Metropolitan Planning Commission). TATA KOTA WRS 05 LAND USE (tata guna lahan) Gbr. Peta Tata guna lahan yg suadah ada (Ann Arbor City Planning Commission)
TATA KOTA WRS 05
LAND USE (tata guna lahan)
Gbr. Tata Guna Lahan :
Luasan Bangunan TATA KOTA WRS 05 LAND USE (tata guna lahan)
Gbr. Tata Guna Lahan
(Wash tenaw County Metropolitan Planning Commission) TATA KOTA WRS 05 LAND USE (tata guna lahan) PELAKSANAAN RENCANA TATA GUNA LAHAN Secara umum dapat terbagi menjadi 4 kategori alat2 yang digunakan dalam merealisasikan rencana tata guna lahan : 1. Penyediaaan fasilitas umum (fasum), biasanya melalui perbaikan modal (infarstruktur), dan dng cara melestarikan atau secara dini menguasai lahan umum dan daerah milik jalan (damija) 2. Peraturan peraturan pembangunan : ordonansi yg mengatur pendaerahan (zoning). 3. Himbauan, kepemimpinan & koordinasi, sebagai alat kemudahan dan kelancaran pelaksanaan terkait dengan pengambilan putusan. 4. Rencana tata guan lahan : meninjau, mensahkan kembali dari waktu ke waktu sehingga tercipta kesinambungan dlm mewujudkan cita2x.
Program Perbaikan Modal :
Merupkan proses realisasi jangka pendek terhadap jangka panajang dengan cara menetapkan prioritas pembangunan terhadap instasi terkait.
TATA KOTA WRS 05
LAND USE (tata guna lahan) Peraturan peraturan pembangunan :
Peraturan pembagian wilayah (zoning ordinance), berupa peta dan teks:
• peta membagi2 komunitas dalam distrik2 peraturan: ukuran, bentuk , tinggi struktur yg diijinkan; kepadatan pengembangan maksimal dan persyaratan halaman dan sepadan minimum
• teks mencantumkan jenis 2 pemanfaatan yang diijinkan dl tiap distrik
peraturan aspek pengembangan (rambu2 & parkir, fasade)
TATA KOTA WRS 05
LAND USE (tata guna lahan) BEBERAPA PRODUK KONSEP ZONING YG TERSEKSI (SELECTED ZONING)
DENSITY ZONING : mempertahankan kontrol yg telah ada terhadap ketinggian
koefesien lantai bangunan (FAR), lot size, footage dll
CONDITIONAL–USE ZONING : menentukan penggunaan rg yg diperbolehkan
jika petunjuk tertentu diikuti (peruntukan lahan)
FLOATING ZONING :menerapakan kontrol yg terbatas pd seluruh tipe
pembangunan (pemukiman, pusat perdagang eceran ) sangat bermanafaat dalam pembagian (subdivisi ) baru
IMPACT ZONING : menghubungkan permintaan terhadap tata guna lahan
dengan kapasitas & konsekuensi perubahan merupakan suatu bentuk menejemen tanah yang mengharuskan untuk mengevaulasi konsekuensi dari pembangunan . TRANSFER ZONING: mengizinkan pemilik bangunan (gedung bersejarah) untuk menjual hak membagun kepada orang lain yang mampu membangun dimana saja pada kepadatan tinggi serta mampu untuk mempromosikan pelestarian historis. TATA KOTA WRS 05 LAND USE (tata guna lahan) PRECENTAGE ZONING : lahan campuran ( mixed- use) yg dinginkan di tentukan terlebih dahulu dlm proporsi minimum (berapa komposisi fungsi yang pas/keterkaitannya).
CONTRACT ZONING: menentukan petunjuk2 yang akan dinegosiasikan
dengan developer
SPECIAL – USE ZONING : katagori yg berbeda/ tersendiri utk penggunaan
tertentu, misal distrik untuk teater atau kawasan hotel
AGRICULTURE AND FORESTRY ZONES: menetukan daerah2 yang harus
tetap dipergunakan sebagai daerah hijau /pertanian, mencegah pembangunan spekulatif. BONUS atau INSENTIF : mengizinkan kepadatan atau ketinggian yang lebih besar jika diikuti petunjuk desain tertentu (misalkan pelatara parkir, ruang terbuka, plaza)penggabunagan perkantoran, adan teater (di N Y).
EXCLUSIONARY ZONING : menentukan standar performance sering