Anda di halaman 1dari 62

CASE REPORT

BRONKOPNEUMONIA
Oleh :
dr. Ratu Ismy Furiasih

PROGRAM INTERENSHIP DOKTER INDONESIA


WAHANA RSUD CILILIN KAB. BANDUNG BARAT
2019
IDENTITAS PASIEN
 
Nama penderita : An. H
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 2 bulan
Tanggal dirawat : 22 Januari 2019 (11.37
PM)
Tanggal diperiksa : 23 Januari 2019 (05.30
AM)
Alamat : Cipongkor
ANAMNESIS
Heteroanamnesis diberikan oleh Ibu penderita
tanggal 23 Januari 2019
Keluhan Utama : Sesak napas
Riwayat perjalanan penyakit :
Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari
SMRS, sesak terlihat semakin lama semakin berat, sesak
semakin terlihat ketika ibu pasien menyusuinya. Ibu pasien
mengatakan ketika sesak, nafas pasien menjadi sangat
cepat dan terdapat gerakan kembang kempis pada dada
pasien.
ANAMNESIS
Keluhan sesak napas sejak 1 minggu SMRS yang
memberat sejak 2 hari yang lalu. Disertai batuk
berdahak dan demam sejak 1 minggu SMRS.

VIRAL HEPATITIS A ,B & C IN CHILDREN PROF. DR. SAAD S AL


4/19/19 4
ANI KHORFAKKAN ,SHARJAH ,UAE
Orang tua pasien menyangkal adanya keluhan
mengorok saat tidur, tiba-tiba terbangun saat tidur lalu
merasa sesak. Orang tua pasien juga menyangkal
adanya sesak disertai dengan suara mengi. Keluhan
batuk terus-menerus terus-menerus sampai wajah
pasien memerah disangkal. Keluhan batuk lebih dari 3
minggu disertai benjolan pada leher dan riwayat
kontak dengan penderita TB disangkal. Keluhan
kebiruan di sekitar bibir, wajah dan di telapak tangan
dan kaki saat menyusui disangkal. Keluhan mencret
dan muntah yang terus-menerus juga disangkal

VIRAL HEPATITIS A ,B & C IN CHILDREN PROF. DR. SAAD S AL


4/19/19 5
ANI KHORFAKKAN ,SHARJAH ,UAE
Ibu pasien mengatakan bahwa ayah pasien
merupakan seorang perokok aktif dan sering
merokok di sekitar pasien.
Tidak ada riwayat kontak dengan orang dewasa
maupun anak-anak yang sedang batuk lama
ataupun sedang pengobatan selama 6 bulan.
Pasien adalah anak pertama, lahir spontan,
cukup bulan, lahir di klinik, ditolong oleh
bidan, dengan berat badan lahir 2500
gram dan panjang lahir 41 cm. Selama
hamil, ibu pasien rutin kontrol ke bidan dan
dokter.

4/19/19 7
Riwayat tumbuh kembang : gerakan aktif,
rooting refleks +, grasp reflex +
Riwayat penyakit dahulu : Saat lahir pasien
tidak pernah kuning, demam, batuk pilek,
maupun kejang.
Riwayat penyakit keluarga : ayah, ibu, kakak
pasien tidak ada yang sedang batuk pilek atau
dalam pengobatan TB.
Makanan yang diberikan adalah ASI

4/19/19 8
SUSUNAN KELUARGA DAN
IMUNISASI
No. Nama L/P Keterangan

1 Tn L Sehat

2 Ny P Sehat

3 An. H L Pasien

  Dasar Ulangan Anjuran



1. BCG - - - 6. HIB -
- - -
2. DPT - - - 7. MMR -
- - -
3. POLIO - - - 8. Hep A -
- - -
4. Hep B - - - 9. Cacar air -
-
5. - - -  

Campak
4/19/19 10
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan sakit : Tampak sakit sedang

Tanda Vital:
• Tekanan darah : tidak dilakukan pengukuran
• Nadi:140x /menit ,kualitas : regular, ekual, isi cukup
• Respirasi: 60x / menit,
• Suhu : 37,5
Umur : 2 Bulan
Berat Badan : 6 kg
Panjang Badan : 55 cm
4/19/19 12
4/19/19 13
4/19/19 14
4/19/19 15
PEMERIKSAAN SISTEMATIK
Kulit : Pucat (-), sianosis (-), oedem (-),
ikterik (-), turgor kembali cepat
Kepala : bentuk simetris
Rambut: hitam, tidak mudah dicabut, distribusi
merata
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik-/-,
mata cekung (-/-)
Hidung: PCH +/+, sekret hidung -/-
Telinga: sekret -/-
Mulut: mukosa mulut dan bibir basah, pucat +,
papil lidah atrofi –
Leher
Retraksi epigastrium (+)
PEMERIKSAAN SISTEMATIK
Paru

Depan Belakang
Inspeksi: retraksi interkosta -/- retraksi interkosta -/-
Palpasi : pergerakkan simetris pergerakkan simetris
Perkusi : sonor kiri=kanan sonor kiri=kanan
Auskultasi : VBS kiri=kanan VBS kiri=kanan

slem -/- slem -/-

ronki+/+ ronki +/+

wheezing -/- wheezing -/-

whooping -/- whooping -/-

Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat di ICS IV linea midclavicularis kiri
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS IV linea midclavicularis
kiri, kuat angkat
Perkusi : -
PEMERIKSAAN SISTEMATIK
Perut
Inspeksi : datar, retraksi epigastrium
+
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, ruang traube kosong
Palpasi : soepel, nyeri tekan (-),
Genital : tidak ada kelainan
Anus dan rectum : Anus tidak ada kelainan,
rektum tidak diperiksa
Anggota gerak/ekstremitas: akral
hangat,capillary refill <2 detik, , koilnikia -/-,
pucat -/-, sianosis -/-, ikterik -/-, hiperpigmentasi
kulit -/-, oedem a/r dorsum pedis -/-, oedem a/r
pretibia -/-, ulkus -/-

Kelenjar Getah Bening:


Occipital : Kelenjar getah bening tidak teraba
Retroaurikular : Kelenjar getah bening tidak
teraba
Submandibula : Kelenjar getah bening tidak
teraba
Supraklavikula : Kelenjar getah bening tidak
teraba
Colli : Kelenjar getah bening tidak teraba
Axilla : Kelenjar getah bening tidak teraba
4/19/19 19
PEMERIKSAAN SISTEMATIK
Status Neurologis
Rangsang meningen: Kaku kuduk (-)
Sensorik : Rangsang sentuhan (+)
Vegetatif : Buang air kecil (+) , Buang air besar
(+)
Refleks fisiologis: +
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Tanggal 21 Desember 2017 (hari rawat pertama)


Hematologi
-Hemoglobin : 11,7 g/dl
-Hematokrit : 35%
-Jumlah leukosit :12.080 / mm3
-Jumlah trombosit: 265.000/mm3
Hitung Jenis
Basofil: 0%
Eosinofil: 1%
Neutrofil Stab : 0%
4/19/19 21
RONTGEN THORAX

4/19/19 22
USUL PP

4/19/19 23
DIAGNOSIS
Bronkopneumonia Berat

4/19/19 24
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
Rawat inap
Oksigen 2 lpm nasal canul
Infus RL 4cc/jam > 24cc/jam
Medikamentosa
• Cefotaxime 3x300 mg IV  50mg/kgbb (max 3 gr) x 6 kg
= 300 mg
• Ambroxol syr 2x1/3 cth  0,3 mg/kgbb x 6 kg = 1,8 mg
sediaan 15mg/5ml
• Nebu Nacl/8jam
• Gentamisin 1x30 mg IV  8mg/kgbb x 4,1 kg = 32 mg
• Azitromisin 1 x 40 mg pulv  10mg/kgbb x 4,1 = 40,1 mg

4/19/19 25
Tanggal Masalah Pemeriksaan Fisik Diagnosis Advis
Sementara dokter
21/12/17 -sesak napas 2 N : 148x/menit - BP berat -Oksigen 1
hari SMRS R : 63 x/menit 2pm NC
FOLLOW
-batuk + S : 37,8 CUP o
Infus RL
24cc/jam
-muntah + – Kesadaran CM
Medikamen
Demam + – Mata: konjungtiva anemis -/-, tosa
sklera ikterik -/- •Cefotaxim
e 3x300 mg
– Thorax, retraksi +, whooping IV
-/-, ronkhi +/+, wheezing -/- •Ambroxol
syr 2x1/3
– Abdomen: datar , soepel cth
– Ekstremitas: CRT<2 detik, akral •Nebu
Nacl/8jam
hangat, kebiruan -/- •Gentamisin
1x30 mg IV
•Azitromisin
1 x 40 mg
pulv

4/19/19 26
Tanggal Masalah Pemeriksaan Fisik Diagnosis Advis dokter
Sementara
22/12/17 -sesak napas + N : 160x/menit - BP berat -Oksigen 2
-batuk + R : 70 x/menit lpm NC
Infus RL
FOLLOW UP
-muntah -
Demam -
S : 36,6oC
– Kesadaran CM
24cc/jam
Medikamen
tosa
– Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera •Cefotaxim
ikterik -/- e 3x300 mg
– Thorax, retraksi +, whooping -/-, IV
•Ambroxol
ronkhi +/+, wheezing -/- syr 2x1/3
– Abdomen : datar , soepel cth
Ekstremitas: CRT<2 detik, akral •Nebu
Nacl/8jam
hangat, pucat –,sianosis - •Gentamisin
1x30 mg IV
•Azitromisin
1 x 40 mg
pulv

•ASI  hati-
hati

4/19/19 27
Tanggal Masalah Pemeriksaan Fisik Diagnosis Advis dokter
Sementara
23/12/17 -sesak napas + N : 120x/menit - BP -Oksigen 1
-batuk + R : 60 x/menit lpm NC
Infus RL
FOLLOW UP
-muntah -
Demam -
S : 37,2oC
– Kesadaran CM
4cc/jam 
4 kg x 1 =
4cc/jam
– Mata: konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik -/- Medikamen
– Thorax, retraksi +, whooping -/-, tosa
•Cefotaxim
ronkhi +/+, batuk panjang + e 3x200 mg
– Abdomen : datar , soepel IV
Ekstremitas: CRT<2 detik, akral •Ambroxol
syr 2x1/2
hangat, pucat –,sianosis - cth
•Nebu
Nacl/12jam
•Gentamisin
1x30 mg IV
•Azitromisin
1 x 40 mg
pulv
•CTM syr

•ASI  hati-
4/19/19
hati28
Tanggal Masalah Pemeriksaan Fisik Diagnosis Advis dokter
Sementara
23/12/17 -sesak napas + N : 140x/menit - BP -Oksigen 1
berkurang R : 67 x/menit - Obs seizure lpm NC
Infus RL
FOLLOW UP
-batuk +
-muntah -
S : 36,3oC
– Kesadaran CM
- Probable.
Pertusis
4cc/jam 
4 kg x 1 =
4cc/jam
Demam - – Mata: konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik -/- Medikamen
Kejang -
– Thorax, retraksi -, whooping -/-, tosa
•Cefotaxim
ronkhi -/-
e 3x200 mg
– Abdomen : datar , soepel IV
Ekstremitas: CRT<2 detik, akral •Ambroxol
hangat, pucat –,sianosis - syr 2x1/2
cth
- BLPL
•Nebu
- Cefixim 2x1,6 cc Nacl/12jam
- Azitromisin 1 x 35 •Gentamisin
mg pulv 1x30 mg IV
•Azitromisin
- Paracetamon syr
1 x 40 mg
3x1/2 cth pulv
•CTM syr
•ASI  hati-
hati
4/19/19 29
PROGNOSIS

Quo ad vitam :ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

4/19/19 30
PEMBAHASAN
BRONKOPNEUMONIA
DEFINISI

Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai


satu atau beberapa lobulus paru-paru yang ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh
bakteri,virus, jamur dan benda asing.
EPIDEMIOLOGI
BP penyebab 19% penyebab morbiditas dan mortalitas
di dunia, dengan penyebab tersering Haemophylus
Influenza type B.di Indonesia (SKN)2001,
Tahun 2004, paling banyak penyakit <5 tahun ( 19%),
yang ke dua 17% pada diare.
Pada negara berkembang paling banyak disebabkan
oleh bakteri.
>5 tahun kebanyakan disebabkan Mycoplasma
pneumonia dan Chlamydia pneumonia.
ETIOLOGI
Bakteri, virus, mikobakterium, jamur
Bakteri Virus

- Streptococcus - RSV
pneumoniae - Virus influenza A
- Hib dan B
- Staphylococcus - Parainfluenza
aureus - Human
- Klebsiella metapneumovirus
Pneumoniae - Adenovirus
Bronchopneumonia
Bronchopneumonia
ec Bacterial
ec Viral
Infection
CAP
Mycoplasma
pneumoniae,
Influenza viruses,
Haemophilus
Parainfluenza viruses
influenzae, Legionella
type 3, Human
pneumophila,
metapneumovirus,
Chlamydophila
Respiratory syncytial
Etiologi pneumonia,
virus, Adenovirus,
Streptococcus
Rhinovirus, Severe
pneumoniae
Acute Respiratory
HAP
Syndrome, Herpes
Gram-negative
zoster virus
bacteria,
Staphylococcus aureus,
Streptococcus
CAP > HAP CAP > HAP
Insidensi & > 65 tahun, infants, 30% pneumonia pada
Bronchopneumonia
Bronchopneumonia
ec Bacterial
ec Viral
Infection
Rhinitis, batuk kering,
Sesak nafas, nafsu
dyspnea, demam
makan ↓, mendadak
suhunya cenderung
Gejala demam ≥ 39°,
lebih rendah, chest
Klinik respiratory distress,
pain, nasal flaring,
leukositosis,
biasanya ada anggota
tachypnea, cyanosis
keluarga yang terkena
Antibiotik
Pencegahan :
Tidak menggunakan
Pneumococcal vaccine,
antibiotik
Terapi Hib vaccine
istirahat cukup, asupan
Kondisi membaik
cairan
setelah 3-5 hari sejak
pemberian obat
Ya
Lebih sering menyebabkan infeksi saluran nafas
Menular?
PATGEN - PATFIS
Inhalasi kuman ke ISPA
sal.nfs atas

Tonsil
Sekret mukosa
hiperemis
nasal berlebihan

Mucous blanket
Sekret jernih +/+
>>

Sal.nfs bawah

Pneumonia
Ke alveoli

Fagositosis
makrofag

innate adaptive

TNF alfa, IL6


(kemotaktik ) Sel T, sel B

febris
Mediator inflamasi
PMN neutrofil >>
, komplex imun

Leukositosis,
LED >>
eksudat

Ggn perfusi O2
dari alveolus - konsolidasi
kapiler
 Kongesti : lobus
hipoxemia Ronchi basah merah, berat,
sembab
 Hepatisasi merah :
rongga alveolus
Takikardi , penuh neutrofi,
dyspnoe
tacypnoe eritrosit, fibrin,
eksudat fibrinosa
Hiperinflasi (pleura)
Otot pernafasan thorax  Hepatisasi abu :
>>
paru kering, abu,
padat, eritrosit
Hepar teraba lisis  rusty
Retraksi sputum
intercostal +  Resolusi : eksudat
dlm alveolus
GEJALA KLINIK
Dyspnoe
Retraksi
Takipnoe
Ronchi basah
Hepar teraba
Leukositosis
Hilang nafsu makan
Suhu tubuh meningkat
Batuk berdahak
MANIFESTASI KLINIS
Pneumonia bakteri Pneumonia virus
Gejala awal :
- Rinitis ringan
- Anoreksia Gejala awal :
- Gelisah - Batuk
Berlanjut sampai : - Rinitis
- Demam Berkembang sampai
- Malaise - Demam ringan, batuk ringan, dan
malaise sampai demam tinggi,
- Nafas cepat dan dangkal
batuk hebat dan lesu
( 50 – 80 ) - Ronkhi basah
- Ekspirasi bebunyi - Penurunan leukosit
- Lebih dari 5 tahun, sakit kepala
dan kedinginan
- Kurang dari 2 tahun vomitus dan
diare ringan
- Leukositosis
- Foto thorak pneumonia lobar
PEMERIKSAAN FISIK
retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal,
dan pernapasan cuping hidung.

Tanda objektif distres pernapasan  retraksi


dinding dada; penggunaan otot tambahan yang
terlihat dan cuping hidung; orthopnea; dan
pergerakan pernafasan yang berlawanan.

Retraksi lebih mudah terlihat pada bayi baru lahir


 jaringan ikat interkostal lebih tipis dan lebih
lemah dibandingkan anak yang lebih tua.
PEM. PENUNJANG
Gambaran radiologi
Pem. Laboratorium
Biakan darah, dahak, serologi
PENATALAKSANAAN
BERDASARKAN WHO
REKOMENDASI 1
Anak-anak dengan pneumonia pernapasan cepat tanpa
tanda chest indrawing (tarikan dinding dada kebawah)
atau tanda bahaya umum harusnya diobati dengan
amoksisilin oral
40 mg/kg/dosis 2x sehari (80mg/kg/hari) selama 5hari
Di daerah dengan prevalensi HIV rendah, beri
amoksisilin selama tiga hari.
Anak-anak dengan pneumonia yang bernafas cepat
yang gagal dalam pengobatan lini pertama dengan
amoksisilin harus memiliki pilihan rujukan ke fasilitas di
mana ada pengobatan lini kedua yang sesuai.
REKOMENDASI 2
Anak usia 2-59 bulan dengan chest indrawing
pneumonia
harus diobati dengan amoksisilin oral: paling sedikit
40mg/kg/dosis 2x sehari (80mg/kg/hari) selama 5hari
REKOMENDASI 3
Anak-anak berusia 2-59 bulan dengan pneumonia
berat harus diobati dengan ampisilin parenteral (atau
penisilin) dan gentamisin sebagai pengobatan lini
pertama.
— Ampicillin: 50 mg/kg, atau benzyl penicillin: 50 000
units per kg IM/IV setiap 6 jam paling sedikit 5hari
— Gentamicin: 7.5 mg/kg IM/IV 1x/hari paling sedikit
5hari
Ceftriaxone harus digunakan sebagai pengobatan lini
kedua pada anak-anak dengan pneumonia berat
setelah gagal pada pengobatan lini pertama
REKOMENDASI 4
Ampisilin (atau penisilin bila ampisilin tidak tersedia)
ditambah gentamisin atau ceftriakson
direkomendasikan sebagai rejimen antibiotik lini
pertama untuk :
 Terinfeksi HIV
 anak di bawah usia 5 tahun dengan chest indrawing pneumonia
atau pneumonia berat.
 yang tidak respon pengobatan dengan ampisilin atau penisilin
REKOMENDASI 5
Pengobatan kotrimoksazol empiris untuk dugaan
pneumonia Pneumocystis jirovecii (sebelumnya
Pneumocystis carinii) (PCP) direkomendasikan sebagai
pengobatan tambahan untuk
 Bayi yang terinfeksi HIV berusia di atas 2 bulan sampai 1 tahun
dengan pneumonia berat atau sangat parah.
KOMPLIKASI
Pneumothorax
Gagal nafas
Sepsis
Meningitis bakterialis
PROGNOSIS

Baik,sembuh total bila penatalaksanaan


adekuat.
Mortalitas 1 % atau meningkat bila status gizi
buruk,ada shock,sepsis,penyakit penyerta
yang memperburuk keadaan dan komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Prober CG. Penumonia. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Arvin RM, eds. Nelson
Textbook of pediatric 15th ed. Saunders, Philadelphia 1996; 716-712
Setyanti, DB; N.Rahajoe, Nastiti; Supryatno, Bambang. Buku Ajar Respirologi Anak.
Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia 2013 edisi 1. Juni 2008
Opstapchuk M, Roberts DM, Haddy R. Community-acquired pneumonia in infants and
children. AM Fam Physician 2004; 70:899-908
Survey Kesehatan Nasional 2001. Laporan studi mortalitas 2001: pola penyakit
penyebab kematian di Indonesia . Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
www.imaios.com
Garna, Herry; Soedarmo, Sumarmo; Hadinegoro, Sri Rezeki; Satari, Hindra. Buku Ajar
Infeksi dan Pediatri Tropis. Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, 2008
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/137319/1/9789241507813_eng.pdf diunggah 4
Januari 2018
Sudono. 1980. Panduan Terapi Pediatri. RSCM FK UI Jakarta. hal. 112-115, 327-329.
Nataprawira, Henda and Garna, Herry. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Bandung :
Departemen/ SMF kesehatan anak FK Universitas Padjajaran RSUP Hasan Sadikin, 2014.
DAFTAR PUSTAKA
 
Behrman, R E and Kliegman, R M. Nelson Textbook
of Pediatrics. Philadelphia : Saunderrs, 2004.
• Shann, Frank., 2017.Drug Doses, Professiorial Fellow
Departement of Paediatrics University of Melbourne,
Parkville, Victoria 3052, Australia.
• Anthony S. Fauci, 2008. Harrison’s Internal
Medicine, 18th Edition, USA, McGraw – Hill, page 1586
– 1593.
Medical Mini Notes Pediatric, 2016.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC395267
6
/ diunggah tgl 23 Desember 2017
https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/download
s/
4/19/19
pert.pdf diunggah tgl 23 Desember 2017 61
THANK YOU

4/19/19 62

Anda mungkin juga menyukai