• Mitha Amenora
FAA 117 005
• Khusha Ibliyah
FAA 117 013
• Nur Octavianty
FAA 117 031
) At-Tin ( 1-8
﷽
ِ ُ الز ْيت
• )1( ون ِ ِّ َِوالت
َّ ين َو
• ”Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun” (QS. 95: 01).
• Sebagian ahli tafsir ada yang mengartikan sumpah pertama ini dengan nama bukit
yang ada di Baitul Maqdis, Palestina. Ini pendapat Ikrimah. Sementara Qatadah
mengatakan bahwa Tin adalah bukit di Damaskus dan Zaitun adalah nama bukit di
Baitul Maqdis. Namun, tidak sedikit yang menyebutkan bahwa yang dimaksud di
sini adalah nama dua buah yang sudah dikenal oleh orang Arab juga manusia secara
umum yaitu buah Tin yang sangat manis dan buah Zaitun yang pahit namun banyak
manfaatnya. Jika yang dimaksud adalah tempat maka bisa konteksnya dengan
menambah penafsirannya menjadi bukit atau tempat tumbuhnya kedua buah
tersebut. Yaitu di dataran Baitul Maqdis. Gagasan ini seperti disampaikan
Syihabuddin al-Alusy dalam tafsirnya.
Tafsir At – Tiin Ayat 2
• )2( ين
َ ور ِسي ِن
ِ طُ َو
• “Dan demi bukit Sinai”. (QS. 95: 02)
• Ayat berikutnya adalah jawaban dari sumpahNya terhadap hal-hal tadi, bahwa
sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan manusia dalam bentuk
dan sifat yang sebaik-baiknya, dengan seluruh anggota tubuh yang seimbang,
sempurna, dan tidak kekurangan suatu apapun. Allah swt. dalam ayat ini
menegaskan secara eksplisit bahwa manusia itu
diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Ar-Raghib Al-Asfahani, seorang
pakar bahasa Al Quran menyebutkan bahwa kata 'taqwiim' pada ayat ini
isarat tentang keistimewaan manusia dibanding binatang, yaitu dengan
dikaruniainya akal, pemahaman, dan bentuk fisik yang tegak dan lurus. Jadi
'ahsani taqwiim' berarti bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya.
Tafsir At – Tiin Ayat 5 & 6
• Allah Subhanahu wa Ta’ala kembali bertanya dalam ayat ini yang maknanya,
“Apakah adil dan sesuai dengan hikmah-Nya jika Ia menciptakan makhlukNya
untuk kemudian dibiarkan dan ditinggalkan begitu saja tanpa diperintah dan
dilarang, dan tanpa diberikan balasan baik ataupun buruk? Ataukah sesuai
keadilan dan hikmahNya itu, jika Ia Yang Maha Pencipta dengan tahapan
demi tahapan penciptaan, kemudian Ia memberikan seluruh nikmat-
nikmatNya yang tiada terbilang, lalu membimbing mereka dengan bimbingan
yang baik dan bijaksana, dan akhirnya Ia mengembalikan mereka kepada
tujuan dan inti kehidupan mereka, yaitu akhirat yang kepadanyalah orang-
orang beriman menuju?”
MEMBENTUK
INSAN KAMIL
Tingkat at-Takwa
Tingkat al-Ihsan
Aspek pokok kedua, muamalah
• MENURUT BAHASA
1. Islam berasal dari kata ‘salm’ (س ْلم َّ )الyang berarti damai atau kedamaian.
2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’ (َسلَ َم ْ َ )أyang berarti berserah diri atau
pasrah.
3. Islam Berasal dari kata istaslama mustaslimun : penyerahan total kepada
Allah SWT.
4. Berasal dari kata ‘saliim’ (َس ِل ْيم
َ ) yang berarti bersih dan suci.
5. Islam Berasal dari ‘salam’ (َسالَم َ ) yang berarti selamat dan sejahtera.
PENGERTIAN ISLAM
• MENURUT ISTILAH
1. Islam sebagai Wahyu Ilahi
2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW)
3. Islam sebagai Pedoman Hidup.
4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah SAW
5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus.
6.Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat
MEMBENTUK INSAN KAMIL
CARA MENCAPAI IHSAN KAMIL: