PERIODONTAL
JARINGAN PERIODONTAL
“Periodontium”
Berasal dari bahasa latin
Peri : Sekitar
Dontium /dental : gigi
Jaringan sekitar gigi yang mendukung fisiologis gigi.
Terdiri dari : Jaringan lunak ( gingiva, membrane periodontal) dan jaringan keras
(tulang alveolar, dsbnya)
PERAN RADIOGRAFI DALAM PENYAKIT
PERIODONTAL
Membantu dalam mendiagnosis penyakit periodontal
Membran periodontal :
Dalam kondisi normal terlihat radiolusen di antara lamina dura dan akar gigi, dengan lebar
yang sama pada semua gigi
Tulang Alveolar :
Dalam kondisi normal, rata-rata terletak pada 1.5-2.0 mm ke arah apical dari CEJ
INTERPRETASI PENYAKIT JARINGAN
PERIODONTAL
FAKTOR LOKAL TERJADINYA PENYAKIT
PERIODONTAL
Faktor Lokal
Faktor Bruxism,
Faktor Inisial predisposisi traumatic
oklusal
PANORAMIC
IMAGES ARE NOT RECOMMENDED FOR EVALUATION OF PERIODONTAL DISEASE
BECAUSE THE DISTORTION AND POOR IMAGE DETAIL OF PANORAMIC VIEWS
TEND TO LEAD THE CLINICIAN TO UNDERESTIMATE MINOR MARGINAL BONE
Penyakit DESTRUCTION AND OVERESTIMATE MAJOR DESTRUCTION
Periodontal
Jaringan
lunak
(Gingivitis) FOTO PERIAPIKAL
PILIHAN UTAMA
Jaringan
Keras
(Periodontitis)
DI SARANKAN
MENGGUNAKAN > 1
FOTO
TEKNIK RADIOGRAFI
Foto rongten harus memperlihatkan area tulang alveolar, mahkota gigi, dan akar gigi
Pada kasus periodontitis yang menyeluruh sebaiknya tidak hanya menggunakan 1 foto baik
foto periapikal maupun bite wing
Pengunaan KPV pada kasus-kasus penyakit periodontal umumnya digunakan pada 90 KPV
dengan tujuan menghasilkan kontras yang rendah sehingga menghasilkan berbagai warna
hitam dan keabu-abuan untuk melihat seberapa besar resopsi tulang.
Sebaiknya menggunakan teknik parallel, bertujuan untuk menghasilkan gambar yang akurat,
mencegah distorsi
Jika menggunakan teknik bisecting Penentuan sudut vertical dan horizontal sangat penting
dalam menghasilkan foto untuk diagnosis penyakit periodontal.
Kesalahan sudut horizontal dan vertical dapat mengakibatkan falsely bone loss.
SUDUT HORIZONTAL
SUDUT VERTIKAL
TEKNIK FOTO
Teknik Foto Bite wing lebih disarankan penggunaannya untuk melihat hubungan CEJ
dengan tulang alveolar, dan kondisi interproximal.
Namun penggunaanya terbatas pada periodontitis yang tidak begitu banyak
kehilangan tulangnya.
Kadang teknik bite wing dengan arah vertical digunakan untuk melihat tingkat
kerusakan tulang.
GAMBARAN YANG TERLIHAT PADA KONDISI
PATOLOGIS PENYAKIT PERIODONTAL
Kalkulus :
Berwarna radioopak (seperti dentin)
Berbentuk Irreguler
Kalkulus
MEMBRAN PERIODONTAL
Pada kondisi patologis, membran periodontal memperlihatkan pelebaran pada
gambaran radiografi
KERUSAKAN TULANG
1. Pola Kerusakan Tulang (Horizontal, Vertikal)
2. Distribusi Kerusakan Tulang (Lokal / General)
3. Tingkat / Level Kerusakan tulang (Ringan, sedang, berat)
Ringan : kehilangan 1-2 mm
Sedang : Kehilangan 3-4 mm
Berat : Kehilangan 5 mm atau lebih
RESOPSI TLG. ALVEOLAR
VERTIKAL
HORIZONTAL
FULL MOUTH SURVEY /COMPLETE MOUTH SURVEY
•Teknik Radiografi dengan menggunakan teknik foto periapikal / bite wing untuk
melihat kondisi rongga mulut secara menyeluruh
•Melihat seluruh kondisi tulang dan gigi
•Di rekomendasi kan dengan menggunakan 14-16 foto periapikal atau 4 bitewings
Keterbatasan Penggunaan Foto Radiografi konvensional :
1. Memperlihatkan gambaran 2 dimensi
2. Tidak dapat memperlihatkan kondisi jaringan lunak (kedalaman poket tidak
dapat diukur)
3. Kerusakan tulang hanya dapat diukur dari CEJ , kondisi ini kadang menghasilkan
kondisi yang kurang valid terutama pada gigi yang preerupsi dan passive erupsi
4. Kerusakan tulang tidak dapat memperlihatkan kondisi yang akurat pada kondisi
aslinya.
5. Perlu dibandingkan dengan kondisi klinis pasien.
CBCT
Penggunaan CBCT dapat menjelaskan kondisi status periodontal lebih detail dan lebih
mendalam ( Mohan et.al., 2011)
•Menggunakan prinsip radiasi untuk melihat jaringan lunak dan jaringan keras
•Menggunakan prinsip 3D untuk melihat defek tulang alveolar
•Dapat melihat kondisi gingiva dan hubungan gigi dengan gingiva
•CBCT dapat meilhat morfologi kerusakan tulang alveolar
CASE
This forty-eight-year-old male patient had been suffering
from diffuse gingivitis. At the periodontal visit, we detected
bleeding when probing and periodontal pockets
of over 3 mm in several sites. When examining the intraoral
X-rays (radiographic status), no serious bone loss was
detected in any dental element. After scaling and root
planning, the patient was examined again by probing.
The periodontal pockets had decreased to a normal range
and the bleeding after probing had disappeared everywhere
but the palatal site of the upper right central incisor
where a 6-mm pocket was still detected. Thanks
to the 3D exam performed with a small FOV CBCT, a threewall
bone defect was detected in the palatal site. This
defect could not have been detected by two-dimensional
exams because of its palatal position
During the surgical treatment, this defect was clinically
confirmed (Fig. 49.4). Periodontal probing was performed
after a period of time; a follow-up CBCT exam performed
six months after surgery confirmed the healing process of
bone tissues
THE LEARNING PYRAMID
Lecture (5%)
Reading (10%)
Audiovisual (20%)
Demostration (30%)