Praatekan TH 2019
Praatekan TH 2019
pratekan.
• Memberikan kemampuan analisis dan perancangan
struktur beton pratekan
Materi
1. Teknologi pratekan, studi kekuatan, perilaku dan desain
elemen pada struktur beton pratekan, kehilangan gaya
pratekan,
2. Analisis tampang untuk tegangan-tegan gan akibat
sistem pratekan, akibat beban, momen retak, momen
balans, daerah aman dari tendon, angker blok, bentuk
penampang (boks, I, T, dan persegi), geseran, lendutan,
dan tata letak kabel,
3. Metode desain dengan penekanan pada masalah
koordiansi antara desain dengan teknik pelaksanaan
pemberian prategang/pratekan pada konstruksi
Pustaka
1. Anonim, 1991, SKSNI T-15-1991, Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung,
Jakarta, DPU.
2. Design of Prestressed Concrete Structures, 3rd ed.,
John Wiley and Sons.
3. Lin, T.Y., Burns, N.H., 198. Design of Prestressed
Concrete Structures, 3rd ed., John Wiley and Sons.
4. Lin, T.Y., Burns, N.H.,1988. Desain Struktur Beton
Prategang, Jakarta, Jilid 1 dan 2, Erlangga.
5. Krishna Raju N., 1986. Beton Pratekan, Jakarta,
Erlangga.
6. Ramanarutham, S., Design Reinforced Concrete
Structures.
7. Naaman, A.E. Prestressed Cocrete Analisys and
Design, Fundamentals, New York, McGraw Hill.
8. Winami H.Ir. Struktur Beton Prategang, Bandung, Nova
BETON PRATEKAN
Beton Pratekan (prestressed concrete) adalah balutan beton
dikelilingi kabel baja, yang ditarik dengan dongkrak hidraulis. Setelah
beton mengeras dongkrak Tinggi
dilepas. Balokkabel menekan beton
Sehingga
t
pada kedua ujungnya. Tegangan awal adalah h = 1/20 – 1/25
suatu L
tegangan yang
bekerja sekalipun tidak ada beban yang diterima oleh kontruksi
h tb
----------
BETON PRATEKAN
Keuntungan dan Kerugian Beton Prategang
Keuntungan Beton Prategang
• Keadaan bebas retak mencegah terjadinya
Tinggi korosi
Balokpada tulangan
baja. t
h = 1/20
• Mengurangi kecenderungan terjadinya retak-retak – 1/25 L
miring.
• Komponen struktur memiliki kekakuan yang lebih kaku,
sehingga elemen struktur dapat dibuat lebih langsing.
• Penggunaan tendon yang melengkung menimbulkan komponen
gaya vertikal yang membantu memikul geser.
h tb Tebal flens
Kerugian Beton Prategang t = 0,1 h
• Penggunaan bahan-bahan bermutuTebal tinggi Badan
mengakibatkan harga
satuan pekerjaan menjadi tinggi.
• Pekerjaan struktur beton tb =ketelitian
prategang menuntut 0,3 h kerja
t
yang lebih tinggi dan pengawasan yang lebih ketat.
----------
BETON PRATEKAN
Struktur beton Pratekan diklasifikasikan dengan berbagai
cara, tergantung dari bagaimana desain dan konstruksi,
yaitu antara lain: t Tinggi Balok
h = 1/20 – 1/25 L
Sistem Pratarik (Pre-tensioning) Angkur
Tendon F
F
Sistem Pratarik (pre-tensioning) adalah system Stage 1
pemberian gaya Pratekan dengan cara menarik
Tebal flens
tendon
h sebelum beton
tb dicor, tendon-tendon itu a. Tendon ditarik sebesar gaya F, kemudian diangkur
----------
BETON PRATEKAN
Perbandingan Sifat dan Perilaku Material antara Beton Bertulang dengan Beton Prategang
----------
Produk Beton Prategang
Tinggi Balok
t
h = 1/20 – 1/25 L
h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t
----------
Produk Beton Prategang
h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t
----------
Cetakan Beton Prategang
h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
Dudukan rel tb = 0,3 h
t
Sheet Pile
----------
Perbandingan Tegangan-Regangan antara Beton
Bertulang dengan Beton Prategang
h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t
Sheet Pile
----------
Beton Pratekan
Penampang Beton
h tb
Prategang dengan Tebal flens
Tendon Parabola
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t
Bentuk Penampang
----------
Balok Prategang
BETON PRATEKAN
Perencanaan Dimesi Balok Pratekan
b
Tinggi Balok
t
h = 1/20 – 1/25 L
Lebar Atas
ba = 0,7 h
h tb Tebal flens
t = 0,1 h
Tebal Badan
tb = 0,3 h
t
----------