Anda di halaman 1dari 29

GAMBARAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI)

PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS NON-


ULKUS DIABETIKUM DI RSUD Dr. H. ABDUL
MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2009

Oleh
HERI NOPRIZA SAPUTRA
NIM. O6200019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ulkus diabetikum merupakan salah
satu komplikasi kronik diabetes
mellitus yang paling ditakuti (Sarwono
waspadji, 2007).
Ulkus diabetikum Nilai ABI < 0,9
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Prevalensi DM di indonesia tahun 2001 7,5%
sedangakan tahun 2004 10,4%
2. Data dari RSUPNCM pada tahun 2003, Angka
kematian dan angka amputasi pada penderita
ulkus diabetikum masih tinggi, masing-masing
sebesar 16 % dan 25 %
3. Jumlah pasien Diabetes Mellitus di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun
2008 :
Ruang Penyakit Dalam 115 orang.
Poli Penyakit Dalam 6267 orang
IDENTIFIKASI MASALAH
4. Risiko sangat menonjol untuk terjadinya ulkus adalah
orang yang mempunyai ABI < 0,5, risiko sedang jika ABI
0,5 – 0,8, risiko rendah jika nilai ABI 0,8 – 0,9, dan risiko
mengalami pengerasan arteri perifer (abnormal) jika nilai
ABI > 1,3
Perumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran nilai ankle


brachial index (ABI) pada penderita DM
non-ulkus diabetikum di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung
tahun 2009?
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM
Mengetahui gambaran nilai ankle brachial index
(ABI) pada penderita DM non-ulkus diabetikum di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
tahun 2009

TUJUAN KHUSUS
• Mengetahui ankle brachial index rata-rata pada
pasien Diabetes Mellitus non-ulkus diabetikum
• Mengetahui ankle brachial index kategori risiko
tinggi, risiko sedang, risiko rendah, normal, dan
abnormal pada pasien DM non-ulkus diabetikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Ankle Brachial Index
A. Pengertian
B. Kategori Ambang Batas ABI
C. Prosedur Evaluasi ABI
D. Penggunaan ABI
E. Rumus Penghitungan ABI
F. Manfaat Pemeriksaan ABI

2. Diabetes Mellitus
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Komplikasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Ulkus Diabetikum
A. Pengertian
B. Klasifikasi
C. Tanda dan Gejala
D. Patofisiologi
E. Komplikasi
F. Pencegahan
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Kerangka Konsep
ABI:
 Risiko Tinggi
Diabetes Mellitus non-
 Risiko Sedang
Ulkus Diabetikum  Risiko Rendah
 Normal
 Abnormal

: variabel yang diteliti


Variabel Penelitian
Ankle Brachial Index (ABI)

Definisi Operasional
1. Ankle Brachial Index (ABI) :
ABPI adalah perbandingan antara nilai tekanan sistolik yang tertinggi pada
ankle dengan nilai sistolik pada brachial, diukur dengan menggunakan
Aneroid Sphygmomanometer merek OneMed dan Stethoscope merek
General Care (GC), lalu dicatat dilembar pengisian Ankle Brachial Index
dalam satuan mmHg.
Hasil Ukur:
• Kategori ”risiko tinggi” jika nilai ABI < 0,5.
• Kategori ”risiko sedang” jika nilai ABI 0,9 – 1,3
• Kategori ”risiko rendah” jika nilai ABI 0,8 – 0,9
• Kategori ”normal” jika nilai ABI 0,9 – 1,3
• Kategori ”abnormal” jika nilai ABI > 1,3

2. Pasien Penyakit DM:


Pasien diabetes mellitus non-ulkus diabetikum adalah pasien yang
didiagnosa oleh dokter mengalami DM tanpa adanya komplikasi ulkus
diabetikum serta dirawat di RSUDAM Provinsi Lampung..
BAB IV
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Deskriptif: menggambarkan nilai ABI klien
dengan DM non-Ulkus diabetikum di RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Tahun 2009

Pendekatan Cross Sectional: hanya


melakukan satu kali pengukuran/observasi
terhadap responden
Populasi dan Sampel

Populasi
Pasien Diabetes Mellitus non-Ulkus
Diabetikum yang berjumlah 93 pasien

Sampel
Teknik accidental sampling
Dengan rumus 0,5 (50%) dari jumlah estimasi
populasi (Notoatmodjo dalam Suyanto (2004) )
Sehingga sampel yang ditetapkan minimal
sejumlah : 0,5 x 93 = 46,5 = 47 orang
Kriteria Sampel

• Pasien yang menderita diabetes mellitus tanpa adanya


komplikasi ulkus diabetikum
• Dirawat di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung
• Bersedia menjadi responden
Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian:
Ruang Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Waktu Penelitian:
6 Juli-11 Juli 2009
Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan Data:
1. Editing
2. Cleaning
3. Tabulating

Analisa Data:

p
 f
x100%
n
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM) Provinsi


Lampung adalah institusi pemerintah yang
bertujuan memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat luas dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal yang mempunyai salah satu fungsi
sebagai rumah sakit pendidikan dan tempat
penelitian
Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Nilai
Ankle Brachial Indeks pada Pasien Penyakit DM di Poliklinik Penyakit Dalam
RSUDAM Provinsi Lampung Tahun 2009

25
20
15
24
10
14
5 10
Jumlah
0 0 0
ABI > 1,3 ABI 0,9-1,3 ABI 0,8-0,9 ABI 0,5-0,8 ABI < 0,5
Jumlah

Dari tabel di atas, diketahui bahwa responden


terbanyak dengan nilai ABI 0,8 – 0,9 yang berjumlah
24 (50%).
Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis
Kelamin pada Pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam
RSUDAM Provinsi Lampung Tahun 2009

30
25
20
15 28
10 20
5
0
Laki-laki Perempuan
Jumlah

Dari tabel di atas, diketahui bahwa jenis kelamin terbanyak


responden adalah laki-laki yang berjumlah 28 (58,33%).
Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur
pada Pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam
RSUDAM Provinsi Lampung Tahun 2009

40
30
20
10 34
14
0
Jumlah
< 50 tahun ≥ 50 tahun

Dari tabel di atas, diketahui bahwa umur terbanyak responden


adalah ≥ 50 tahun yang berjumlah 34 (70,83%).
Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Diagnosa Medis
pada Pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUDAM
Provinsi Lampung Tahun 2009

40

30

20
33
10
15
0
DM DM+HT
Jumlah

Dari tabel di atas, diketahui bahwa diagnosa medis terbanyak


pada responden adalah DM yang berjumlah 33 (68,75%).
Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor resiko rokok
pada Pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUDAM
Provinsi Lampung Tahun 2009

30
25
20
15 30
10 18
5
0
Ya Jumlah Tidak

Dari tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas penderita DM


memiliki kebiasaan merokok, yang berjumlah 33 (62,50%).
Pembahasan
Berdasarkan hasil tabulasi bahwa mayoritas responden
memiliki nilai ABI 0,8 – 0,9 yang berjumlah 24 (50%).
berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 28 (58,33%),
mayoritas berusia ≥ 50 tahun yaitu 34 (70,83%). mayoritas
diagnosa medis DM yaitu 33 (68,75%) dan mayoritas
merokok, yaitu 33 (62,50%).

Pada penelitian ini mayoritas responden memiliki ABI yang


rendah, keadaan ini bisa terjadi disebabkan terdapat faktor-
faktor resiko yang berpengaruh terhadap nilai ABI
diantaranya adalah faktor usia, dan faktor resiko seperti
merokok, hipertensi, atau telah menderita DM > 10 tahun
(terjemahan dari http://findarticles.com)
Pembahasan
Kebiasaan seperti merokok, yang dapat memperburuk
keadaan vaskuler seperti terjadi kelainan pada pembuluh
darah perifer, sehingga berpengaruh pada nilai ankle
brachial index (ABI).

Pada usia ≥ 40 tahun secara umum cenderung mengalami


penurunan kapasitas fungsional baik pada tingkat seluler
maupun pada tingkat organ sejalan dengan proses menua.
Berbagai perubahanpun terjadi pada anatomi maupun
fungsi pada sistem organ tubuh seseorang pada usia lanjut,
begitu pula yang terjadi pada keadaan vaskuler sehingga
berpengaruh terhadap nilai Ankle Barchial Index.
Pembahasan
Menurut Dono Antono dan Dasnan Ismail, 2007 Prevalensi
penyakit aterosklerosis perifer meningkat pada kasus diabetes
mellitus, hiperkolesterolemia, hipertensi,
hiperhomosisteinemia dan perokok berpengaruh terhadap
nilai ABI.

Seorang penderita DM yang merokok lebih beresiko


mengalami komplikasi yang berupa gangguan pembuluh
darah besar dan pembuluh darah kecil, gangguan pada
pembuluh darah besar dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner, stroke, gangguan pembuluh darah vena pada kaki
(thrombophlebitis).
Pembahasan
Banyak hal yang harus dilakukan untuk menjaga kondisi
vaskuler yang baik pada klien dengan diabetes mellitus ,
antara lain : dilakukannya penyuluhan oleh petugas
kesehatan tentang pilar pengelolaan diabetes mellitus yang
terdiri dari penyuluhan, perencanaan makan yang baik,
kegiatan jasmani yang memadai dan penggunaan obat yang
berkhasiat menurunkan kadar glukosa darah kepada klien dan
keluarganya, memodifikasi faktor-faktor resiko yang dapat
memperburuk keadaan vaskuler, seperti menghentikan
kebiasaan merokok, menghindari stress, serta melakukan
program latihan kaki yang berfungsi sebagai rehabilitasi
medik.).
Keterbatasan Penelitian
1. Hanya mencari satu gambaran faktor risiko
untuk penyakit jantung
2. Dalam pengambilan sampel ada beberapa
pasien yang tidak dapat diukur berat badan
dan tinggi badan karena kelemahan fisik
dan indikasi medis sehingga tidak menjadi
responden
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
1. Nilai ABI rata-rata pada pasien DM dari 48 responden adalah
0,89 dengan kategori resiko rendah
2. Nilai ABI pada pasien DM untuk kategori ” resiko tinggi ”
tidak ada (0%)
3. Nilai ABI pada pasien DM untuk kategori ” resiko sedang”
berjumlah 10 (20,84%)
4. Nilai ABI pada pasien DM untuk kategori ” resiko rendah”
berjumlah 24 (50%)
5. Nilai ABI pada pasien DM untuk kategori ” normal” berjumlah
14 (29,16%)
6. Nilai ABI pada pasien DM untuk kategori ”abnormal” tidak ada
(0%)
Saran:
• Bagi Tempat Penelitian
• Bagi Klien
• Bagi Institusi Pendidikan
• Bagi Peneliti Lain
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai