Anda di halaman 1dari 9

HUKUM LINGKUNGAN

ANALISIS PUTUSAN PIDANA LINGKUNGAN – KELOMPOK 9


SOAL

4. Dapatkah terdakwa didakwa atas


delik materiil? Gunakan teori jenis
pidana lingkungan dan kaitkan
dengan pasal-pasal pidana dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009.
JENIS PIDANA LINGKUNGAN HIDUP

3. Serious
1. Abstract
Environmental
Endangerment
Pollution

2. Concrete
4. Vague Norms
Endangerment
PERUMUSAN DELIK UUPPLH

 Delik materiil adalah : delik yang rumusannya memberikan ancaman


pidana terhadap perbuatan yang menimbulkan akibat dari perbuatan
(adanya kausalitas antara perbuatan dan akibat dari perbuatan).
 Delik formil adalah : delik yang rumusannya memberikan ancaman pidana
terhadap perbuatan yang dilarang, tanpa memandang akibat dari
perbuatan.
Delik materiil terdapat pada Pasal 98, Pasal 99 dan Pasal 112, sedangkan
delik formil terdapat pada Pasal 100 s/d Pasal 111 dan Pasal 113 s/d Pasal
115 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
MENURUT SUKANDA HUSIN

 Dellik materil (generic crime) adalah perbuatan melawan hukum yang


menyebabkan pencemaran atau perusakan lingkungan hidup yang tidak
perlu memerlukan pembuktian pelanggaran aturan-aturan hukum
administrasi seperti izin.
 Delik formil (specific crime) adalah perbuatan yang melanggar hukum
terhadap aturan-aturan hukum administrasi, jadi untuk pembuktian
terjadinya delik formil tidak diperlukan pencemaran atau perusakan
lingkungan hidup seperti delik materil, tetapi cukup dengan membuktikan
pelanggaran hukum administrasi. (Damang, “Tindak Pidana Lingkungan
Hidup
KATEGORI DAKWAAN JAKSA PENUNTUT
UMUM

1. Dakwaan Pertama Primair


PT.Adei Plantation & Industry melanggar ketentuan yang
ada pada pasal 48 ayat (1) Jo pasal 26 Undang-Undang
No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.

2. Dakwaan Pertama Subsudair


PT.Adei Plantation melanggar ketentuan pasal 49 ayat (1)
Jo pasal 26 Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang
Perkebunan.
3. Dakwaan Kedua
PT.Adei Plantation & Industry melanggar pasal 108 Jo pasal 69 ayat (1) huruf
(h) Jo Pasal 116 ayat (1) huruf (a) UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Dakwaan Ketiga Primair


PT.Adei Plantation & Industry melanggar pasal 98 ayat (1) Jo pasal 116 ayat (1)
huruf (a) UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

5. Dakwaan Ketiga Subsidair


Pasal 99 ayat (1) jo. Pasal 116 ayat (1) huruf (a) UU No 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
KESIMPULAN

 Dakwaan tersebut merupakan dakwaan alternafif subsideritas. Dalam hal


ini, majelis hakim mengabulkan Dakwaan alternative ketiga subsidair Pasal
99 ayat (1) Jo Pasal 116 ayat (1) huruf (a) UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah terpenuhin maka
PT. ADEI PLANTATION & Industry harus dinyatakan terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana karena kelalaiannya
mengakibatkan dilampauinmya kriteria baku kerusakan lingkungn hidup.

 Dakwaan yang dikabulkan oleh majelis hakim tersebut merupakan delik


materiil yang mana pasal 99 ayat (1) UUPPLH memperhatikan
terlampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut,
atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
KESIMPULAN

 Kelompok kami setuju untuk didakwakannya terdakwa dengan delik


materil karena mengingat juga keseluruhan dakwa yang diajukan JPU
merupakan delik materill pula. Jika saja pasal-pasal yang diajukan oleh
JPU merupakan pasal 100-115 UUPPLH yang merupakan delik formil, maka
terdakwa bisa terlepas dari tuntutannya, karena jika dilihat persyaratan
administratif yang dimiliki Terdakwa telah terpenuhi seperti dokumen
AMDAL (Terdiri dai dokumen RKL dan RPL) dengan persetujuan Pemda
Pelalawan melalui Bapedal. Maka, delik materill diangap sudah tepat dan
sejalan dengan gambaran Serious Environmental Pollution yang mana PT.
ADEI PLANTATION tetap dihukum karena perbuatannya yang merusak
lingkungan hidup meski telah memilki lisensi atau syarat administratifnya.

Anda mungkin juga menyukai