Anda di halaman 1dari 35

KESADARAN

RANGSANGAN MENINGEAL
BAHASA & BICARA
KESADARAN
 Definisi :
 Pengintegrasian impuls eferen dan aferen.
 Impuls aferen  input
SSP
 Impils erefen  output

 Kesadaran adekuat  AWAS


 Keadaan aksi tak ada reaksi  COMA
Jumlah input SSP
menentukan derajat
Kesadaran

Impuls aferen spesifik di


tingkat korteks terwujud
suatu kesadaran suatu
modalitas
Penyebab Coma
PENILAIAN DERAJAT &
KWALITAS KESADARAN

 LEVEL OF CONSCIUSNESS
 Pemeriksaan :
GLASGOW COMA SCALE
1. Mata =4
2. Bicara/Verbal =5
3. Motorik =6
15
MATA

 Buka mata spontan =4


 Buka mata sesuai perintah= 3
 Dg rangs nyeri (supraorbita/ =2
kuku)
 Tak ada respon =1
BICARA

 Orientasi ( orang,tempat,wkt) =5
 Kalimat & kata2 baik, tetapi
hub.tdk baik/membingungkan =4
 Kalimat jelek(walau kata2 baik) =3
 Hanya bersuara =2
 Tidak ada suara =1
MOTORIK

 Dpt melakukan sesuai perintah =6


 Melokalisir nyeri =5
 Gerakan menghindar/withdrawal= 4
 Gerakan fleksi =3
 Gerakan ekstensi =2
 Tak ada gerakan =1

YANG DICATAT PRESTASI TERBAIK


GB LINDSAY
Rangsangan Nyeri
MENENTUKAN LETAK LESI

 Urutan pemeriksaan yg sering digunakan :


 1. Observasi Umum
 2. Pola pernafasan
 3. Kelainan pupil
 4. Refleks sefalik
 5. Reaksi thd rangsang nyeri
 6. Fungsi traktus piramidal
 7. Pemeriksaan laboratorium
 8. Pemeriksaan dg alat.
1. Observasi umum

 BO intak  menelan, mengunyah,


membasahi bibir atau menguap
 Gangg metabolik  gerakan multifokal
 Decorticate/fleksi  gangg. hemisfer
 Decerebrate/ekstensi  BO
2. Pola Pernafasan
 Cheyne-Stokes /Periodik hemisfer

 Hiperventilasi/Kussmaul/Biot (cepat & dalam)


 tegmentum
 Pernafasan Apneustik  Pons
inspirasi dalam diikuti penghentian ekspirasi

 Pernafasan ataksik  medula oblongata


dangkal, cepat & tidak teratur
3. KELAINAN PUPIL

 Perhatikan : 1. Besarnya
2. Bentuknya
3. Refleks
a. Lesi di hemisfer
gangg.gerakan konjugat mata dlm
horisontal
 Lesi di Talamus

 Lesi di Pons

 Lesi Batang Otak

 Gangg. Nervus Okulomotorius


4. REFLEKS SEFALIK

 1. Refleks Pupil
 2. Fenomena mata boneka
 3. Refleks okulo-auditorik
 4. Refleks Okulo-vestibular
 5. Refleks Kornea
 6. Refleks muntah
5. Reaksi thd.rangs Nyeri

 Abduksi  hemisfer baik (high level fnc)


 Menghindar  Low level fnct)
 Fleksi  gangguan hemisfer
 Ekstensi lengan /tungkai  gangg BO

6. Fs Traktus Piramidalis
Intak  gangg metabolik
 1. Paralisis (kelumpuhan)
Pd px coma sulit  perlu tes-tes.
a. Rangs. Nyeri
b. Letakkan lengan pd posisi sulit
c. tes menjatuhkan lengan ka&ki
 2. Refleks Fisiologis
 Sisi kontralateral penurunan
 3. Refleks Patologis
 Sisi kontrlateral +/+
 4. Tonus
 Fase akut  penurunan tonus
Test Rangsang Meningeal
 1. Kaku Kuduk

 2. Tanda Kernig
1350
 3. Brudzinski’s Test
I.

II.

III. IV
BERBICARA /SPEECH
PROSES ABNORMALITAS
Hearing Deafness

Understanding
Aphasia
Thought&word finding

Voice production Dysphonia

Articulation Dysarthria
1. AFASIA

 Ada 3 pusat yg mengatur :


 2 pusat  reseptif : penangkapan bhs lisan/tulis
 1 pusat  ekspresif : pelaksanaan bhs lisan & tulis
 44(Broca) 39(Wernicke)
Pemeriksaan gangg Bahasa
& Cara Bahasa
 Hal yg harus diketahui :
 1. Bahasa asli penderita
 2. Taraf pendidikan penderita
 3. Bahasa kedua/ketiga yg biasa digunakan
 4. Apakah penderita kidal atau tidak
 Dalam penentuan Kidal pertanyaan2 :
 a. Cara naik sepeda?
 b. Cara mengupas mangga?
 c. Cara menyalakan korek api?
JENIS AFASIA
1. AFASIA Global/Total
Hilangnya bhs perseptif & ekspresif secara mutlak
Px tak dpt mengeluarkan kata2 & tdk mengerti bhs
verbal/visual

2. Afasia Motorik/afasia Ekspresif = Broca


Berbicara tdk bisa
Bhs internal lengkap&utuh  mengerti bhs verbal
& visual
Px kesal dan tdk berdaya
 3. Afasia Sensorik/reseptif = Wernicke
 Bicara lancar, nada & irama bagus
 Tidak kesal
 Bahasa yg digunakan sebagian bagus lainnya
kosong tak berarti  neoligisme
 Dapat menjawab pertanyaan dg bahasa yg
asing bagi dirinya dan orang lain ( Jargon
afasia)
 Px tidak sadar atas kemampuannya
 Bersifat euforia
 4. Afasia Konduksi
 Pusat Broca & Wernicke masih utuh  hub
keduanya terputus shg dapat mengenai salah
satu pusat tsb.
 Mirip afasai perseptif/reseptif  parafasia ( kata
yg dikeluarkan mirip lafal yg ada tapi tak
mengandung arti.
 Px sadar atas ketidakmapuannya  depresif
 5. Afasia transkortikalis
 Ketiga pusat bahasa tidak mempunyai
hubungan
 Px terganggu baik penangkapan/pengertian
bahasa verbal dan visual maupun ekspresi dg
menulis dan membaca
 Px masih bicara lancar
 Kata2 tidak benar
 Cenderung membeo  inilah yg membedakan
dg afasia konduktif.
6. Afasia amnestik /anomik.
 Pasien mendapatkan kesulitan untuk
menamakan sesuatu.
 Bisa menjelaskan dg kalimat sempurna apa yg
dimaksud
 Contoh : “Itu …tu …
 untuk duduk
Gangguan Artikulasi ( Disartria)

 Mulut, lidah,
 Bibir,
 Palatum mole UTUH BICARA
 Pita suara
Rusak
 Otot pernafasan

DISARTRIA

Anda mungkin juga menyukai