Anda di halaman 1dari 35

ASMA BRONCHIAL

DISUSUN OLEH :
1. TRI WAHYUNI P27820417060
2. PRATIKA WIDYA S P27820417061
A. PENGERTIAN
 Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif
intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi
berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu.
(Smelzer Suzanne : 2001)
 Asma bronchial adalah penyakit pernafasan objektif yang
ditandai oleh spasme akut otot polos bronkus. Hal ini
menyebabkan obstruksi aliran udara dan penurunan
ventilasi alveolus. (Elizabeth, 2000: 430)
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan
nafas obstruktif yang bersifat reversible, ditandai dengan
terjadinya penyempitan bronkus, reaksi obstruksi akibat
spasme otot polos bronkus, obstruksi aliran udara, dan
penurunan ventilasi alveoulus dengan suatu keadaan
hiperaktivitas bronkus yang khas.
B. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernafasan

Sistem Pernafasan
meliputi saluran sebagai
berikut:
Rongga Hidung →Faring
→ Laring →Trakhea→
Bronkus→ Bronkiolus
→ Alveolus (paru-paru)
B.Anatomi dan fisiologi Sistem Pernafasan

Di dalam paru-paru, karbon dioksida menembus


membran alveoli-kapiler dari kapiler darah ke alveoli
dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea,
dikeluarkan melalui hidung dan mulut. Pernapasan
jaringan atau pernapasan interna, darah yang telah
menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksige,
mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai
kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel
jaringan mengangkut oksigen dari hemoglobin
untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan
darah menerima, sebagai gantinya, hasil buangan
oksidasi, yaitu karbon dioksida.
C. Etiologi

Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering


menimbulkan Asma adalah:
1. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang
disebabkan olehalergen atau alergen yang dikenal seperti
debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.
2. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan
dengan alergen,seperti common cold, infeksi traktus
respiratorius, latihan, emosi, danpolutan lingkungan
dapat mencetuskan serangan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai
karakteristikdari bentuk alergik dan non-alergik
(Smeltzer & Bare, 2002).
C.Etiologi

1. Faktor predisposisi
 Genetik
2.Faktor presipitasi
 Alergen
 Perubahan cuaca
 Stress
 Olahraga atau aktifitas jasmani
D.Manifestasi Klinis

1. Wheezing
2. Dyspneu dengan lama ekspirasi
3. Batuk kering karena sekret kental dan lumen jalan
napas sempit
4. Tachypnea, orthopnea
5. Gelisah
6. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam
pernapasan
7. Fatigue
8. Intoleransi aktivitas
9. Perubahan tingkat kesadaran, cemas
10. Serangan tiba-tiba/ berangsur-angsur
Tanda serangan asma :
1. Tanda awal serangan asma
a. Tidak ada perbaikan dengan obat biasa
b. Pemakaian obat lebih sering
c. Mengi menetap
d. Terlihat pucat dan agak gelisah
e. Ingus encer makin banyak
2. Tanda lanjutan serangan asma
a. Mengi menetap dan makin keras
b. Anak mudah lelah dan gelisah
c. Pemakaian obat makin sering
d. Perut turun naik saat bernapas
e. Anak lebih suka dalam posisi duduk
f. Obat pereda serangan tidak mempan lagi
3. Tanda bahaya serangan asma
a. Mengi melemah tapi sesak napas makin berat
b. Anak terlihat kelelahan
c. Kebiruan didaerah mulut dan sekitarnya
d. Anak sangat gelisah
E. Klasifikasi

A. Asma episodic yang jarang


Biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun.
Serangan umumnya dicetuskan oleh infeksi virus
saluran nafas bagian atas. Banyaknya serangan 3-4 kali
dalam satu tahun. Lamanya serangan paling lama
beberapa hari saja dan jarang merupakan serangan
yang berat. Gejala yang timbul lebih menonjol pada
malam hari. Mengi dapat berlangsung 3-4 hari.
Sedangkan batuk dapat berlangsung 10-14 hari.
Manifestasi alergi lainnya misalnya eksim jarang
didapatkan pada golongan ini.
E.Klasifikasi

B. Asma episodic sering


Biasanya serangan pertama terjadi pada usia
sebelum 3 tahun, berhubungan dengan infeksi
saluran nafas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat
terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas.
Nbanyaknya serangan 3-4 kali dalam satu tahun dan
tiap kali serangan beberapa hari sampai beberap
minggu. Frekuensi serangan paling sering pada
umur 8-13 tahun.
E.Klasifikasi

C. Asma kronik atau persisten


50% anak terdapat mengi yang lama pada 2
tahun pertama dan 50 % sisanya serangan episodic.
Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadinya
obstruksi saluran nafas yang persisten. Pada malam
hari sering terganggu oleh batuk dan mengi.
Obstruksi jalan nafas mencapai puncaknya pada
umur 8-14 tahun.
E.Klasifikasi

Di samping tiga golongan besar di atas terdapat


bentuk asma lain:
1. Asma episodic berat dan berulang
2. Asma persisten pada bayi
3. Asma hipersekresi
4. Asma karena beban fisik (exercise induced astma)
5. Asma dengan alergen atau sensitivitas spesifik
6. Batuk malam
7. Asma yang memburuk pada pagi hari (early
morning dipping)
F.Patofisiologi

Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos


bronkus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab
yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus
terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang
timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara
sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai
kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody
IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen
spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat
pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil.
F.Patofisiologi

Pada asma, diameter bronkhiolus menjadi semakin berkurang


selama ekspirasi dari pada selama inspirasi. Hal ini
dikarenakan bahwa peningkatan tekanan dalam
intrapulmoner selama usaha ekspirasi tak hanya menekan
udara dalam alveolus tetapi juga menekan sisi luar
bronkiolus. Oleh karena itu pendeita asma biasanya dapat
menarik nafas cukup memadai tetapi mengalami kesulitan
besar dalam ekspirasi. Ini menyebabkan dispnea, atau
”kelaparan udara”. Kapsitas sisa fungsional paru dan volume
paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma karena
kesulitan mengeluarkan udara dari paru-paru. Setelah suatu
jangka waktu yang panjang, sangkar dada menjadi membesar
secara permanent, sehingga menyebabkan suatu ”barrel
chest” (dada seperti tong).
G.Pemeriksaan Penunjang

1. Spirometri
2. Uji Provokasi bronkus
3. Foto dada ( scanning paru)
4. Pemeriksaan kadar Ig E total dan Ig E spesifik
dalam sputum
5. ABGs
6. Darah komplit
7. Uji kulit
8. Elektrokardiografi
9. Analisis gas darah
H. Penatalaksanaan

Penanggulangan asma pada anak meliputi:


1. Mencegah serangan dengan menghindari faktor
pencetus
2. Mencegah serta mengatasi proses inflamasi dengan
obat antiinflamasi
3. Penanggulangan edema mukosa saluran napas dengan
obat antiinflamasi inhalasi secara oral/parenteral
4. Penanggulangan sumbatan lendir dengan banyak
minum, mukolitik serta lendir encer dan mudah
dikeluarkan.
5. Menciptakan kondisi jasmani yang baik meliputi
kebugaran dan ketahanan fisik dengan latihan jasmani
atau senam pernapasan.
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2
yaitu :
1. Pengobatan non farmakologik
1. Memberikan penyuluhan
2. Menghindari faktor pencetus
3. Pemberian cairan dan Fisioterapie. Beri O₂bila perlu
2. Pengobatan farmakologik
1. Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas.
Terbagi dalam 2 golongan:
1.Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efe
drin)Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol
(berotec), terbutalin (bricasma).
2. Santin (teofilin)Nama obat: Aminofilin (Amicam supp),
Aminofilin (Euphilin Retard), Teofilin(Amilex)Penderita
dengan penyakit lambung sebaiknya berhati-hati bila
minum obat ini.
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2
yaitu :

2. Pengobatan farmakologik
2. Kromalin bukan bronkodilator tetapi
merupakan obat pencegah serangan asma. Kromalin
biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma
yanglain dan efeknya baru terlihat setelah
pemakaian 1 bulan.
3. Ketolifen, mempunyai efek pencegahan
terhadap asma seperti kromalin. Biasanya
diberikandosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan obat ini
adalah dapat diberikan secara oral.
I.Komplikasi

1. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam
rongga pleura yang dicurigai bila terdapat benturan atau
tusukan dada.
2. Status Asmatikus
Status asmatikus adalah suatu serangan asma yang sangat
berat, berlangsung dalam beberapa jam smapai beberapa
hari yang tidak memberikan perbaikan pada pengobatan
yang lazim dan dapat mengakibatkan kematian.
3. Emfisema kronik
Adanya pengisian udara berlebih dengan obstruksi terjadi
akibat dari obstruksi sebagian yang mengenai suatu
bronkus atau bronkiolus dimana pengeluaran udara dari
dalam alveolus menjadi lebih sukar dari pada
pemasukannya.
I.Komplikasi

4. Ateleltaksis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh
paru-paru akibat penyumbatan saluran udara ( bronkus
maupun bronkiolus ) atau akibat pernafasan yang sangat
dangkal.
5. Aspergilosis
Aspergilosis merupakan penyakit pernafasan yang
disebabkan oleh jamur dan tersifat oleh adanya
gangguan pernafasan yang berat.
6. Bronchitis
Bronkhitis adalah kondisi di mana lapisan bagian dalam
di paru-paru yang kecil mengalami bengkak dan terjadi
peningkatan produksi dahak.
J. Pencegahan
Upaya pencegahan asma dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pencegahan primer
1. Penghindaran asap rokok dan polutan lain selama
kehamilan dan masa perkembangan bayi/anak
2. Diet hipoalergenik ibu hamil, asalkan / dengan syarat
diet tersebut tidak mengganggu asupan janin
3. Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan
4. Diet hipoalergenik ibu menyusui
2. Pencegahan sekunder
Dengan cara menghindari pajanan asap rokok, serta
allergen dalam ruangan terutama tungau debu rumah.
3. Pencegahan tersier
Pemberian Setirizin selama 18 bulan pada anak atopi
dengan dermatitis atopi dan IgE spesifik terhadap serbuk
rumput (Pollen) dan tungau debu rumah menurunkan
kejadian asma sebanyak 50%.
K.Cara penularan

1. Faktor Debu
2. Asap Rokok
3. Faktor Alergens
L.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
Batuk-batuk dan sesak napas.
c. Riwayat penyakit Sekarang
Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas.
d.Riwayat penyakit terdahulu
Anak pernah menderita penyakit yang sama pada
usia sebelumnya.
e.Riwayat penyakit keluarga
Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik
dari ayah atau ibu, disamping faktor yang lain.
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

f. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan isi dari
debu rumah, misalnya tungau, serpih atau buluh binatang, spora
jamur yang terdapat di rumah, bahan iritan: minyak wangi, obat
semprot nyamuk dan asap rokok dari orang dewasa.Perubahan
suhu udara, angin dan kelembaban udara dapat dihubungkan
dengan percepatan terjadinya serangan asma.
g.Riwayat Tumbuh kembang
1. Tahap pertumbuhan
pada umur 5 tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram
mengikuti patokan umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8.
Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4
tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

g.Riwayat Tumbuh kembang


2. Tahap perkembangan
a. Perkembangan psikososial ( Eric Ercson )
b.Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud )
c. Perkembangan kognitif ( Piaget )
d. Perkembangan moral berada pada
prekonvensional
e. Perkembangan spiritual
f. Perkembangan body image
g. Perkembangan sosial
h. Perkembangan bahasa
i. Tingkah laku personal sosial
j. Bermain jenis assosiative play
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

h. Riwayat Imunisasi
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap
antara lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
i. Riwayat Nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan
kalori untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk
pertambahan berat badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.
j. Status Gizi
Klasifikasinya sebagai berikut :
 Gizi buruk kurang dari 60%
 Gizi baik 80 % - 110 %
 Obesitas lebih dari 120 %
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

2.Pemeriksaan Fisik / Pengkajian Persistem


a. Sistem Pernapasan / Respirasi
Sesak, batuk kering (tidak produktif), tachypnea,
orthopnea, barrel chest, penggunaan otot aksesori
pernapasan, Peningkatan PCO2 dan penurunan
O2,sianosis, perkusi hipersonor, pada auskultasi terdengar
wheezing, ronchi basah sedang, ronchi kering musikal.
b. Sistem Cardiovaskuler : Diaporesis, tachicardia, dan
kelelahan.
c. Sistem Persyarafan / neurologi :Pada serangan
yang berat dapat terjadi gangguan kesadaran : gelisah,
rewel, cengeng → apatis → sopor → coma.
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

2.Pemeriksaan Fisik / Pengkajian Persistem


d. Sistem perkemihan: Produksi urin dapat menurun
jika intake minum yang kurang akibat sesak nafas.
e. Sistem Pencernaan / Gastrointestinal : Terdapat
nyeri tekan pada abdomen, tidak toleransi terhadap
makan dan minum, mukosa mulut kering.
f. Sistem integumen : Berkeringat akibat usaha
pernapasan klien terhadap sesak nafas.
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

3. Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Kriteria, Hasil, Rencana


Intervensi
1. Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan
nafas, dan tidak efektif pola nafas berhubungan dengan
bronkospasme, udem mukosal dan meningkatnya
sekret.
Tujuan :
Anak menunjukkan pertukaran gas yang normal,
bersihan jalan nafas yang efektif dan pola nafas dalam batas
normal.
Kriteria hasil :
PO2 dan CO2 dalam batas nilai normal, tidak sesak nafas,
batuk produktif, cianosis tdak ada, tidak ada
tachypnea,ronki dan wheezing tidak ada
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial
Intervensi :
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas; pertahankan support ventilasi bila
diperlukan ( oksigen 2 ml dengan kanule ).
2. Kaji fungsi pernafasan; auskultasi bunyi nafas, kaji kulit setiap 15 menit
sampai 4 jam.
3. Berikan oksigen sesuai program dan pantau pulse oximetry.
4. Kaji kenyamanan posisi tidur anak.
5. Monitor efek samping pengobatan; monitor serum darah;theophyline dan
catat kemudian laporkan dokter. Normalnya 10-20 ug/ml pada semua
usia.
6. Berikan cairan yang adekuat per oral atau peranteral
7. Pemberian terapi pernafasan; nebulizer, fisioterapi dada, ajarkan batuk
dan nafas dalam efektif setelah pengobatan dan pengisapan sekret (
suction ).
8. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan pada anak untuk
menurunkan kecemasan.
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial
2. Fatique berhubungan dengan hipoksia dan meningkatnya
usaha nafas.
Tujuan : Anak tidak tampak fatique.
Kriteria Hasil : Tidak iritabel, dapat beradaptasi dan aktivitas
sesuai dengan kondisi.
Intervensi :
1. Kaji tanda dan gejala hypoxia; kegelisahann fatigue, iritabel,
tachycardia, tachypnea.
2. Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak penting yang
dapat membuat anak lelah, berikan istirahat yang cukup.
3. Intrusikan pada orang tua untuk tetap berada didekat anak.
4. Berikan kenyamanan fisik; support dengan bantal dan pengaturan
posisi.
5. Berikan oksigen humidifikasi sesuai program.
6. Berikan nebulizer; kemudian pantau bunyi nafas, dan usaha nafas
setelah terapi.
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

3. Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan distres


pernafasan.
Tujuan : Kecemasan menurun
Kriteria Hasil : Anak tenang dan dapat mengekspresikan perasaannya,
orang tua merasa tenang dan berpartisipasi dalam perawatan anak.
Intervensi :
1. Ajarkan teknik relaksasi; latihan nafas, melibatkan penggunaan
bibir dan perut, dan ajarkan untuk berimajinasi.
2. Pertahankan lingkungan yang tenang ; temani anak, dan berikan
support.
3. Ajarkan untuk ekspresi perasaan secara verbal
4. Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi.
5. Informasikan tentang perawatan, pengobatan dan kondisi anak.
6. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan.
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial
4. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan
meningkatnya pernafasan dan menurunnya intake cairan.
Tujuan : Status hidrasi adekuat
Kriteria Hasil : Turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, intake
cairan sesuai dengan usia dan BB, output urine > 2 ml/ kg per jam.
Intervensi :
1. Monitor intake dan output, mukosa membran, turgor kulit,
pengeluaran urin, ukur grapitasi urin atau berat jenis urin
(nilai 1.003-1030 ).
2. Monitor elektrolit
3. Kaji warna sputum, konsistensi dan jumlah
4. Pertahankan terapi parenteral bila indikasi, dan monitor kelebihan
cairan (overload)
5. Berikan intake cairan per oral bila toleran, hati-hati minuman yang
dapat meningkatkan bronkospasme ( air dingin ).
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

6. Setelah fase akut, ajarkan anak dan orang tua untuk


minum 3-8 gelas (750-2000 ml), tergantung usia
dan berat badan.
I.Asuhan Keperawatan Asma Bronchial

4. Implementasi dan Evaluasi


1. Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau
phantom.
2. Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah.
3. Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet,
bulu binatang dan lainnya.
4. Jelaskan tanda-tanda bahaya akan muncul.
5. Ajarkan penggunaan nebulizer.
6. Keluarga perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis,
efek samping, waktu pemberian
7. Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut dan stress.
8. Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas.
9. Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.

Anda mungkin juga menyukai