Anda di halaman 1dari 18

TEORI BELAJAR

BEHAVIORISTIK
SHALLY RAHMAWATY
181050801041
Pendidikan Fisika A
I

PENDAHULUAN
Belajar merupakan hal yang Belajar merupakan sebuah proses
sangat penting dan harus di jalani perubahan tingkah laku Individu.
oleh setiap manusia.

Dalam proses pembelajaran


Dalam hal ini teori pembelajaran juga
diperlukan adanya kesinambungan
sangat membantu mengoptimalkan proses
antar pelaku pembelajaran.
pembelajaran.

Teori Belajar Behavioristik


II

PEMBAHASAN
TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK

Kata Behavioristik memiliki arti “tingkah laku”


Dengan kata lain manusia belajar dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan
memberikan pengalaman – pengalaman belajar.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang


terjadi berdasarkan paradigma S-R (stimulus-
respon)
Ciri-ciri Teori Belajar Behavioristik
Mementingkan pengaruh 1 4 Mengutamakan
lingkungan mekanisme terbentuknya
hasil belajar

Mementingkan bagian- 2 5 Mementingkan sebab-


bagian (elementalistik) sebab di waktu yang lalu,

Mementingkan peranan 3 6 Mementingkan


reaksi. pembentukan kebiasaan
7

dalam pemecahan problem, ciri khasnya “trial and error”


Teori Belajar Classical Conditioning (Ivan P. Pavlov)
Pavlov mengemukakan sebuah teori belajar yang yang menggunakan media berupa neutral
stimulus (rangsangan) agar mendapat respon yang sama seperti pada saat unresponse
conditioning (respon yang didapat tanpa menggunakan media apapun atau terjadi secara
alami).

Palov melakukan eksperimen terhadap anjing dengan memberikan dua stimulus yang
bebeda yaitu daging dan bel dan mengamati respon yang terjadi.

Ada beberapa istilah yang digunakan yaitu dengan keterangan :


1. US (unconditioned stimulus) : Stimulus tidak dikondisikan yaitu stimulus yang langsung
menimbulkan respon, misalnya daging dapat merangsang anjing untuk mengeluarkan air liur.
2. UR (unconditioned respons) : respon tak bersyarat, yaitu respon yang muncul dengan
hadirnya US, misalnya air liur anjing keluar karena anjing melihat daging.
3. CS (conditioning stimulus) : stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak dapat langsung
menimbulkan respon, agar dapat menimbulkan respon perlu dipasangkan dengan US secara
terus menerus agar menimbulkan respon. Misalnya Bunyi bel akan menyebabkan anjing
mengeluarkan air liur jika selalu dipasangkan dengan daging.
4. CR (conditioning respons) : respons bersyarat, yaitu respon yang muncul dengan hadirnya
CS. Misalnya : air liur anjing keluar karena anjing mendengar bel.
Penerapan teori conditioning dalam belajar
Kalau mata pelajaran termasuk CS, sikap guru termasuk US, dan respon siswa termasuk UR atau CR, maka akan
terjadi hal sebagai berikut:

Mata pelajaran Fisika (CS) + guru


Fisika (CS) + guru otoriter (US) →
yang baik (US) → siswa mempunyai
respons siswa negatif (UR). Kalau hal
respon positif (UR), yang berarti
siswa senang pada cara guru
mengajar Fisika dengan baik. Kalau
hal ini dilakukan berkali-kali, maka
akan terjadi:
A B ini dilakukan berkalikali, maka akan
terjadi hal sebagai berikut:

mata pelajaran Fisika (CS) →←


respons siswa terhadap mata
pelajaran Fisika negatif (CR).
mata pelajaran Fisika (CS) →← siswa
mempunyai respon positif terhadap
mata pelajaran Fisika (CR)
Teori Belajar Connectionism (Edward L. Thorndike)
Throndike menyatakan bahwa perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di
lingkungan sehingga menimbulkan respons secara refleks. Stimulus yang terjadi setelah sebuah
perilaku terjadi akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Agar tercapai hubungan antara stimulus dan
respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui percobaan-
percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan ( error ) terlebih dahulu.

 Perilaku ditentukan secara refleks oleh stimulus yang ada di lingkungan dan bukan oleh pikiran yang
tidak sadar.
 Tiga hukum utama dalam proses belajar yaitu :
a. Hukum Latihan (Law of Exercise)
b. Hukum Pengaruh (Law of Effect)
c. Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
 Latihan dapat menguatkan hubungan S – R
 Kekuatan hubungan S – R dipengaruhi oleh tenaga dan lamanya waktu latihan.
 Pengalaman yang memuaskan akan terjadi bila satu unit perantara siap menggerakkan respon
 Apa yang dipelajari terdahulu akan mempengaruhi apa yang dipelajari kemudian
Penerapan teori connectionism dalam belajar

a. b. c.

Guru dalam proses pembelajaran harus Dalam proses pembelajaran, tujuan yang Motivasi dalam belajar tidak begitu
tahu apa yang hendak diberikan kepada akan dicapai harus dirumuskan dengan penting, yang lebih penting ialah adanya
siswa. jelas, masih dalam jangkauan respon-respons yang benar terhadap
kemampuan siswa. stimulus.

d. e. f.

Ulangan yang teratur perlu sebagai Siswa yang sudah belajar dengan baik Situasi belajar dibuat mirip dengan
umpan balik bagi guru, apakah proses segera diarahkan. kehidupan nyata, sehingga terjadi
pembelajaran sudah sesuai dengan transfer dari kelas ke lingkungan luar.
tujuan yang ingin dicapai atau belum.
Operant Conditioning (B. F. Skinner)
Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang
dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan
keinginan Operant conditioning menjamin respon terhadap stimuli.

Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan.Maksudnya adalah
pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
Bentuk-bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk
penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas
tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
Penerapan teori Skinner dalam belajar
Hasil belajar harus segera 1 4 Dalam proses pembelajaran,
diberitahukan kepada siswa, lebih dipentingkan aktivitas
jika salah dibetulkan, jika benar sendiri.
diberi penguat.

Proses belajar harus mengikuti 2 5 Dalam proses pembelajaran, tidak


irama dari yang belajar digunakan hukuman. Untuk ini
lingkungan perlu diubah, untuk
menghindari adanya hukuman.

Materi pelajaran, digunakan 3 6 Tingkah laku yang diinginkan pendidik,


sistem modul diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah
7 diberikan dengan digunakannya jadwal
variable rasio reinforcer.

Dalam pembelajaran, digunakan shaping


Kekuatan dan Kelemahan Behaviorisme
 Behaviorisme melakukan penelitian perilaku berdasarkan yang tampak atau observable
behaviors .
 Teknik terapi perilaku yang efektif secara intensif menggunakan intervensi berbasis
behaviorisme
 Behaviorisme sangat dikenal dengan pandangannya bahwa pembelajar adalah individu yang
pasif yang bertugas hanya memberi respons kepada stimulus yang diberikan .
 Behaviorist mengeneralisis hasil eksperimen terhadap hewan kepada manusia.
III

PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan di dalam psikologi
pendidikan yang didasari keyakinan bahwa siswa dapat dibentuk
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang yang
membentuknya. Teori behavioristik terdiri dari 3 landasan yaitu
classical condition, connectionism, dan operant conditioning.

SARAN
Semoga setelah membaca presentasi ini
pembaca dapat mengetahui, memahami dan
mengimplementasikan berbagai teori belajar
agar tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat tercapai.
IV

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Warsito, Bambang.2006. Teknologi Pembelajaran Landasan & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

H. Baharudin dan Wahyuni, Nur, Esa.2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Fahyuni, Eni Fariyatul & Istikomah. 2016. Psikologi Belajar & Mengajar. Sidoarjo:Nizamia Learning Center.

Nahar, Novi Irwan. Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran. Desember 2016.
Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol.1.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai