Anda di halaman 1dari 24

INTERGRASI IMAN ISLAM DAN

IKHSAN DALAM MEMBENTUK


INSAN KAMIL
Nama Kelompok:

• Mitha Amenora
FAA 117 005
• Khusha Ibliyah
FAA 117 013
• Nur Octavianty
FAA 117 031
‫) ‪At-Tin ( 1-8‬‬

‫﷽‬

‫ين (‪ )٣‬لَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬ ‫ين (‪َ )٢‬و َهذَا ْالبَلَ ِد ِ‬


‫األم ِ‬ ‫ور ِسينِ َ‬ ‫ط ِ‬‫ون (‪َ )١‬و ُ‬ ‫الز ْيت ُ ِ‬‫ين َو َّ‬ ‫َوالتِ ِّ ِ‬
‫ين آ َمنُوا‬ ‫ين (‪ِ )٥‬إال الَّ ِذ َ‬ ‫س ِن ت َ ْق ِو ٍيم (‪ )٤‬ث ُ َّم َر َد ْدنَاهُ أ َ ْسفَ َل َ‬
‫سا ِف ِل َ‬ ‫ان ِفي أ َ ْح َ‬ ‫س َ‬‫اإل ْن َ‬
‫ين (‪)٧‬‬ ‫ون (‪ )٦‬فَ َما يُ َك ِذِّبُ َك بَ ْع ُد ِبال ِ ِّد ِ‬ ‫غي ُْر َم ْمنُ ٍ‬ ‫ت فَلَ ُه ْم أ َ ْج ٌر َ‬
‫صا ِل َحا ِ‬ ‫ع ِملُوا ال َّ‬ ‫َو َ‬
‫ين (‪٨‬‬ ‫َّللاُ ِبأ َ ْح َك ِم ْال َحا ِك ِم َ‬
‫ْس َّ‬ ‫أَلَي َ‬
Terjemah Surat At Tiin Ayat 1-8

• 1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun[1],


• 2. demi gunung Sinai[2],
• 3. dan demi negeri (Mekah) yang aman ini[3],
• 4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya[4],
• 5. kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka)[5],
• 6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka
mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya[6].
• 7. Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari
pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu[7]?
• 8. Bukankah Allah hakim yang paling adil?[8]
Tafsir At – Tiin Ayat 1

ِ ُ ‫الز ْيت‬
• )1( ‫ون‬ ِ ِّ ِ‫َوالت‬
َّ ‫ين َو‬
• ”Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun” (QS. 95: 01).

• Sebagian ahli tafsir ada yang mengartikan sumpah pertama ini dengan nama bukit
yang ada di Baitul Maqdis, Palestina. Ini pendapat Ikrimah. Sementara Qatadah
mengatakan bahwa Tin adalah bukit di Damaskus dan Zaitun adalah nama bukit di
Baitul Maqdis. Namun, tidak sedikit yang menyebutkan bahwa yang dimaksud di
sini adalah nama dua buah yang sudah dikenal oleh orang Arab juga manusia secara
umum yaitu buah Tin yang sangat manis dan buah Zaitun yang pahit namun banyak
manfaatnya. Jika yang dimaksud adalah tempat maka bisa konteksnya dengan
menambah penafsirannya menjadi bukit atau tempat tumbuhnya kedua buah
tersebut. Yaitu di dataran Baitul Maqdis. Gagasan ini seperti disampaikan
Syihabuddin al-Alusy dalam tafsirnya.
Tafsir At – Tiin Ayat 2

• )2( ‫ين‬
َ ‫ور ِسي ِن‬
ِ ‫ط‬ُ ‫َو‬
• “Dan demi bukit Sinai”. (QS. 95: 02)

• Adapun tempat kedua yang dipakai bersumpah di sini


adalah bukit Sinai, yang menurut kebanyakan ahli tafsir
dimaknai dengan bukit tempat nabi Musa menerima
wahyu yaitu di bukit Sinai, Mesir. Menurut Ikrimah,
”sinîn” berarti baik, yaitu dalam bahasa habasyah
(Etiophia).
Tafsir At – Tiin Ayat 3
ِ ‫َو َه َذا ْالبَلَ ِد ْاأل َ ِم‬
• )3( ‫ين‬
• “Dan demi kota (Mekkah) ini yang aman.” (QS. 95: 03)

• Berikutnya Allah bersumpah dengan Al Balad Al Amin, yaitu Makkah.


Lalu, mengapa Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan hal-hal
tersebut? Para ulama tafsir menerangkan sebab-sebabnya yang
diantaranya; karena kedua tumbuhan tersebut (At Tin dan Az Zaitun)
banyak mengandung manfaat, baik pada pohonnya maupun buahnya,
dan karena keduanya sangat tumbuh subur dan baik di Syam, yang
merupakan tempat diutusnya Nabi Isa ‘alaihissalam menjadi seorang
rasul. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan sebuah
bukit, karena di tempat itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara
kepada Nabi Musa dan mengutusnya menjadi seorang rasul.
Tafsir At – Tiin Ayat 4

َ ‫سانَ فِي أ َ ْح‬


• )4( ‫س ِن ت َ ْق ِو ٍيم‬ ِ ْ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬
َ ‫اإلن‬
• “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

• Ayat berikutnya adalah jawaban dari sumpahNya terhadap hal-hal tadi, bahwa
sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan manusia dalam bentuk
dan sifat yang sebaik-baiknya, dengan seluruh anggota tubuh yang seimbang,
sempurna, dan tidak kekurangan suatu apapun. Allah swt. dalam ayat ini
menegaskan secara eksplisit bahwa manusia itu
diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Ar-Raghib Al-Asfahani, seorang
pakar bahasa Al Quran menyebutkan bahwa kata 'taqwiim' pada ayat ini
isarat tentang keistimewaan manusia dibanding binatang, yaitu dengan
dikaruniainya akal, pemahaman, dan bentuk fisik yang tegak dan lurus. Jadi
'ahsani taqwiim' berarti bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya.
Tafsir At – Tiin Ayat 5 & 6

ٍ ُ‫ت فَلَ ُه ْم أ َ ْج ٌر َغي ُْر َم ْمن‬


)6( ‫ون‬ َّ ‫) ِإ َّال الَّذِينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا ال‬5( َ‫سافِ ِلين‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫• ث ُ َّم َر َد ْدنَاهُ أ َ ْسفَ َل‬
• “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-
rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
shalih, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”

• Pada ayat kelima Allah SWT menerangkan tentang keadaan kebanyakan


manusia yang kufur terhadap nikmat yang telah Ia berikan kepadanya
berupa bentuk fisik yang sempurna dan baik. Maka sudah sewajibnya
seorang manusia bersyukur atas nikmat ini, namun justru kebanyakan
manusia lalai dan lupa terhadap penciptanya yang telah memberikan
kenikmatan-kenikmatan yang tak terbilang, mereka sibuk dengan
bermain-main dan hal-hal yang melalaikan mereka.
Tafsir At – Tiin Ayat 7

ِ ‫• فَ َما يُ َك ِذِّبُ َك بَ ْع ُد بِال ِ ِّد‬


)7( ‫ين‬
• “Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari)
pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?”

• Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya dan menegaskan


kembali kepada manusia yang telah diciptakan dalam sebaik-baik
bentuk, sempurna dan utuh tanpa kekurangan suatu apapun,
namun di antara manusia masih ada yang kufur terhadap nikmat
nikmat Rabbnya dan ingkar terhadap hari pembalasan,
Tafsir At – Tiin Ayat 8
)8( َ‫َّللاُ ِبأ َ ْح َك ِم ْال َحا ِك ِمين‬ َ ‫أَلَي‬
َّ ‫ْس‬
• “Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?”

• Allah Subhanahu wa Ta’ala kembali bertanya dalam ayat ini yang maknanya,
“Apakah adil dan sesuai dengan hikmah-Nya jika Ia menciptakan makhlukNya
untuk kemudian dibiarkan dan ditinggalkan begitu saja tanpa diperintah dan
dilarang, dan tanpa diberikan balasan baik ataupun buruk? Ataukah sesuai
keadilan dan hikmahNya itu, jika Ia Yang Maha Pencipta dengan tahapan
demi tahapan penciptaan, kemudian Ia memberikan seluruh nikmat-
nikmatNya yang tiada terbilang, lalu membimbing mereka dengan bimbingan
yang baik dan bijaksana, dan akhirnya Ia mengembalikan mereka kepada
tujuan dan inti kehidupan mereka, yaitu akhirat yang kepadanyalah orang-
orang beriman menuju?”
MEMBENTUK
INSAN KAMIL

IMAN ISLAM IKHSAN


IMAN
IHSAN
IHSAN
ASPEK
POKOK

IBADAH MUAMALAH AKHLAK

AT TAQWA AL- BIR AL IHSAN


ASPEK POKOK

Tingkat at-Takwa

IBADAH Tingkat al-Bir

Tingkat al-Ihsan
Aspek pokok kedua, muamalah

• Ihsan kepada kedua orang tua


• Ihsan kepada kerabat karib
• Ihsan kepada Anak Yatim dan Fakir Miskin
• Ihsan kepada tetangga dan teman sejawat
• Ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya.
• Ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia.
• Ihsan kepada binatang
ISLAM
PENGERTIAN ISLAM

• MENURUT BAHASA
1. Islam berasal dari kata ‘salm’ (‫س ْلم‬ َّ ‫ )ال‬yang berarti damai atau kedamaian.
2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’ (َ‫سلَ َم‬ ْ َ ‫ )أ‬yang berarti berserah diri atau
pasrah.
3. Islam Berasal dari kata istaslama mustaslimun : penyerahan total kepada
Allah SWT.
4. Berasal dari kata ‘saliim’ (َ‫س ِل ْيم‬
َ ) yang berarti bersih dan suci.
5. Islam Berasal dari ‘salam’ (َ‫سالَم‬ َ ) yang berarti selamat dan sejahtera.
PENGERTIAN ISLAM

• MENURUT ISTILAH
1. Islam sebagai Wahyu Ilahi
2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW)
3. Islam sebagai Pedoman Hidup.
4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah SAW
5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus.
6.Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat
MEMBENTUK INSAN KAMIL
CARA MENCAPAI IHSAN KAMIL:

• Ilmu taubat dengan syarat – syaratnya menghindari dari yang


menyebabkan nafsu
• Berjaga – jaga supaya amalan tidak binasa oleh niat-niat yang
merobohkannya
• Keadaan tergesa-gesa digantikan dengan sabar.
• Tidak cermat digantikan dengan sifat cermat menyelamatkan diri
daripada kelesuan.
• Dengan mengamalkan sifat harap dan takut,
• Mengamalkan sifat puji dan syukur dalam hidup terhadap Allah
Ciri – ciri atau kriteria Insan Kamil pada diri
Rasullullah SAW

1. Sifat amanah (dapat dipercaya)


2. Sifat fathanah (cerdas)
3. Sifat siddiq (jujur)
4. Sifat Tabligh (menyampaikan)
SYUKRON

Anda mungkin juga menyukai