Dekrit Presiden
Dekrit Presiden
1. Baskoro Rahmawan.I
2. Eka Arya Putra.P
3. Fahmi Ilham B
4. M.Zaiem Pujianto
Pada pemilu 1 tahun 1955 rakyat selain memilih anggota DPR juga
memilih anggota badan konstituante. Badan ini bertugas menyusun
Undang-Undang Dasar sebab ketika itu NKRI seak tanggal 17 Agustus
1945 menggunakan Undang-Undang Sementara (UUDS) 1950
1. Pembubaran konstituante
2. Berlakunya kembali UUD 1945
3. Tidak berlakunya lagi UUDS 1950
4. Pemakluman bahwa pembentukan MPRS dan DPAS akan dilakukan
dalam waktu sesingkat singkatnya
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 maka negara kita
memiliki kekuatan hukum untuk menyelamatkan negara dan bangsa
Indonesia dan ancaman perpecahan. Sebagai tindak lanjut dan Dekrit
Presiden 5 juli 1959 maka dibentuklah beberapa lembaga negara yakni :
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), Dewan
Pertimbangan Agung Sementara ( DPAS), maupun Dewan Perwakilan
Rakyat Gotong Royong ( DPR-GR). Dalam pidato Presiden Soekarno
berpidato pada tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul “ Penemuan
kembali Revolusi kita “ Manifesto Politik Republik Indonesia
(MANIPOL) ini oleh DPAS dan MPRS dijadikan sebagai Garis-garis
Besar Haluan Negara (GBHN).
Alasan dikeluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
• Situasi politik yang kacau dan semakin buruk. Konflik antar partai yang
mengganggu stabilitas nasional.
• Dampak positif
1. Memberikan pedoman yang jelas,yaitu UUD 1945 bagi kelangsungan
negara
2. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik yang
berkepanjangan
3. Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara,yaitu MPRS dan lembaga
tertinggi negara berupa DPAS yang selama masa demokrasi parlemen
tertunda pembentukannya
• Dampak Negatif :
1. Memberikan kekuasan yang besar pada presiden,MPR,dan lembaga tinggi
negara.Hal itu terlihat pada masa demokrasi terpimpin dan berlanjutan
sampai Orde Baru.
2. Memberikan peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik. Seal
Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menadi kekuatan politik yang
disegani. Hal itu semakin terlihat pada masa Orde Baru dan tetap terasa
sampai sekarang.
3. Ternyata UUD 1945 tidak dilaksankan secara murni dan konsekuen. UUD
1945 yang seharusnya menjadi dasar hukum konstitusional
penyelenggaran pemerintahan pelaksanaannya hanya menjadi slogan-
slogan kosong belaka
Tanggapan