Anda di halaman 1dari 25

Diagnosis, Pencegahan,

serta Tatalaksana HIV


ST E PHA NUS T HE NDEAN
1 1 2 017090
P E MBI MBI NG: DR . ST E FA NUS S U RYA S P. PD
Definisi
AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebaban oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV yang termasuk famili
retroviridae. Aids merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
Etiologi
Famili: retrovirus. Genus: Lentivirus

HIV-1: Kelompok M (Mayor), N (Baru), dan O (Outlier) mewakili 3 transfer zoonotik dari simpanse.

M: Bertanggung jawab untuk pandemi HIV/AIDS, dengan subtipe A-K

N dan O: Terbatas di Afrika Barat dan Tengah

O: Terdapat di seluruh dunia akibat perjalanan internasional

HIV-2: umum di Afrika Barat dan India


Epidemiologi
Di dunia: 35 juta orang hidup dengan HIV
Pola Penularan HIV di Indonesia: Pola Kejadian AIDS di Indonesia:
- Kelompok produktif 25-49 tahun - Kelompok 20-29 tahun
- Jenis kelamin laki-laki lebih banyak - Jenis kelamin laki-laki
daripada perempuan
-Pekerjaan paling banyak dari ibu rumah
- Infeksi HIV rentan terjadi pada populasi tangga
heteroseksual
-Paling banyak di kelompok heteroseksual
- Provinsi DKI Jakarta memiliki kumulatif
HIV terbanyak - Provinsi papua memiliki kumulatif AIDS
terbanyak
Patofisiologi
1. Binding and entry
2. Reverse
transcriptase
3. Integrasi
4. Replikasi
5. Budding
Transmisi
Penyebaran pada HIV hanya dapat ditularkan oleh sejumlah aktivitas spesifik.

Cairan yang dapat menularkan virus HIV adalah: darah, semen, cairan-preseminalis,
cairal rektal, cairan vaginal, dan air susu dari seseorang yang memiliki HIV.

Cairan ini harus kontak dengan membran mukosa ataupun jaringan yang rusak ataupun
langsung diinjeksi kedalam darah.

Membrana mukosa dapat ditemukan pada mulut, penis, rektum, dan vagina
Manifestasi Klinis
Gejala bervariasi tergantung stadium klinis yang dideritanya.

Pada minggu awal setelah infeksi pertama, dapat mencetuskan terjadinya flu-like
symptoms.

Seiring berjalannya waktu, imun semakin lemah sehingga dapat terjadi


pembekakan KGB, penurunan BB, demam, diare, batuk, bahkan dapat mengidap
infeksi bakteri berat dan kanker seperti limfoma dan kaposi sarkoma.
Stadium Klinis
HIV
Lanjutan...
Konseling dan Tes HIV
Tujuan: mengidentifikasi ODHA sedini mungkin dan segera memberi akses pada
layanan perawatan pengobatan dan pencegahan
KT HIV memiliki 5 komponen dasar:
1. Informed Consent
2. Confidentiality
3. Counselling
4. Correct test results
5. Connections to care
Tes Diagnosis HIV
Indikasi:
1. Setiap orang dewasa, anak, dan remaja dengan kondisi medis yang diduga
terjadi infeksi HIV terutama dengan riwayat tuberkulosis dan Infeksi Menular
Seksual
2. Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin
3. Laki-laki dewasa yang meminta sirkumsisi sebagai tindakan pencegahan HIV.
Jenis Pemeriksaan Laboratorium HIV:
1. Tes Serologi
 Tes Cepat
 Tes Enzyme Immunoassay
 Tes Western Blot

2. Tes Virologis PCR


 HIV DNA kualitatif
 HIV RNA kuantitatif
Kriteria Interpretasi tes anti-HIV
Hasil Tes Kriteria Tindak lanjut
Positif Bila hasil A1 reaktif, A2 reaktif dan A3 Rujuk ke Pengobatan HIV
reaktif
Negatif  Bila hasil A1 non reaktif  Bila tidak memiliki perilaku berisiko, dianjurkan perilaku hidup sehat
 Bila hasil A1 reaktif tapi pada  Bila berisiko, dianjurkan pemeriksaan ulang minimum 3 bulan, 6 bulan,
pengulangan A1 dan A2 non reaktif dan 12 bulan dari pemeriksaan pertama sampai satu tahun.
 Bila salah satu reaktif tapi tidak
berisiko
Indeterminate  Bila dua hasil tes reaktif  Tes perlu diulang dengan spesimen baru minimal setelah dua minggu
 Bila hanya 1 tes reaktif tapi dari pemeriksaan pertama.
mempunyai risiko atau pasangan  Bila hasil tetap indeterminate dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR.
berisiko  Bila sarana pemeriksaan PCR tidak memungkinkan, rapid tes diulang 3
bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dari pemeriksaan yang pertama. Bila
sampai satu tahun hasil tetap “indeterminate” dan faktor risiko
rendah, hasil dapat dinyatakan sebagai negatif.
Spesimen Pemeriksaan
1. Plasma dan Serum
2. Darah utuh
3. Darah Kering
4. Cairan Oral
Rekomendasi: Darah (serum, plasma, sampel darah kering), adalah spesimen
yang lebih disukai dikarenakan tingginya konsentrasi antibodi terhadap HIV
daripada cairan oral. Selain itu, spesimen tersebut juga dapat digunakan untuk
pemeriksaan lanjutan seperti untuk sifilis, hepatitis B, dan hepatitis C, dan untuk
pemeriksaan HIV seperti jenisnya, subtipenya, dan resistensi terhadap ARV.
Pencegahan
Memeriksa status HIV diri dan pasangan
Melakukan hubungan sexual yang aman dan sehat
Penggunaan kondom yang benar
Membatasi pasangan sexual
Memeriksa adanya penyakit menular sexual diri dan pasangan
Melakukan profilaksis terhadap HIV pada populasi risiko tinggi.
Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril terutama pada
penggunaan obat-obatan berbahaya
Profilaksis
Pencegahan Kotrimoksasol (PPK) diberikan dengan stadium klinis 2,3, dan 4
pada CD4 <200 sel/mm3 atau stadium 3 dan 4 bila tidak tersedia pemeriksaan
CD4.
Dosis PPK untuk orang dewasa 1x960 mg (2 tablet atau 1 tablet forte).
Kotrimoksasol tidak menggantikan terapi ARV, direncanakan pemberian ARV
setelah kotrimoksasol, idealnya sekitar 2 minggu setelah pemberian PPK.
Profilaksis tetap diberikan walaupun pasien mendapatkan pengobatan untuk
IO
Profilaksis kotrimoksasol dihentikan satu tahun setelah pasien sehat kembali
dengan tingkat kepatuhan minum obat ARV baik dan CD4>200 setelah
pemberian terapi ARV pada 2 kali pemeriksaan berturut-turut.
Selain pemberian profilaksis kotrimoksasol untuk mencegah timbulnya infeksi
oportunistik, perlu juga menerapkan pola hidup sehat. Selain itu perlu juga
imunisasi untuk mencegah penyakit-penyakit yang bisa dicegah oleh imunisasi.
Ko-Infeksi TB-HIV
Pengendalian:
Terapi ARV diberikan pada semua pasien ko-infeksi TB-HIV berapapun jumlah
CD4. Pengobatan ARV dapat dimulai setelah OAT dapat ditoleransi, biasanya
setelah 2-8 minggu, dan menggunakan rejimen yang mengandung Efavirenz.
Pencegahan:
INH diberikan pada semua ODHA, termasuk ibu hamil, yang tidak menunjukkan
tanda dan gejala TB aktif. Isoniazid (INH) dengan dosis 300 mg dan Vitamin B6
25mg diberikan setiap hari selama 6 bulan.
Prognosis
Pada populasi besar pasien dengan HIV positif berlanjut menjadi AIDS dalam
dekade pertama setelah diagnosis. Sebagian besar pasien yang menerima Highly
Active Anti Retroviral Therapy (HAART) akan bertahan >10 tahun setelah onset
AIDS, sedangkan pada populasi dengan pasien yang tidak menerima HAART,
meninggal dalam 2 tahun setelah onset terjadinya AIDS.
Indikasi Pemberian ARV
Semua pasien dengan stadium 3 dan 4, berapapun jumlah CD4
Semua pasien dengan CD4 <= 350 sel/ml, apapun stadium klinisnya
Semua pasien dibawah ini apapun stadium klinisnya dan berapapun jumlah
CD4nya
Semua pasien ko-infeksi TB
Semua pasien ko-infeksi HBV
Semua ibu hamil
ODHA yang memiliki pasangan dengan status HIV negatif (sero discordant)
Populasi kunci (penasun, waria, LSL, WPS)
Pasien HIV (+) yang tinggal pada daerah epidemi meluas seperti Papua dan Papua Barat
Obat ARV lini Pertama dan regimennya
1. Tenofovir (TDF) 300 mg Regimen yang digunakan
2. Lamivudin (3TC) 150mg TDF + 3TC (atau FTC) + EFV

3. Zidovudin (ZDV/AZT) 100mg TDF + 3TC (atau FTC) + NVP


AZT + 3TC + EFV
4. Efavirenz (EFV) 200mg dan 600 mg
AZT + 3TC + NVP
5. Nevirapine (NVP) 200mg
6. Kombinasi dosis Tetap
 TDF + FTC 300mg/200mg
 TDF+3TC+EFV 300mg/150mg/600mg
Pencegahan Pasca Pajanan (PPP)
PPP diberikan sesegera mungkin dalam waktu 72 jam setelah
paparan.
PPP diberikan selama 28-30 hari.
Pilihan obat PPP harus didasarkan pada paduan ARV lini pertama
Contoh:
Utama: TDF + 3 TC + LPV/r(lopinavir/ritonavir)
Alternatif: TDF + 3TC + EPV atau AZT + 3TC + LPV/r
Immune Reconstitution Inflammatory
Syndrome (IRIS)
Setelah seorang pasien memulai ART, IRIS dapat bermanifestasi sebagai
memburuknya penyakit yang didiagnosis sebelumnya, disebut sebagai IRIS
paradoks, atau sebagai penampakan sebelumnya penyakit yang tidak
terdiagnosis, disebut IRIS unmasking.
IRIS biasanya disertai dengan peningkatan jumlah CD4 dan / atau penurunan
viral load yang cepat.
IRIS sering muncul dalam 4 sampai 8 minggu pertama setelah inisiasi atau
perubahan ART sebagai penyakit ringan hingga sedang.
Kesimpulan
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau
penyakit yang diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat adanya
infeksi oleh Human Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk famili
retroviridae. Deteksi dini HIV dan pengobatan memiliki implikasi diagnostik,
klinis dan kesehatan masyarakat yang penting. Penatalaksanaannya bermanfaat
bagi individu yang terinfeksi, dengan manfaat kekebalan-virologi jangka panjang
dengan inisiasi pengobatan dini, dan penelitian ekstensif telah menunjukkan
kelebihan ART dini dengan rejimen apapun.

Anda mungkin juga menyukai