Anda di halaman 1dari 22

KISTA OVARIUM

Rizki Julia Wahyuni 302017062


Wulan Dari Febrianti 302017083
Zelfira Latifah Dewi 302017087
PENGERTIAN
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun
besar, kistik maupun solid, jinak maupun ganas.
(Wiknjosastro, 2007: 346)

Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi


cairan,normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur
(ovarium). Kistaindung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa
pubertas sampaimenopause, juga selama masa kehamilan
(Bilotta. K, 2012).
KLASIFIKASI KISTA OVARIUM
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium:

Tipe Kista Tipe Kista


1 2
Normal Abnormal

a. Kistadenoma
b. Kista coklat (endometrioma)
c. Kista dermoid
d. Kista endometriosis
e. Kista hemorhage
f. Kista lutein
g. Kista polikistik ovarium
Kista Ovarium Fungsional
Kista Corpus Luteum Kista Polikistik Ovarium
ETIOLOGI KISTA OVARIUM
Menurut Nugroho (2010: 101), kista ovarium disebabkan oleh
gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan
ovarium (ketidakseimbangan hormon). Penyebab lain adalah adanya
pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah
abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Nugroho (2010: 104), kebanyakan wanita yang
memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai periode tertentu.
Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini:

a. Nyeri saat menstruasi.


b. Nyeri di perut bagian bawah.
c. Nyeri saat berhubungan seksual.
d. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
e. Terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB.
f. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah
yang keluar banyak.
PATHWAY
Etiologi :
•Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
•Pertumbuhan folikel tidak seimbang
•Degenerasi ovarium
•Infeksi ovarium

Gangguan reproduksi

Tanda dan gejala : Komplikasi :


•Tanpa gejala •Pembenjolan perut
•Nyeri saat menstruasi •Pola haid berubah
•Nyeri di perut bagian bawah •Perdarahan
•Nyeri saat berhubungan seksual •Torsio (putaran tangkai)
•Nyeri saat berkemih atau BAB •Infeksi
•Siklus menstruasi tidak teratur •Dinding kista robek
•Perubahan keganasan

Kista ovarium
Kista fungsional Kista non fungsional

Konservatif : Laparatomi Laparoskopi


•Observasi 1-2 bulan

Ovarian Salpingo-
Keluhan tetap :
cystectomy oophorectomy
•Aktivitas hormon
•Discomfort

Perawatan post operasi : Penyulit post operasi :


•Obat analgetik •Nyeri
•Mobilisasi •Perdarahan
•Personal hygiene •Infeksi
KOMPLIKASI
1
Akibat pertumbuhan
kista ovarium

 Perdarahan ke dalam kista


2  Torsio atau putaran tangkai
Akibat komplikasi kista
ovarium  Infeksi pada tumor
 Robek dinding kista
 Perubahan keganasan

3
Akibat aktivitas
hormonal kista ovarium
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Beberapa cara yang dapatdigunakan untuk membantu


menegakkan diagnosis adalah (Bilotta, 2012 :1)

Laparaskopi Ultrasonografi Parasintesis


Foto Rontgen
(USG)
USG kista ovarium
PENATALAKSANAAN
1) Observasi

2) Operasi

Prinsip pengobatan kista dengan pembedahan (operasi) menurut Yatim, (2005: 23)

a) Apabila kistanya kecil (misalnya, sebesar permen) dan pada pemeriksaan


sonogram tidak terlihat tanda-tanda proses keganasan, biasanya dokter melakukan
operasi dengan laparoskopi.
b) Apabila kistanya besar, biasanya pengangkatan kista dilakukan dengan laparatomi.
DIAGNOSA
Herdman (2011), kemungkinan diagnosa yang muncul pada pasien
dengan kista ovarium adalah :

Pre Operasi

1.Nyeri akut b.d agen cedera biologi


2. Ansietas b.d perubahan status kesehatan

Post Operasi

1. Nyeri akut b.d agen cedera biologi


2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan
3. Hambatan mobilisasi fisik b.d kelemahan fisik
RENCANA KEPERAWATAN (Pre Operasi)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Nyeri akut b.d agen cidera Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :
biologi selama 3x24 jam diharapkan nyeri Pain Management
pasien berkurang
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
NOC :
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
 Pain Level, presipitasi
 Pain control,
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Comfort level
Kriteria Hasil : - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
- Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
menggunakan tehnik - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan) - Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
- Melaporkan bahwa nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
berkurang dengan menggunakan - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
manajemen nyeri dukungan
- Mampu mengenali nyeri (skala,
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
intensitas, frekuensi dan tanda
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah - Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri berkurang
RENCANA KEPERAWATAN (Pre Operasi)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1 Nyeri akut b.d agen cidera - Tanda vital dalam rentang normal - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
biologi
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
RENCANA KEPERAWATAN (Pre Operasi)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
2 Kecemasan b.d diagnosis Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
selama 3x 24 jam diharapakan cemasi
- Gunakan pendekatan yang menenangkan
dan pembedahan terkontrol
- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
NOC : - Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
 Anxiety control prosedur
 Coping - Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
Kriteria Hasil : mengurangi takut
- Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
- Klien mampu mengidentifikasi dan prognosis
mengungkapkan gejala cemas - Dorong keluarga untuk menemani anak
- Mengidentifikasi, mengungkapkan - Lakukan back / neck rub
dan menunjukkan tehnik untuk - Dengarkan dengan penuh perhatian
mengontol cemas - Identifikasi tingkat kecemasan
- Vital sign dalam batas normal - Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
- Postur tubuh, ekspresi wajah, kecemasan
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas - Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
menunjukkan berkurangnya persepsi
kecemasan - Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
- Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
RENCANA KEPERAWATAN (Post Operasi)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1 Nyeri akut b.d agen injuri Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :
selama 3x24 jam diharapkan nyeri Pain Management
fisik pasien berkurang
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
NOC :
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
 Pain Level, kualitas dan faktor presipitasi
 Pain control, - Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Comfort level - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Kriteria Hasil : mengetahui pengalaman nyeri pasien
- Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
- Mampu mengontrol nyeri (tahu
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
penyebab nyeri, mampu
- Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
menggunakan tehnik
tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
nonfarmakologi untuk
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
mengurangi nyeri, mencari
menemukan dukungan
bantuan)
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berkurang dengan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
menggunakan manajemen
nyeri - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
- Mampu mengenali nyeri
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
(skala, intensitas, frekuensi dan
intervensi
tanda nyeri)
RENCANA KEPERAWATAN (Post Operasi)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1 Nyeri akut b.d agen injuri - Menyatakan rasa nyaman - Ajarkan tentang teknik non farmakologi
setelah nyeri berkurang - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
fisik - Tanda vital dalam rentang - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
normal - Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
RENCANA KEPERAWATAN (Post Operasi)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

2 Resiko infeksi b.d penurunan Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :


selama 3x 24 jam diharapakan infeksi Infection Control (Kontrol infeksi)
pertahanan primer terkontrol
- Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
NOC : - Pertahankan teknik isolasi
 Immune Status - Batasi pengunjung bila perlu
 Knowledge : Infection control - Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
 Risk control berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
Kriteria Hasil : - Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
- Klien bebas dari tanda dan
- Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
gejala infeksi
- Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
- Mendeskripsikan proses
- Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai
penularan penyakit, factor
dengan petunjuk umum
yang mempengaruhi
- Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
penularan serta
kandung kencing
penatalaksanaannya,
- Tingktkan intake nutrisi
- Menunjukkan kemampuan
- Berikan terapi antibiotik bila perlu
untuk mencegah timbulnya
infeksi
RENCANA KEPERAWATAN (Post Operasi)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

2 Resiko infeksi b.d penurunan - Jumlah leukosit dalam batas Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
normal - Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
pertahanan primer - Menunjukkan perilaku hidup - Monitor hitung granulosit, WBC
sehat - Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Saring pengunjung terhadap penyakit menular
- Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
- Pertahankan teknik isolasi k/p
- Berikan perawatan kuliat pada area epidema
- Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
- Dorong masukkan nutrisi yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif
RENCANA KEPERAWATAN (Post Operasi)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

3 Hambatan mobilisasi fisik Setelah Dilakukan Tindakan NIC :


Keperawatan selama 3x24 jam Terapi latihan fisik : Mobilitas sendi
berhubungan dengan diharapkan hambatan mobilitas fisik
dapat teratasi. - Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat
kelemahan fisik
respon pasien saat latihan
NOC : Mobilitas
- Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik
Kriteria Hasil : ambulasi
- Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
1. Klien meningkat dalam aktivitas
fisik - Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara
mandiri sesuai kemampuan
2. Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas

Anda mungkin juga menyukai