Anda di halaman 1dari 59

LEMBAGA KEUANGAN

PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN

Badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan


atau tagihan (claims) dibandingkan aset non finansial atau aset riil
(Dahlan, 2004)

INTERMEDIASI
FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN
KEUANGAN

PENGALIHAN ASET TRANSAKSI

RELOKASI
LIKUIDASI
PENDAPATAN
1
LEMBAGA KEUANGAN

Menurut Kasmir (2005:9) lembaga


keuangan adalah setiap perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan di mana
kegiatannya apakah hanya menghimpun dana
atau hanya menyalurkan dana atau kedua-
duanya menghimpun dan menyalurkan dana.
Menurut Ahmad Rodoni (2007) Lembaga keuangan
(financial institution) merupakan suatu
badan usaha atau institusi yang kekayaannya
terutama dalam bentuk asset-asset keuangan
(financial assets) maupun non-financial
asset atau asset riil.

2
LEMBAGA KEUANGAN

Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 14/1967 yang kemudian diganti dengan


Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan di Indonesia bahwa lembaga
keuangan merupakan badan atau lembaga yang kegiatannya menarik dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat.

Dalam keputusan SK Menkeu RI no. 792 Tahun 1990 dinyatakan bahwa


lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang kegiatannya di bidang
keuangan melakukan penghimpunan dana, penyaluran dana kepada
masyarakat terutama dalam membiayai investasi pembangunan.
Dari pengertian tersebut di atas maka yang bisa dikatakan sebagai lembaga
keuangan adalah suatu badan usaha atau institusi yang memiliki kekayaan
utama dalam bentuk asset-asset baik financial maupun non-fiancial yang
aktivitasnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat terutama dalam membiayai investasi pembangunan.

3
KLASIFIKASI LEMBAGA KEUANGAN

LEMBAGA
KEUANGAN

LEMBAGA KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN


DEPOSITORI NON DEPOSITORI

LEMBAGA LEMBAGA LEMBAGA


BANK BANK BANK KEUANGAN
KEUANGAN KEUANGAN
KONTRAKTUAL INVESTASI LAINNYA

4
Lembaga Keuangan Non Depositori
Dikelompokkan menjadi 3 bagian

Pertama, bersifat kontraktual (contractual


institutions) yaitu menarik dana dari
masyarakat dengan menawarkan dana
untuk memproteksi penabung terhadap
risiko ketidakpastian, misalnya perusahaan
asuransi dan dana pensiun.

5
Lembaga Keuangan Non Depositori

Kedua, lembaga keuangan investasi


(investment institutions) yaitu lembaga
keuangan yang kegiatannya melakukan
investasi di pasar uang dan pasar
modal, misalnya perusahaan efek dan
reksadana.

6
Lembaga Keuangan Non Depositori

ketiga adalah tidak termasuk dalam


kelompok kontraktual dan investasi yaitu
perusahaan modal ventura (venture capital)
dan perusahaan pembiayaan (finance
company,) yang menawarkan jasa
pembiayaan sewa guna usaha (leasing), anjak
piutang (faktoring), pembiayaan konsumen
(consumer company) dan kartu kredit (credit
card)

7
SISTEM KEUANGAN

Pengertian :

• Sistem keuangan merupakan tatanan perekonomian suatu negara yang


mempunyai peran terutama menyediakan jasa-jasa bidang keuangan
oleh lembaga keuangan dan lembaga penunjang lainnya, misalnya
pasar uang dan pasar modal (Dahlan Siamat, 2004)

• Sistem Keuangan merupakan kumpulan pasar, institusi, peraturan-


peraturan, teknik-teknik dimana surat berharga diperdagangkan, tingkat
bunga ditentukan, jasa-jasa keuangan dihasilkan dan ditawarkan
keseluruh bagian dunia(Peter S. Rose, 1997)

8
TUGAS UTAMA
SISTEM KEUANGAN

PEMERINTAH
PERUSAHAAN
PEMERINTAH
PERUSAHAAN PASAR UANG RUMAH TANGGA
RUMAH TANGGA PASAR
MODAL

UNIT
UNIT
SISTEM DEFISIT/
SURPLUS/
KEUANGAN PEMINJAM
PENABUNG
o Beli barang/jasa
o Investasi

Meningkatkan standar
kehidupan masyarakat
FUNGSI
SISTEM KEUANGAN

1. Fungsi Tabungan, menyediakan instrumen tabungan untuk menghimpun


dana masyarakat
2. Fungsi Penyimpanan Kekayaan, menyediakan instrume penyimpan
kekayaan masa kini untuk kebutuhan masa depan tanpa mengurangi nilainya
3. Fungsi Likuiditas, kekayaan yang disimpan melalui sistem keuangan dapat
dicairkan dengan mudah
4. Fungsi Kredit, menyediakan dana kredit untuk membiayai kebutuhan
konsumsi dan investasi
5. Fungsi Pembayaran, menyediakan mekanisme pembayaran atas transaksi
barang/jas
6. Fungsi Risiko, menawarkan proteksi terhadap risiko investasi, kesehatan, dan
jiwa.
7. Penyimpanan Kebijakan, dapat digunakan oleh pemerintah untuk
melakukan kebijakan menstabilkan ekonomi melalui kebijakan moneter

10
METODE TRANSFER DANA DALAM
SISTEM KEUANGAN

1 Pembiayaan Langsung (Direct Finance)

Terjadi jika Penabung (Unit Surplus) bertemu langsung dengan peminjam dana
untuk mempertukarkan dana dengan asset finansial.
Sekuritas Primer
Unit Unit
Defisit Surplus
Arus Dana

Kelemahan:
1. Peminjam dan Pemilik dana harus mempunyai keinginan yang sama (jumlah dana
& jangka waktu peminjaman).
2. Biaya informasi untuk saling bertemu dan negosiasi.
3. Peminjam harus menghubungi banyak unit surplus untuk menawarkan surat
utangnya.
4. Surat bukti utang sangat beresiko.

11
2 Pembiayaan Semi Langsung

Proses pertukaran uang terjadi antara Unit Surplus dan Unit Defisit dilakukan melalui
jasa intermediasi keuangan sebagai pihak ketiga (dealer, broker, investment bank)
Sekuritas Primer Sekuritas Sekunder

• Lembaga Intermediasi
Unit Keuangan. Unit
Defisit  Perusahaan Efek Surplus
 Pasar Modal & Pasar
Uang
Arus Dana Arus Dana

PERBEDAAN BROKER DAN DEALER :

Broker : individu atau lembaga keuangan yang mempertemukan pembeli dan


penjual SB dan tidak mengambil resiko apapun

Dealer : individu atau lembaga keuangan yang membeli surat-surat berharga


untuk kemudian menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi
3 Pembiayaan Tidak Langsung

Proses pemindahan dana dari Unit Surplus ke Unit Defisit melalui jasa lembaga
intermediasi keuangan dengan menawarkan berbagai alternatif produk dan jasa
keuangan
Sekuritas Primer Sekuritas Sekunder
• Lembaga Intermediasi
Unit Keuangan Unit
Defisit • Bank-bank Surplus
• Persh. Asuransi
Arus Dana • Dana Pensiun Arus Dana
• Persh. Efek
• Reksadana
1. Intermediasi DOMINASI :
Lembaga Intermediasi menghimpun dana dalam
jumlah kecil-kecil dan kemudian menyalurkannya
berupa kredit dalam jumlah besar.

2. Intermediasi RESIKO :
Lembaga intermediasi akan menanggung resiko
tidak dibayarnya kredit oleh debitur.

3. Intermediasi JATUH TEMPO :


JENIS-JENIS Lembaga intermediasi menerima simpanan dan
INTERMEDIASI penabung dalam jangka pendek, kemudian
KEUANGAN memberikan pinjaman dalam jangka waktu lebih
panjang.

4. Intermediasi INFORMASI :
Lembaga intermediasi menyediakan informasi
yang relevan dengan kondisi pasar & peluang-
peluangnya.

5. Intermediasi MATA UANG :


Lembaga intermediasi menerima dana pada
berbagai jenis mata uang dan menyalurkannya
dalam berbagai jenis mata uang.
OJK
( OTORITAS JASAKEUANGAN)

15
16
OJK ( OTORITAS JASAKEUANGAN)

17
Latar Belakang Pendirian OJK
1. Rationale pendirian OJK (dulu Lembaga Pengawas Jasa Keuangan – LPJK
vide UU BI 23/99):

• Sebelumnya (pre crisis 1997-1998) pengawasan bank oleh Bank


Indonesia dipandang gagal;
• Keingingan untuk integrasi pengawasan sektor keuangan dalam satu
atap karena meningkatnya financial conglomeration di Indonesia
2. Keinginan untuk memurnikan fungsi kebanksentralan: BI “murni” sebagai
penjaga stabilitas moneter. Dulu, fungsi pengawasan bank dan moneter
yang bersatu di bawah bank sentral dianggap “conflicting”
3. Amanat UU BI dipandang Pemerintah “sulit” untuk diamandemen, khususnya
terkait pasal pengalihan fungsi pengawasan bank dari BI ke OJK;

18
TUGAS BANK INDONESIA SETELAH ADANYA OJK

19
Latar Belakang Pendirian OJK

20
Pengawasan terpisah vs dibawah bank sentral
Pengawas Perbankan Pengawas Perbankan – Asia 2012
Dunia (%) - 2011 8%

18.2

92% OJK
88.8 OJK
Bank Sentral
Bank Sentral

 Pengawasan bank lebih banyak di bawah kewenangan bank sentral


 Argumen/rationale:
 Bank sebagai transmisi kebijakan moneter dan peran bank sentral sebagai
lender of last resort dan penyedia liquidity backstop
 Peran bank dalam sistem pembayaran dan setelmen
 Peran bank sentral sebagai penjaga stabilitas sistem keuangan/macro-
prudential regulator
21
Perbankan: pra vs pasca krisis

Key Indicators 1998 2011


CAR 4.6% 17.1%
Non Performing 46.2% 2.7%
Loans
ROA NA 3.1%

 Perbankan sudah jauh lebih baik – dari sisi keuangan dan tata kelola
 Sistem keuangan lebih stabil – Indonesia terinsulasi dari krisis global
 Insiden krisis perbankan: praktis tidak ada
 Mengarah kepada penguatan rejim customer protection
 Peningkatan kepatuhan terhadap standar internasional (FSAP, adopsi
Basel II dan III)
 Keanggotaan langsung Indonesia di standard setter (FSB, BCBS)

22
Agenda
• Model Lembaga Pengawas Sektor
1. Keuangan
• Pembentukan Otoritas Jasa
2. Keuangan
3. • Manajemen Krisis

4 • Lembaga Keuangan di Indonesia

5 • Mekanisme Pengaduan
• Perkembangan Pasar Modal dan
6 Industri Keuangan Non Bank (IKNB)
23
Model Lembaga Pengawas Sektor Keuangan

Sektor keuangan merupakan ”pusat”


dari sistem dalam sebuah
perekonomian. Kegagalan sektor
keuangan dapat melemahkan
kinerja seluruh sistem dalam
perekonomian
(Joseph Stiglitz, 1994)

24
Pembentukan OJK
Latar Belakang Pendirian OJK UU No 21 tahun 2011

Perkembangan Permasalahan Amanat


Sistem di Sektor Undang-
Keuangan Keuangan Undang
Konglomerasi UU Bank
bisnis Moral hazard
Indonesia
mengamanatkan
Hybrid products Perlindungan pembentukan
konsumen lembaga
pengawasan
Regulatory Koordinasi sektor jasa
arbitrage lintas keuangan
sektoral

Perlu penataan kembali lembaga-lembaga yang melaksanakan


fungsi pengaturan dan pengawasan di industri jasa keuangan
25
26
26
Pembentukan OJK
Tujuan OJK

1 2 3
mendorong kegiatan mewujudkan
sektor jasa
melindungi
sistem keuangan kepentingan
keuangan agar
terselenggara yang tumbuh konsumen &
secara teratur, adil, secara masyarakat
transparan & berkelanjutan &
akuntabel stabil

27
Pembentukan OJK
Tugas OJK
REGULATOR & PENGAWAS
LEMBAGA JASA KEUANGAN
YANG TERINTEGRASI

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)


pengaturan dan pengawasan

Perbankan Pasar Modal IKNB


 Bank Umum,  Perusahaan  Perasuransian,
 Bank Syariah, Sekuritas  Dana Pensiun,
 BPR / BPRS  Manajer  Lembaga
Investasi Pembiayaan,
31 Des 2013  LJK Lainnya

28
I. Cakupan Tugas Pengaturan dan Pengawasan OJK

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan


pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan
di sektor :
a. Perbankan;
b.Pasar Modal; dan
c. Sektor Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan lainnya.

29 29
II. Pengaturan dan Pengawasan di Sektor Perbankan
Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor Perbankan, OJK
mempunyai wewenang:
a. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi, antara
lain:
1. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, merger, konsolidasi
dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan
2. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk
hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;

b. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:


1. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, dan permodalan;
2. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
3. Sistem informasi debitur;
4. Pengujian kredit (credit testing); dan
5. Standar akuntansi bank.

30 30
II. Pengaturan dan Pengawasan di Sektor Perbankan
(cont’d)
c. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian
bank, meliputi:
1. Manajemen risiko
2. Tata kelola bank;
3. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
4. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan
perbankan.
d. Pemeriksaan bank

31 31
III. Wewenang terkait dengan Tugas Pengaturan
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang menetapkan:
a. Peraturan pelaksanaaan Undang-undang OJK;
b. Peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
c. Peraturan dan keputusan OJK;
d. Peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
e. Kebijakan mengenai Pelaksanaan tugas OJK;
f. Peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga
Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
g. Peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa
Keuangan;
h. Struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i. Peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

32 32
IV. Wewenang terkait dengan Tugas Pengawasan
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan;
b. Mengawasi pelaksaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala
Eksekutif;
c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan
tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang
kegiatan jasa keuangan;
d. Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak
tertentu;
e. Melakukan penunjukan pengelola statuter;
f. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g. Menetapkan sanksi administratif terhadap bank yang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
h. Memberikan dan/atau mencabut izin usaha maupun penetapan lainnya

33 33
IV. Koordinasi dan Kerjasama
1. Dalam melaksanakan tugasnya, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam
membuat peraturan pengawasan di bidang Perbankan, antara lain:
a. Kewajiban pemenuhan modal minimum bank;
b. Sistem informasi perbankan yang terpadu;
c. Kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing,
dan pinjaman komersial luar negeri;
d. Produk perbankan, transaksi derivatif, kegiatan usaha bank lainnya;
e. Penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important banks;
dan
f. Data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.

2. OJK, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan wajib membangun dan
memelihara sarana pertukaran informasi secara terintegrasi.

34 34
35
35
7
Pembentukan OJK
Financial Intermediaries Untuk menuju stabilitas sistem
keuangan, dilakukan
Non-
Bank
Bank pengaturan dan pengawasan
Surplus Units Deficit Units berdasarkan prinsip kehati-
 Penabung Pasar  Peminjam
hatian dan secara simultan
Pasar
 Investor Uang Modal  Pengusaha dilakukan perlindungan
 Pengirim Dana  Penerima Dana
konsumen jasa keuangan dan
Financial Markets
market conduct.
STABILITAS SISTEM KEUANGAN

Macro Prudential oleh BI Micro Prudential oleh OJK

Market Fokus pada market


Fokus pada kesehatan & Prudential Conduct & conduct & melindungi
keamanan lembaga Regulation Consumer kosumen dari informasi
keuangan secara Protection yang tidak lengkap &
individual praktek yang tidak fair

36
Pembentukan OJK
Governance OJK
Ketua

Anggota (Kepala Wakil (Ketua


Eksekutif Pengawas Komite Etik)
Perbankan)

DK OJK
• Bersifat kolektif dan
Kepala Eksekutif Anggota (Kepala
kolegial
Eksekutif Pengawas Anggota (Ex
• memimpin pelaksanaan tugas Pasar Modal) • Memiliki hak suara yang Officio BI)
pengawasan Perbankan/ sama
Pasar Modal/IKNB (a.l • melaksanakan tugas
pemeriksaan, penyidikan, pengaturan
Anggota (Kepala Anggota (Ex
perintah tertulis, pengelola Eksekutif
• Mengawasi pelaksanaan Officio
Pengawas IKNB) tugas Kepala eksekutif Kemenkeu)
statuter, mengenakan sanksi,
memberi /mencabut izin)
• melaporkan pelaksanaan Anggota (Bid.
Edukasi & Anggota (Ketua
tugasnya kepada Dewan Perlindungan Dewan Audit)
Komisioner Konsumen)

37
Pembentukan OJK
Visi dan Misi OJK

“Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya,


melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu
mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian
nasional yang berdaya saing global dan dapat memajukan
kesejahteraan umum.”

“Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa


keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; serta
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.”

38
Pembentukan OJK
Proses Transisi
Pengawasan Perbankan masih berada di BI

2015
Pengaturan dan
31 Des 2013 Pengawasan
LKM
Pengaturan dan
Pengawasan
Perbankan
31 Des 2012 beralih ke OJK
Pengaturan dan
Pengawasan Catatan:
Pasar Modal &
IKNB beralih ke • Transisi dari BI dan Bapepam-LK
OJK ke OJK meliputi transisi
22 Nov 2011 kewenangan, SDM, dokumen dan
UU OJK disahkan penggunaan kekayaan
(Masa Transisi) • Selama masa transisi, BI dan
Bapepam LK tetap
Pengawasan Pasar Modal dan IKNB melaksanakan kewenangannnya
masih berada di Bapepam-LK

39
Pembentukan OJK
Proses Transisi

Tahap Ketiga
- Leading integrated
regulator• Credit:
Tahap Kedua • Commercial
- Peran strategis
• Retail di level
- Transformasi regional dan• Cross-border
organisasi • Counterparty
internasional
• Liquidity:
- Integrasi regulasi • IDR

Tahap Awal dan pengawasan LK • USD


• FX
- Mengelola - LK yang lebih • Equity
masa transisi tangguh dan • Price
• Interest Rate
secara efektif kontributif
- Meletakkan
fondasi
organisasi
40
Manajemen Krisis

Meningkatkan
2008

Koordinasi antar Institusi


Speed
Pengalaman Krisis

Accuracy
-

Peningkatan Efektivitas
Manajemen Krisis
Flexibility
1997/1998

Melanjutkan Koordinasi Endurance


Penyiapan dan
Implementasi Kebijakan
Makroprudensial

41
Pilar Jaring Pengaman Sistem Keuangan: Kemkeu, BI, OJK, LPS dan FSSK
KONDISI
KRISIS
PRESIDEN DPR

Keputusan Pencegahan Rekomendasi Pencegahan


& Penanganan Krisis & Penanganan Krisis

Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK)

KONDISI
NORMAL

BI pertukaran OJK pertukaran LPS KEMKEU


Informasi Informasi

•Moneter
• Sistem Pembayaran •Perbankan •Program Penjaminan • Bendahara Negara
•Kebijakan • Pasar Modal •Penyelesaian & • Otoritas Fiskal
• IKNB Penanganan Bank Gagal
Macroprudential
Lembaga Keuangan di Indonesia

• Bank • Asuransi • Emiten • Koperasi


Institusi Keuangan Non Bank
Bank

Lembaga Keuangan Mikro


Pasar Modal
Umum • Perusaha • Perusahaan • BMT
an Efek
• Bank Pembiaya • Manajer
Perkred an Investasi
itan • Lembaga/
• Dana Profesi
Rakyat Pensiun
• Bank
Syariah

43
43
KONDISI PERBANKAN TAHUN 2014
KONDISI LEMBAGA KEU SYARIAH TAHUN
2014
PASAR MODAL SYARIAH TAHUN 2014
PERBANKAN
SYARIAH
TAHUN 2014
IKNB TAHUN 2014
INDUSTRI PERBANKAN TAHUN 2014
Kinerja BPR tahun 2014
Reksa Dana Tahun 2014
Indikator Industri
Asuransi
Tahun 2014
Industri Perasuransian Tahun 2014
Dana Pensiun Tahun 2014
Modal Ventura 2014
Perusahaan Penunjang Perasuransian 2014
ASURANSI SYARIAH 2014
Tugas
Up date informasi kinerja
Lembaga keuangan bank dan
non bank versi OJK
Tahun 2015
Terima Kasih….

Anda mungkin juga menyukai