Anda di halaman 1dari 36

KONSEP DASAR ASUHAN

KEPERAWATAN KANKER KOLON


(CA COLON)

BY : KELOMPOK II

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2008
1
A.KONSEP DASAR PENYAKIT.

1. DEFINISI/PENGERTIAN.
Kanker kolon adalah suatu gangguan
pertumbuhan seluler dengan manifestasi yang
mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel pada organ kolon
(Doengoes, 1999).

2
2. EPIDEMIOLOGI / INSIDENS KASUS

 Tipe kanker paling umum kedua di Amerika


Serikat.
 Sekitar 150.000 kasus baru setiap tahun.
 Insidens meningkat seiring bertambahnya umur.
 Angka harapan hidup <5 th : 40 – 50 %.

3
3. PENYEBAB / FAKTOR RISIKO.
Penyebab yang nyata tidak diketahui.

Factor risiko antara lain;

 Riwayat kanker kolon atau polip pada


keluarga (factor genetic).
 Riwayat/kelainan pada kolon : penyakit
usus inflamasi kronis (colitis ulseratifa), polip
 Diet tinggi lemak,protein dan daging serta
rendah serat

4
SKEMA PATOFISIOLOGI KANKER KOLON DIKAITKAN DENGAN MUNCULNYA MASALAH KEPERAWATAN

Faktor Risiko : Rw keluarga (F Genetik), Rw penyakit usus inflamasi kronis, diet tinggi lemak,protein,daging dan rendah
serat

Pertumbuhan abnormal lapisan epitel kolon

Kanker kolon

Pembedahan (dengan
atau tanpa kolostomi Terapi Ajufan (radiasi,
kemoterapi,
Pre Operasi imunoterapi)
Post Operasi

Obstruksi kolon Ulserasi kolon Luka operasi


Efek GI Rencana Kolostomi Kurang
trak. Pembedahan informasi ttg
Pembuluh efek samping
Kompresi Kurang
jaringan darah kolon PK : Infeksi Kerusakan Risiko infeksi
Anoreksia informasi
pecah integritas
Perubahan ,mual,
Reseptor kulit Nosiseptor Kurang
kebiasaan muntah Ansietas
defikasi nyeri Adanya darah terangsang pengetahuan
(nosiseptor) dalam feses Gangguan tentang efek
terangsang citra tubuh samping
Asupan nutrisi
& cairan tak Risiko Nyeri akut terapi
Konstipasi
Nyeri adekuat kurang Kemungkinan
Anemia volume komplikasi
cairan
Perubahan
nutrisi Penurunan
Keletihan PK :Komplikasi pasca
kurang dari BB
bedah usus.
kebutuhan
5
5.KLASIFIKASI.

Klasifikasi kanker kolon yang digunakan secara


luas adalah klasifikasi menurut Duke :

 Kelas A : tumor terbatas pada mukasa dan


submukosa.
 Kelas B : penetrasi melalui dinding usus.
 Kelas C : infasi kedalam system limfe yang
mengalir regional.
 Kelas D : metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas.

(Brunner & Suddarth, 2002)


6
6. GEJALA KLINIS.

 Gejala yang paling menonjol adalah


perubahan defikasi dan adanya darah pada
feses.
 Dapat juga mencakup anemia, anoreksia,
penurunan berat badan dan keletihan.
 Gejala lesi sebelah kanan adalah nyeri
dangkal abdomen dan melena.
 Gejala lesi sebelah kiri berhubungan dengan
obstruksi (nyeri abdomen dan kram, feses
sedikit, konstipasi dan distensi) serta adanya
darah merah segar dalam feses.
7
7.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG.

 Prosedur diagnostic yang paling penting


adalah
 pengujian darah samar,
 barium enema,
 kolonoskopi.

 Pemeriksaan Antigen karsinoembrionik


(CEA)

8
8.PENATALAKSANAAN MEDIS.

 Pembedahan adalah tindakan primer dapat bersifat


kuratif atau paliatif dengan atau tanpa kolostomi.
 Pemberian cairan IV untuk mengatasi dehidrasi.
 Pengisapan nasogastrik bila terdapat distensi.
 Tranfusi darah dapat diberikan bila terdapat
perdarahan yang cukup bermakna.
 Terapi ajufan biasanya diberikan selain
pembedahan. Pilihannya mencakup :
 terapi radiasi,
 Kemoterapi
 imunoterapi.

9
B.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN.

1.PENGKAJIAN KEPERAWATAN.

 Riwayat kesehatan : perasaan lelah, nyeri abdomen


(PQRST), pola eliminasi terdahulu dan saat ini,
deskripsi : warna, bau, dan konsistensi feses, darah
dan mukus, penurunan BB.
 Riwayat penyakit usus inflamasi kronis atau polip
kolon
 Kebiasaan diet : masukan lemak dan atau serat serta
jumlah konsumsi alkohol.
 Auskultasi bising usus dan palpasi nyeri tekan,
distensi dan masa padat.
 Riwayat keluarga : penyakit kolon dan terapi obat
saat ini.
10
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN / POTENSIAL
KOMPLIKASI.

Diagnosa keperawatan pra operatif :

 Konstipasi b.d lesi obstruktif.


 Nyeri b.d kompresi jaringan sekunder akibat
obstruksi.
 Keletihan b.d anemia dan anoreksia.
 Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
b.d mual dan anoreksia.

11
Diagnosa Kep Pre Op cont…..

 Risiko kekurangan volume cairan b.d


muntah dan dehidrasi.
 Ansietas b.d kurang pengetahuan
tentang diagnosis,rencana
pembedahan
 PK : Infeksi.

12
Diagnosa keperawatan pasca operatif :

 Nyeri akut b.d terangsangnya nosiseptor


akibat luka operasi.
 Risiko infeksi b.d adanya port de entry akibat
luka/pembedahan
 Kerusakan integritas kulit b.d insisi bedah,
tindakan kolostomi.

13
Diagnosa Kep Post Op cont……

 Gangguan citra tubuh b.d kolostomi.


 PK : Komplikasi pasca bedah usus.

Diagnosa keperawatan akibat terapi ajufan :


 Kurang pengetahuan tentang efek
samping terapi ajufan b.d kurang
informasi efek samping.

14
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN.
Intervensi Keperawatan Praoperatif.

 Mengatasikonstipasi :
Pantau frekuensi dan konsistensi defikasi.
Kolaborasi pemberian laksatif dan enema.
Persiapkan pembedahan bila menunjukkan
tanda perkembangan kearah obstruksi total.

15
 Menghilangkan nyeri :
 Kaji & pantau respons nyeri.
Ajarkan tindakan meningkatkan
kenyamanan : perubahan posisi, gosokan
punggung dan teknik relaksasi.
Ciptakan lingkungan kondusif :
meredupkan lampu, mencegah
kebisingan.
Kolaborasi pemberian analgetik.

16
 Meningkatkan toleransi aktifitas:
 Kaji tentang toleransi aktivitas pasien.
 Jadualkan periode tirah baring yang adekuat
dalam upaya menurunkan keletihan pasien.
 Tranfusi darah sesuai resep bila pasien mengalami
anemia berat.

 Memberikan tindakan nutrisional:


 Kaji & pantau jml asupan nutrisi.
 Berikan diet tinggi kalori, proteindan karbohidrat
serta rendah residu selama beberapa hari
sebelum operasi.
 Pantau BB setiap hari.
 Berikan nutrisi parenteral total sesuai pesanan.
17
 Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit:
Kaji status hidrasi : turgor kulit, membran
mukosa kering, urin pekat, peningkatan berat
jenis
Kaji tanda vital untuk mendeteksi hipokalemia
: takikardia, hipotensi, penurunan jumlah
denyut.
 Pantau kadar elektrolit serum.
Catat intake dan output untuk menyediakan
data akurat tentang keseimbangan cairan.
18
Keseimbangan cairan cont…

Batasi masukan cairan oral untuk


mencegah muntah.
Pasang pipa nasogastrik untuk
mengalirkan akumulasi cairan dan
distensi abdomen.
Berikan anti emetik sesuai resep.

19
 Menurunkan ansietas:

Kaji tingkat ansietas pasien serta mekanisme


koping yang digunakan untuk menghadapi
stres.
Tingkatkan privasi bila pasien menginginkan
dan instruksikan pasien untuk latihan relaksasi.
Tingkatkan perhatian dengan mendengarkan
ungkapan, kesedihan, atau pertanyaan yang
diajukan pasien.

20
Menurunkan ansietas cont……

Atur pertemuan dengan rohaniawan


bila pasien menginginkannya, dengan
dokter bila pasien mengharapkan
diskusi pengobatan atau prognosis.
Pasien kolostomi lain dapat diminta
berkunjung bila pasien mengungkapkan
minat untuk berbicara dengan mereka.

21
Menurunkan ansietas cont….

Tingkatkan perilaku empati


Kaji pengetahuan pasien tentang diagnosis,
prognosis, prosedur bedah dan tingkat fungsi
yang diinginkan pascaoperatif.
Jelaskan persiapan fisik sebelum pembedahan,
penampilan dan perawatan yang diharapkan
dari luka pascaoperatif, teknik perawatan
ostomi.

22
 Mencegah infeksi:

Pantau tanda-tanda infeksi bila ada.


Berikan antibiotik sesuai resep.
Berikan laksatif, enema atau irigasi
kolonis untuk membersihkan usus.

23
Intervensi keperawatan pascaoperatif :

 Mencegah infeksi / perawatan luka :


Pantau suhu, laporkan bila terjadi peningkatan.
Observasi adanya kemerahan, nyeri tekan dan
nyeri di sekitar luka.
 Rawat luka : sepsis & asepsis.
Bantu dalam membuat drainase local.
Dapatkan specimen dan material drainase
untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas.

24
 Mengurangi nyeri :

Kaji tingkat toleransi pasien terhadap


nyeri.
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Bantu pasien untuk membebat insisi
abdomen, selama batuk dan napas dalam
untuk mengurangi tegangan pada tepi
insisi.
25
 Mengatasi kerusakan integritas kulit :

Pantau tanda-tanda kerusakan integritas kulit.


Jelaskan cara perawatan kulit pasca operasi.
Berikan barier pelindung kulit sesuai resep.

26
 Meningkatkan citra tubuh yang positif:
 Kaji & pantau konsep diri (citra tubuh).
Dorong pasien mengungkapkan
perasaan & masalahnya serta diskusikan
tentang pembedahan.
Dorong pasien untuk memasukkan
rencana perawatan kolostomi dalam
kehidupan sehari-hari.
Tingkatkan dukungan lingkungan dan
sikap perawat dalam meningkatkan
adaptasi terhadap perubahan

27
 Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi
pasca bedah usus :

Ileusparalitik :
Mulai dan lanjutkan intubasi nasogastrik.
Siapkan pasien pemeriksaan sinar X.
Jamin penggantian cairan dan elektrolit
adekuat.
Berikan antibiotic sesuai resep.

28
Infeksiintra peritoneal dan infeksi luka
abdomen :
Evaluasi pasien terhadap nyeri kolik
intermiten, mual, muntah.
Pantau nyeri abdomen konstan atau
umum nadi cepat dan peningkatan
suhu.
Siapkan untuk selang dekompresi usus.
Berikan cairan dan elektrolit sesuai
program.
Beri antibiotik sesuai resep.

29
 Peritonitis:
 Evaluasi pasien terhadap adanya mual, cegukan,
menggigil, demam tinggi dan takikardi.
 Beri antibiotik sesuai resep.
 Siapkan pasien untuk prosedur drainase.
 Lakukan terapi cairan dan elektrolit sesuai resep.
 Siapkan untuk pembedahan jika terjadi kegawatan.

 Pembentukan abses :
 Beri antibiotik sesuai resep.
 Berikan kompres hangat sesuai pesanan.
 Siapkan untuk drainase
30
Intervensi keperawatan bila tidak dilakukan pembedahan
(terapi ajufan).

 Meningkatkan pengetahuan tentang efek samping terapi :


 Kaji pengetahuan dan pengalaman pasien dan keluarga
tentang efek terapi yang diketahui.
 Jelaskan efek samping
(anoreksia,muntah,diare,kelelahan) sesuai tingkat
pemahaman pasien / keluarga.
 Jelaskan apa yang harus dilakukan pasien / keluarga
terhadap efek samping tersebut.

31
4. EVALUASI KEPERAWATAN

Kriteria hasil yang diharapkan :


Pra bedah :
 Mempertahankan eliminasi usus adekuat.
 Mengalami sedikit nyeri.
 Meningkatkan toleransi aktifitas.
 Mencapai tingkat nutrisi optimal (diet rendah
residu,tinggi kalori dan protein).
32
Evaluasi pra bedah cont…..

 Keseimbangan cairan tercapai (membatasi


masukan cairan dan makanan oral bila mual,
berkemih sedikitnya 1,5 liter / 24 jam).
 Mengalami penurunan ansietas (
mengungkapkan masalah dan rasa takut
dengan bebas, menggunakan tindakan koping
dalam menghadapi stres)
 Tidak ada tanda-tanda infeksi.
33
Post bedah
 Nyeri dapat terkontrol.
 Integritas kulit terjaga.
 Infeksi post operasi tidak terjadi.
 Memiliki citra tubuh yang positif.
 Tidak mengalami komplikasi pasca bedah usus

Terapi ajufan
 Pengetahuan pasien / keluarga tentang efek
samping terapi ajufan meningkat.

34
35
36

Anda mungkin juga menyukai