Anda di halaman 1dari 15

FISIOLOGI

PERNAPASAN
Nicholas Lees & Neil Soni

M. ZAINUL BASHAR
71 2018 046
1. REGULASI PERNAPASAN

Pernapasan dikendalikan sistem saraf pusat. Pusat pernapasan


menghasilkan aktivitas pernapasan otomatis, berirama dan
spontan. Pernapasan dikontrol secara volunter atau involunter
untuk memfasilitasi kegiatan lain saat bernapas

Dalam keadaan tidur atau ondisi kerja maka regulasi napas diatur
oleh korteks serebri (korteks motorik dan area limbik) sehingga
memungkinkan untuk hiperventilasi, menahan napas, perubahan
pola napas, berbicara dan beryanyi.
Pernapasan dikontrol oleh medula oblongata. Didalam medula
oblongata terdapat kelompok dorsal yang berguna untuk megatur
waktu inspirasi. Kelompok ventral berhubungan dengan ekspirasi
dan fungsi dilator faring dan laring.

Pengaturan pembatasan proses inspirasi pada dorsal medula


oblongata melalui serabut saraf aferen sehingga dikenal sebagai
refleks Hering-Breuer.
Pola pernapasan otomatis dihasilkan dari kelompok neuron dorsal di
medula. Sinyal inspirasi yang ditransmisikan ke otot pernapasan dan
dilatasi saluran napas memungkinkan ventilasi yang stabil dan mencegah
terengah-engah. Ekspirasi bersifat pasif selama pernapasan tenang yang
dihasilkan dari recoil elastis paru dan dinding dada.

OTOT INSPIRASI DAN EKSPIRASI?


Pernapasan diatur oleh stimulus kimia dan non-kimia. Kontrol kimia
adalah melalui kemoreseptor. Kemoreseptor sentral terlibat dalam
respon terhadap CO2 sedangkan kemoreseptor perifer merespons
terhadap oksigen. Kemoreseptor di temukan permukaan di ventral
medula dan dengan cepat merespon terhadap perubahan [H+]
melalui difusi cepat CO2 dari darah ke dalam cairan serebrospinal
(CSF) yang kemudian dihidrasi dan berdisosiasi sehingga
menghasilkan ion H+. Peningkatan [H+] merangsang pernapasan dan
penurunan [H+] menginhibisi pernapasan.
Kemoreseptor perifer ditemukan di bifurkasio karotis dan arcus
aorta dan mengirimkan sinyal ke medula sebagai respon terhadap
penurunan oksigen atau pH atau peningkatan konsentrasi H+ dan
CO2 dalam darah arteri. Aferen melalui nervus glossopharyngeus
atau vagus (dalam kasus badan aorta).

Kemoreseptor perifer sensitif terhadap oksigen, karbon dioksida


dan ion hidrogen dalam darah. Adanya impuls pada badan karotis
akan dikirim ke N. Glossopharingeus.
Pernapasan non-kimia melalui aferen vagal ke medula melalui serabut
saraf ber-myelin dan tanpa-myelin. Reseptor yang ‘beradaptasi perlahan’
dalam otot polos napas bertanggung jawab atas refleks inflasi yang
membatasi inspirasi dan mempersingkat ekspirasi (Hering-Breuer).
Reseptor nosiseptif yang ‘cepat beradaptasi’ ditemukan di antara sel
epitel bertanggung jawab atas batuk, bronkokonstriksi, dan mukus.

Contoh rangsangan Non-Kimiawi adalah saat peningkatan suhu


tubuh saat demam dan olahraga maka tubuh secara otomatis akan
meningatkan Ventilasi untuk mengeluarkan panas.

Refleks Hering-Breuer adalah hambatan pada inspirasi dan


ekspirasi. Saat inspirasi dan ekspirasi mencapat batas tertentu
terjadi stimulasi pada otot pernapasan.
Saat tertentu seperti kecemasan, nyeri, bersin, batuk, dan menguap
korteks mengambil alih pusat batang otak sampai batas tertentu,
mengirimkan sinyal secara langsung ke otot pernapasan melalui
tractus corticospinalis dan melewatkan medula. Batang otak
menerima input dari pons dorsolateral yang dengan sendirinya
menerima banyak aferen & mempengaruhi laju kedalaman inspirasi.

Di SSP terdapat 3 pusat napas involunter. 2 di pons dan 1 di medula


oblongata. Input yang datang ke pusat ini berasal dari emoreseptor
perifer N. Vagus dan Glossofaringeus dan akan dilanjutkan ke otot-
otot pernapasan.
Paru dan dinding dada adalah sistem tekanan rendah yang dirancang
untuk menarik udara agar dekat dengan kapiler paru. Unit ventilasi terdiri
dari dinding dada yang kaku tetapi mobile, diafragma dan otot interkostal
dan otot aksesori sebagai ‘pompa’. Hal ini bekerja pada paru yang
terkandung dalam pleura. Udara kemudian dialirkan melalui mulut dan
saluran napas bagian bawah ke alveoli.

Tekanan paru saat tidak ber aktivitas sama dengan atmosfer. Namun
ketika beraktivitas maka volume paru meningat untuk menutupi
pemakaian karena beraktivitas. Hal ini menghasilkan tekanan negatif di
ruang pleura dan mengembangkan paru-paru, yang menghasilkan
tekanan negatif di interstitial dan di alveoli dan di saluran napas dan
memungkinkan masuknya udara.
Hal yang menghambat pernapasan resistensi terhadap aliran udara di
saluran napas apakah dari glotis yang tertutup, obstruksi jalan napas
besar, penyakit saluran napas kecil, konsolidasi, kolaps. Ruang pleura
juga dapat menghambat efek ini jika diisi dengan udara atau cairan
karena ruang pleura

- Manajemen Sumbatan Parsial


- Manajemen Sumbatan Total
- Dampak sumbatan jalan napas
2. FISIOLOGI PERNAPASAN

PROSES PERNAPASAN
Proses inspirasi dan ekspirasi terjadi
karena adanya kontraksi otot pernapasan
3. REFLEKS BATUK DAN BERSIN
REFLEKS BATUK DAN BERSIN
Batuk dan bersin terjadi karena adanya rangsangan
benda asing pada traktus resp. sehingga merangsang
reseptor dan mengirim sinyal afferen yang menyebabkan
rangsangan otot napas sehingga insp. Maksimal dan otot
epiglotis menutup. Lalu terbuka mendadak dan bersin.
BATUK BERDAHAK?
4. ANATOMI PUSAT NAPAS
5. ANATOMI SALURAN PERNAPASAN
Wassalamualaikum
w. w.,

Anda mungkin juga menyukai