mencegah
jika digunakan implantasi
secara benar • Mengentalkan
lendir serviks
CARA MENGGUNAKAN PIL
KONTRASEPSI
• Minum pil setiap hari Cara minum pil :
pada jam yg sama. 21 pil
hormon dan 7 pill free • Satu kali sehari pada
hormon dalam 1 paket. jam yg sama
• Menstruasi akan datang • saran : menggunakan
pada saat minum 7 pil kondom pada bulan
free hormon.
pertama
• menggunakan
kondom ketika minum
antibiotik
• menggunakan
kondom 1 minggu jika
ada pil yang terlewat
keuntungan pil kontrasepsi Efek samping

Mencegah • Nyeri payudara


kehamilan • Mual
Meredakan nyeri • Sakit kepala
haid
• Perubahan mood
Periode menstruasi
teratur • Peningkatan BB
Menurunkan insiden • Spotting
kista ovarium
Mencegah Ca
ovarian
Mengurangi
jerawat ???
KONTRAINDIKASI

Absolut :
• Riwayat vascular disease (thromboembolism)
• Penyakit sistemik (mempengaruhi sistem vaskular) SLE , DM
dengan retinopathy atau nephropathy
• Riwayat pendarahan uterus
• Peningkatan serum TGs
• Perokok wanita diatas 35 tahun
Relatif:
• Sakit kepala / migrain
• Amenorrhea dan depresi
• Perokok wanita dibawah 35 tahun
Pil Monofasik
• Dosis konstan estrogen (ethinyl estradiol) dan
progesteron (levonorgestrel) pada tiap pil (21 hari)
• Efek samping:
perubahan mood, pendarahan spontan, spotting &
amenorrhea  akibat fluktuasi tingkat hormon dalam
tubuh
• Microgestin, Modicon, Necon, Nelova, Nordette,
Norinyl, Ortho-Cept, Ortho-Cyclen, Ortho-Novum,
Ovcon, Ovral, Yasmin
• Dosis rendah estrogen (20 mcg)
• Dosis reguler 30–35
• Dosis tinggi 50 mcg
Pil Bifasik
• Peubahan komposisi hormon 1x selama
siklus.Dosis estrogen sama tiap harinya tapi
level dosis progesterone meningkat pada
pertengahan siklus
• Ex: Jenest, Mircette, Necon 10/11, Nelova
10/11, Ortho-Novum 10/11.

• 7 tablet:40 mcg etinil estradiol,25 mcg


desogestrel
• 15 tablet:30 mcg etinil estradiol,125
mcg desogestrel
Pil trifasik

• 3 kombinasi dosis hormon yg berbeda.


• Cyclessa, Ortho-Novum 7/7/7, Ortho Tri-Cyclen,
Triphasil, Tri-Levlen, Trivora, Tri-Norinyl.
•6 tablet: 30 mcg etinil estradiol,50 mcg levonorgestrel
•5 tablet: 40 mcg etinil estradiol,75 mcg levonorgestrel
•10 tablet: 30 mcg etinil estradiol,125 mcg levonorgestrel
PROGESTIN (MINI PILL)
Cara menggunakan mini pilll ?
• Menghubungi tenaga Bagaimana mini pill bekerja ?
kesehatan u/ pertama kali Membuat lendir di vagina dan
• Menggunakan pill dimulai rahim lebih kental
pada hari pertama haid. Menghambat ovulasi,
• 1 pil tiap hari, jam yg sama Membuat lapisan rahim lebih
tipis

Keterbatasan mini pill ? Keuntungan mini pill ?


Harus digunakan setiap Tidak ada efek samping estrogen
Tidak menghambat laktasi
hari pada waktu yg
Dapat mengurangi nyeri haid
sama. Mini pill dapat digunakan pada:
Gangguan haid  • Ibu menyusui
spotting, amenorea • Perokok > 35 tahun
Efektivitas rendah jika • Riwayat migrain/sakit kepala
diberikan bersamaan • Wanita dgn resiko stroke atau
obat TBC dan epilepsi serangan jantung
KONTRASEPSI INJEKSI
1. Single  Depomedroxyprogesteron(DMPA) “Depo-Provera”
IM setiap 3 bulan  tidak meningkatkan resiko Ca payudara

2. Kombinasi  50mg Medroxyprogesteron Asetat, 25 mg


Estradiol Sipionat. “Cyclofem”
Cara kerja?
• Menghentikan ovulasi
• Dapat menghentikan siklus Efek samping :
menstruasi • irregular menstrual
• Mengentalkan lendir serviks bleeding dan
spotting selama 3-6
bulan!
• Tidak haid sama
Yg dpt menggunakan Depo- sekali 
Provera? • setelah 3-6 bulan
• Tidak cocok terhadap  Depo-Provera
preparat estrogen • Perubahan berat
• Usia diatas 35 tahun, badan
terutama perokok who • Nyeri payudara
smoke • Perubahan Mood
• Riwayat migrain/sakit
kepala
• Ibu menyusui
• Menginginkan kontrasepsi
jangka panjang dgn
efektivitas tinggi
• Mendekati usia
menopause
Keuntungan Depo-Provera : Resiko Depo-Provera :
• Tingkat efektivitas tinggi • Kemungkinan sulit
• Mengurangi resiko kanker
endometrium dan hamil dalam 1 - 2
kehamilan ektopik
• Mengurangi gejala tahun setelah stop
endometriosis dan PMS
• Mpanggul menggunakan Depo-
• Menurunkan beberapa Provera.
penyeba penyakit radang
enurunkan insiden anemia • Peningkatan resiko
bulan sabit
• Tidak ada masalah pada osteoporosis.
psien riwayat penyakit
jantung
• Hanya perlu injeksi setiap 3
bulan sekali
IMPLANT
• Kapsul plastic diinsersikan di bawah kulit pada lengan
• Sustained releases hormon etonorgestrol ke aliran darah .
• Mencegah ovulasi
• Masa kerja beberapa tahun (3 tahun : Implanon
(etonogestrel))
• Keefektifan 99.95%
• Masalah
siklus tidak teratur
penambahan berat badan
masalah pemasangan dan pelepasan implan
NORPLANT I VS. NORPLANT II
• 6 capsules • 2 capsules
• 5 tahun • 3 tahun
PATCH
• birth control patch ditempelkan di permukaan kulit
 perut, bokong, lengan luar atas, bahu, atau
tubuh bagian atas
• sekali seminggu selama 3 minggu berturut-turut.
• Slowly releases steady flow dari estrogen sintetik
dan progestin (Ethinyl Estradiol & Norelgestromin)
melalui kulita dan masuk aliran darah

Cara menggunakan patch :


• Perban tipis yg mengandung
hormon
• Patch baru ditempelkan setiap
minggu
• Minggu 4 : tdk menggunakan patch
 haid.
INTRAUTERINE DEVICES (IUD)
• T-shaped object ditempatkan pada uterus
• Dipasang saat mendapat kan menstruasi
• Tingkat keefektifan > 97%
Copper T : (NONHORMONAL) Progestasert : (HORMONAL)
• 5 tahun • 1 tahun
• 99.2 % effective • 98% effective
• Tembaga pd IUD  • T shaped plastic  releases
spermicide, menghalangi vs hormon
implantasi • Mengentalkan lendir serviks,
menghambat ovulasi
KONTRASEPSI DARURAT

Definisi :
Pil kontrasepsi darurat dapat mengurangi resiko
kehamilan sekitar 75% jika diminum max. Dalam 72 jam
setelah berhubungan

• setelah intercourse dan sebelum


implantasi
• Indikasi : kegagalan penggunaan
Mekanisme : kondom
• Membanjiri ovarium dengan hormon • Unprotected intercourse
dosis tinggi  mencegah ovulasi • Max dalam 24 – 72 jam setelah
• Merubah kondisi uterus  unprotected intercourse
menghambat implantasi • Levonorgestrel atau kombinasi
• 2 sets pills diminum dengan jarak (dosis tinggi)
12 jam • Single dose, the earlier the
better!!
• mencegah 75% kehamilan
• Harus diresepkan dokter!!
NON HORMONAL
METODE BARRIER
• Spermisida
• Kondom pria
• Kondom wanita
• Diaphragma
• Cervical Cap
1. SPERMISIDA
• Scr kimiawi • Tingkat kegagalan sekitar 26%
menginaktivasi sperma di
vagina
• bentuk: • Keuntungan : mudah
-Jelly diaplikasikan, tersedia, murah,
dan dpt meningkatkan
-Film keefektifan cervical cap dan
-Foam diagfragma
-Suppositoria • Kerugian : proteksi minimal
• Ada yg bekerja langsung, thdp STDs , resiko irtasi
ada yg butuh waktu lebih vagina dan reaksi
dahulu
• hanya 76% efektif (jika
tunggal)  digunakan scr
kombinasi dgn metode
lain seperti kondom
2. KONDOM PRIA

 Umum digunakan dan metode barier yg efektif


jika digunakan scr benar
 Latex & Polyurethane mencegah kehamilan &
menghambat penyebaran STI’s (termasuk HIV)
 kombinasi kondom dgn spermisida 
effectiveness levels sampai 99%
3. KONDOM WANITA
• Alternatif kondom pria
• Polyurethane
• Physically dimasukkan ke
vagina
• Perfect rate = 95%

Mekanisme aksi:
• Mencegah masuknya sperma
dan Proteksi thd STDs
• Dapat digunakan sampai 8 jam
4. VAGINAL RING

• hormon diserap melalui epitel vagina secara langsung


ke dalam sirkulasi
• Mengandung ethniyl estradiol & etonogestrel
• Diletakkan di vagina selama 21 hari dan dilepas selama 7 hari
5. CERVICAL CAP

• a cup-shaped latex device yg dpt menutupi


permukaan serviks.
• Cap diisi o/ spermisida sebelum dimasukkan
ke vagina
• Dimasukkan 8 jam sebelum
senggama dan dapat dibiarkan di
tempat selama 48 jam.

DIAPRAGHMA ?
• Effectiveness Rate = 94%
• Latex barrier diletakkan dalam
vagina selama berhubungan
• Diberi Spermicidal jelly
terdahulu
• Dpt dimasukkan sampai 18 jam
sebelum bersenggama
DIAPRAGHMA

• Effectiveness Rate = 94%


• Latex barrier diletakkan dalam vagina
selama berhubungan
• Diberi Spermicidal jelly terdahulu
• Dpt dimasukkan sampai 18 jam sebelum
bersenggama
NATURAL METHODS
• Metode Amenorea Laktasi (MAL)
• Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan
makanan ataupun minuman apa pun lainnya.
• lebih efektif bila pemberian lebih dari 8 kali sehari
• Cara kerja: Penundaan/ penekanan ovulasi
KETERBATASAN :
• Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pasca persalinan.
• Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
• Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6
bulan.
• Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan
HIV/AIDS
STERILISASI

• permanently sterilizes
• Female = Tubal Ligation
• Male = Vasectomy
KESIMPULAN

• Seorang perempuan berusia 40 tahun dari tanda


dan gejala mengalami preeklamsia berat dengan
gejala impending eklamsia at cause obesitas tingkat
ke II. Kontrasepsi yang disarankan adalah :
kontrasepsi Non hormonal seperti
IUD,spermisida,kondom atau tubektomi,
• Karena sudah berusai 40 tahun , tidak di sarankan
untuk melahirkan atau hamil karena beresiko tinggi
DAFTAR PUSTAKA

• Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di


Fasilitas Kesehatan (BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012)
• Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi Ketiga 2011
• cunningham F,dkk.Obstetri Williams, Edisi 23, Volume 2.
Jakarta:EGC,2012
• library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311129/Bab%202.pd
• etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66792/.../S1-2013-
289341-chapter1.pdf
• http://eprints.undip.ac.id/44141/3/BAB_2.pdf.
• Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 (Hal. 1405-1410)
• Sudiartiyasa,Wayan. 2014. Jurnal SMF Obstetri dan
Gynaecology FK Udayana : Obesitas Pada Kehamilan.
• Cunningham, et al 1985, Preterm and Post term Pregnancy
and In appropriate Fetal Growth. William Obstetric, VII,745

Anda mungkin juga menyukai