Anda di halaman 1dari 13

Tujuan • Memberikan pengetahuan tentang teknologi beton

pratekan.
• Memberikan kemampuan analisis dan perancangan
struktur beton pratekan

Materi
1. Teknologi pratekan, studi kekuatan, perilaku dan desain
elemen pada struktur beton pratekan, kehilangan gaya
pratekan,
2. Analisis tampang untuk tegangan-tegan gan akibat
sistem pratekan, akibat beban, momen retak, momen
balans, daerah aman dari tendon, angker blok, bentuk
penampang (boks, I, T, dan persegi), geseran, lendutan,
dan tata letak kabel,
3. Metode desain dengan penekanan pada masalah
koordiansi antara desain dengan teknik pelaksanaan
pemberian prategang/pratekan pada konstruksi
Pustaka
1. Anonim, 1991, SKSNI T-15-1991, Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung,
Jakarta, DPU.
2. Design of Prestressed Concrete Structures, 3rd ed.,
John Wiley and Sons.
3. Lin, T.Y., Burns, N.H., 198. Design of Prestressed
Concrete Structures, 3rd ed., John Wiley and Sons.
4. Lin, T.Y., Burns, N.H.,1988. Desain Struktur Beton
Prategang, Jakarta, Jilid 1 dan 2, Erlangga.
5. Krishna Raju N., 1986. Beton Pratekan, Jakarta,
Erlangga.
6. Ramanarutham, S., Design Reinforced Concrete
Structures.
7. Naaman, A.E. Prestressed Cocrete Analisys and
Design, Fundamentals, New York, McGraw Hill.
8. Winami H.Ir. Struktur Beton Prategang, Bandung, Nova
BETON PRATEKAN
Beton Pratekan (prestressed concrete) adalah balutan beton
dikelilingi kabel baja, yang ditarik dengan dongkrak hidraulis. Setelah
beton mengeras dongkrak Tinggi
dilepas. Balokkabel menekan beton
Sehingga
t
pada kedua ujungnya. Tegangan awal adalah h = 1/20 – 1/25
suatu L
tegangan yang
bekerja sekalipun tidak ada beban yang diterima oleh kontruksi

h tb

----------
BETON PRATEKAN
Keuntungan dan Kerugian Beton Prategang
Keuntungan Beton Prategang
• Keadaan bebas retak mencegah terjadinya
Tinggi korosi
Balokpada tulangan
baja. t
h = 1/20
• Mengurangi kecenderungan terjadinya retak-retak – 1/25 L
miring.
• Komponen struktur memiliki kekakuan yang lebih kaku,
sehingga elemen struktur dapat dibuat lebih langsing.
• Penggunaan tendon yang melengkung menimbulkan komponen
gaya vertikal yang membantu memikul geser.
h tb Tebal flens
Kerugian Beton Prategang t = 0,1 h
• Penggunaan bahan-bahan bermutuTebal tinggi Badan
mengakibatkan harga
satuan pekerjaan menjadi tinggi.
• Pekerjaan struktur beton tb =ketelitian
prategang menuntut 0,3 h kerja
t
yang lebih tinggi dan pengawasan yang lebih ketat.

----------
BETON PRATEKAN
Struktur beton Pratekan diklasifikasikan dengan berbagai
cara, tergantung dari bagaimana desain dan konstruksi,
yaitu antara lain: t Tinggi Balok
h = 1/20 – 1/25 L
Sistem Pratarik (Pre-tensioning) Angkur
Tendon F
F
Sistem Pratarik (pre-tensioning) adalah system Stage 1
pemberian gaya Pratekan dengan cara menarik
Tebal flens
tendon
h sebelum beton
tb dicor, tendon-tendon itu a. Tendon ditarik sebesar gaya F, kemudian diangkur

harus diangkur sementara pada abutment atau t = 0,1 h


Balok
lantai penahan pada waktu ditarik dan gaya Stage 2
F
Tebal Badan F

Pratekan dialihkan ke beton setelah beton


tersebut mengeras. Cara ini diterapkan pada tb = 0,3 h
b. Balok dicor sampai mengeras, lalu gaya F dilepas
t
pabrik beton pracetak atau labolatorium di Balok
mana terdapat lantai penahan tarikan yang Stage 3 F F
tetap, juga dipakai dilapangan yang dinding
penahan dapat dibuat secara ekonomis. ( T. Y. Lin, c. Angkur dilepas
hal. 26 )

---------- Sistem Pre Tensioning


Tendon
Sistem Pasca Tarik (Post Tensioning)
Sistem pasca tarik adalah suatu
Stage 1
Tinggi Balok
sistem Pratekan di mana kabel ditarik
t
a. Beton dicor sampai mengeras h = 1/20
setelah – 1/25
beton L
mengeras, tendon-
Tendon
F F tendon diangkurkan pada beton
Stage 2 tersebut segera setelah gaya
b. Tendon ditarik sebesar gaya F
Pratekan diberikan. Cara ini dapat
h tb Tendon Tebal dipakai
flens pada elemen-elemen baik
F beton pracetak maupun beton yang
Stage 3 F
t = 0,1 h
dicetak ditempat. Metode ini biasanya
c. Angkur dilepas
Tebaldipakai
Badan pada jembatan dan struktur
tb = yang
berat 0,3 hpelaksanaannya dituang
t
Sistem Post Tensioing langsung di tempat. (T. Y. Lin end Burns, hal.
26)

----------
BETON PRATEKAN

Perbandingan Sifat dan Perilaku Material antara Beton Bertulang dengan Beton Prategang

No. Perbedaan Beton Tinggi


PrategangBalok Beton Bertulang
t
1. Kuat Tarik h = 1/20
Tegangan permanen diberikan sebelum – 1/25
seluruh Dapat L
diabaikan
beban mati dan hidup bekerja, supaya tegangan
tarik netto yang ditimbulkan oleh beban-beban
tersebut dapat dikurangi.
h2. tb
Tulangan Baja
Tebal flens
Baja yang dibutuhkan untuk menghasilkan Tidak memberikan gaya dari
t = 0,1 h
gaya prategang secara aktif memberi beban dirinya pada komponen struktur
awal pada komponenTebal Badan
struktur, sehingga tersebut.
t
b = 0,3retak
memungkinkan terjadinya pemulihan h
t
dan defleksi

----------
Produk Beton Prategang

Tinggi Balok
t
h = 1/20 – 1/25 L

h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t

----------
Produk Beton Prategang

h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t

----------
Cetakan Beton Prategang

h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
Dudukan rel tb = 0,3 h
t

Sheet Pile

----------
Perbandingan Tegangan-Regangan antara Beton
Bertulang dengan Beton Prategang

h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t

Sheet Pile

----------
Beton Pratekan

Penampang Beton
h tb
Prategang dengan Tebal flens
Tendon Parabola
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t

Bentuk Penampang

----------
Balok Prategang
BETON PRATEKAN
Perencanaan Dimesi Balok Pratekan
b
Tinggi Balok
t
h = 1/20 – 1/25 L
Lebar Atas
ba = 0,7 h
h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t

----------

Anda mungkin juga menyukai